Vous êtes sur la page 1sur 9

STRATEGI PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN

METODE ANALITICAL HIERARCHY PROSES (AHP)


DEBBIE KEMALA SARI DAN AKHMAD SYAIFUDIN ZUHRI
Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma, Jakarta.

ABSTRAK
PT. Ingress Malindo Ventures adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri
otomotif, khususnya pada bagian pintu mobil.Dari beberapa department produksi yang ada di
PT. Ingress Malindo Ventures depaartement molding produksi weatherstrip terdapat banyak
produk-produk yang cacat.Banyaknya produk cacat pada tiap line department molding ini
mengisyaratkan adanya permasalahan pada department tersebut. Perusahaan tentunya ingin
masalah ini dapat segera diatasi sehingga proses produksi pada department molding dapat
berjalan efektif dan efisisen

Pada penelitian ini, dilakukan pembobotan strategi pengendalian kualitas dengan


menggunakan metode Analitical Hierarchy Process. Penelitian diawali dengan proses
pengumpulan data mulai bulan Februari hingga maret 2014 pada department Quality Control
untuk mengetahui masalah yang terjadi dengan laporan produk cacat yang terlalu banyak dan
hal hal apa saja yang menjadi masalah pada line produksi. Setelah mengetahui masalah yang
terjadikemudian dilakukanpenyusunan struktur hierarchy dari faktor, tujuan, dan strategi
pengendalian kualitas. Pengumpulan data kepada operator QC, staff QC, dan supervisor
produksi dengan melakukan pembagian kuisioner tentang perbandingan berpasangan yang
bersangkutan dengan faktor, tujuan, dan strategi pengendalian kualitas. Setelah data diperoleh
dari kuisioner, Kemudian menyusun matrik pendapat individu dari masing responden,
menyusun matriks pendapat gabungan dari masing-masing responden, mencari bobot kriteria
kompetensi dari tiap tiap kriteria dan alternatif, melakukan perhitungan konsistensi rasio dimana
hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengisian kuisioner telah dilakukan secara konsisten
atau tidak. Hasil dari pembobobotan tiap metode analytical hierarchi process ini bertujuan untuk
mengetahui urutan faktor yang paling penting atau berpengaruh dari permasalahan yang ada di
line produksi molding.

Hasil penelitian terlihat faktor yang mempengaruhi kualitas produk molding terdapat
pada mesin dengan bobot 0,3667 atau 36,67 %. Dan alternatif tujuan yang tepat adalah
meningkatkan kualitas dengan bobot 0,3925 atau 39,25 % pada department molding
pembuatan produk Weatherstrip. Sedangkan untuk mengatasi faktor penyebab cacat akibat
mesin dan melaksanakan tujuan meningkatkan kualitas, memerlukan strategi yang tepat. Dari
hasil analisa, strategi yang tepat adalah dengan pengadaan pelatihan sumber daya manusia
dimana bobot mencapai 0,5070 atau 50,70 %.strategi ini merupakan langkah awal yang harus
dilakukan untuk memperbaiki masalah yang terjadi dan memperkecil banyaknya produk cacat
dalam department molding.

Kata kunci : Kualitas, Pengendalian kualitas, AHP, Strategi

PENDAHULUAN otomotif dihadapkan pada tingkat


persaingan yang semakin ketat dengan
Pada masa sekarang ini setiap perubahan-perubahan yang semakin cepat.
perusahaan yang bergerak di bidang

