Vous êtes sur la page 1sur 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/303941582

Proses-Proses Berbasis Membran di Industri Susu

Article · June 2016

CITATIONS READS

0 1,937

1 author:

Vicky Wijaya
Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Vicky Wijaya on 14 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Proses-Proses Berbasis Membran di Industri Susu

Vicky Wijaya

Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesha Nomor 10, Bandung, Indonesia


vickywijaya@students.itb.ac.id

Abstrak
Penerapan teknologi membran pada industri susu meliputi ultrafiltrasi, mikrofiltrasi, reverse osmosis, nanofiltrasi dan diafiltrasi
dengan memanfaatkan prinsip gaya dorong tekan. Teknologi tersebut digunakan pada produksi susu, keju, dan protein whey. Pada
pengolahan susu, membran digunakan untuk memisahkan 99,7% bakteri dan spora pada susu menggunakan mikrofiltrasi dengan
pori 0.6-0.7µm. Teknologi yang digunakan adalah Bactocatch. Selain itu, membran dimanfaatkan untuk mengkonsentrasikan susu
dengan kandungan 50-85% Milk Protein Concentrates (MPC), melakukan fraksinasi kasein dengan menjaga pH pada 4.2-4.6 , dan
mengontrol jumlah kalsium pada susu melalui proses dekalsinasi. Pada pembuatan keju, membran digunakan untuk
mengkonsentrasikan susu keju melalui ultrafiltrasi, mengontrol rasio α-kasein dan β-kasein melalui mikrofiltrasi, dan mencegah
pertumbuhan bakteri atau spora pada pembuatan keju. Pada pengolahan protein whey, membran digunakan untuk mengurangi
kandungan lemak pada whey melalui beberapa metode antara lain, termoklasik lipoprotein, UF retentate whey pada pH 7,5 dan
suhu 55oC, serta sentrifugasi. Melalui proses tersebut , protein whey akan terkonsentratkan dan kandungan lemak seperti laktosa
akan terpisahkan. Membran juga dimanfaatkan untuk fraksinasi kandungan protein whey α-lactalbumin dan β-lactoglobulin. Pada
fraksinasi ini, 83% β-lactoglobulin berhasil diisolasi sehingga kemurnian protein mencapai 99%. Demineralisasi protein whey
memanfaatkan nanofiltrasi sehingga ion organik, laktosa, dan mineral yang tidak dibutuhkan dapat dipisahkan dari protein whey.
Keuntungan penerapan teknologi membran pada industri susu antara lain: meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses serta
konsentrasi produk, produk lebih tahan lama, kandungan nutrisi maksimal, dan mineral-mineral yang terpisahkan dapat diolah
kembali menjadi produk berdaya jual tinggi.

