Vous êtes sur la page 1sur 30

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tn. F DENGAN PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG


BERESIKO MENIMBULKAN MASALAH KESEHATAN :
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DUSUN
SENDANGSONGGO DESA TOHKUNING KECAMATAN
KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Keperawatan Komunitas


Dan Keluarga

Disusun oleh :
Jan Rahanwatty
SN172043

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Jan Rahanwatty
NIM : SN172043
Prodi : Profesi Ners
Menyatakan bahwa laporan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. F di
RT 01/RW 14 Dusun Sendangsongo, Desa Tohkuning, Karangpandan ini
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat/menjiplak dari karya
tulis orang lain.

Apabila pernyataan tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia


menerima sanksi sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku

Karanganyar, Februari 2019

Jan Rahanwatty
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil praktek Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn. F di Dusun


Sendang Songo RT: 01 RW: 14 Kelurahan Toh Kuning, Kecamatan
Karangpandan, Kota Karanganyar, 7 Januari sampai 9 Februari 2019, telah
mendapatkan persetujuan pada tanggal:

Pembimbing I Pembimbing II

Maulah Ma’ratus S,.M.kep Ns, Warsito, S.Kep

Mengetahui,
Kaprodi Profesi Ners
STIKES Kusuma Husada Surakarta

Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep


LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergaung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Menurut Ali (2010) mengemukakan bahwa keluarga adalah dua atau leih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi
dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai
dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan
perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang
atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan
darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan
atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Friedman 2010, ada
8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap pertama pasanggan baru atau keluarga baru
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan
yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, merencanakan keluarga berencana.
2. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kedua, yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
3. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ketiga, yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur
keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan
bermain anak.
4. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan keluarga tahap keempat, yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
5. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan keluarga pada tahap kelima, yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan
tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga
dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada
saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan
lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan
penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna
perkawinan yang kokoh.
8. Tahap kedelapan keluarga lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun
terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan
mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

C. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut:
1. Nuclear family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2. Etended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
4. Middle Age Aging Couple
Suami sebagai pecari uang. Istri dirumah/ keduanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/
menitih karier.
5. Dyadic Nuclear Single parent
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja dirumah.
6. Dual carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
7. Commuter married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10. Insstitutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
11. Comunnal
Satu rumah terdiri atas dua/ lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12. Group marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunan didalam suatu
kesatuan keluarga dan tiap individual adalah menikah yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
13. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkainan tidak dikehendaki, anakna diadopsi.
14. Cohibing couple
Dua orang. Satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga
menurut Friedman (2010), yaitu:
1. Fungsi afektif
Memasilitasi stailiassi kepriadian orang deawsa, memnuhi keutuhan
psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Memasillitasi sosialisasi prier anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat ang produkti serta memerikan status pada
anggota keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan disik-makanan, pakaian, tempat tinggal dan
peraatan kesehatan.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
5. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi bukan hanya ditujukan untuk mempertahankan
kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk keerlangsungan
hidup masyarakat.

E. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II
bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda
dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang
dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah
yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat
negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana system
pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam
dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada,
keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang
kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

F. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. (Effendy,
1998)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian
asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut


Supraji (2008) yaitu:
a. Membina hubungan baik
Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu
dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan sopan
dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan
keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan
bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga
siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan yang dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan
keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.Disini perawat
perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari
masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau
perubahan pola interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok
dimana perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan.
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Analisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasarmanusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga
mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Diagnosa sehat/Wellness/potensial yaitu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari
komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi
(E).
b. Diagnosa ancaman/risiko yaitu masalah keperawatan yang belum
terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera
ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen
problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
c. Diagnosa nyata/actual/gangguan yaitu masalah keperawatan yang
sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan cepat.
Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan
sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar.Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas
keluarga.
Dalam Friedman (1998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan
NANDA yang cocok untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel
dibawah ini:

Kategori Diagnosa NANDA Diagnosa Keperawatan


Persepsi kesehatan-pola Manajemen kesehatan yang dapat di ubah
manajemen kesehatan Perilaku mencari sehat
Kognitif-pola latihan Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah
Peran-pola persepsi Kurang pengetahuan
Konflik keputusan
Peran-pola hubungan Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Konflik peran orang tua isolasi social
Perubahan dalam proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Risiko terhadap kekerasan
Koping pola – pola toleransi Koping keluarga potensial terhadap
terhadap stress pertumbuhan
Koping keluarga tidak efektif : menurun
Koping keluarga tidak efektif : kecacatan

3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Efendy,1998).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2008).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang
mempunyai skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang
mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa
criteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa
keperawatan telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).