13
Sejalan dengan perkembangan dan produk baik dan cacat sehingga sulit untuk
kemajuan teknologi yang terus berkembang memantau dan meningkatkan performansi
juga tingkat persaingan yang makin luas proses untuk menghasilkan produk yang
maka kondisi ini mengharuskan suatu memenuhi spesifikasi, selain hal itu
perusahaan harus mengolah seluruh perusahaan juga harus mengetahui dan
sumber daya yang dimiliki secara optimal, memperhatikan tanggung jawab produk
dan melakukan perbaikan-perbaikan secara cacat yang merujuk pada kenyataan bahwa
intensif terhadap sitem kerja yang ada produsen harus dituntut untuk menyediakan
secara efektif dan efisien. Perbaikan- pergantian atas kerusakan harta benda,
perbaikan ini sangat bermanfaat bagi atau kerugian uang yang diakibatkan oleh
perusahaan sebab dari perbaikan ini akan barang yang rusak. Kewajiban ini disebut
didapat sistem kerja yang lebih baik. Dan juga kewajiban produsen atau tanggung
untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang jawab produk perusahaan terhadap produk
baik suatu perusahaan dituntut untuk yang diproduksinya.
senantiasa meningkatkan produktivitas dan
kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
PT. Ingress Malindo Ventures yang
terletak di daerah Cikarang Bekasi adalah Rumusan Masalah
salah satu perusahaan yang memproduksi Uraian yang dikemukakan pada latar
komponen sashdan karet pelindung kaca belakang masalah. Adapun perumusan
mobil (weatherstrip) dalam proses molding masalah yang ditetapkan penulis adalah :
untuk Mitsubishi, Suzuki, Daihatsu, Toyota,
dan Honda dimana dalam a. Faktor apakah yang paling
perkembangannya perusahaan ini maju berpengaruh terhadap proses
cukup pesat. Hal ini ditunjukkan dengan penanganan produk weatherstrip
bertambahnya permintaan akan produk dengan metode Analytic Hierarchy
karet pelindung kaca mobil (weatherstrip) Process di PT Ingress Malindo
yang dihasilkan oleh PT. Ingress Malindo Ventures ?
Ventures. Dalam proses pembuatan b. Strategi apakah yang paling tepat
Weatherstrip dilakukan dengan proses untuk mengaplikasikan pengendalian
molding ini berawal dari pembentukan coil kualitas pada proses penanganan
dan biji karet dibagian (rol forming), proses produk cacat molding di PT Ingress
pengeleman serabut anti air (flocking), Malindo Ventures ?
pembengkokan (SBN), dan selanjutnya
press cutting Proses pembuatan Karet pintu
mobil (weatherstrip), PT.Ingress Malindo Tujuan Penelitian
Ventures mengalami banyak masalah Tujuan penelitian adalah untuk :
seperti banyaknya produk cacat produksi a. Menentukan faktor yang dapat
yang disebabkan oleh mesin, kurang mempengaruhi proses penanganan
baiknya mutu produk yang dihasilkan. produk cacat dengan metode
Akibat dari masalah-masalah itu Analytical Hierachy Process di PT.
menyebabkan kurang tepatnya sistem Ingress Malindo Ventures
produksi yang dijalankan oleh perusahaan. b. Merekomendasi strategi dan
Akibat dari masalah dalam proses produksi prioritas yang paling tepat untuk
ini adalah timbulnya kerugian bagi pengendalian kualitas pada
perusahaan yang diakibatkan banyaknya penanganan banyaknya terjadi
cacat produksi yang terjadi. Sistem produk cacat di PT. Ingress Malindo
pengendalian proses produksi yang Ventures
diterapkan saat ini adalah inspection quality,
dimana kegiatan pengendalian kualitas
hanya dilakukan dengan memisahkan