Kata kunci: membran, susu, keju, protein whey

1. Pendahuluan dan mineral koloid. Permeat mengandung air, mineral


Teknologi pemisahan membran merupakan proses terlarut, non-protein nitrogen, dan vitamin terlarut.
pemisahan berdasarkan retentat—jenis dan kandungan Nanofiltrasi memisahkan partikel dengan berat molekul
umpan membran—yang ingin dipisahkan. Retentat dan pada rentang 300-1000 Da. NF dapat memisahkan ion
jenis pemisahan akan menentukan karakterisasi dengan tekanan yang lebih rendah dari RO. NF
membran yang akan digunakan. Teknologi membran dipengaruhi oleh perpindahan massa, difusi melalui pori-
menggunakan lapisan semipermeable dengan ukuran pori membran , dan kemampuan membran dalam
mikro hingga nano dalam menghasilkan permeat—hasil menahan zat seperti laktosa. Membran RO
penyaringan dengan konsentrasi yang lebih tinggi pada terkarakterisasi oleh berat molekul 100kDa dan proses
membran—yang dikehendaki. Penerapan teknologi dengan tekanan 5-10 kali UF. Pengaplikasian RO di
membran dalam industri dapat meningkatkan kualitas industri susu adalah mengkonsentrasikan susu dan
dan nilai jual pada produk, salah satunya pada industri protein whey serta memisahkan mineral-mineral ion.
susu. Pada penerapannya di industri susu, membran Mikrofiltrasi menggunakan membran dengan pori 0,2-2
digunakan pada proses produksi susu, keju, dan protein µm dan secara selektif dapat memisahkan partikel
whey. Penerapan tersebut mengkombinasikan cara dengan berat molekul > 200 kDa. MF menggunakan
konvensional dan teknologi modern sehingga dapat tekanan yang lebih rendah dan fluks lebih besar
mengingkatkan efisiensi dan efektivitas proses. dibanding UF. Pada pengaplikasiannya di industri susu
Proses membran biasanya memisahkan cairan biasanya digunakan pada pemisahan bakteri. Diafiltrasi
dengan komposisi berbeda. Pemisahan pada membran untuk meningkatkan persen perolehan kembali larutan
didasarkan pada selektivitas dan permeabilitas membran hasil UF atau MF. Prosesnya terdiri dari pelarutan
terhadap karakteristik umpan yang dipisahkan[1]. Jenis konsentrat, biasanya menggunakan air, dan melanjutkan
penerapan membran yang digunakan pada industri susu proses pemisahan hingga tingkat pemisahan yang
didasarkan pada prinsip gaya dorong tekan. Prinsip ini diinginkan tercapai.
menggunakan tekanan hidrostatik untuk mendorong Penerapan membran di industri pengolahan susu
cairan umpan agar dapat menembus lapisan membran. cukup lama diaplikasikan mulai dari proses sederhana
Penerapan pada prinsip gaya dorong tekan dibagi hingga berkembang pada proses modern. Penerapan ini
menjadi lima yaitu ultrafiltrasi (UF) , nanofiltrasi (NF), didasarkan pada permasalahan yang sering dihadapi
reverse osmosis (RO), mikrofiltrasi (MF) , dan diafiltrasi industri pengolahan susu seperti cepatnya laju
(DF)[2]. Ultrafiltrasi menggunakan mebran dengan berat pembusukan, kandungan protein whey yang sedikit,
molekul 1-200 kDa dan ukuran pori 0,01µm dengan rendahnya kemurnian susu, efisiensi dan efektivitas
tekanan <1000kPa. Pada pengaplikasiannya di industri proses yang kurang ekonomis, dan lainnya. Penerapan
susu, UF menghasilkan retentat berisi protein, lemak, membran dapat dioptimalkan di masa depan dengan
