Vous êtes sur la page 1sur 2

ANALISIS DATA

1. Penyentuhan kornea mata dengan menggunakan kapas


Berdasarkan hasil pengamatan perlakuan pertama yaitu pada katak normal (yang
tidak di single dan double pith) telah diuji sitem saraf sebagai pengendali gerak
refleknya. Pertama, katak normal tersebut diuji dengan penyentuhan kornea mata
dengan menggunakan kapas kemudian ia berkedip. Sedangkan pada katak yang
telah disingle pith atau dirusak otaknya matanya sayu (lemas). Jika pada katak yang
telah didouble pith (dirusak otak dan sumsum tulang belakangnya) tidak ada respon
pada matanya.
2. Perhintungan frekuensi pernafasan per menit pada gerakan kulit di rahang
Pada katak normal menghasilkan 85, 40, 66, dan 77 kali dan kemudian kami rerata
hasilnya 67 pernafasan per menit. Sedangkan pada katak yang telah disingle pith
tidak terdeteksi gerakan pada rahang, dikarenakan kesalahan kami dalam
melakukan single pith. Kemungkinan ketika kami melakukan single pith ada
sebagian sumsum tulang belakang yang terkena tusukan/bukan sasaran single pith.
Sehingga single pith kami terasa double pith.
3. Keseimbangan dengan memiringkan papan bedah
Uji keseimbangan dengan memperhatikan posisi dan gerakan kepala, mata, dan
anggota gerak ketika memiringkan papan hingga kepala katak terangkat
menghasilkan terangkatnya kepala ke atas kemudian ke kanan, mata terbuka,
anggota gerak seperti mempertahankan posisi (terangkat). Sedangkan pada katak
yang disingle pith gerakan kepala tidak ada, mata sayu, anggota geraknya diam.
Begitu juga pada katak yang telah didouble tidak ada respon, mata sayu.
4. Cara berenang katak
Pada katak normal kaki belakang mendorong ke belakang (meluncur) dan kaki
depan diluruskan ke belakang/sejajar dengan tubuh. Sedangkan pada katak yang
telah disingle pith dan double pith diam saja tanpa bergerak.
5. Mencubit jari kaki katak dengan pinset
Pada katak normal cubitan pertama katak meloncat dan yang kedua menarik
kakinya secara cepat. Kemudian pada katak yang disingle pith ada reaksi sedikit,
dengan menarik kakinya tetapi tidak secepat katak normal. Pada katak yang telah
didouble pith tidak ada reaksi.
6. Memasukkan salah satu kaki katak pada gelas piala berisi air yang dipanaskan
hingga suhu berapa katak bereaksi/reflek
Suhu mula-mula air adalah 23 derajat. Kemudian katak normal merespon atau
reflek dengan menarik kaki yang dicelupkan pada suhu 28 derajat. Sedangkan pada
katak yang telah disingle pith suhunya mencapai 46 derajat ketika katak pertama
kali reflek. Jika pada katak yang telah didouble pith pertama kali katak reflek kami
perkirakan diatas 50 derajat. Karena kelompok kami tidak mendapatkan datanya.
7. Memasukkan salah satu kakinya yg lain dalam air panas (80 derajat)
Katak normal langsung meresponnya dengan agresif, pada kelompok lain ada katak
yang langsung meloncat. Sedangkan pada katak yang telah disingle pith respon
katak melambat dan tidak seagresif katak normal. Jika pada katak yang telah
didouble pith ada gerakan/reflek tetapi lambat.

KESMPULAN
Adapaun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Refleks yang dikendalikan oleh otak adalah refleks cerebellar (melibatkan otak kecil)
yang dimana otak kecil ini berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan
otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sebagai contoh refleks yang dikontrol oleh
otak atau saraf kranial katak meliputi frekuensi pernafasan, gerakan kepala, cara
berenang, dan keseimbangan (ketika memiringkan papan bedah).
b. Refleks yang dikendalikan oleh sumsum tulang belakang atau saraf spinal pada katak
adalah refleks spinal (pada sumsum tulang belakang) yang mampu memediasi
sejumlah refleks, somatik dan antonomik, dan meliputi rekasi ketika dicubit,
perubahan kornea mata, dan rekasi ketika kaki dipanaskan.

Vous aimerez peut-être aussi