14
Manfaat Penelitian atau kelompok untuk membangun gagasan-
Manfaat penelitian adalah untuk : gagasan dan mendefinisikan persoalan
a. Manfaat dari penelitian ini dengan cara membuat asumsi mereka
diharapkan khususnya bagi masing-masing dan memperoleh
perusahaan dapat meminimalkan pemecahan yang diinginkan darinya. Proses
hasil produk cacat yang tentunya ini juga, memungkinkan orang menguji
akan menguntungkan bagi kepekaan hasilnya terhadap perubahan
perusahaan karena mengurangi cost informasi.
production dikarenakan banyaknya Menurut Fewidarto (1997), penggunaan
produk cacat yang terjadi hierarchy dalam pengambilan keputusan
b. Sementara bagi penulis, penelitian mempunyai beberapa keuntungan antara
ini bisa menambah wawasan dalam lain
megetahui lebih jelas tentang
penerapan pengendalian kualitas di
dalam lingkungan perusahaan.
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan untuk
METODE mengetahui dari mana informasi dan data
yang diperoleh sehingga dapat digunakan
Molding sebagai landasan berfikir selama
melakukan penelitian. Terdapat dua
Mold dapat didefinisikan sebagai langkah dalam studi pendahuluan yaitu :
cetakan, atau proses yang dipergunakan
dalam industri manufaktur untuk mencetak Studi Pustaka
material. Sedangkan Injection Molding Tahapan studi pustaka, penelitian
merupakan salah satu teknik pada industri diarahkan untuk menemukan teori referensi
manufaktur untuk mencetak material dari dan literatur yang berhubungan serta
bahan thermoplastic. Material menunjang kegiatan penelitian. Studi
thermoplasctic yang biasa dicetak dengan pustaka dilakukan untuk menjadi landasan
teknik Injection Molding : Polystyrene, berfikir dalam melakukan penelitian untuk
Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), menyelesaikan masalah yang telah
PMMA (Polymethyl Methacrylatic) dll. diidentifikasi, serta dengan landasan teori
yang kuat yang didukung oleh referensi
dan literature untuk mendapatkan prioritas
Kualitas penyelesaian yang tepat bagi perusahaan
Kualitas adalah sesuatu yang serta hasil penelitian dapat dipertanggung
mencirikan tingkat dimana produk itu mampu jawabkan secara ilmiah
memenuhi keinginan dan harapan
konsumen.Dalam perusahaan pabrik, istilah Studi Lapangan
kualitas dapat diartikan sebagai faktor – Pengamatan disini adalah
faktor yang terdapat dalam suatu barang atau melakukan studi langsung di seluruh
hasil yang menyebabkan pembuatan dan bagian dan proses produksi pada PT
pemeliharaan yang membuat produk dan Ingress Malindo Ventures yang sedang
jasa yang digunakan memenuhi harapan diteliti untuk mendapatkan fakta dan
pelanggan. (A.V. Feigenbaum, 1987) mengetahui kondisi perusahaan termasuk
didalamnya permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan. Pada tahap ini peneliti
Teknik Analytical Hierarchy Process
melakukan pengamatan dengan cara terjun
(AHP)
langsung kedalam kegiatan system
AHP merupakan salah satu teknik
produksi pada PT Ingress Malindo
dan model yang luwes dan mampu
Ventures, dengan cara ini peneliti dapat
memberikan kesempatan bagi perorangan

15
menemukan fakta-fakta tentang kegiatan Dokumen perusahaan yang
produksi perusahaan dan menemukan diperlukan meliputi data gambaran
kekurangan yang berakibat dengan umum perusahaan laporan kegiatan
menurunnya performa perusahaan. produksi, sekilas sejarah
perusahaan, data check sheet
Rumusan Masalah produk cacat perusahaan
Pengidentifikasian masalah yang
dilakukan oleh peneliti adalah masalah d. Kuisioner
cukup tingginya tingkat cacat yang terjadi Kuisioner dilakukan untuk
pada proses molding .berdasarkan memberikan pembobotan terhadap
pengidentifikasian masalah maka penelitian kriteria pembandingan yang dibuat
harus dipusatkan pada bagaimana cara seperti contoh pada jurnal oleh :
mencari strategi memperkecil tingkat cacat Juanto sitorus FT UI, 2008 tentang
tersebut agar diperoleh produk dengan faktor-faktor resiko.
kualitas yang tinggi lebih banyak sehingga
akan memberikan keuntungan atau profit
bagi perusahaaan. Pengumpulan data dari perusahaan
berupa seven QC tools, data tersebut hanya
Pengumpulan Data sebagai acuan untuk mengetahui
Data yang digunakan dalam permasalahan yang berkenaan dengan
penelitian ini terdiri dari : produk cacat
a. Wawancara
Wawancara merupakan
suatu cara untuk mendapatlkan data
atau informasi dengan Tanya jawab Pengolahan Data
secara langsung pada orang yang Data yang sudah didapat berupa
mengertahui tentang objek yang seventools dari perusahaan akan menjadi
diteliti. Dalam hal ini adalah dengan acuan perlunya strategi pengendalian
pihak manajemen atau karyawan kualitas yang paling tepat untuk
yang terkait khususnya pada produk memperkecil produk cacat. Sehingga
molding PT Ingress Malindo proses penelitian akan difokuskan ke
Ventures, yaitu data mengenai jenis- metode AHP , adapun proses penelitian
jenis produk cacat dan Dari faktor penyebab cacat produk yang
penyebabnya, tujuan, serta srategi sudah diiketahui melalui lembar periksa
pengendalian kualitas . check sheet, untuk memudahkan identifikasi
proses pemakaian metode AHP dapat
digunakan Flowchart yang ditunjukkan
b. Observasi dengan gambar 3.2
Observasi yaitu pengamatan
atu peninjauan secara langsung Memecahkan suatu masalah dengan
ditempat penelitian yaitu di menggunakan metode AHP diperlukan
department molding PT Ingress langkah-langkah pengolahan data sebagai
Malindo Ventures dengan berikut:
mengamati sistem atau cara kerja
karyawan yang ada, mengamati Metode Kuantitatif
proses produksi dari awal sampai
akhir, dan kegiatan pengendalian Menyusun Hierarchy
kualitas
Sesuai dengan permasalahan yang didapat
tentang strategi pengendalian yaitu faktor
c. Dokumentasi
pengendalian kualitas terhadap proses