1
mengetahui mekanisme proses dan kinerja setiap jenis peningkatan atau penurunan konsentrasi protein dalam
proses berbasis membran. Hal ini diharapkan dapat susu tanpa melakukan penambahan susu bubuk, kasein,
meningkatkat nilai tambah pada produk industri dan protein whey. Susu skim dan 1% susu dengan
pengolahan susu. Tulisan ini akan membahas penerapan peningkatan protein memiliki viskositas yang lebih
teknologi berbasis membran pada industri susu untuk tinggi dan berwarna putih. Aplikasi UF yang lain adalah
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses serta nilai standardisasi protein dan padatan pada susu untuk
jual produk dan limbah. keperluan fermentasi seperti pembuatan yoghurt, keju,
dan lainnya [6]. Kualitas hasil UF mempermudah quality
2. Aplikasi Membran pada Proses Pengolahan control pada konsistensi produk, proses lanjut, dan
Susu tingkat sineresis. Untuk mendapatkan hasil yang
2.1 Pemisahan Bakteri dan Spora maksimal perlu diperhatikan pemilihan starter cultures
Metode konvensional pemisahan mikroba pada yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi fermentasi
susu, whey , dan garam keju adalah pemanasan. Metode pada ultrafiltrasi.
ini mengakibatkan denaturasi protein dan lemak. Metode
membran digunakan untuk menghindari proses
denaturasi dan meningkatkan kualitas produk. Proses
membran yang digunakan untuk pemisahan mikroba
adalah mikrofiltrasi. Keuntungan dari proses ini adalah
tidak berubahnya sifat kimia dan organoleptik pada susu
[3]. Penelitian tentang pemisahan bakteri dari susu
dengan 3.9% lemak menyarankan pemisahan lemak
dilakukan sebelum proses MF untuk meningkatkan
faktor konsentrasi. Ukurusan pori ideal pada proses ini
adalah 0.6-0.7 µm . Teknologi yang sama dapat
digunakan untuk pengolahan garam keju. Mikrofiltrasi
digunakan dengan mengimplementasikan uniform
transmembrane pressure (UTMP) yang dapat
memisahkan 99.7% bakteri dari susu dan garam keju [4].
Proses pemisahan mikroba dari susu dikenalkan
pertama kali oleh Alfa Laval dan dipasarkan oleh Tetra
Pak dengan nama Tetra Alcross Bactocatch. Pada proses
ini, susu mentah akan dipisahkan mejadi susu skim dan
krim (lihat gambar 1). Susu skim akan dimikrofiltrasi
menggunakan membran keramik dengan pori 1,4 µm
pada tekanan transmembran konstan. Hasilnya adalah
retentat—umpan yang tidak lolos lapisan —
mengandung banyak mikroba, dan konsentrasi mikroba
pada permeat—hasil pemisahan—kurang dari 0,5%.
Retentat kemudian dicampur dengan krim dan dilakukan
pemisahan mikroba dengan cara konvensional. Gambar 1. Skema bactocatch yang dikembangkan oleh
Campuran retentat dipanaskan pada suhu 130oC untuk Alfa Laval [4]
4s. Setelah proses pemanasan, mikroba pada retentat
akan berkurang kemudian dilanjutkan proses Permeat perolehan konsentrat protein susu
pasteurisasi bersama permeat. Proses ini berhasil diperoleh dari proses membran (gambar 2) mengalami
memisahkan 99.8%-99% mikroba pada susu sehingga peningkatan. MF dan atau UF digunakan untuk
proses pembusukan akan terhambat [5]. mendapatkan milk protein concentrates (MPC) dan milk
Hasil dari proses MF di pemisahan mikroba protein (MP) sebesr 50-95% atau bahkan lebih. Produk