Kriteria Bobot Skor


Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah 2 Mudah =2
untuk dipecahkan Sebagian =1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk 1 Tinggi =3
dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah =
0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :


1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan
bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua criteria
4. Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan.Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan.Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat
garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek.Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan
jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam
intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
a. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga
mengenai masalah
b. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.
c. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara
menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
d. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
e. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa
yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a. Sumber daya keluarga
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung dalam
rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku
yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi
tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
 S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara
subyektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
 O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
 A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
 P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto
Ali Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman,M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice,4th
Edition.Connecticut : Aplenton
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogakarta: Pustaka Pelajar
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. F

Di RT 01 RW 14 DUSUN SENDANG SONGO

KELURAHAN TOH KUNING

A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. F
2. Umur : 49 Tahun
3. Alamat : Bolorejo, RT 01 RW 14, Sendang Songo
4. Pekerjaann KK : Serabutan
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi Keluarga : Lengkap

No Nama JK Hub dgn KK Usia Pendidikan Pekerjaan


1 Ny. Yatun P Istri 37 SMP Swasta
2 An. Endah P Anak 16 SMA -
3 An. Panji L Anak 11 SD -

7. Genogram :

Keterangan :

: Meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

8. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. F merupakan tipe keluarga inti yang terdiri dari suami,
istri dan dua orang anak
9. Suku Bangsa :
Keluarga Tn.F termasuk dalam suku bangsa jawa. Bahasa
komunikasi yang digunakan oleh keluarga Tn.F adalah bahasa Jawa.
Ny.Y mengatakan keluarga tidak mempunyai alergi terhadap
makanan maupun pantangan apapun yang berkaitan dengan masalah
kesehatan. Keluarga Tn.F adalah penduduk jawa asli, menurut Ny.Y
tidak ada adat istiadat yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
10. Agama :
Keluarga Tn. F beragama islam dan selalu rutin melakukan sholat
lima waktu
11. Status Sosial Ekonomi :
Tn. F bekerja sebagai buruh serabutan denga penghasilan yang tidak
tetap, sedangkan Ny. Y bekerja sebagai pegawai swasta (cleaning
service) disalah satu rumah sakit di kota Surakarta dengan
penghasilan rata-rata Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 / bulan. Jumlah
tersebut sudah terkadang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, namun terkadang tidak cukup.
Keluarga Tn. F juga memiliki asuransi kesehatan (KIS) namun tidak
memiliki tabungan dikarenakan penghasilan yang yang tidak
seberapa dan kebutuhan hidup yang terus meningkat.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Keluarga Tn. F jarang melakukan kegiatan rekreasi, dikarenakan
kesibukan masing-masing, serta anak-anak yang harus kesekolah
dan selalu berkumpul pada sore hari dan malam hari.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. F saat ini berada pada tahap ke 5 yaitu keluarga
dengan anak usia remaja, dimana anak yang pertama berada di kelas
X SMA dan anak yang kedua berada pada kelas IV SD.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tahap perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini
keluarga merasa sudah terpenuhi, hanya saja keluarga merasa perlu
mempertahankan apa yang sudah ada untuk pengalaman keluarga
melangkah ke proses berikutnya.
3. Riwayat keluarga inti :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Menurut T. F, keluarganya saat ini tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan dari orang tua mereka masing-masing, baik
dari orang tua Tn. F sendiri maupun dari istrinya. Selama ini
juga belum ada keluhan atau sakit yang diderita oleh keluarga
Tn. F
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah :
a. Ukuran rumah (Luas Rumah)
P : 12 m
L :7m
LUAS : 12 x 7 = 84 m2
b. Kondisi dalam dan luar rumah
1) Kondisi dalam rumah
Kondisi dalam rumah kurang rapih, lantai ubin, dinding sudah
permanen, ruang dapur terdapat dibelakang ruang tamu yang
sekaligus dijadikan sebgagai ruang menonton TV untuk sekedar
rekreasi bersama setelah seharian bekerja.
2) Kondisi luar rumah
Halaman rumah bagian depan depan dan samping ditumbuhi
rumput namun tampak bersih, tidak terdapat saluran
pembuangan limbah, dan bagian belakang tampak ada genangan
air bekas buangan limbah cucian dan dari kamar mandi. Sampah
biasanya dikumpulkan dibelakang rumah kemudian dibakar.
c. Ventilasi rumah
Di ruang tamu terdapat dua jendela dibagian depan, namun
tidaak pernah dibuka, tampak gelap pada siang hari, dan sumber
penerangan menggunakan listrik PLN. Masing-masing kamar
memiliki 1 jendela, namun jarang dibuka.

