Vous êtes sur la page 1sur 16

25

BAB III
PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN

A. Analisa SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtinity
(peluang), Treath (tantangan). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk
mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam
memasarkan event-event kita. Analis SWOT merupakan bentuk analisa situasi dan kondisi
yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).
Analisa ini terbagi atas 4 komponen dasar, yaitu :
1. Strenght (kekuatan), yaitu situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini
2. Weakness (kelemahan), yaitu situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini
3. Oppurtunity (peluang), yaitu situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan
4. Treath (ancaman), yaitu situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.

25
26
THREATS /
NO ANALISA STRENGTH WEAKNEES OPPORTUNITY
ANCAMAN

1 Man a. Ketenagaan a. Jam visit dokter a. Berdasarkan 1. Terjadinya


a. Ketenagaan 1) Ka.Ru : 1 orang yang tidak tetap perhitungan rotasi perawat
2) PJ.shift : 2 orang menyebabkan kebutuhan tenaga dalam rangka
3) PP : 8 org penumpukan menurut rumus efisiensi
b. Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga menurut rumus kerja perawat di Douglas, ketenagaan.
Douglas, kebutuhan perawat di ruang rawat inap cempaka 2 shift tersebut. kebutuhan perawat 2. Pegawai yang
sebanyak 2 orang, dan saat ini perawat berjumlah 2 orang. di ruang rawat risegn
c. Koreksi perhitungan tenaga menurut douglas : inap cempaka 2
sebanyak 2 orang,
Tabel Komposisi Ketenagaan Keperawatan Ruang Cempaka dan saat ini
2 perawat ruang
Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan tenaga cempaka
berjumlah 2 orang.
Tingkat Jumlah pasien Pagi Sore Malam Kondisi ini dapat
ktg di manfaatkan
untuk memberikan
Minimal 4 4 x 0,17 4 x 4 x
pelayanan yang
= 0,48 0,14 = 0,07 = lebih maksimal
0,5 0,28 kepada pasien dan
Parsial 0 0 x 0,27 0 x 0 x meningkatkan
kualitas dalam
=0 0,15 = 0,10 =
dokumentasi
0 0
asuhan
Total 1 1 x 0,36 1 x 1 x 0,2 keperawatan.
= 0,36 0,30 = = 0,20
0,30
Jumlah 5 1,04 2,32 0,23
1,04 + 0,8+ 35% x 35% 30% x
0,48 = 2,32 2,32 = x2,32 2,32 =
0,81 ( 1 = 0,81 0,6

26
27

orang) atau ( atau (1


1 Orang)
orang)

a. Kebutuhan tenaga perawat satu ruang (Sitorus, 2006


dalam Anwar, 2013)
Hasil hitungan +( 20% x jumlah hitungan ) + 1 karu
2,32 + 0,464 + 1 = 3,784 atau 4 orang
b. Komposisi tenaga ahli dan tidak ahli (55%;45%)
55% x 4 : 45%x 4 =
2,2 : 1,8 = 2 : 2

27
THREATS /
NO ANALISA STRENGTH WEAKNEES OPPORTUNITY 28
ANCAMAN
b. Struktur a. 1 Orang Kepala ruangan a. Belum terpasangnya a. Ruang rawat inap belum a. Akan dibentuknya
Organisasi b. 2 orang perawat struktur organisasi yang baru bisa memiliki kesempatan bangunan baru serta
penanggung jawab di ruangan rawat inap. yang besar dalam adanya perawat yang
c. 8 orang perawat pelaksana melaksanakan metode masih melanjutkan
rawat inap MPKP karena belum pendidikan sehingga
berjalanya Metode tim . akan adanya perubahan
yang sudah di jalani dalam struktur
metode FUNGSIONAL organisasi.
c. Kedisiplinan a.Jadwal dinas telah di tetapkan d. Adanya dinamika f. Ketika jadwal dinas dan g. Ketidakdisiplinan
untuk satu bulan olehh kepala kebutuhan pribadi setiap jam dinas yang telah di perawat terhadap
ruangan perawat yang sepakati dapat kehadiran akan
b. Absen harian masih mengakibatkan terjadinya dilaksanakan dengan baik, menghambat proses
dilakukan secara manual. tukar dinas antar perawat ruang rawat inap dapat di pelayanan asuhan
c. Adanya penilaian individu bagi e. Kurang tegasanya sistem tetapkan sebagai ruangan keperawatan.
tiap perawat oleh kepala ruangan punishment pada anggota dengan tingkat
yang tidak disiplin kedisiplinan perawat yang
tinggi.
b. Jumlah pasien - Jumlah BOR pada - Banyaknya jumlah total - Adanya Peningkatan mutu i. Banyaknya RS yang
bulanAgustus adalah 41% tempat tidur di ruang pelayanan. berlokasikan di kota
cempaka 2 tidak terlalu h. Peningkatan BOR dari kelapa dua depok
banyak hanya 9 bed dan klien yang di kirim oleh sehingga masyarakat
secara keseluruhan IGD. bebas memilih