menunjukkan tidak adanya perubahan sifat fisika, kimia, ini biasanya digunakan untuk zat aditif makanan. Proses
dan organoleptik. Pada pemanasan retentat ultrafiltrasi yang dikombinasikan dengan MF dan DF
memungkinkan terjadinya denaturasi protein whey. (diafiltrasi) dengan kondisi pH, temperatur, dan kondisi
Tingkat denaturasi ini bergantung pada faktor filtrasi yang tepat akan memungkinkan produksi MPC
konsentrasi dan kondisi temperatur. Perubahan yang dengan kuantitas yang diinginkan dan spesifik pad
disebabkan denaturasi ini sangat kecil dibanding jumlah makanan tertentu [7]. Faktor-faktor tersebut harus
permeat yang didapatkan melalui mikorfiltrasi sehingga dikendalikan agar MPC dan MP yang didapatkan sesuai
pada proses mixing, karakteristik hasil permeat lebih dengan keinginan dan denaturasi protein whey sangat
mendominasi. kecil.
2.2 Standardisasi susu dan konsentrat protein susu
Standardisasi pada susu dilakukan menggunakan
ultrafiltrasi (UF) . Proses ini memungkinkan adanya
2
2.3 Fraksinasi Kasein dan Proses Dekalsinasi sesuai dengan kadar kalsium yang telah ditentukan.
Aplikasi proses membran pada fraksinasi kasein Proses yang digunakan adalah UF dengan pengendapan
dapat dilihat pada gambar 2. Susu skim diproses dengan termal untuk menghilangkan kalsium fosfat yang sangat
membran MF dengan ukuran pori 0.2 µm dan tidak larut. Reduksi kalsium fosfat akan meningkatkan
menghasilkan permeat—mengandung protein whey, yield laktosa pada susu, namun kalsium fosfat yang
lemak bebas, dan kasein makropeptida—dan retentat. dipisahkan dapat diolah kembali menjadi produk yang
Retentat akan diproses lebih lanjut sesuai gambar 2 bisa dipasarkan [3].
hingga proteinnya terstandardisasi dan dapat digunakan
dalam pembuatan keju [9]. Proses lanjutan DF setelah 3. Aplikasi Membran pada Pembuatan Keju
MF dapat menghasilkan 90% kasein yang termurnikan. Aplikasi membran dalam pembuatan keju telah
Proses tersebut merupakan proses kombinasi antara dikembangkan secara beragam untuk beberapa jenis keju
MF,UF,DF, proses ezimatik, dan pross kromatografi dari sumber susu yang berbeda. Selain itu, proses
sehingga hasil yang didapatkan maksimal. membran digunakan untuk menyimpan kembali rennet
Berbagai metode telah dikembangkan untuk coagulation dari susu UHT (ultrahigh temperature),
fraksinasi kasein. Metode yang digunakan berdasarkan penggunaan MF untuk memperkaya kasein pada keju
pada kekuatan ion serta temperatur. Metode ini termasuk [11]. Teknologi yang digunaan pada proses pembuatan
: isolasi β-kasein, MF untuk kalsium kasein pada 5oC, keju adalah UF dan MF. Aplikasinya harus dilakukan
MF untuk susu skim pada 4oC + dan pH 4.2-4.6, dan dievaluasi secara hati-hati pada efek yang
fraksinasi dari larutan natrium kasein dengan + dan pH mempengaruhi sifat produk olahan. Efek tersebut antara
4.2-4.6, fraksinasi dari larutan natrium kasein dengan UF lain kekuatan ion pada UF dengan retentat yang dijaga
[10]. pada pH 6.7, efek konsentrasi pada karakteristik retentat,
Teknologi membran pada pengolahan susu juga dan perubahan karakter rennet coagulation susu UHT
dimanfaatkan untuk proses kalsinasi yaitu pengurangan [12].
jumlah kalsium. Produk susu yang dipasarkan harus

