Vous êtes sur la page 1sur 17

FARMAKOLOGI VETERINER I

ANTIBIOTIKA OBAT YANG MENGHAMBAT

SINTESIS ASAM NUKLEAT

DisusunOleh:

Ni Wayan Ayu Rukmini

(1609511091)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Antibiotika Obat Yang
Menghambat Sintesis Asam Nukleat. Makalah ini bertujuan untuk membantu
mahasiswa ataupun khalayak umum dalam memahami penggunaan antibiotik
secara rasional, disamping itu untuk menambah referensi bacaan mengenai
farmakologi.

Makalah ini mengulas mengenai penggolongan antibiotik yang menghambat


sintesis asam nukleat dan efek samping obat di dalam tubuh. Oleh karena itu
makalah ini sangat penting bagi mahasiswa kedokteran hewan, atau semua pihak
yang menekuni bidang ilmu dasar.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan,


untuk itu penulis sangat mengharapkan saran atau masukan-masukan untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 10 November 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................... i

Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 4

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................ 5

BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6 - 8

BAB III Pembahasan ............................................................................................ 9

3.1. Mekanisme Kerja Antibiotik.......................................................... 9 - 10

3.2. Antibiotik Yang Menghambat Sintesis Asam Nukleat ................ 10 - 14

Bab IV Penutup .................................................................................................. 15

4.1. Kesimpulan .................................................................................... 15

4.2. Saran.............................................................................................. 15

Daftar Pustaka .................................................................................................... 16

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Obat antibiotika yang menghambat sintesa nukleat ........................ 8

Gambar 2 : Mekanisme Kerja Antibiotika ........................................................ 12

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang


mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimiadi
dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik dapat
diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau kisarankerja, mekanisme aksi, strain
penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur biokimianya.
Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat dibedakan menjadi
antibiotik berspektrum sempit (narrow spectrum) dan antibiotik berspektrum luas
(broadspectrum). Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu menghambat
segolongan jenis bakterisaja, contohnya hanya mampu menghambat atau
membunuh bakteri gram negative saja ataugram positif saja. Sedangkan antibiotik
berspektrum luas dapat menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram
positif maupun gram negatif

Pada awal tahun 1920, ilmuan inggris Alexander fleming menemukan enzim
lisozim pada air mata manusia. Enzim tersebut dapat melisis sel bakteri. Enzim
pada air mata manusia ini merupakan contoh agen antimikroba yang pertama kali
ditemukan pada manusia. Seperti pyocyanase, lisozim juga terbukti dapat
membunuh sel bakteri. Penemuan fleming yang kedua terjadi secara tidak sengaja
pada tahun 1928, saat ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus yang ia
tumbuhkan dengan metode streak (gores silang) pada mei agar dicawan petri
mengalami lisis di sekitar pertumbuhan koloni kapang kontaminan. Ia
menemukan bahwa koloni kapang tersebut merupakan Penicillum sp.

Masa kejayaan antibiotika mulai hilang setelah dilaporkan bahwa antibiotika tidak
mampu mengatasi beberapa bakteri patogen karena bakteri mulai resisten terhadap
antibiotika (Kuswandi, 2011). Di Amerika, penggunaan antibiotika sebagai
pengobatan penyakit hanya sekitar 10% sedangkan 90% digunakan untuk

5
mendorong sektor pertanian dan peningkatan reproduksi hewan (Graves et al.,
2011). Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya transmisi penyakit dari hewan
ke manusia, sehingga resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat diakui menjadi
masalah global dalam dunia kesehatan (Maynard et al., 2003).

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana mekanisme antibiotika?
 Apa saja penggolongan dari antibiotik yang menghambat
sintesis asam nukleat?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui macam-macam antibiotik yang menghambat
sintesis asam nukleat.
 Untuk mengetahui efek-efek antibiotik
 Untuk mengetahui manfaat dan kerugian obat antibiotik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang


mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di

6
dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan
antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya
adalah bakteri molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara
kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang
tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun


seperti strychnine, antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik
penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi
akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam
keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang
membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya
lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan
antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika


intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika
kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

Penemuan antibiotika terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander


Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan
petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin,
ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah
tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang
sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan
penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium
chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan
pada roti yang dibiarkan lembap beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif
dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari
ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.

