Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel
darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam
bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari kondisi yang
mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
B. Etiologi
2. Perdarahan
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia
karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin,
anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan
6. Oprasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat menyebabkan
anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar
tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri
C. Fatofisologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat
diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel
darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
D. Tanda Dan Gejala
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat
oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
F. Klasfikasi
G. Manisfestasi Klinik
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam
tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah
mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini,
bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat
pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung
(Sjaifoellah, 1998).
H. Pemeriksaan penunjang
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan. Pansitopenia (aplastik).
Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons sumsum tulang
terhadap kehilangan darah /hemolisis).Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan
warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).
LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel
darah merah :atau penyakit malignasi. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam
membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah
(diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi.
Besi serum : tak ada; tinggi (hemolitik)
BC serum : meningkat
Feritin serum : meningkat
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
LDH serum : menurun
Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine
Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis.
Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik
bebas.
Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah,
ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas,
lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI
(Doenges, 1999).
I. Penatalaksana
Tindakan umum: Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darahmerah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa: pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan dan transfuse darah.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru(Boedihartono, 1994).
1) Aktivitas / stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat ,
angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai
keabu-abuan).
pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti mutiara. Pengisian
kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku :
mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus,
3) Integritas ego
transfuse darah.
Tanda :depresi.
4) EliminasiGejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
haluara nurine.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane
mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis
dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah.
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik). Epitaksis : perdarahan
dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi,
7) Nyeri/kenyamanan
8) Pernapasanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas : pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : takipnea , ortopnea dan dispnea.
9) keamanan
gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, riwayat terpajan pada radiasi ; baik
terhadap pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap
dingin dan panas . transfusi darah sebelumnya . gangguan pengelihatan, penyembuhan luka
tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum, ptekie dan
ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore . hilang libidp
2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi
Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan.
3. Rencana Keperawatan
DIANGOSA
TUJUAN DAN KRITERIA
NO KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
DAN KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan selama ……… jam perfusi sensasi perifer)
darah, suplai oksigen jaringan klien adekuat dengan Monitor adanya daerah tertentu
berkurang kriteria : yang hanya peka terhadap
- Membran mukosa merah panas/dingin/tajam/tumpul
- Konjungtiva tidak anemis Monitor adanya paretese
- Akral hangat Instruksikan keluarga untuk
- Tanda-tanda vital dalam mengobservasi kulit jika ada
rentang normal lesi atau laserasi
Gunakan sarun tangan untuk
proteksi
Batasi gerakan pada kepala,
leher dan punggung
Monitor kemampuan BAB
Kolaborasi pemberian analgetik
Monitor adanya tromboplebitis
Diskusikan menganai penyebab
perubahan sensasi
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d selama ………. status nutrisi Kaji adanya alergi makanan
intake yang kurang, klien adekuat dengan kriteria Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia Adanya peningkatan berat untuk menentukan jumlah
badan sesuai dengan tujuan kalori dan nutrisi yang
Definisi : Intake nutrisi Beratbadan ideal sesuai dengan dibutuhkan pasien.
tidak cukup untuk tinggi badan Anjurkan pasien untuk
keperluan metabolisme Mampumengidentifikasi meningkatkan intake Fe
tubuh. kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien untuk
Tidk ada tanda tanda malnutrisi meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : Menunjukkan peningkatan vitamin C
- Berat badan 20 % atau fungsi pengecapan dari Berikan substansi gula
lebih di bawah ideal menelan Yakinkan diet yang dimakan
- Dilaporkan adanya Tidak terjadi penurunan berat mengandung tinggi serat untuk
intake makanan yang badan yang berarti mencegah konstipasi
kurang dari RDA Pemasukan yang adekuat Berikan makanan yang terpilih (
(Recomended Daily Tanda-tanda malnutri si sudah dikonsultasikan dengan
Allowance) Membran konjungtiva dan ahli gizi)
- Membran mukosa dan mukos tidk pucat Ajarkan pasien bagaimana
konjungtiva pucat Nilai Lab.: membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang Protein total: 6-8 gr% harian.