Gambar 2. Aplikasi MF dan UF pada standarisasi protein susu dan fraksinasi [8].
3
3.1 Aplikasi Ultrafiltrasi menyesuaikan profil peptida sehingga dapat
Ultrafiltrasi dalam pembuatan keju sangat meningkatkan kualitas produk keju.
menguntungkan bagi konsumen dan produsen. Hal ini Pada proses pembuatan keju, mikrofiltrasi
karena dalam proses pembuatan keju konvensional, digunakan untuk kontrol kualitas mikroba dalam
kandungan nutrisi pada keju berkurang. Proses prosesnya. Mikrofiltrasi berguna untuk memisahkan
ultrafiltrasi meningkatkan kandungan nutrisi pada keju mikroba yang tidak diinginkan dari produk keju [14].
sehingga nilai jual keju meningkat dan konsumen Mikrofiltrasi pada proses pre-treatment susu keju dapat
mengonsumsi keju yang lebih sehat [13]. Proses meningkatkan kepadatan dadih, percepatan pematangan,
ultrafiltrasi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pengurangan zat aditif CaCl2, dan memudahkan
alat proses keju, persen yield , jumlah rennet yang dapat pemanasan pada temperatur tinggi [15].
disimpan, dan kualitas keju. Aplikasi MF/HTT pada pembuatan keju
Penggunaan ultrafiltrasi pada pembuatan keju memberikan potensi peningkatan kualitas keju dan
dibagi menjadi tiga [8]: Low Concentrate Retentate meningkatkan kontrol potensi proteolitik dan sebagai
(LCR), Medium Concentrate Retentate (MCR), dan solusi permasalahan penurunan kualitas keju akibat
Liquid Pre-Cheese (LPC). mikroba dan spora yang tidak diinginkan. Kualitas
Low Concentrate Retentate (LCR). Susu keju mikrobiologi keju dapat ditingkatkan melalui
standar terkonsentrasi oleh faktor 1.2-2 dan sering baktofugasi—proses yang terdiri dari separasi fisik dan
digunakan pada beberapa tipe keju. Proses ini konsentrasi bakteri susu pada pengujian 3% volume
menghendaki kapasitas tangki keju dan protein whey susu. Proses MF dalam dunia industri proses keju dapat
dilipatgandakan. Namun, %-yield keju tidak naik secara meminimalkan kontaminasi bakteri, meningkatkan daya
signifikan melainkan hanya 4.5-5% peningkatan jual produk, dan dapat mengolah limbah proses untuk
kandungan protein. Proses ini sering digunakan produksi diambil kembali mikroba atau zat yang masih dapat
keju Cheddar, Cottage, dan Mozarella. Proses ini juga digunakan.
dapat digunakan untuk standardisasi susu keju dan
mengubah komposisi mineral yang terkandung sehingga Tabel 1. Ultrafiltrasi pada Pembuatan Keju [8]
meningkatkan kualitas produk keju.
Medium Concentrate Retentate (MCR). Susu Retentat Faktor Jenis Keju
keju yang standar terkonsentrasi oleh faktor 2-6. Konsentrasi
Peningkatan yield pada proses ini sekitar 6-8%. Proses LCR 1.2-2 Cheddar, brick, cottage
ini digunakan untuk memproduksi keju Cheddar dengan cheese, colby,
proses APV-SiroCurd. Prosesnya mengkonsentratkan
MCR 2-6 Cheddar, feta, havarti,
susu lima kali dengan DF untuk menstandarkan gouda, and blue cheese
kesetimbangan garam [14]. Proses ini juga digunakan
untuk memproduksi keju Queso Fresco, Feta, LPC Sama seperti Feta, mozzarella, quarg,
Camembert, dan Brie. keju dadih camembert, ricotta,
Liquid Pre-Cheese (LPC). Susu keju yang standar cream cheese,
terkonsentrasi untuk kandungan padatan pada keju. mascarpone and saint
Proses ini memberikan peningkatan %yield yang mauri
maksimal karena tidak ada butiran protein whey. Pada
proses ini keju dapat dibuat tanpa menggunakan tangki.
Keju yang dapat dihasilkan dari proses ini antara lain
4. Penerapan Membran pada Proses Pengolahan
Feta, Quark, Cream Cheese, Ricotta, dan Mascapone.
Protein Whey
Membran pertama kali diterapkan di industri susu
3.2 Aplikasi Mikrofiltrasi
pada pengolahan protein whey. UF dan RO telah
Potensi penerapan membran pada proses
digunakan dalam proses tersebut dan dikembangkan
pembuatan keju tidak hanya sebatas peningkatan
secara lebih luas untuk mengonsentrasikan protein whey
konsentrasi susu keju. Kemampuan untuk mengontrol
atau WPC (whey protein concentrates). Penerapan
rasio antara α-kasein dan β-kasein pada susu juga sangat
teknologi membran pada proses ini dilakukan agar
diperlukan. Misalnya karakteristik dan tekstur pada keju
terjadi peningkatan kandungan protein pada WPC, Whey
Cheddar dipengaruhi oleh tingkat proteolysis saat proses
terfraksinasi, meningkatkan fungsi spesifik dari sifat
pematangan keju. Modifikasi rasio α-kasein terhadap β-
protein whey [16].
kasein pada proses pembuatan Cheddar dapat