d. Saluran pembuangan air limbah


Keluarga Tn. F mengatakan bahwa mereka tidak memiliki
saluran pembuangan limbah, sehingga air bekas cucian dibuang
saja dibelakang rumah, sedangkan saluran limbah dari kamar
mandi langsung dialirkan kebelakang rumah sehingga tampak
tergenanng
e. Air bersih
Air di tampung dalam ember dan bak mandi, yang biasa setiap
hari ditampung dari PAMSIMAS dan biasanya dikuras setelah
debit air didalam bak mandi atau ember sudah hampir habis (± 7
hari bahakan lebih)
f. Pengelolaan sampah
Tn. F mengatakan bahwa biasanya dikumpulkan dibelakang
rumah kemuadian dibakar, karena tidak memiliki tempat
pembuangan sampah
g. Kepemilikan rumah
Status kepemilikan rumah Tn. F adalah milik sendiri, dengan
model persegi panjang berukuran 12 m x 7 m yang sudah
permanen.
h. Kamar mandi /WC
Kamar mandi/WC keluarga Tn.T terdapat didalam rumah
berdekatan dengan dapur. WC menggunakan WC jongkok dan
menjadi satu dengan kamar mandi.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
a. Apakah ingin pindah dari suku yang sekarang
Tn. F mengatakan tidak akan pindah dari desa atau suku yang
ditinggalinya sekarang. Menurut Tn. F tetangga dianggap
sebagai saudara yang setiap hari saling gotong royong dan saling
tolong menolong. Rumah di lingkungan sekitar rumah Tn. F
kebanyakan sudah permanen, dan sebagian masih dalam proses
pembangunan dilihat dari plesteran dinding rumah yang belum
selesai, serta ada beberapa rumah yang masih menggunakan
konsep rumah jawa.
b. Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
Keluarga Tn. F mengatakan bahwa ada beberapa kesepakatan
warga yang walaupun tidak tertulis, namun dihormati seperti
melakukan gotong royong bersih-bersih lingkungan setiap hari
minggu, dimana jika ada wrga yang tidak mengikuti diberikan
sanksi berupa tegurang halus.
c. Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
Masyarakat sekitar rumah Tn. F selalu melakukan kerja bakti
untuk membersihkan lingkunga setiap hari minggu, namun
sampai saat ini belum ada petugas kesehatan belum pernah turun
untuk mmemberikan penyuluhan kesehatan kepada penduduk
setempat
3. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. F sudah bertahun – tahun tinggal dalam daerah ini,
mereka sudah betah tinggal disini dan tidak ingin pindah lagi.
Karena menurut Tn. F jika mereka pindah mereka akan
menyesuaikan dengan lingkungan baru.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menurut Tn. F keluarganya berinterkasi sangat baik dengan
masyarakat sekitar dan juga diterima dengan baik. Istri Tn. F juga
mengikuti perkumpulan atau arisan ibu-ibu di RT 01 yang selalu
dilakukan setiap bulan

