Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DisusunOleh:
(1609511091)
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Antibiotika Obat Yang
Menghambat Sintesis Asam Nukleat. Makalah ini bertujuan untuk membantu
mahasiswa ataupun khalayak umum dalam memahami penggunaan antibiotik
secara rasional, disamping itu untuk menambah referensi bacaan mengenai
farmakologi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................... i
4.2. Saran.............................................................................................. 15
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 1920, ilmuan inggris Alexander fleming menemukan enzim
lisozim pada air mata manusia. Enzim tersebut dapat melisis sel bakteri. Enzim
pada air mata manusia ini merupakan contoh agen antimikroba yang pertama kali
ditemukan pada manusia. Seperti pyocyanase, lisozim juga terbukti dapat
membunuh sel bakteri. Penemuan fleming yang kedua terjadi secara tidak sengaja
pada tahun 1928, saat ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus yang ia
tumbuhkan dengan metode streak (gores silang) pada mei agar dicawan petri
mengalami lisis di sekitar pertumbuhan koloni kapang kontaminan. Ia
menemukan bahwa koloni kapang tersebut merupakan Penicillum sp.
Masa kejayaan antibiotika mulai hilang setelah dilaporkan bahwa antibiotika tidak
mampu mengatasi beberapa bakteri patogen karena bakteri mulai resisten terhadap
antibiotika (Kuswandi, 2011). Di Amerika, penggunaan antibiotika sebagai
pengobatan penyakit hanya sekitar 10% sedangkan 90% digunakan untuk
5
mendorong sektor pertanian dan peningkatan reproduksi hewan (Graves et al.,
2011). Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya transmisi penyakit dari hewan
ke manusia, sehingga resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat diakui menjadi
masalah global dalam dunia kesehatan (Maynard et al., 2003).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan
antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya
adalah bakteri molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara
kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang
tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
7
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui
oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19
namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.'
8
- Penggunaan antibiotika
Karena biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi
yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang
'kebal' terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotika biasanya
diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka
waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotika yang
'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'. Oleh
karena itu satu dosis lengkap atau satu cure antibiotika harus dihabiskan
semuanya, walaupun kadang-kadang baru setengah cure saja tampaknya sudah
sembuh. Bakteri tertentu pada orang tertentu kadang-kadang sulit disembuhkan,
karena bakteri tersebut kadang-kadang sudah mengalami resistensi
terhadap beberapa antibiotika tertentu, oleh karenanya perlu dilakukan Kultur di
Laboratorium Klinik terhadap specimen (air seni, darah, faeces, dahak, ingus atau
secret lainnya) untuk mengetahui jenis bakterinya dan juga antibiotika apa yang
masih mempan terhadap bakteri tersebut. Pada infeksi saluran kemih kadang-
kadang dijumpai lebih dari satu bakteri sekaligus.
BAB III
9
PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Antibiotika
Penggunaan antibiotik paling banyak digunakan di seluruh dunia untuk
mengobati infeksi kuman. Antibiotik umum untuk infeksi kaki yang parah
dapat diberikan ampisillin atau sulbaktam, klindamisin yang
dikombinasikan dengan seftazidim, siprofloksasin atau levofloksasin,
imipenem, piperasillin atau tazobaktam, jika infeksi sangat parah atau
mengancam kehidupan dapat diberikan kombinasi antara vankomisin
dengan aztreonam atau seftazidim. Jika terdapat kuman anaerob, antibiotik
yang dapat diberikan adalah metronidazol (Reygaert, 2013).
10
dan rifampin merupakan golongan antibiotik yang bekerja dengan
mekanisme aksi tersebut (Pratiwi, 2008).
11
2. Penggunaan Klinik
Infeksi saluran kemih Seperti Prostatitis, Uretritis, Servisitis dan
Pielonfritis.
Infeksi saluran cerna Seperti demam Tifoid dan Paratifoid
Infeksi saluran nafas bawah Seperti Bronkitis, Pneumonia,
Sinusitis Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin Gonore
- Asam Nalidiksat
Asam Nalidiksat adalah kuinolon pertama yang ditemukan memiliki
aktivitas antibakteri, tapi Asam Nalidiksat tidak mencapai kadar
antibakteri sistemik dan sampai saat ini hanya digunakan pada infeksi
saluran kemih.
- Norfloksasin
Norfloksasin tidak mempunyai aktivitas sistemik, terkonsentrasi dalam
urin dan merupakan obat lini kedua pada infeksi saluran kemih
- Siprofloksasin
Siprofloksasin merupakan agen antibakteri spektrum luas. Diabsorbsi baik
secara oral dan dapat secara intravena. Dieliminasi oleh ginjal dan
(sebagian besar) dalam bentuk yang tidak
berubah. Siprofloksasin mempunyai substituent 6-fluoro yang sangat
memperkuat potensi antibakteri melawan bakteri gram positif dan
terutama bakteri gram negatif (E. coli, P.aeruginosa, Salmonella,
12
Campylobacter). Efek samping jarang terjadi, meliputi mual, muntah,
ruam, pusing, dan sakit kepala. Konvulsi bisa terjadi karena kuinolon
merupakan antagonis asam γ-aminobutirat (GABA).
- Ofloksasin
Ofloksasin merupakan derivat flouroquinolon yang memiliki efektivitas
dan spektrum yang luas sebagai antibiotik, namun ofloksasin juga dapat
berperan sebagai fotosensitiser sehingga menyebabkan fotohemolisis.
- Moksifloksasin
- Levofloksasin
- Pefloksasin
inolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Pefloksasin 400
mg. Juga bentuk infus dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/125 ml dan
ampul dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/5 ml.
- Norfloksasin
- Sparfloksasin
- Lornefloksasin
13
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan
400 mg.
- Flerofloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan
400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan 400 mg/100
ml.
- Gatifloksasin
Golongan Rifampisin
14
nifedipin, verapamil, siklosprosin, mengurangi khasiat glukosida jantung,
mengurangi efek kostikosteroid, flufastatin.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
- Yang termasuk antibiotik penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotik
kuinolon, fluorokuinolon dan rifampisin.
15
dengan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Cara kerja obat ini yaitu
dengan menonaktifkan enzim bakteri yang disebut RNA polimerase. Bakteri
menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein dan untuk menyalin
informasi genetik (DNA) mereka sendiri.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
16
17