28
29

memiliki 21 bed pelayanan yang


merasa dapat
memberikan
pelayanan yang
optimal.
e. Kinerja a. Perawat ruangan memiliki b. Belum terlihatnya c. Hubungan perawat d. Sikap perawat yang
sikap yang baik, ramah kebiasaan perawat dengan Klien dan kurang baik dapat
kepada klien dan keluarga penanggung jawab keluarga klien dapat mengakibatkan
klien. memperkenalkan diri ditingkatkan melalui pelayanan yang kurang
kepada pasien dan keluarga komunikasi terapeutik optimal.
pasien sebagai dasar dengan klien
kenyamanan dan kepuasan
pasien

29
30
WEAKNEES / OPPORTUNITY / THREATS /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN
KELEMAHAN KESEMPATAN ANCAMAN
2 Material b. Adanya pembagian a. Banyaknya RS berdiri
a. Ruang Rawat a. Ruang cempaka 2 adalah a. Cleaning service jadwal yang jelas di depok dengan
ruang perawatan dewasa terbatas cleaning service kondisi ruangan yang
perempuan umum. Total c. Adanya kesempatan lebih nyaman dan lebih
tempat tidur terdiri dari 9 untuk merenovasi menarik
bed dan fasilitas yang ruangan
tersedia : 9 bedside/meja
tambahan, 9 tiang infus, 1
AC dengan kondisi baik dan
lengkap, 9 kursi tunggu
pasien, kamar mandi
b. Terdapat Hand Hygiene di
di dalam masing-masing
ruangan.

b. Ruang Perawat a. Ruang perawat menjadi satu b. Kondisi lemari tempat f. Adanya kesempatan j. Membahayakan
kamar ganti penyinmpanan Obat masih untuk menata ulang bagian lain jika
b. Terdapat lemari Obat, alat medis menyatu dengan ruang kembali ruangan sampah medis dan
dan lemari obat emergency tindakan jadi kurang g. Adanya kesempatan nonmedis sampai
c. Adanya Ners station di ruang efektif untuk melakukan permohonan dibuatkan menyatu
Rawat inap tindakan kamar ganti dan tempat k. Ketidaknyamanan

30
WEAKNEES / OPPORTUNITY /
NO ANALISA STRENGTH / KEKUATAN THREATS / ANCAMAN
31
KELEMAHAN KESEMPATAN

d. Terdapat tempat sampah yang c. Tidak terdapat ruangan sholat petugas di pisah ruang kerja, kamar
sudah sesuai dengan tempat karu h. Kolaborasi ruangan ganti dan tempat
sampah medis dan non medis d. Ners station menjadi satu dengan management RS sholat dapat
e. terdapat penyimpanan alat selaras kanan dan kiri i. Perlu sosialisasi tentang menurunkan motivasi
kesehatan dan linen. e. Tidak terdapat tempat maksud tujuan dari kerja perawat
f. Sudah terlaksananya cara pembuangan sampah prosedur pemakaian l. Resiko pada
pembuangan spuit denagn infeksi dan non infeksi di APD keselamatan kerja bagi
menggunakan safety box troli tidakan sehingga petugas terutama
g. Tersedianya alat-alat pelindung perawat harus keluar perawat.
di ruangan (masker dan kamar untuk membuang m. Infeksi nosocomial
handscoon) sampah dapat terjadi saat
sampah medis tidak
langsung dibuang pada
tempatnya.