IV. STRUKTUR KOMUNIKASI KELUARGA


1. Pola komunikasi keluarga
Tn. F mengatakan bahwa keluarganya terkadang selalu
berkomunikasi dengan keluarga lainnya untuk membahas
perkembangan anak-anak mereka, maupun sekedar bertanya kondisi
kesehatan mereka saja.
2. Struktur kekuatan keluarga
Jika ada anggota keluarga yang sakit maupun sedang ada
permasalahan, anggota keluarga yang lain langsung merespon dan
langsung membicarakannya untuk mencari jalan keluar yang
terbaik.
3. Struktur peran
Tn. F berperan sebagai kepala keluarga dan bertanggung jawab
untuk menafkahi keluarganya, namun karena kebutuha ekonomi
yang tinggi, sehingga terkadang penghasilannya tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ny. Y juga bekerja sebagai
Cleaning Service disalah satu Rumah Sakit Swasta sehingga
penghasilan mereka berdua cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan
untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya.
4. Nila dan Norma budaya
Dalam keluarga Tn. F masih sangat kental dengan nilai dan norma
budaya keturunan keluarga terdahulu (misal : menghormati yang
lebih tua, makan dengan tangan kanan dan selalu bersopan santun).
Dan tidak ada norma dan aturan adat yang meyimpang dari
kesehatan.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih
sayang
Keluarga Tn. F biasanya mengekspresikan perasaan kasih
sayang dengan saling memberikan perhatian.
b. Perasaan saling memiliki
Ny. Y mengatakan memiliki rasa saling memiliki, apabila Ny.
Y sedang sakit atau kecapean, anak-anaknya dan suami sangat
kwuatir dan dan diantar berobat ke Puskesmas .
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Ny.Y mengatakan selalu memberikan dukungan moral maupun
spiritual kepada Tn. F, begitu juga sebaliknya. Jika Ny. Y
sedang menghadapi masalah, maka Tn. F sebisanya
memberikan dukungan.
2. Fungsi Perawatan Kesehatan :
a. Mengenal masalah
Sejauh ini, Tn. F dan keluarga merasa bahwa keluarganya tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan serta tidak ada keluhan
yang dirasakan selama ini, sehingga Tn. F dan keluargnya tidak
pernah mengikuti kegiatan posyandu, serta tidak pernah
memeriksakan diri ke puskesmas maupun pelayanan kesehatan
terdekat.
b. Mengambil keputusan
Tn. F mengatakan bahwa sejauh ini belum ada keluarganya yang
sakit sampai dirawat di rumah sakit, sehingga ketika ada
keluarga yang sakit seperti panas dan sakit yang masih ringan
maka langsung dibelikan obat diwarung warung atau apotik
terdekat.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. F mengatakan bahwa selama ini belum ada anggota keluarga
yang sakit sehingga belum mengerti cara merawat anggota
keluarga yang sakit
d. Memelihara/memodifikasi lingkungan
Tn.T mengharapkan lingkungan sekitarnya bersih dan sehat
agar tidak menimbulkan masalah yang lebih kompleks.
Pengetahuan keluarga tentang kebersihan lingkungan cukup
mengetahui tetapi untuk merubahnya belum bisa karena
terkendala situasi dan kondisi. Keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan sangat mepengaruhi kesehatan dan
jika lingkungan selalu dibersihkan maka akan menciptakan
kondisi yang nyaman serta terbebas dari penyakit.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Keluarga Tn. F belum mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan
yang ada dan lebih memilih membeli obat di apotek karena
menurut Tn. F lebih murah dan tidak perlu berlama-lama.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Menurut Tn. F, hal yang membuat kondisi tidak nyaman adalah
karena istrinya yang harus bekerja dan tinggal
2. Kemampuan keluarga merespon terhadap stressor dan situasi
3. Strategi koping yang digunakan

VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Nutrisi
2. Cairan
3. Aktifitas dan latihan
4. Tstirahat Tidur
5. Eliminasi