digunakan untuk Albumin: 3.5-5,3 gr % Monitor jumlah nutrisi dan
menelan/mengunyah Globulin 1,8-3,6 gr % kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada HB tidak kurang dari 10 gr % Berikan informasi tentang
rongga mulut kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa kenyang, Kaji kemampuan pasien untuk
sesaat setelah mendapatkan nutrisi yang
mengunyah makanan dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan Nutrition Monitoring
makanan BB pasien dalam batas normal
- Dilaporkan adanya Monitor adanya penurunan berat
perubahan sensasi rasa badan
- Perasaan Monitor tipe dan jumlah
ketidakmampuan untuk aktivitas yang biasa dilakukan
mengunyah makanan Monitor interaksi anak atau
- Miskonsepsi orangtua selama makan
- Kehilangan BB dengan Monitor lingkungan selama
makanan cukup makan
- Keengganan untuk Jadwalkan pengobatan dan
makan tindakan tidak selama jam
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek Monitor kulit kering dan
- Nyeri abdominal perubahan pigmentasi
dengan atau tanpa Monitor turgor kulit
patologi Monitor kekeringan, rambut
- Kurang berminat kusam, dan mudah patah
terhadap makanan Monitor mual dan muntah
- Pembuluh darah kapiler Monitor kadar albumin, total
mulai rapuh protein, Hb, dan kadar Ht
- Diare dan atau Monitor makanan kesukaan
steatorrhea Monitor pertumbuhan dan
- Kehilangan rambut perkembangan
yang cukup banyak Monitor pucat, kemerahan, dan
(rontok) kekeringan jaringan
- Suara usus hiperaktif konjungtiva
- Kurangnya informasi, Monitor kalori dan intake
misinformasi nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
Faktor-faktor yang hipertonik papila lidah dan
berhubungan : cavitas oral.
Ketidakmampuan Catat jika lidah berwarna
pemasukan atau magenta, scarlet
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat
gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan NIC :
b/d kelemahan fisik keperawatan Self Care assistane : ADLs
selama ………. jamkebutuhan Monitor kemempuan klien
Definisi : mandiri klien terpenuhidengan untuk perawatan diri yang
Gangguan kemampuan kriteria mandiri.
untuk melakukan ADL Klien terbebas dari bau badan Monitor kebutuhan klien untuk
pada diri Menyatakan kenyamanan alat-alat bantu untuk
terhadap kemampuan untuk kebersihan diri, berpakaian,
Batasan karakteristik : melakukan ADLs berhias, toileting dan makan.
ketidakmampuan untuk Dapat melakukan ADLS Sediakan bantuan sampai klien
mandi, ketidakmampuan dengan bantuan mampu secara utuh untuk
untuk berpakaian, melakukan self-care.
ketidakmampuan untuk Dorong klien untuk melakukan
makan, aktivitas sehari-hari yang
ketidakmampuan untuk normal sesuai kemampuan
toileting yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara
Faktor yang mandiri, tapi beri bantuan
berhubungan : ketika klien tidak mampu
kelemahan, kerusakan melakukannya.