7
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui
oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19
namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.'

- Macam - macam antibiotika :

Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan


susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika[1] dilihat dari target atau
sasaran kerjanya:

 Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan penisilin,


polipeptida, dan sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G;

 Inhibitor transkripsi dan replikasi,mencakup golongan kuinolon,


misalnya rifampisin, aktinomisin D, asam nalidiksat;

 Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari


golongan makrolida, aminoglikosida,dan tetrasiklin,
misalnya gentamisin, kloramfenikol, kanamisin, streptomisin, tetrasiklin, oksit
etrasiklin, eritromisin, azitromisin;

 Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomisin, valinomisin;

 Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,


misalnya oligomisin, tunikamisin; dan

 Antimetabolit, misalnya azaserin.

8
- Penggunaan antibiotika

Karena biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi
yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang
'kebal' terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotika biasanya
diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka
waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotika yang
'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'. Oleh
karena itu satu dosis lengkap atau satu cure antibiotika harus dihabiskan
semuanya, walaupun kadang-kadang baru setengah cure saja tampaknya sudah
sembuh. Bakteri tertentu pada orang tertentu kadang-kadang sulit disembuhkan,
karena bakteri tersebut kadang-kadang sudah mengalami resistensi
terhadap beberapa antibiotika tertentu, oleh karenanya perlu dilakukan Kultur di
Laboratorium Klinik terhadap specimen (air seni, darah, faeces, dahak, ingus atau
secret lainnya) untuk mengetahui jenis bakterinya dan juga antibiotika apa yang
masih mempan terhadap bakteri tersebut. Pada infeksi saluran kemih kadang-
kadang dijumpai lebih dari satu bakteri sekaligus.

Pemakaian antibiotika di bidang pertanian sebagai antibakteri umumnya terbatas


karena dianggap mahal, namun dalam bioteknologi pemakaiannya cukup luas
untuk menyeleksi sel-sel yang mengandung gen baru. Praktik penggunaan
antibiotika ini dikritik tajam oleh para aktivis lingkungan karena kekhawatiran
akan munculnya hama yang tahan antibiotika.

BAB III

9
PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Antibiotika
Penggunaan antibiotik paling banyak digunakan di seluruh dunia untuk
mengobati infeksi kuman. Antibiotik umum untuk infeksi kaki yang parah
dapat diberikan ampisillin atau sulbaktam, klindamisin yang
dikombinasikan dengan seftazidim, siprofloksasin atau levofloksasin,
imipenem, piperasillin atau tazobaktam, jika infeksi sangat parah atau
mengancam kehidupan dapat diberikan kombinasi antara vankomisin
dengan aztreonam atau seftazidim. Jika terdapat kuman anaerob, antibiotik
yang dapat diberikan adalah metronidazol (Reygaert, 2013).

Mekanisme aksi dari beberapa golongan antibiotika yaitu :


Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel kuman Mekanisme
senyawa antibiotik senyawa ini dengan merusak lapisan peptidoglikan
yang menyusun dinding sel kuman Gram positif maupun Gram negatif.
Contoh antibiotik yang menghambat dinding sel kuman adalah penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, basitrasin, vankomisin dan INH
(Pratiwi, 2008).

Antibiotik yang merusak membran plasma Golongan antibiotik


polipeptida merupakan antibiotik yang bekerja dengan mengubah
permeabilitas membran plasma kuman. Membran plasma berfungsi untuk
mengendalikan transpor metabolit ke dalam dan ke luar sel, jika membran
plasma rusak terjadi penghambatan atau penghalang osmosis dan
mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran
(Pratiwi, 2008).

Antibiotik yang menghambat sintesis protein Antibiotik yang mempunyai


kemampuan aksi dengan menghambat sintesis protein antaralain golongan
aminoglikosida, tetrasiklin, kloramfenikol dan makrolid (Pratiwi, 2008).

Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat kuman (DNA/RNA)


Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap
transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Antibiotik golongan kuinolon

10
dan rifampin merupakan golongan antibiotik yang bekerja dengan
mekanisme aksi tersebut (Pratiwi, 2008).

Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial Penghambatan


terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya kompetitor
berupa antibtebolit, yaitu substansi yang secara kompetitif menghambat
metabolit mikroorganisme (Pratiwi, 2008).

3.2 Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)


 Golongan Kuinolon
Kuinolon, merupakan bakterisida karena menghambat lepasnya untai DNA
yang terbuka pada proses superkoil dengan menghambat DNA
girase (enzim yang menekan DNA bakteri menjadi superkoil). Untuk
memasukkan DNA untai ganda yang panjang kedalam sel bakteri, DNA
diatur dalam loop (DNA terrelaksasi) yang kemudian diperpendek oleh
proses superkoil. Sel eukariotik tidak mengandung DNA girase. Sifat
penting dariKuinolon adalah penetrasinya yang baik ke dalam jaringan dan
sel (bandingkan dengan Penisilin), efektivitasnya bila diberikan secara
oral, dan toksisitasnya relatif rendah.

1. Efek samping dan Interaksi Obat


Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Efek sampingnya yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan
saraf pusat. Manifestasi pada saluran cerna,terutama berupa mual
dan hilang nafsu makan, merupakan efek sampingyang paling sering
dijumpai. Efek samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat
ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia. Efek samping yang
lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan kejang
jarang terjadi. Penderita berusialanjut, khususnya dengan arteriosklerosis
atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efeksamping ini. Enoksasin
menghambat metabolisme Teofilin dan dapat menyebabkan peningkatan
kadar Teofilin. Siprofloksasin dan beberapa Kuinolon lainnya juga
memperlihatkan efek ini walaupun tidak begitu dramatis

11
2. Penggunaan Klinik
Infeksi saluran kemih Seperti Prostatitis, Uretritis, Servisitis dan
Pielonfritis.
Infeksi saluran cerna Seperti demam Tifoid dan Paratifoid
Infeksi saluran nafas bawah Seperti Bronkitis, Pneumonia,
Sinusitis Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin Gonore

Yang termasuk golongan ini antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin,


Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin,
Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.

- Asam Nalidiksat
Asam Nalidiksat adalah kuinolon pertama yang ditemukan memiliki
aktivitas antibakteri, tapi Asam Nalidiksat tidak mencapai kadar
antibakteri sistemik dan sampai saat ini hanya digunakan pada infeksi
saluran kemih.

- Norfloksasin
Norfloksasin tidak mempunyai aktivitas sistemik, terkonsentrasi dalam
urin dan merupakan obat lini kedua pada infeksi saluran kemih

- Siprofloksasin
Siprofloksasin merupakan agen antibakteri spektrum luas. Diabsorbsi baik
secara oral dan dapat secara intravena. Dieliminasi oleh ginjal dan
(sebagian besar) dalam bentuk yang tidak
berubah. Siprofloksasin mempunyai substituent 6-fluoro yang sangat
memperkuat potensi antibakteri melawan bakteri gram positif dan
terutama bakteri gram negatif (E. coli, P.aeruginosa, Salmonella,

12
Campylobacter). Efek samping jarang terjadi, meliputi mual, muntah,
ruam, pusing, dan sakit kepala. Konvulsi bisa terjadi karena kuinolon
merupakan antagonis asam γ-aminobutirat (GABA).

- Ofloksasin
Ofloksasin merupakan derivat flouroquinolon yang memiliki efektivitas
dan spektrum yang luas sebagai antibiotik, namun ofloksasin juga dapat
berperan sebagai fotosensitiser sehingga menyebabkan fotohemolisis.

- Moksifloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan


Moksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus
dengan kandungan Moksifloksasin 400 mg/250 ml.

- Levofloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan


Levofloksasin 250 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus
dengan kandungan Levofloksasin 500 mg/100 ml.

- Pefloksasin

inolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Pefloksasin 400
mg. Juga bentuk infus dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/125 ml dan
ampul dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/5 ml.

- Norfloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan


400 mg.

- Sparfloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan


200 mg.

- Lornefloksasin

13
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan
400 mg.

- Flerofloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan
400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan 400 mg/100
ml.

- Gatifloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan


400 mg. Juga tersedia dalam bentuk vial untuk injeksi dengan kandungan
400 mg/40 ml.

 Golongan Rifampisin

Rifampisin merupakan obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati


infeksi bakteri. Rifampicin sering dipakai untuk pengobatan tuberculosis (TBC).
Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah berkontak dengan
seseorang yang sedang menderita infeksi serius. Obat ini hanya diberikan dengan
resep dokter. Infeksi jaringan lunak dan tulang, seperti Osteomielitis. Untuk
infeksi pasca bedah oleh kuman enterokokus Ps. aeroginosa atau stafilokokus
yang resisten terhadap Beta Laktam atau Aminoglikosid. Rifampisin bekerja
dengan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi.

Interaksi obat ini adalah mempercepat metabolisme metadon, absorpsi


dikurangi oleh antasida, mempercepat metabolisme, menurunkan kadar plasma
dari dizopiramid, meksiletin, propanon dan kinidin, mempercepat metabolisme
kloramfenikol, nikumalon, warfarin, estrogen, teofilin, tiroksin, anti depresan
trisiklik, antidiabetik (mengurangi khasiat klorpropamid, tolbutamid, sulfonil
urea), fenitoin, dapson, flokonazol, itrakonazol, ketokonazol, terbinafin,
haloperidol, indinafir, diazepam, atofakuon, betabloker(propanolol),diltiazem,

14
nifedipin, verapamil, siklosprosin, mengurangi khasiat glukosida jantung,
mengurangi efek kostikosteroid, flufastatin.

Rifampisin adalah suatu enzyme inducer yang kuat untuk cytochrome P-


450 isoenzymes, mengakibatkan turunnya konsentrasi serum obat-obatan yang
dimetabolisme oleh isoenzyme tersebut. Obat-obat tersebut mungkin perlu
ditingkatkan selama pengobatan TB, dan diturunkan kembali 2 minggu setelah
Rifampisin dihentikan. Obat-obatan yang berinteraksi, diantaranya :protease
inhibitor, antibiotika makrolid, levotiroksin, noretindron, warfarin, siklosporin,
fenitoin, verapamil, diltiazem, digoxin, nortriptilin, alprazolam, diazepam,
midazolam, triazolam dan beberapa obat lainnya.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

- Yang termasuk antibiotik penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotik
kuinolon, fluorokuinolon dan rifampisin.

- Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau mekanisme aksi,


cara biosintesis maupun berdasarkan struktur biokimianya. Berdasarkan spektrum
antibiotik dapat dibedakan menjadi antibiotik berspektrum sempit (narrow
spectrum) dan antibiotik berspektrum luas ( broad spectrum). Antibiotik
berspektrum luas dapat menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram
positif maupun gram negatif. Salah satu mekanisme aksinya adalah penghambat
sintesis asam nukleat.

- Peranan antibiotika golongan kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase


pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati. Rifampisin bekerja

15
dengan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Cara kerja obat ini yaitu
dengan menonaktifkan enzim bakteri yang disebut RNA polimerase. Bakteri
menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein dan untuk menyalin
informasi genetik (DNA) mereka sendiri.

4.2 Saran

Saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan


makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. “Daya Hambat Vitamin C” . http://snowlife


elisa.blogspot.com/2009_07_01_archive.html. Diakses tanggal 14 November
2017

Anonim. 2011. “Obat anti Tuberklosis” . http://healthcare


pharmacist.blogspot.com/2011/10/obat-anti-tuberkulosis.html. Diakses tanggal 14
Nevomber 2017

Pratiwi, Sylvia T. 2008. “Mikrobiologi Farmasi”. Erlangga : Jakarta

Sylvia T. Pratiwi, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, 2008.

Tjay Tan Hoan. 2007. “Obat-obat Penting”. PT.Gramedia: Jakarta

16
17

Vous aimerez peut-être aussi