VIII. PENGKAJIAN TUMBUH KEMBANG KELUARGA

IX. PEMERIKSAAN FISIK


Dilakukan pada semua nggota keluarga
Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Tn. F Ny. Y An. E An. P
1. Kepala Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, namun berwarna hitam dan putih
ada yang sudah , tidak ada ketombe.
beruban tidak ada
ketombe.
2. Leher leher tidak nampak leher tidak nampak
adanya peningkatan adanya peningkatan
tekanan vena jugularis tekanan vena jugularis
dan arteri carotis, tidak dan arteri carotis, tidak
teraba adanya teraba adanya
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid (struma). tiroid (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
terlihat anemis, tidak terlihat anemis, tidak ada
ada katarak, katarak, penglihatan jelas
penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan bersih,
bersih, Fungsi Fungsi pendengaran baik
pendengaran baik
5. Hidung Simetris, keadaan Simetris, keadaan bersih,
bersih, Tidak ada Tidak ada kelainan yang
kelainan yang ditemukan
ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut lembab, Mukosa mulut
keadaan bersih, Tidak lembab,keadaan bersih,
ada kelainan Tidak ada kelainan
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada terlihat
terlihat simetris, suara simetris, suara jantung
jantung S1 dan S2 S1 dan S2 tunggal, tidak
tunggal, tidak terdapat terdapat palpitasi, suara
palpitasi, suara mur- mur-mur (-), ronchi (-),
mur (-), ronchi (-), wheezing(-)
wheezing(-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan adanya didapatkan adanya
pembesaran hepar, pembesaran hepar, tidak
tidak kembung, kembung, pergerakan
pergerakan peristaltik peristaltik usus 25x/mnt
usus 35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi
9. TTV TD : 130/80 mmHg TD : 120/80 mmHg,
N : 88x/m, N : 92x/m,
S : 360C S : 36,50C
R : 22x/m R : 20x/m
BB :60 Kg BB : 56 Kg
TB : 165 Cm TB : 158 Cm
10. Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan
Ekstremitas bawah dapat berfungsi bawah dapat berfungsi
dengan baik. Tidak ada dengan baik. ada
oedema pada oedema pada ekstremitas
ekstremitas atas dan bawah.
bawah.
11. Kulit Keadaan kulit kuning Keadaan kulit kuning
langsat, kulit nampak langsat, kulit nampak
bersih. bersih.

12. Turgor Turgor kulit lembab, Turgor kulit lembab,


capillary refill <3 capillary refill <3 detik.
detik.
13. Keluhan Terdapat keluhan Terdapat keluhan yaitu
sering pegal-pegal pada tenggkuk kadang rasa
kaki, tangan, punggung tenggang pusing, kadang
dan pinggang belakang. bila aktifitas terlalu
banyak seperti jalan jauh
Ny. J sering kecapean
atau rasa lelah, terkadang
rasa sesak.

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisa Data
No Data Diagnosis Keperawatan
1 DS : Ketidakefektifan
- Tn. F mengatakan tidak manajemen kesehatan
memiliki saluran pembuangan dalam keluarga
limbah
- Tn. F mengatakan bahwa
belum memahami cara
pengolahan limbah rumah
tangga
- Tn. F mengatakan bahwa
selama ini belum ada anggota
keluarga yang sakit sehingga
belum mengerti cara merawat
anggota keluarga yang sakit
- Keluarga Tn. F belum mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan yang ada dan lebih
memilih membeli obat di
apotek karena menurut Tn. F
lebih murah dan tidak perlu
berlama-lama.
DO :
- Keluarga tampak tidak
mengerti ketika ditanya
tentang cara mengolah limbah
yang baik
- Keluarga bertanya tentang
cara mengolah limbah yang
baik
2 Perilaku kesehatan
DS : cenderung beresiko
- Tn. F mengatakan bahwa
sampah biasanya dikumpulkan
dibelakang rumah kemudian
dibakar
- Tn. F mengatakan bahwa air
bekas cucian hanya dibuang
dibelakang rumah
- Tn. F mengatakan bahwa bak
air biasanya dikuras jika air
didalam bak sudah hampir
habis
DO :
- Jendela rumah tampak
tertutup disiang hari sehingga
rumah tampak gelap
- Pencahayaan kurang

2. Perumusan Diagnosis Keperawatan


No Diagnosis Keperawatann
1 Ketidakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga
2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko

3. Skoring
Prioritas masalah Asuhan Keperawatan Keluarga
Kriteria Score Bobot Rumus Menghitung
Dx 1 Dx 2
1. Sifat Masalah
a. Aktual 3
b. Resiko/ancaman 2 1
kesehatan
c. Keadaan sejahtera / 1
diagnosis sehat
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Kemungkinan masalah
dapat dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah dirasakan 2
dan harus segera
ditangani
b. Ada masalah tetapi 1 1
tidak perlu
ditangani
c. Masalah tidak 0
dirasakan
Jumlah Total 8 6
XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1 Rabu, 23 Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Berikan pendidikan
Januari manajemen intervensi kesehatan kepada
2018 kesehatan dalam keperawatan, keluarga tentang
keluarga diharapkan keluarga pencegahan demam
mampu mengenal berdarah (DBD)
masalah tentang dengan 4 M Plus
penyakit demam - Berikan pendidikan
berdarah dan pesehatan kepada
perilaku sehat keluarga tentang
dengan kriteria hasil cara mengolah
: limbah yang benar
- Keluarga - Anjurkan kepada
memahami keluarga untuk
cara membuat saluran
pencegahan limbah
DBD dengan - Anjurkan kepada
cara 4 M Plus keluarga
- Keluarga memanfaatkan
mengetahui sarana kesehatan
cara yang ada jika ada
pengolahan anggota
limbah rumah keluargayang sakit
tangga
2 Rabu, 23 Perilaku Setelah dilakukan - Berikan penyuluhan
Januari kesehatan intervensi kesehatan tentang
2018 cenderung keperawatan, penyakit demam
beresiko diharapkan keluarga berdarah dan cara
mampu mengenal pencegahanya
masalah yang - Berikan sosialisai
terjadi dengan tentang manfaat dari
kriteria hasil : fasilitas kesehatan
a. Keluarga dan asuransi
memahami kesehatan
tentang cara - Anjurkan kepada
pengolahan keluarga untuk
limbah yang selalu menguras bak
baik dan benar mandi secara rutin,
b. Keluarga minimal seminggu
mampu sekali
melaksanan 4 - Anjurkan keluarga
M Plus dengan untuk tidak
baik menggantung
c. Keluarga pakaian didalam
mampu kamar
merawat - Anjurkan keluarga
anggota untuk tidak
keluarga membuang air
limbah dibelakan
rumah
- Anjurkan keluarga
untuk selalu
membuka jendela
pada siang hari

XII. IMPLEMENTASI

Tanggal No. Dx Diagnosa Implementasi ttd


Keperawatan
Rabu, 1 Ketidakefektifan - Memberikan pendidikan
23 manajemen kesehatan kepada keluarga
Januari kesehatan dalam tentang pencegahan demam
2018 keluarga berdarah (DBD) dengan 4
M Plus
- Memberikan pendidikan
pesehatan kepada keluarga
tentang cara mengolah
limbah yang benar
- Menganjurkan kepada
keluarga untuk membuat
saluran limbah
- Menganjurkan kepada
keluarga memanfaatkan
sarana kesehatan yang ada
jika ada anggota
keluargayang sakit
Rabu, 2 Perilaku kesehatan - Memberikan penyuluhan
23 cenderung beresiko kesehatan tentang penyakit
Januari demam berdarah dan cara
2018 pencegahanya
- Memberikan sosialisai
tentang manfaat dari
fasilitas kesehatan dan
asuransi kesehatan
- Mengajurkan kepada
keluarga untuk selalu
menguras bak mandi secara
rutin, minimal seminggu
sekali
- Menganjurkan keluarga
untuk tidak menggantung
pakaian didalam kamar
- Menganjurkan keluarga
untuk tidak membuang air
limbah dibelakan rumah
- Menganjurkan keluarga
untuk selalu membuka
jendela pada siang hari
XIII. EVALUASI

No Tanggal Diagnosa Evaluasi ttd


Keperawatan
1 Ketidakefektifan - Tn. F dan keluarga mengetahui
manajemen tentang cara melakukan
kesehatan dalam pencegahan demam berdarah
keluarga dengue dengan 4M Plus
- Keluara Tn. F tidak lagi
membuang limbah rumah tangga
dibelakang rumah dan tidak lagi
membakar sampah
- Tn. F mengatakan akan
mengantarkan anggota kelurga ke
puskesmas, jika sakit
2 Perilaku - Tn. F mengatakan akan menguras
kesehatan bak mandi seminggu sekali, dan
cenderung akan membuka jedela kamar dan
beresiko ruang keluarga saat siang hari
- Tn. F mengatakan tidak lagi
menggantung pakaian di dalam
kamar

Vous aimerez peut-être aussi