16
pananganan produk molding, level I berisi Gij = elemen matriks pendapat gabungan
variable teknologi, bahan baku, sumber pada baris ke-i dan kolom ke-i
daya manusia, dan metode level II berisi
parameter tujuan dari variabel-variabel. aij(k) = elemen matriks pendapat individu
Sedangkan level III berisi strategi pada baris ke-i dan kolom ke-j untuk matriks
pengendalian kualitas yaitu: penerapan pendapat individu dengan Rasio
sistem pengendalian kualitas, penerapan Konsistensi (CR) yang memenuhi
teknologi. pengadaan pelatihan SDM, persyaratan ke-k.
Penerapan ISO, Pengembangan sistem
informasi, Ij = 1, 2, ........................................... n

Menyusun Matrik Pendapat Individu Dari k = 1, 2, .......................................... m


Masing-Masing Responden m = jumlah matrik pendapat individu
Jika C1, C2, ............ Cn adalah set dengan CR yang memenuhi persyaratan.
elemen suatu tingkat keputusan dalam n = jumlah elemen
hierarchy, maka kuantifikasi pendapat dari
hasil komparasi berpasang setiap elemen Menyusun Bobot Kriteria Kompetensi
terhadap elemen lainnya akan membentuk
matriks A yang berukuran n x n. apabila Bobot kriteria kompetensi (VP) diperoleh
elemen Cj dibandingkan elemen Cj maka aij dengan membagi total nilai normalisasi tiap
merupakan nilai matriks pendapat hasil kriteria dengan total nilai normalisasi
komparasi yang mencerminkan nilai tingkat seluruh kriteria.
kepentingan Ci terhadap Cj. Nilai matriks aij
= 1/aij yaitu nilai kebalikan dari matriks aij. Nilai normalisasi (VP) =
Jika I = j, maka nilai matriks aij = aji = 1,
karena perbandingan elemen terhadap
elemen itu sendiri adalah 1. Formulasi ೙ ௠
matriks A yang berukuran n x n dengan ඨ గ௔೔ೕ(ೖ)
ೖసభ
elemen C1, C2, ....Cn untuk ij = 1, 2, 3, ... n bobot kriteria (VPi) =
௡ ௠
dan ij merupakan nilai matriks pendapat ఢ೙ ඨ గ௔೔ೕ(ೖ)
hasil komparasi yang mencerminkan nilai ௜ୀ ೖసభ

tingkat kepentingan Ci, Cj untuk ij = 1, 2, 3


......

Menyusun Matrik Pendapat Gabungan dimana aij nilai skala perbandingan antara
kriteria ke i dan ke j.
Pendapat gabungan (G) dari masing-
masing responden.Elemen-elemen
matriksnya (gij) berasal dari rata-rata
Menentukan NilaiMaksimal
geometrik elemen-elemen matriks pendapat
individu (aij) yang rasio konsitensinya (RC)
memenuhi persyaratan. Rata-rata geometri
diperoleh dengan rumus:


݉
gij = ඨ ߤ Menentukan Indeks Konsistensi (CI)
݇− 1
dengan rumus :
keterangan : ௟௠ ௔௞௦ି௡
(CI)=
௡ିଵ

17
Indeks konsistensi (CI), matriks random berarti membuat penilaian tentang
dengan skala penilaian (1-9) beserta kepentingan relatif dua elemen pada suatu
kebalikannya sebagai Indeks Random (IR). tingkat tertentu dalam kaitannya dengan
Berdasarkan perhitungan Saaty dengan tingkat di atasnya. Sesuai dengan
menggunakan 500 sampel, jika “judgement” perhitungan, bobot Prioritas tingkatan faktor
numerik diambil secara acak dari skala 1/9,
1/8,…1,2,…,9 akan diperoleh rata-rata
konsistensi untuk matriks dengan ukuran
yang berbeda. Menentukan Tingkatan Tujuan