4
Gambar 3. Aplikasi MF, UF, NF pada proses pengolahan Whey [18]

4.1 Peningkatan Fungsi Produk Protein Whey geser yang lebih besar dibanding gel yang berasal dari
Sifat fungsional protein whey pada industri susu UF whey rentate. Pengondisian pH dan temperatur
seperti emulsi, berbuih , dan berbentuk gel sangat sebelum proses UF dapat mengendalikan kandungan
diperlukan dalam keberjalanan industri susu. kalsium pada retentat dan meingkatkan kekuatan
Permasalahan yang terjadi, variasi sifat fungsional tegangan geser pada gel. Proses pemisahan lemak
protein whey bergantung pada perbedaan komposisi diperlihatkan pada gambar 3 yang menghasilkan dua
susu dan whey serta perbedaan kondisi proses keju dan fraksi yaitu retentat kaya lemak dan permeat kaya
proses whey. Faktor komposisional mempengaruhi protein. Tingginya kadar lemak fosfolipid pada retentat
fungsionalitas protein whey termasuk lemak, kandungan dapat dimanfaatkan sebagai pengemulsi makanan dan
mineral (Ca , Mg) dan rasio komponen protein [17] . kosmetik setelah pemurnian. Selain itu, aplikasi
Sifat protein whey yang hidrofobik juga mempengaruhi memanfaatkan kandungan fosfolipid akan banyak
fungsionalitasnya. Keberadaan lemak susu memberikan pengembangannya di masa depan.
efek yang negatif pada fungsionalitas protein whey. Penerapan membran pada peningkatan fungsi
Beberapa metode telah dilakukan untuk produk protein whey akan menguntungkan pihak
memproses protein whey agar dapat mengurangi industri. Hal ini dikarenakan kandungan pada protein
kandungan lemak dengan menggunakan teknologi basis whey telah distandardisasi dan dapat dimanfaatkan
membran. Termokalsik lipoprotein telah dikembangkan sebagaimana fungsi protein whey. Limbah dari hasil
berdasarkan kecenderungan lipoprotein untuk penyaringan protein whey akan dikumpulkan. Limbah
berkumpul melalui jembatan kalsium ketika mengalami tersebut memiliki beberapa kandungan seperti kalsium,
pemanasan. Kumpulan lipoprotein dapat dipisahkan magnesium, lemak, dan lainnya. Kandungan tersebut
dengan MF (ukuran pori 0,2 µm) secara efektif untuk dapat diproses kembali menggunakan membran
menghasilkan protein whey bebas lemak (gambar 3). sehingga limbah dapat dimanfaatkan untuk
Metode lain yang dikembangkan menggunakan UF memproduksi produk lain dengan nilai jual tertentu.
retentat whey untuk memproses whey yang tak terolah
pada tahap sebelumnya dengan mempertahankan pH MF 4.2 Fraksinasi Protein Whey
pada 7,5 dengan suhu 55oC selama 8 menit. Proses Dua komponen protein whey , α-lactalbumin dan
modifikasi ini meningkatkan fluks dan persen recovery β-lactoglobulin yang memiliki karakteristik berbeda.
protein [18] . Kumpulan lipoprotein-kalsium juga dapat Proses pemanasan dan separasi membran dikembangkan
dipisahkan melalui sentrifugasi. Proses MF dengan untuk memisahkan β-lactoglobulin dari protein whey
ukuran pori 0,2 µm juga dapat meminimalisir bebas lemak (gambar 4). Proses ini melibatkan
kontaminasi mikroba pada protein whey. polimerisasi reversibel dari α-lactalbumin dengan
Karakteristik buih dari protein whey dipengaruhi pemanasan pada 55oC, pH rendah selama 30 menit.
oleh ukuran pori pada proses MF. Gel yang disiapkan Separasi menghasilkan rendemen yang terdiri dari α-