31
32

3. Money - Pembiayaan dan pendanaan


administrasi pembangunan
serta renovasi dikelola oleh
manajemen RS Bhayangkara
Brimob Kelapa Dua Depok

4. Metode
a. Penugasan - Metode yang digunakan n. Pelaksanaan penugasan p. Apabila pelaksaan q. Resiko beban kerja akan
Kerja adalah metode Fungsional, metode fungsional metode MPKP sudah tidak seimbang,
Karu = 1 Orang, PJ shift 2 belum optimal dan berjalan maka, r. Beresiko terjadinya
orang, Pelaksana 8 orang belum berjalanya metode pembagian pasien akan kesalahan tindakan dan
Tim sehingga pada merata sehingga setiap pemberian terapi pada
pelaksaannya pembagian pelaksana mempunyai penerapan pasien safety
pasien tidak merata dan peluang untuk
tidak berdasarkan tingkat bertanggung jawab
ketergantungan pasien pada pasien yang
o. Belum optimalnya dikelolanya
pembagian tugas yang
sesuai dengan tanggung
jawabnya dalam
pendokumentasian
asuhan keperawatan dan

32
33

tindakan pada pasien.


- Operan shift sudah s. Pelaksanaan Operan, pre t. Ciptakan komunikasi u. Isi dari operan shift yang
dilaksanakan di nurse station conference, post yang lebih baik dalam tidak lengkap dan belum
dan jarang di lakukan operan conference masih belum tukar informasi pasien berfokus pada masalah
keliling ke pasien berjalan secara saat Operan shift keperawatan menyebabkan
sistematis. perawat yang dinas
selanjutnya tidak mengetahui
kondisi klien secara
menyeluruh, sehingga dapat
beresiko terjadinya kesalahan
asuhan keperawatan

b. Protap - Adanya SPO dan kebijakan - Kurang optimalnya v. Meminimalkan z. Kesalahan kerja dapat terjadi
yang dibuat oleh rumah sakit pelaksanaan kepatuhan terjadinya kesalahan kapan saja dalam pemberian
- Tidak adanya pamphlet 6 terhadap SPO yang dalam pemberian Asuhan Keperawatan
sasaran keselamatan pasien di sudah ada asuhan keperawatan diruang rawat
rumah sakit di ruang nurse - Pada SPO pemberian dengan protap. aa. Kesalahan pemberian obat
station : obat perawat belum w. Meminimalkan dapat terjadi kapan saja
1) Ketepatan identifikasian membudayakan terjadinya kesalahan dalam pemberian Asuhan
pasien identifikasi secara dalam pemberian Keperawatan diruang rawat
2) Penigkatan komunikasi optimal, di tunjukan asuhan keperawatan karena kuranganya
terapeutik ketika melakukan dan dengan pengidentifikasian pasien

33
34

3) Peningkatan keamanan tindakan pemberian pengidentifikasian bb. Ketidak patuhan akan


obat yang perlu di terapi parenteral pasien. memicu terjadinya kesalahan
waspadai perawat tidak x. Meminimalkan pada 6 sasaran keselamatan
4) Kepastian tepat lokasi, membawa serta lembar terjadinya kesalahan pasien
tepat prosedur, tepat pemberian obat ke tindakan dalam
pasien operasi ruang pasien, lembar pemberian obat kepada
5) Pengurangan resiko pemberian obat hanya pasien.
infeksi terkait pelayanan digunakan sampai y. Kesadaran perawat
kesehatan perawat menyiapkan akan kepatuhan
6) Pengurangan resiko jatuh terapi di ruang tindakan san pasien
tindakan. safety akan
meningkatkan
keselamtan pasien
c. Pendokumen cc. Adanya pendokumentasian dd. Terdapat ee. Adanya pendoku- ff. Keterbatasan waktu dalam
tasian pengkajian, diagnosa ketidakrelevanan mentasian yang jelas pendokumen-tasian
keperawatan dan catatan pendokumentasian antara dan akurat dapat menyebabkan
perkembangan pasien diagnosa keperawatan meminimalisir pendokumentasian askep
yang ditegakkan dengan kesalahan tidak berkesinambungan
catatan keperawatan dan gg. Ketidakrelevanan
perkembangan. diagnosa yang ditegakkan
dengan rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan

34
35

menyebabkan askep tidak


maksimal dan komprehensif

5 Mutu Tidak terdapat lembar hh. Belum optimalnya fungsi


a. Kepuasan kepuasan klien yang terpasang dari lembar kepuasan
Klien pada sisi kiri kaca ruang klien
perawat