Memeriksa Konsistensi Hierarchy. Berdasarkan tujuan yang terpilih


maka dilakukan matrik perbandingan
Yang diukur dalam AHP adalah rasio (pairwise comparation) antara elemen
konsistensi dengan melihat index elemennya,sehingga diperoleh bobot
konsistensi.Konsistensi yang diharapkan untukmasing-masing tingkatan tujuan.
adalah yang mendekati sempurna agar Untuk mencapai tujuan akhir dengan
menghasilkan keputusan yang mendekati meningkatkan kualitas, didekati dengan nilai
valid.Walaupun sulit.Pengujian ini dilakukan indeks mutu berdasarkan standar yang
terhadap kriteria. Jika rasio inkonsisten ditentukan oleh konsumen, dalam proses
lebih atau lebih dari 0,1maka nilai tersebut pemasaran, dan kualitas menjadi faktor
tidak konsisten. Rumus dari konsistensi penentu mencapai tujuan akhir.
rasio ;
஼ூ
CR = Menentukan Tingkatan Strategi
ூோ

Berdasarkan tingkatan strategi yang


sudah ditentukan perusahaan, dimana
Metode Kualitatif strategi pengendalian kualitas yang pertama
dilakukan sesuai dengan perhitungan
Menentukan Faktor Pengendalian
dengan metode AHP.Menurut Dwiprabowo
Kualitas di Perusahaan
(2001) menjelaskan bahwa dengan
Dilakukan interview terhadap menentukan nilai prioritas yang lebih besar
beberapa karyawan yang berhubungan dengan metode AHP, dapat menentukan
dengan proses molding dan manajemen PT data sesuai dengan kondisi yang ada di
Inggres Malindo Ventures mengenai lapang.
beberapa faktor seperti : Bahan baku,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber daya manusia, Transportasi,
Teknologi Pembahasan mengenai hasil dari
pengolahan data yang telah dilakukan oleh
penulis dan memberikan analisa terhadap
Menentukan Tingkatan Faktor pembahasan tersebut. Dari data dan
perhitungan terhadap masing-masing
Berdasarkan tingkatan faktor yang parameter akan terlihat :
terpilih maka akan dilakukan matrik
perbandingan (pairwise comparation) antara a. Faktor yang dapat mempengaruhi
elemen-elemennya, sehingga akan proses penanganan produk cacat dengan
diperoleh bobot untuk masing-masing metode Analytical Hierachy Process di PT.
tingkatan faktor. Metode yang digunakan Ingress Malindo Ventures
ialah comparative judgmentatau skala
b. Strategi dan prioritas yang paling
banding secara berpasangan, prinsip ini
tepat untuk pengendalian kualitas pada

18
penanganan banyaknya produk cacat di PT. karena kurangnya pengetahuan dalam
Ingress Malindo Ventures pengoperasian mesin. Hal ini dapat
mempengaruhi proses produksi dan juga
Pembahasan kualitatif Metode Analitical pada produk yang sering terjadi cacat pada
Hierarchy Proses (AHP) bagian tertentu.
Pembahasan kualitatif disini akan Mesin
menjelaskan tentang inti dari hasil akhir
penelitian dan perhitungan kuantitatif Pemakaian mesin pada perusahaan ini
menggunakan metode AHP. masih terdapat beberapa permasalahan
seperti pada setingan awal pergantian
Menentukan Faktor Pengendalian model dan kurangnya pengujian dan
Kualitas di Perusahaan pemeliharaan mesin. Pada awal pergantian
model mesin harus mencari setingan yang
Penyebaran kuisioner sebanyak tiga pas untuk mendapatkan hasil yang bagus,
responden, responden tersebut merupakan sedangkan dari segi pengujian dan
supervisor, staff QC, dan leader QC pada pemeliharaan mesin masih belum
bagian molding perusahaan PT. Ingress dilakukan secara berkala sehingga apabila
Malindo Ventures. Permasalahan yang mesin terdapat kotoran dan debu akan
terjadi di perusahaan diantaranya : mempengaruhi hasil produksi.
Metode Untuk dapat memecahkan masalah
Pada tiap line masih sering lolos part semi dibutuhkan tujuan untuk mencapai
finish yang cacat dan terus mengalir ke line kemajuan perusahaan, tentunya pada
berikutnya, masalah terjadi karena proses produksi molding, tujuannya yaitu :
kurangnya pengecekan pada masing- a. Meningkatkan kualitas
masing line sehingga masih banyak b. Meningkatkan citra dan daya saing
ditemukannya produk cacat pada line produk
inspection.Tentunya hal ini akan c. Meningkatkan Volume hasil
membuang waktu dan menambah cost d. Memperlancar arus produk
production karena membuat product cacat.
Sedangkan untuk mendapat strategi
Material pengendalian kualitas selama proses
Material yang digunakan berbeda produk, produksi maka strategi yang tepat yaitu :
antara material yang kualitas bagus dan a. Penerapan system pengendalian
kualitas menengah sehingga untuk kualitas
mendapatkan hasil yang bagus memerlukan b. Perbaikan system teknologi
beberapa kali uji coba trial settingan c. Pengadaan pelatihan Sumber Daya
temperature mesin pada tiap kali pengisian Manusia
material . d. Penerapan ISO
Manusia e. Pengembangan system informasi

