Vous êtes sur la page 1sur 3

DOSE TOO LOW

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan dosis baik dosis lebih maupun dosis
kurang paling banyak terjadi pada pemberian antibiotik. Penelitian yang dilakukan oleh Kaushal
et al. yang dilaporkan dalam Medication errors and Adverse Drug Events in Pediatric Inpatients
menyebutkan bahwa kesalahan dosis merupakan penyebab medication errors tersering, yakni
sebesar 28 %.

Definisi dosis kurang adalah dosis yang terlalu kecil atau kurang dari dosis lazim yang
tercantum dalam standar (Chasanah, 2012). Pemberian obat dengan dosis dapatmenyebabkan
kegagalan dalam terapi. Pemberian obat dengan dosis kurang dapat menyebabkan obat dalam
keadaan subterapetik sehingga obat tidak dapat memberikan efek terapi (Cipole et al., 1998).
Selain itu beriku ini adalah efek yang timbul bila pasien diberikan dalam dosis kurang :

1. Kadar obat dalam darah berada di bawah kisaran terapi yang diharapkan

2. Dosis terlalu rendah untuk menimbulkan respons

3. Dosis dan fkeksibilitas tidak cukup untuk pasien

4. Durasi terapi terlalu pendek

5. Frekuensi pemberian obat terlalu panjang atau jarak saran terlalu lama

FDA menetapkan batas bawah inekuivalensi suatu obat adalah sebesar 80 % (Food Drug
and Administration, 2004). Obat-obat yang paling umum menyebabkan medication errors dan
potensial menimbulkan adverse drug event antara lain agen anti bakteri, analgesik dan sedatif,
cairan dan elektrolit, serta bronkodilator (Kaushal et al., 2001).

Obat-obat yang mempunyai resiko besar terhadap timbulnya kerugian bila diberikan
dengan dosis yang kurang adalah obat golongan antibiotika. Antibiotika bila diberikan dengan
dosis yang kurang dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotika yang digunakan
tersebut sehingga hal ini akan sangat merugikan pasien (Yasin et al., 2009).

Berdasarkan hasil penelitian Yasin et al (2009) terhadap semua pasien pediatrik dengan
diagnosis DHF di Bangsal Pediatrik Rumah Sakit Swasta X Yogyakarta selama bulan Februari-
April 2006. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif, tercatat 14 kasus yang
terjadi pada pasien yang menjalani terapi pengobatan DHF mendapatkan obat dengan dosis
kurang, seperti terlihat pada Tabel dibawah ini :
Pada terapi pasien hipertensi yang di teliti oleh Chasanah (2012), pasien diberikan
nifedipin dengan dosis ½ dari dosis lazimnya (10 mg) yaitu 5 mg, dalam sehari sebanyak 3 kali.
Menurut Drugs for the Geriatric Patient tahun 2007, dosis nifedipin yang dianjurkan adalah
dosis awal 30-60 mg/hari, pemeliharaan maksimal 120 mg/hari. Jadi dosis yangdiberikan kepada
pasien termasuk dalam dosis rendah.

Dosis awal maupun dosis pemeliharaan yang diberikan terlalu rendah dari dosis yang
dianjurkan dapat menyebabkan tidak tercapainya efek klinik yang diinginkan. Apabila efek
klinik tidak tercapai maka tujuan pengobatan pun tidak tercapai dan obat menjadi tidak efektif
bagi pasien (Cipolle et 1998).

DAFTAR PUSTAKA :
Yasin, Nanang Munif, Joko Sunowo dan Eri Supriyanti. 2009. Drug Related Problems (DRP)
dalam pengobatan Dengue Hemoraggic Fever (DHF) pada pasien pediatric. Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada. Majalah Farmasi Indonesia, 20(1), 27 – 34,

Cippole, R.. J; Strand, L.M, Morley, P.C; 1998, Pharmaceutical Care Practice,73-101, The Me
Graw Hill companies.

Food Drug and Administration, 2004, Advisory Commite for Pharmaceutical Science,
http://www.fda.gof/ohrms/dockets/ac/04/transcripts/4034T2.pdf, 18 August 2006.
Kaushal, R., Bates, D. W., Landringan, C., McKeena, K. J., Clapp, M. D., Federico,F., and
Goldmann, D. A., 2001, Medication Errors and Adverse Drug Events in Pediatric
inpatient, JAMA; 285: 2114-2120.

Vous aimerez peut-être aussi