35
36

Analisa Data
Pilar MPKP Data Masalah

1. Metode MPKP Berdasarkan hasil observasi, Belum optimalnya


terdapat media struktur penerapan metode MPKP
organisasi yang lama dan belum karena masih menggunakan
diperbarui kembali karena metode fungsional di
banyak perawat yang sudah ruangan
berotasi atau pindah ke ruangan
yang lain dan Ruangan masih
menggunakan metode
fungsional belum menggunakan
metode tim
2. Kedisiplinan dalam Berdasarkan hasil observasi Belum optimalnya perawat
hand hygine perawat jarang melakukan hand menerapkan hand hygine
hygine atau melakukan 5 atau 5 moment dalam
moment setelah kontak dengan melakukan tindakan ke
pasien satu ke pasien yang lain, pasien .
hal tersebut menjadi masalah
besar terjadinya infeksi
nusokomial di ruangan

3. Indikator Mutu Kurang optimalnya dalam Belum optimalnya


Pelayanan menggolongkan pasien safty penerapan pasien safety
. atau lebihh tepatnya pasien yang terutama dalam pasien yang
beriko jatuh, di karenakan tidak beriko jatuh
di dilakukan pemasangan
gelang resiko jatuh atau segita
resiko jatuh

36
37

4. Pendokumentasi Berdasarkan hasil observasi , Belum optimalnya dalam


yang tidak lengkap dokumntasi dan wawancara di pendokumentasian dalam
dapatkan buku registrasi yang asuhan keperawatan
kurang optimal, sttus pasien
yang kurang lengkap, etiket
flabot yang tidak di pasang,
pengkajian rawat inap yang
tidak lengap, pendelegasian dari
dokter dpjp kurang di lengkapi,
dalam penetapakan diagnose
kurang optimal.

5. Mutu pelayanan Berdasarkan hasil obesrvasi belum optimalnya dalam


yang kurang yang di dapatkan bahwa mutu ketenagaan perawat karena
optimal pelayanan yang kurang optimal jumlah pasien yang tidak
dalam melakukan asuhan sebanding dengan jumlah
keperawatan yang sedang perawat
berjalan, karena dengan jumlah
perawat yang kurang
dibandingan dengan jumlah
pasien yang di rawat sehungga
asuhan keperawatn yang
diberikan tidak optimal

37
38

PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN PENGELOLAAN RUANG CEMPAKA II


Kemampuanm PRIOR
FokusKeperaw Ketenagakerja
No Masalah Besarnya BesarKerugian enyelesaikanm Skor ITAS
atan an
asalah
1 Belum optimalnya penerapan metode MPKP karena 3 4 4 5 5 1200 4
masi hmenggunakan metode fungsional di ruangan

2 Belum optimalnya perawat menerapkan hand 3 5 3 4 5 900 5


hygine atau 5 moment dalam melakukan tindakan
ke pasien .
3 Belum optimalnya penerapan pasien safety 5 5 4 4 5 2000 2
terutama dalam pasien yang beriko jatuh

4 Belum optimalnya dalam pendokumentasian 5 4 4 3 5 1200 3


dalama suhan keperawatan

5 Belum optimalnya dalam ketenagaan perawat 5 5 4 5 5 2500 1


karena jumlah pasien yang tidak sebanding
dengan jumlah perawat

Keterangan :
Magnitude : Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
Severity : Besar kerugian yang ditimbulkan dari masalah
Manageability : Bisa dipecahkan
Nursing Concerens : Melibatkan pertimbangan & perhatian perawat
Affordability : Ketersediaan sumber daya
38
39

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO Alternatif Masalah C A R L Jumlah Prioritas


Sosialisasi buku Pedoman MPKP mengenaicara
1 perhitungan jumlah perawat yang dinas dan job dest 4 4 4 3 192 I
masing-masing
Sosialisasi buku pedoman Nanda,Nic,Noc tentang
2 penegakan diagnose serta contoh dokumentasi status 4 4 3 3 144 II
pasien
3 Sosialisasi penggolongan pasien resiko jatuh 4 3 3 3 108 III
mengusulkan penerapan system kerja MPKP yang
4 sudah terbentu dan tersosialisasikan 3 3 2 2 36 IV

Sosialisasi penerapan 5 moment dan hand hygine


5 3 2 2 2 24 V
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

Ket :
Capability/ C : kemampuan melaksanakan alternatif
Accesability/ A : kemudahan dalam melaksanakan alternatif
Readiness/R : kesiapan dalam melaksanakan alternatif
Leverage/ L : daya ungkit alternatif tersebut dalam penyelesaian masalah

39
40

40

Vous aimerez peut-être aussi