Sumber daya manusia merupakan salah Maka dari unsur-unsur tersebut dapat
satu aset penting bagi perusahan karena dibentuk struktur AHP yang dapat dilihat
maju mundurnya sebuah organisasi sangat pada gambar 4.8.struktur hierarchy
bergantung pada kualitas manusia. Masalah pengendalian kualitas .
yang dapat mempengaruhi kualitas pada Menentukan Tingkatan Faktor
produk molding adalah seringnya
pergantian man power sehingga man power Berdasarkan tingkatan faktor yang
baru tersebut sering menbuat produk cacat terpilih maka akan dilakukan matrik

19
perbandingan (pairwaise comparation) meningkatkan kualitas dengan bobot
antara elemen-elemennya, sehingga akan (0,3925) pada mesin, hal ini disebabkan
diperoleh bobot untuk masing-masing perusahaan menginginkan kualitas yang
tingkatan faktor. Metode yang digunakan terbaik untuk mencapai hasil akhir.
ialah comparative judgement atau skala Untuk mencapai tujuan akhir dengan
banding secara berpasangan, prinsip ini meningkatkan kualitas, didekati dengan nilai
berarti membuat penilaian tentang indeks mutu berdasarkan standar yabg
kepentingan relatif dua element pada suatu ditentukan oleh customers, dalam proses
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan produksi, dan kualitas menjadi faktor
tingkat di atasnya. Sesuai dengan penentu mencapai tujuan akhir.
perhitungan, bobot prioritas tingkatan faktor Menentukan Tingkatan Strategi
adalah sebagai berikut: Berdasarkan tingkatan strategi yang
sudah ditentukan, dimana strategi
Faktor Kriteria Bobot Prioritas pengendalian kualitas yang pertama
Mesin 0.3667 1
dilakukan sesuai dengan perhitungan
dengan metode AHP dapat dilihat sebagai
Metode 0.2909 2 berikut :
Kriteria strategi Bobot Prioritas
Material 0.2042 3
Pengadaan
Manusia 0.1381 4 0.5070 1
pelatihan SDM
Bobot tertinggi pada faktor Mesin dengan Pengembangan
bobot 0,3667 atau 36,67%, hal tersebut 0.2198 2
sistem informasi
sangat berpengaruh pada proses produksi.
Karena mesin merupakan hal utama yang Penerapan sistem
dibutuhkan untuk pengendalian kualitas pengendalian 0.1337 3
pada proses penanganan produk molding. kualitas
Menentukan Tingkatan Tujuan Perbaikan sistem
Berdasarkan tujuan yang terpilih maka 0.0717 4
teknologi
dilakukan matrik perbandingan (pairwise
comparation) antara elemen-elemennya, Penerapan ISO 0.0678 5
sehingga diperoleh bobot untuk masing-
masing tingkatan tujuan dapat dilihat
sebagai berikut:
Sesuai dengan perhitungan dengan
Kriteria tujuan Bobot Prioritas
bobot yang tinggi dapat menentukan
Meningkatkan kualitas 0.3925 1 strategi pengendalian produk molding yang
ada di PT. Ingress Malindo Ventures.
Memperlancar arus
produk 0.3194 2 Menurut Dwiprabowo (2001)
menjelaskan bahwa dengan menentukan
Meningkatkan citra & nilai prioritas yang lebih besar dengan
daya saing produk 0.2126 3 metode AHP, dapat menentukan data
Meningkatkan volume sesuai dengan kondisi yang ada di lapang.
hasil 0.0754 4
Strategi pengadaan pelatihan SDM
Hasil tingkatan tujuan diatas sesuai merupakan prioritas yang utama untuk
dengan perhitungan pada setiap variabel strategi pengendalian kualitas pada
faktor yang mencapai bobot tertinggi adalah penanganan produk molding di PT Ingress

20
Malindo Ventures. Prioritas ini merupakan weatherstrip dari hasil analisis dapat
strategi yang tepat untuk mengendalikan disimpulkan bahwa bobot yang paling
kualitas pada proses penanganan produk besar terdapat pada pengadaan
molding. Karena dengan pengadaan pelatihan sumber daya manusia. Strategi
pelatihan merupakan langkah awal sebelum ini merupakan langkah awal yang harus
melakukan proses selanjutnya. Pelatihan dilakukan untuk mencapai tujuan
SDM akan membuat karyawan meningkatkan kualitas produk. Strategi
mendapatkan keterampilan dan pelatihan ini sebagai salah satu cara
pengetahuan untuk memecahkan suatu untuk meningkatkan ilmu dan
masalah dalam ruang lingkup perusahaan. pengetahuan karyawan untuk
Pencapaian efisiensi kerja karyawan memperbaiki kinerja mesin sebagai
tentunya hal tersebut dapat dicapai dengan: faktor utama penyebab cacat.

a. Pelatihan karyawan. DAFTAR PUSTAKA


Pengadaan pelatihan karyawan Gaspersz, Vincent. 2003. Metode Analisis
bermaksud untuk menambah kemampuan Untuk Peningkatan Kualitas. PT
ketrampilan dan pengetahuan karyawan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pelatihan tersebut dapat berupa training
atau studi pembelajaran dan praktek yang Marimin. 2004 Proses Hierarchi Analitic :
bertujuan untuk keuntungan perusahaan. Teknik dan Aplikasi Pengambilan
Keputusan Kriteria Majemuk, PT.
b. Kedisiplinan karyawan. Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
Sikap kedisiplinan karyawan yang Oki Oktarianda, 2009. Penentuan
merata dalam lingkungan kerja tentunya Peringkat Bahaya Tsunami dengan
menjadi sesuatu yang diinginkan oleh setiap Metode Analitical Hierarchy Process,
perusahaan. Untuk menciptakan lingkungan Jurnal Geologi Indonesia, VOL. 4 No.2
kerja seperti itu kegiatan pelatihan baris
berbaris (PBB) sebelum memasuki dunia Saaty, Thomas; Forman, E. L. 1993.
kerja akan menciptakan mental disiplin. Pengambilan Keputusan Bagi Para
Pemimpin.
KESIMPULAN
Sitorus, Juanto, 2008. Faktor-faktor risiko
Dari pembahasan yang telah yang berpangaruh terhadap kinerja
dilakukan mengenai hasil dan pengolahan waktu proyek EPC Gas di Indonesia.
data dari perbandingan berpasangan dari
faktor, tujuan, dan strategi yang Suyatno, M., Mustafid, P., & Aris, S. 2011.
mempengaruhi buruknya kualitas produk Rancang Bangun Sistem Pendukung
molding (Weatherstrip) yang terjadi selama Keputusan Untuk Pemilihan Gagasan
bulan Februari 2014 hingga Maret 2014 di Dengan Metode Analitical Hierarchy
PT. Ingress Malindo Ventures line produksi Proces (AHP).
molding produk weatherstrip, maka dapat
disimpulkan bahwa : Vincent, Gaspers. 2006. Total Quality
Management: Untuk Praktisi Bisnis dan
a. Faktor yang paling berpengaruh Industri, Jakarta : Gramedia Pustaka
terhadap banyaknya produk cacat Utama Jakarta.
setelah ditentukan menggunakan
metode AHP adalah faktor mesin dengan Wulandari, Anita. 2012. Strategi
bobot 0,3667 atau 36,67 %. Pengendalian Kualitas Pada Proses
Penanganan Rajungan Menggunakan
b. Strategi pengendalian kualitas pada
Metode AHP (Analytical Hierarchy
penanganan line molding produk
Process).
21

Vous aimerez peut-être aussi