Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. DIABETES MELLITUS

1. Defenisi diabetes mellitus


Diabetes berasal dari bahasa yunani yang berarti siphon yaitu botol yang
dilengkapi suara alat untuk menyemprot air keluar, dalam hal ini berarti banyak
buang air kecil (kencing). Sedangkan mellitus berarti madu/manis, sehingga diabetes
mellitus sering dikenal sebagai penyakit “kencing manis” yang berarti sering kencing
yang mempunyai rasa manis seperti madu. Bahkan terkenal air seni orang diabetes
molitus sering dikerumuni semut karena manis (glusauria) karena kadar guala darah
melebihi batas ambang ginjal. (Karyadi,2002)

Diabetes molitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh


hiperglikemia atau peninggian kadar gula darah akibat gangguan pada pengeluaran
(sekresi) insulin, kerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia nantinya dapat
menyebabkan kerusakan jangka panjang dan gangguan fungsi organ-organ,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembulu darah. (Karyadi 2002)
Diabetes molitus juga diartikan merupakan suatu sindrom yang terjadi oleh
karena gangguan metabolism karbohidrat, protein, lemak serta terjadinya komplikasi
akut dan kronis. Dimana jumlah insulin yang dihasilkan relative tidak ada atau tidak
cukup untuk mengubah gula menjadi energy sehingga kadar gula darah dalam darah
lebih dari normal dan kemudian akan keluar melalui air seni. (Tara 2007)

2. Patogenesis
Tingginya kadar gula dalam darah (hiperglekemi) akan mendorong
perkembangan kelebihan glukosa tersebut keluar tubuh melalui urin, hal tersebut
yang menyebabkan terjadinya glukoseria. Dengan sedikitnya glukosa yang dapat
diubah menjadi glukogen, maka untuk memenuhi energi otat akan terjadi proses
perombakan glikogen hati menjadi glukosa melalui jalur glukogenesis. Energi
diperoleh dari metabolisme protein dan lemak dalam tubuh dimana, terjadi
pelepasan benda-benda keton sehingga terjadi asidosis yang dapat menyebabkan
koma diabetic.(Mochy S, 1997).
Pemeriksaan kadar gula darah baik yang dilakukan di laboratorium pada saat
konsultasi, maupun dilakukan sendiri oleh pasien merupakan cara yang umum untuk
menilai metabolik penderita diabetes mellitus. Kadar gula darah yang normal pada
orang puasa adalah 80 sampai dengan 125 mg/dL (Haznan, 1991).

Kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai patokan diagnosis Diabetes
Mellitus (mg/dL)

Bukan DM Belum pasti DM


DM
Kadar gula Plasma vena <110 110-199 >200
Darah Darah kapiler <90 90-199 >200
sewaktu
(mg/dl)
Kadar gula Plasma vena <110 110-125 >126
Darah puasa Darah kapiler <90 90-109 >110
(mg/dl)

3. Klasifikasi Diabetes Mellitus


Dm terdiri atas Dua tipe yaitu :
A. DM Tipe I
Sekitar 1-5% dari total penderita DM. pengobatan jenis DM ini tergantung 100%
pada insulin , karena pankreas tidak bisa memproduksi insulin. Sebagian besar
penyebabnya tidak di ketahui DM ini biasa timbul pada anak atau dewasa muda.

B. DM Tipe II
DM tipe II adalah DM yang kebanyakan mengenai penderita dewasa umur 40
ke atas. Pengobatan DM ini tidak tergantung pada 100% insulin-insulin
diproduksi, tetapi jumlahnya tidak cukup, sehingga pengobatannya dapat
menggunakan insulin dibantu dengan obat hipoglikemik oral (OHO) atau OHO
saja.
Diabetes tipe II adalah diabetes yang disebabkan kegagalan dalam penggunaan
insulin. Pada penderita diabetes tipe II dapar menghasilkan insulin akan tetapi
insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja sebagaimana mestinya
dalam tubuh. (Peter,2007).
Pada DM tipe II penyebab utama terjadi pada volume reseptor (Penerima)
Hormon insulin, yakni selsel darah dengan produktifitas hormone insulin bekerja
dengan baik , namun tidak terdukung oleh kontatitas volume respor yang cukup
[pada sel darah, keadaan ini dikenl dengan resistensi insulin
Beberapa factor yang memiliki peranan sebagai penyebab resistensi insulin :
a. Obesistas, utamanya yang bersifat sentral
DM tipe II lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas atau
kegemukan yang merupakan penyebabDiabetes Mellitus.
b. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
Lemak yang berlebihan akan menyebabkan resistensi terhadap inulin ,
dengan menurunkan berat badan dan meningkatkan massa otot akan
mengurangi jumlah lemak, sehingga membantu tubuh memanfaatkan insulin
dengan lebih baik.
c. Kurang gerak badan (Olahraga)
Olahraga berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah karena
dengan belohraga resistensi insulin berkurang, sebaiknya sensivitas insulin
meningkat sehingga menyebabkan kebutuhan insulin pada penderita
diabetes tipe II akan berkurang.

d. Factor keturunan
Sebagian besar kasus DM tipe II yang disebablan factor keturunan akan
tetapi faktir keturunan tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena
DM karena resikonya hanya 5%. Penyebab diabetes mellitus laiinya adalah
kadar kortikosteroid yang tinggi, kehamilan DM gestasional, obat-obatan yang
dapat merusak pankreas dan racun yang dapat mempengaruhi pembentukan
atau efek insulin dari isulin.(Badawi,2009)
4. Kebutuhan gizi pada DM
Kalori yang diperoleh dari metabolisme berbagai zat gizi adalah sebagai berikut :
1 gr lemak menghasilkan 9 kalori, 2 gr karbohidrat atau protein menghasilkan 4 kalori
pada diabetes tidak berbeda dengan non diabetes, yaitu harus dapat memenuhi
kebutuhan untuk fisik maupun psikis, dan untuk mempertahankan berat badan
supaya ideal. (Karyadi, 2002)

Dewasa Kalori/Kg BB Ideal


Santai Sedang Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
kurus 35 40 40-50
Sumber : Slamet Suyono,2004

Asupan kalori dibatasi yaitu sekitar 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-
rata/hari. Kebutuhan energi diperhitungkan dengan kebutuhan untyuk metabolisme
basal sebesar 25-30 kkal /kg BB normal ditambahakan kebutuhan untuk aktifitas fisik
dan keaadaan khusus , misalnya kehamilan atau laktasi serta ada tidaknya komplikasi
(Almatsier,2004).

Vous aimerez peut-être aussi