melalui proses MF-UF whey rentate memiliki tegangan lactalbumin dan β-lactoglobulin oleh proses MF.
5
Permeat dari MF diproses lebih lanjut oleh kombinasi Keuntungan menggunakan proses NF adalah prosesnya
UF, DF untuk memurnikan β-lactoglobulin. α- yang simpel dimana proses mengonsentrasikan dan
lactalbumin dimurnikan dari retentat MF setelah proses demineralisas terjadi pada waktu yang bersamaan.
solubilisasi pada pH netral dan diproses lanjut oleh UF Tingkat maksimal demineralisasi NF adalah 35%reduksi
dengan berat molekul 50 kDa [19]. Permasalahan yang kandungan abu dengan faktor konsentrasi 3.5-4 . Tingkat
timbul dari perolehan kembali α-lactalbumin demineralisasi dapat meningkat hingga 45% dengan
adalahmemicu keberadaan k-kasein glikomakropeptida mengaplikasikan proses DF. NF juga dapat diaplikasikan
(GMP). Parsial plikolisasi α-lactalbumin. α-lactalbumin pada konsentrat dan demineralisasi permeat whey UF
yang murni sering dimanfaatkan untuk nutrisi susu pada dan mengkonversi salt whey menjadi normal whey [23].
bayi. Hal ini karena tingginya kandugan asam amino
triptofan, dan parsial α-lactalbumin terhidrolisis yang 5. Kesimpulan
memiliki potensi sebagai substansi bioaktif dengan Penerapan teknologi berbasis membran di industri
aktivitas fisiologi triptofan dalam pembentukan senyawa susu sangat menarik untuk dikembangkan. Aplikasi
seperti asam niktonik, kyunerat, dan serotonin. Menurut teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi,efektivitas,
Mailiart dan Ribadeau-Dumas, lebih dari 83% dari β- kualitas, dan nilai jual produk susu dan turunannya
laktoglobulin pada protein whey isolasi diperoleh sehingga sangat menguntungkan bagi kaum industri dan
kembali pada retentat UF akhir, kemurniannya >99% konsumen. Penerapan dan pengembangan membran di
[20]. industri susu meliputi pengolahan , pemurnian,
Protein whey dapat difarksinasi menjadi senyawa standardisasi pada susu, keju, dan protein whey. Produk
berat molekul rendah (α-lactalbumin dan β- susu dan turunannya hasil olahan teknologi membran
lactoglobulin) dan senyawa berat molekul tinggi terstandarkan pada karakter nutrisional dan
(immunoglobulin, bovin serum albumin, dan laktoferin) fungsionalnya. Teknologi membran mampu
menggunakanmembran selulosa hidrofilik dengan meningkatkan konsentrasi kandungan nutrisi tertentu
ukuran pori besar [21]. Laktoferin dan laktopeokisade pada poduk susu dan turunannya serta memisahkan dari
dapat diperoleh kembali dari WPC bebas lemak dengan kandungan nutrisi . Industri tidak hanya memiliki produk
kromatografi pertukaran ion [22]. susu dan turunannya, melainkan dapat memanfaatkan
kembali retentat hasil olahan menjadi produk layak jual
4.3 Demineralisasi protein whey dan laku di pasaran. Teknologi membran mampu
Di industri susu, proses NF digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses serta
megnkonsentrasikan dan demineralisasi protein whey meningkatkan nilai jual produk utama dan hasil
cair. Selektivitas membran pada ion monovalen pemisahan. Teknologi membran akan terus berkembang
membuat asam organik dan laktosa akan melewatinya. di masa yang akan datang dan menuai banyak manfaat
NF merupakan alternatif dari metode pertukaran ion. dalam dunia industri, khususnya industri susu.