kognitif atau perceptual, Ajarkan klien/ keluarga untuk
kerusakan mendorong kemandirian,
neuromuskular/ otot-otot untuk memberikan bantuan
saraf hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan NIC :
keperawatan Infection Control (Kontrol
Definisi : Peningkatan selama ………. jam status infeksi)
resiko masuknya imun klien meningkat dengan Bersihkan lingkungan setelah
organisme patogen kriteria dipakai pasien lain
Klien bebas dari tanda dan Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko : gejala infeksi Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif Menunjukkan kemampuan Instruksikan pada pengunjung
- Ketidakcukupan untuk mencegah timbulnya untuk mencuci tangan saat
pengetahuan untuk infeksi berkunjung dan setelah
menghindari paparan Jumlah leukosit dalam batas berkunjung meninggalkan
patogen normal pasien
- Trauma Menunjukkan perilaku hidup
Gunakan sabun antimikrobia
- Kerusakan jaringan dan sehat untuk cuci tangan
peningkatan paparan Cuci tangan setiap sebelum
lingkungan dan sesudah tindakan
- Ruptur membran kperawtan
amnion Gunakan baju, sarung tangan
- Agen farmasi sebagai alat pelindung
(imunosupresan)
Pertahankan lingkungan
- Malnutrisi
aseptik selama pemasangan
- Peningkatan paparan
alat
lingkungan patogen
Ganti letak IV perifer dan line
- Imonusupresi
central dan dressing sesuai
- Ketidakadekuatan
dengan petunjuk umum
imum buatan
- Tidak adekuat Gunakan kateter intermiten
pertahanan sekunder untuk menurunkan infeksi
(penurunan Hb, kandung kencing
Leukopenia, penekanan Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi) Berikan terapi antibiotik bila
- Tidak adekuat perlu
pertahanan tubuh primer
(kulit tidak utuh, trauma Infection Protection
jaringan, penurunan (proteksi terhadap infeksi)
kerja silia, cairan tubuh Monitor tanda dan gejala
statis, perubahan sekresi infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan Monitor hitung granulosit,
peristaltik) WBC
- Penyakit kronik Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
5 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan Toleransi aktivitasi
ketidakseimbangan keperawatan 1. Menentukan penyebab
suplai dan kebutuhan selama …….. klien dapat intoleransi
oksigen beraktivitas dengan kriteria aktivitas&menentukan apakah
- Berpartisipasi dalam penyebab dari fisik,
aktivitas fisik dgn TD, HR, psikis/motivasi
RR yang sesuai 2. Observasi adanya pembatasan
-Menyatakan gejala klien dalam beraktifitas.
memburuknya efek dari3. Kaji kesesuaian
OR&menyatakan onsetnya aktivitas&istirahat klien
segera sehari-hari
-Warna kulit4. ↑ aktivitas secara bertahap,
normal,hangat&kering biarkan klien berpartisipasi
Memverbalisa-sikan dapat perubahan posisi,
pentingnya aktivitasseca-ra berpindah & perawatan diri
bertahap 5. Pastikan klien mengubah
Mengekspresikan pengertian posisi secara bertahap.
pentingnya keseimbangan Monitor gejala intoleransi
latihan&istira aktivitas
Hat 6. Ketika membantu klien
- Peningkatan toleransi berdiri, observasi gejala
aktivitas intoleransi spt mual, pucat,
pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7. Lakukan latihan ROM jika
klien tidak dapat menoleransi
aktivitas
8. Bantu klien memilih aktifitas
yang mampu untuk dilakukan
6 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
gas b.d ventilasi-perfusi keperawatan Bersihkan mulut, hidung dan
selama …….. status respirasi : secret trakea
pertukaran gas membaik Pertahankan jalan nafas yang
dengan kriteria : paten
Mendemonstrasikan Atur peralatan oksigenasi
peningkatan ventilasi dan Monitor aliran oksigen
oksigenasi yang adekuat Pertahankan posisi pasien
Memelihara kebersihan paru Onservasi adanya tanda tanda
paru dan bebas dari tanda hipoventilasi
tanda distress pernafasan Monitor adanya kecemasan
Mendemonstrasikan batuk pasien terhadap oksigenasi
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan Vital sign Monitoring
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu Monitor TD, nadi,
bernafas dengan mudah, tidak suhu, dan RR
ada pursed lips) Catat adanya fluktuasi
Tanda tanda vital dalam tekanan darah
rentang normal Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
4. Pelaksanaan
Merupakan tahap pelaksanaan tindakan dari rencana perawatan yang telah
ditetapkan untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap pengukuran keberhasilan perawatan dalam
memecahkan masalah yang ditemukan dalam kebutuhan klien dengan cara
menilai tujuan yang ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.