Gambar 4. Fraksionasi protein Whey [22]

6
Daftar Pustaka
REFERENCES
[1] Wenten, I.G.; “Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung,
2015.
[2] Wenten, I.G.; Khoiruddin; Aryanti, P.T.P.; Hakim, A.N.; “Pengantar Teknologi Membran.” Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung, 2010.
[3] Pedersen, P.J.; New Applications of Membrane Processes. International Dairy Federation, Brussel Belgium.
(1992) Hlm 33-50.
[4] Maubois, J.-L.; Current uses and future perspective of MF technology in the dairy industry. Bulletin of the
International Federation number 320, International Dairy Federation, Brussel, 1997.
[5] Wenten, I.G; “Teknologi Membran dan Aplikasinya di Indonesia.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung,
2010.
[6] Wenten, I.G.; Aryanti, P.T.P.; “Ultrafiltrasi dan Aplikasinya.” Diktat Kuliah Teknik Kimia Institut Teknologi
Bandung, 2014.
[7] Edgar, W.I. Membrane Process and Control.http://www.membranepc.com/dairy.html, diakses pada 27 Maret
2016.
[8] Rosenberg, M. (1995) Current and future applications of membrane processes in the dairy industry. Trends Food
Sci. Tech., 6, 12–19.
[9] Lipnizki, F. Optimisation and integration of membrane processes in the beverage industry, 10. Aachener
MembranKolloquium, 16–17.03. 2005. Aachen, Germany
[10] Kimberlee, Burington. Milk Fractionation Technology and Emerging Milk Protein Opportunities. Dairy Research
Institute. USA . 2013. hlm 1-8.
[11] Kumar, Pavan., Sharma, Neelesh., Ranjan, Rajeev., dkk. Perspective of Membrane Technology in Dairy Industry:
A Review.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4093403/. 2013. Diakses pada 27 Maret 2016
[12] Anonim. Membrane filtration- an effective way to food quality. http://www.eufic.org/article/en/food-
technology/food-processing/artid/membrane-filtration-food-quality/. 2005. Diakses pada 27 Maret 2016
[13] Trung Le, Thien., Cabaltica, Angelie., Bui, Van Mien. Membrane Separations in Dairy Procesing . Journal of
Food Research adn Technology. Faculty of Food Science and Technology, Nong-Lam University. (2014).
[14] Wenten, I.G.; “Perkembangan Terkini di Bidang Teknologi Membran.” Teknik Kimia Institut Teknologi
Bandung, 2014.
[15] Wenten, I.G.; “Industri Membran dan Perkembangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2015.
[16] Wenten, I.G.; Aryanti, P.T.P.; “Teknologi Membran Dalam Pengolahan Pangan.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2014.
[17] Marella C, Salunke P, Biswas AC, Metzger LE . Impact of Calcium Reduction on the Functional Properties of
Milk Protein Concentrate 80. Journal of Dairy Science (2013) 96: E-Suppl. 1.
[18] Lipnizki, Frank. Cross-Flow Membrane Application in the Food Industry. Journal of Membrane Technology,
(2010) Volume 3.
[19] Yliopisto, Helsingin., Laitos, Elintarviketeknologian ., Microfiltration in Cheese and Whey Processing. Ph.D
dissertation. Department of Food Technology, University of Helsinkie. Helsinkie 2009.
[20] Kelly, P.M., Horton, B.S and Burling. In IDF Issu No 9201. New Application of Membrane Processes. 1992.
Hlm 13-140. Internatioal Dairy Federation. Belgium.
[21] Kimberlee, Burington. Coproducts of Milk and Whey Processing . Dairy Research Institute. USA. 2013. hlm 1-
12.
[22] Smith, Karen., Current anf Future Processing of Whey Ingredients. Winsconsin Center for Dairy Research
[23] Jayaprakasha, H.M., Yoon, Y.C., Production of Functional Whey Concentrate by Monitoring the Process of
Ultrafiltration. Department of Dairy Technology, University of Agricultural Sciences, Hebbal, Bangalore-
560024, India

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi