Vous êtes sur la page 1sur 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan


pemahaman pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, Pendidikan kesehatan di rumah sakit juga berusaha
menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit
untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan
penyakit. Oleh karena itu, Pendidikan Kesehatan di rumah sakit merupakan
bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Untuk merancang suatu pedoman pelayanan pemberian pendidikan


kepada pasien dan keluarganya secara efektif dan berkesinambungan maka
diperlukan beberapa data sebagai bahan pertimbangannya. Rumah Sakit Islam
Aisyiyah sebagai rumah sakit tipe C yang memiliki layanan unggulan di tahun
2016 yaitu Cathlab (kateterisasi jantung) memberikan pelayanan sebagai
berikut :
1. Layanan Gawat Darurat, untuk kedaruratan traumatologi, bedah, dan non
bedah.
2. Layanan Rawat Inap
3. Layanan Perawatan Khusus, yaitu Kamar Operasi, Kamar Bersalin,
Perawatan Intensif, Anak, Perinatologi, dan Isolasi.
4. Layanan Rawat Jalan, yaitu klinik ibu dan anak, poliklinik umum pagi dan
sore, poliklinik gigi pagi dan sore, poliklinik spesialis, konsultasi gizi, dan
konsultasi psikologi.
5. Layanan perawatan sehari (One Day Care)
6. Layanan Kunjungan Rumah (home visit) dan perawatan di rumah ( home
care)
7. Layanan pemeriksaan kesehatan (General Check Up).

1
Adapun penyakit yang terbanyak berdasarkan data dari rekam medis
pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Dengue Hemorrhagic Fever 403
2 Gastritis Akut 301
3 Cataract Senilis 277
4 Gastroentritis 225
5 Bronchopneumonia 146
6 Heart Failure 144
7 Hernia Inguinalis 134
8 Diabetus Mellitus 129
9 Kemoterapi 102
10 Appendicitis 90

10 besar penyakit di masing-masing unit kerja , sebagai berikut :


Ruang Hasan – Husein
No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Gastroentritis 182
2 Dengue hemorrhagic Fever 167
3 Bronchopneumonia 146
4 Dengue fever 83
5 Typhoid Fever 34
6 Penumonia 28
7 Viral Infection 26
8 Kejang demam 23
9 Asthma Bronchiale 21
10 Observasi Febris 20

Ruang Khadijah
No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Ca Cervix 27
2 Tumor Mammae 27
3 Menometrorarrghia 27
4 Ca Ovari 22
5 Cyste Ovarium 12
6 Female Pelvic Infections 7
7 Vaginal Bleeding 7
8 Ca Endometrium 6
9 Cyste Bartholine 4
10 Utero Vaginal Prolaps 4

2
Unit Kamar Bedah
No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Hernia Inguinalis 134
2 Appendisitis Akut 90
3 Atheroma 61
4 Fibroadenoma Mammae 54
5 Cleft Lips 35
6 Ganglion 32
7 Clavus 27
8 Cleft Palate 23
9 Appendisitis Akut 22
10 Abses Mammae 19

Ruang Ali
No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Pneumonia 131
2 Tbc Paru 55
3 Asthma Bronchiale 28
4 Ae Copd 24
5 Ca Paru 11
6 Effusi Pleura 10
7 Tumor Paru 7
8 Sequelae Tb 6
9 Bronchitis Acute 5
10 Bronchitis Acute 6

Ruang Perawatan Umum ( Abu Bakar, Umar, Utsman, Salman)


No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Dengue Hemorrhagic Fever 403
2 Gastritis Akut 301
3 Gastroentritis 225
4 Diabetus Mellitus 129
5 Ca Mammae Pro Kemoterapi 102
6 Non Hodgkin's Lymphoma Pro Kemoterapi 97
7 Dengue Fever 78
8 Gastritis 68
9 Sirosis Hepatis 63
10 Hepatitis Viral(A) 61

3
Ruang Hamzah
No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Heart Failure 144
2 Hhd+Chf 75
3 Unstable Angina Pectoris 72
4 Infak Myocaria Acute 57
5 Cogestive Heart Failure 42
6 Left Ventricle Failure 26
7 Angina Pectoris 23
8 Hypertension Essential 15
9 Pneumoia 14
10 Coronary Atrial Disease 15

Unit Rawat Jalan


No 10 KASUS TERBANYAK TAHUN 2015 JML
1 Gastroentritis 321
2 Diabetus Mellitus 245
3 Heart Failure 232
4 Dengue Hemorrhagic Fever 220
5 Hipertensi 176
6 Cataract Senilis 134
7 Hernia Inguinalis 131
8 Gastritis Akut 129
9 Hepatitis 98
10 Bronchopneumonia 79

Untuk merancang metode pemberian edukasi pada pasien maka perlu


mengetahui data demografi pasien di RS. Berdasarkan rekam medis tahun 2015
data demografi pasien RSI Aisyiyah Malang sebagai berikut :
1. Berdasarkan Kelompok Umur

4
2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

3. Berdasarkan Jenis Kelamin

1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam melaksanakan pendidikan kesehatan rumah
sakit di RSI Aisyiyah Malang agar pasien, keluarga dan kelompok-
kelompok masyarakat dapat mandiri dalam mempercepat penyembuhan
dan rehabilitasinya, dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan dan
mencegah masalah-masalah kesehatan yang ada

5
b.Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pasien dan keluarga
pasien RSI Aisyiyah Malang terhadap masalah kesehatan yang
dialami.
2. Membantu pasien dan keluarga pasien di RSI Aisyiyah Malang
dalam membuat keputusan terhadap perawatannya.
3. Meningkatkan keterlibatan pasien dan keluarga dalam program
pengobatan.

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan

1.3.1 Pendidikan kesehatan ini diberikan mulai pasien masuk rumah sakit, selama
mendapatkan perawatan, dan sampai pasien keluar dari rumah sakit.
1.3.2 Pendidikan kesehatan diberikan seiring dengan pelayanan yang
diselenggarakan rumah sakit, yaitu :
a. Di dalam gedung rumah sakit :
 Di ruang pendaftaran, yaitu tempat dimana pasien mendaftar
sebelum mendapatkan pelayanan rumah sakit.
 Di pelayanan Rawat Jalan , seperti Poliklinik Anak, Bedah,
Poliklinik Paru,dll.
 Di pelayanan Rawat Inap (termasuk ICU, Kamar Bersalin,
Perinatal, ruang operasi, ruang kasir/pembayaran dan IGD)
 Di pelayanan Penunjang Medis, seperti Laboratorium, Radiologi,
dll.
 Di tempat-tempat umum seperti di ruang-ruang tunggu rumah
sakit , di masjid rumah sakit.
b. Di luar rumah sakit
Pendidikan kesehatan juga dilakukan diluar gedung rumah sakit yaitu :
 Komunitas yang mendukung pendidikan kesehatan berkelanjutan
dan pendidikan untuk pencegahan penyakit yaitu di komunitas
jantung dan komunitas diabetes.

6
Di Tempat Pendaftaran :
1. Hak dan kewajiban pasien
2. Fasilitas kamar yang ditempati
3. Perkiraan biaya perawatan sesuai kamar yang ditempati
4. Kesediaan dijenguk*
 Di fasilitas sosial yaitu di posyandu lansia, lembaga
permasyarakatan.
1.3.3 Materi Informasi dan Pendidikan
a. Materi Informasi
Materi informasi yang diberikan antara lain :
1. Di tempat pendaftaran
a. Hak dan kewajiban pasien
b. Fasilitas kamar yang ditempati
c. Perkiraan biaa perawatan sessuai kamar yyang ditempati
d. Kesediaan dijenguk
e. Kartu Penunggu
2. Di UGD
a. Nama Dokter DPJP
b. Gelang identitas
c. Tindakan rutin, berkaitan dengan pengambilan darah untuk pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan x-ray, injeksi (im, iv, sc), pemasangan infus,
dan cateter
3. Di Ruang Rawat Inap
a. Waktu visite dokter
b. Orientasi ruangan
c. Jalur evakuasi
d. Hand hygiene
e. Lain-lain seperti biaya pemeriksaan lainnya yang diperlukan
b. Materi-materi pendidikan :

Materi pendidikan sedikitnya berisi tentang :


- Proses informed concent
- Partisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya
- Partisipasi pada proses pelayanan
- Kondisi kesehatan dan diagnose pasti
7
- Pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
berkelanjutan atau mencapai sasaran kesehatannya.
- Penggunaan obat-obatan dan interaksinya
- Penggunaan peralatan medis
- Diet dan nutrisi
- Manejemen nyeri
- Teknik rehabilitasi

1.3.4 Metode Pemberian Pendidikan


Metode pemberian pendidikan yang digunakan amtara lain :
1. Metode verbal
2. Metode tertulis
3. Metode audio visual

1.4. Batasan Operasional


Pedoman pelayanan pendidikan kesehatan rumah sakit adalah kumpulan
ketentuan dasar yang memberi arah dalam pelayanan edukasi pada pasien dan
keluarga, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada keterlibatan pasien dalam
pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan yang dialami.

1. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
2. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
3. Alat kesehatan adalah instrumen, set partus, mesin dan atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,

8
memulihkan kesehatan pada manusia, dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
4. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia.
5. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat.
6. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang
bersifat pendidikan kesehatan.
7. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap
suatu masalah kesehatan/penyakit.
8. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan atau serangkaian
kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau
pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.
9. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan atau serangkaian
kegiatan untuk mengembalikan pasien setelah menjalani perawatan di
rumah sakit ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
10. Pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga adalah pemberian
informasi dan pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga sesuai
yang dibutuhkan pasien dan keluarga agar pasien dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami.

9
1.5. Landasan Hukum
1.5.1. Regulasi Nasional
1. Undang – undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang – undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. KEPMENKES Nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Pendidikan Kesehatan
4. Permenkes Nomor : 983/Menkes/SK/IX/92 tanggal 12 November 1992
tentang pedoman organisasi rumah sakit
5. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 462/Menkes/SK/V/2002 tentang
berlakunya safe community (Masyarakat Hidup Sehat dan Aman)
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Pendidikan Kesehatan
8. Permenkes RI No. 12/tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit Bab
Pendidikan Pasien dan Keluarga
1.5.2 Regulasi Rumah Sakit
1. SK Direktur Nomor : F-3 057/B.SK-PKRS/I/2016 tentang Kebijakan
Pendidikan Pasien dan Keluarga.
2. SK Direktur Nomor : F-3 067/B.SK-PKRS/I/2016 tentang
Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian PKRS
3. SK Direktur Nomor : F-3 066/B.SK-PKRS/I/2016 tentang
Pemberlakuan Pedoman Pelayanan PKRS

10
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Direktur Rumah Sakit membentuk tim yang bertanggung jawab sebagai


pengelola PKRS. Tim ini harus berada pada posisi yang dapat menjangkau
seluruh unit yang ada di rumah sakit, sehingga fungsi koordinasinya dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Pembentukan Tim dirumuskan tugas pokok
dan fungsinya serta tata hubungan kerja dengan unit lainnya, dan dituangkan
dalam keputusan direktur, selanjutnya diikuti dengan penugasan sejumlah tenaga
rumah sakit sebagai pengelola purna waktu (full timer). Kualifikasi tenaga
tersebut mengacu kepada standar minimal tenaga PKRS.
Adapaun standar tenaga khusus tim pendidikan kesehatan untuk rumah
sakit adalah sebagai berikut:
1. Dokter umum atau dokter gigi
2. S1 Keperawatan atau Kebidanan atau Kesehatan Masyarakat
3. D3 Keperawatan atau Kebidanan
4. S1 Apoteker
5. D3 Gizi
6. D3 Fisioterapi
7. D3 Radiografer
8. D3 Analis Kesehatan
9. S2 Sistem Informasi

11
2.2 Distribusi Ketenagaan

Tim Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang terdiri dari
perwakilan dari semua profesi yang memberikan asuhan kepada pasien, yaitu :
1. Ketua Tim PKRS adalah seorang dokter umum yang memiliki pengalaman di
bidang pendidikan kesehatan
2. Sekretaris Tim PKRS adalah seorang sarjana keperawatan yang memiliki
pengalaman dibidang pendidikan kesehatan
3. Anggota Tim PKRS adalah seseorang yang diberi tugas oleh Ketua PKRS
dalam mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan yang terkait dan
mem-follow up pelaksanaan dan penerapan program kerja PKRS dalam
masing-masing unit kerja yang terdiri dari perwakilan masing-masing profesi
pemberi asuhan yaitu dokter umum, dokter gigi, perawat, nutrisionis klinik,
apoteker, fisioterapis, radiografer, analis kesehatan.

Adapun pendistribusian Tim PKRS sebagai berikut :


No Nama Profesi Jumlah
1. Dokter Umum 1
2. Dokter gigi 1
3. Sarjana Keperawatan 1
4. D3 Keperawatan/Kebidanan 2
5. Apoteker 1
6. Radiografer 1
7. Analis Kesehatan 1
8. Fisioterapis 1
9. Sarjana Agama Islam 1
10. Sarjana Informasi 1
11. SMA 1

BAB III
STANDAR FASILITAS

Lokasi kerja Tim Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) menyatu


dengan sistem pelayanan rumah sakit. Fasilitas yang tersedia adalah adanya
ruangan khusus untuk proses pemberian pendidikan, peralatan proses pendidikan

12
berupa komputer, laptop, LCD, leaflet, dan poster dan adanya berbagai macam
alat peraga.
3.1. Denah Ruang

Ruang Siaran
. Ruang pertemuan
MEJA

Denah ruang PKRS / Desain interior

TPP RAWAT INAP RUANGAN PKRS


DAN INFORMASI

APOTEK
KEUANGAN

PINTU MASUK

Gambar Tata Letak Ruangan PKRS di lantai 1


3.2 Standar Fasilitas

No Nama Barang Jumlah


1. Komputer 1
2. Laptop 1
3. Printer 1
4. Handycam 1
5. LCD 1

13
6. Pointer 1
7. Alat perekam suara 1
8. Kabel gulung 1
9. Televisi 1
10. Pesawat telepon 1
11. Chanel TV 1
12. Meja kantor 1
13. Kursi 1
14. Sofa 1
15. Meja 1
16. Leaflet Keterangan tersendiri
17. Poster, brosur Keterangan tersendiri
18. Alat peraga demonstrasi 5
19. Filling cabinet 5

Daftar Brosur
No Tema Keterangan
1. Matikan rokok sekarang di ruang tunggu radiologi

2. Matikan rokok anda di ruang tunggu ruang ali

3. Perokok pasif di ruang tunggu kamar


bedah
4. Tubuh perokok di ruang tunggu rauang
utsman
5. Waspada gejala diabetes di ruang tunggu radiologi

6. Diabetes di ruang tunggu ruang ali

7. Kiat hipertensi di ruang tunggu kamar


bedah
8. Tanda bahaya kehamilan di ruang tunggu ruang
utsman
9. Hand hygiene dan etika batuk di semua kamar pasien

10. 3 M Pencegahan demam berdarah Di rawat jalan

11. Cegah TB Di masjid RS dan Poli TB

12. Waspada Demam Berdarah Di rawat jalan

Daftar Booklet

14
Booklet Inform concent di semua unit rawat inap, rawat jalan, IGD dan kamar

bedah.

Daftar Leaflet Di Unit Rawat Inap Umum

NO TEMA
1. DHF

2. Diabetes Mellitus

3. Hipertensi

4. Stroke

5. Hernia

6. Appendicitis

7. Kemoterapi

8. Gastroenteritis

9. Asma

10. TBC

11. Haemoroid

12. Thypoid

13. BPH

14. Retensio urine

15. Katarak

Daftar Leaflet Di Ruang Hasan Husen (Ruang Anak-anak dan Perinatologi)


NO TEMA
1. DHF
2. Pneumonia & Broncho Pneumonia
3. Hernia
4. Appendicitis
5. Gastroenteritis
6. Asma
7. TBC

15
8. Thypoid
9. Katarak
10. ASI
11. Metode Kangguru
12. Imunisasi
13. Hyperbilirubin

Daftar Leaflet Di Unit Rawat Inap


Ruang Hadijah
NO TEMA
1. Asi
2. Imunisasi
3. Kangguru
4. Ca Cervix
5. Menometrorarrghia
6. Gravida
7. DHF
8. Diabetes Mellitus
9. Hipertensi
10. Kemoterapi

Ruang Perawatan Ali

NO Deskripsi
1 Pneumonia
2 Tbc Paru
3 Asthma Bronchiale
4 Ae Copd
5 Ca Paru
6 Effusi Pleura
7 Tumor Paru
8 Sequelae Tb
9 Bronchitis Acute
10 Bronchitis Kronis

Daftar Leaflet di Rawat Jalan


No TEMA
1 Gastroentritis
2 Diabetus Mellitus
3 Heart Failure
4 Dengue Hemorrhagic Fever
5 Hipertensi
6 Cataract Senilis

16
7 Hernia Inguinalis
8 Gastritis Akut
9 Hepatitis
10 Bronchopneumonia

Materi Pendidikan Melalui Audiovisual

Senin : Vertigo dan Hemoroid


Selasa : Hand Hygiene & Etika Batuk dan TBC
Rabu : Jantung dan Katarak
Kamis : Diabetes dan Bedah Plastik
Jumat : DHF dan Mata
Sabtu : Kesehatan reproduksi dan Karang Gigi

17
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pengelolaan kegiatan pendidakan kesehatan merupakan suatu siklus


kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang terkait satu dengan
yang lain mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pada Kegiatan perencaaan, tim pendidikan kesehatan rumah sakit
membuat perencanaan tentang kegiatan pendidikan kesehatan kepada pasien
keluarga dan masyarakat meliputi kebutuhan akan adanya pendidikan,
ketersediannya tenaga edukator yang dibutuhkan, peralatan yang dibutuhkan,
ruangan dan materi sesuai kebutuhan pasien.
Pada pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan di Rumah Sakit Islam
Aisyiyah Malang ada yang diadakan di dalam/intern dan ada yang diluar/ekstern
gedung rumah sakit. Kegiatan di dalam/intern gedung dilaksanakan seiring
dengan pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit, yaitu di pelayanan
rawat jalan , pelayanan rawat inap, gawat darurat, rawat insentif, dan di
pelayanan penunjang medis yaitu dipelayanan obat, pelayanan laboratorium,
pelayanan radiologi. Pendidikan kesehatan intern selain ditujukan untuk pasien
juga ditujukan bagi klien sehat.
Sedangkan pendidikan kesehatan diluar gedung/ekstern dilaksanakan di
fasilitas-fasilitas sosial dan di organisasi sosial kemasyarakatan yang memberikan
support system terhadap masalah kesehatan.
Kegiatan evaluasi dilakukan setiap tiga bulan sekali meliputi evaluasi
terhadap program kerja PKRS dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian
informasi dan pendidikan di RSI Aisyiyah Malang.

4.1 Pendidikan Kesehatan Bagi Pasien Rawat Jalan


Pendidikan kesehatan bagi pasien rawat jalan berpegang kepada strategi dasar
pendidikan kesehatan, yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana
dan sarana pendidikan.

18
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan terhadap setiap pasien. Pasien akan
mendapatkan pendidikan dari profesional pemberi asuhan yaitu dokter,
perawat, apoteker, nutrisionis klinik dan fisioterapis. Materi pendidikan
yang diberikan berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus
dikonsumsinya. Proses pemberian materi pendidikan dapat berlangsung di
di ruang pemeriksaan atau di ruang tunggu.
b. Bina Suasana
Sasaran pendidikan yang diberikan rumah sakit bukan hanya
pasien, tapi juga keluarganya, untuk itu disediakan berbagai media
komunikasi dipoliklinik, khususnya diruang tunggu, perlu dipasang
poster-poster, disediakan leaflet, dipasang televisi dan speaker kontrol
yang dirancang untuk menayangkan informasi kesehatan/penyakit dan
materi dakwah Al Islam. Dengan mendapatkan informasi yang benar
mengenai penyakit yang diderita pasien yang diantarnya, keluarga
diharapkan dapat membantu rumah sakit memberikan juga penyuluhan
kepada pasien, bahkan jika pasien yang bersangkutan dapat ikut
memperhatikan leaflet, poster atau tayangan yang disajikan, maka seolah-
olah ia berada dalam suatu lingkungan yang mendorongnya untuk
berprilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan
yang dideritanya dapat segera diatasi.
c. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan diperlukan untuk menunjang proses pemberian
pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Sarana pendidikan antara lain
berupa leaflet, poster, atau materi pendidikan yang disiarkan melalui audio
visual seperti televise dan speaker control.

19
4.2 Pendidikan Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap

Pada saat pasien sudah memasuki masa penyembuhan, umumnya pasein


sangat ingin mengetahui seluk-beluk tentang penyakitnya. Walaupun ada juga
pasien yang acuh tak acuh. Terhadap mereka yang antusias, pemberian informasi
dapat segera dilakukan. Tetapi bagi mereka yang acuh tak acuh, proses
pemberdayaan harus dimulai dari awal, yaitu dari fase meyakinkan adanya
masalah.
Sementara itu, pasien dengan penyakit kronis dapat menunjukkan reaksi
yang berbeda-beda, seperti misalnya apatis, agresif, atau menarik diri. Hal ini
dikarenakan penyakit kronis umumnya memberikan pengaruh fisik dan kejiwaan
serta dampak sosial kepada penderitanya. Kepada pasien yang seperti ini
kesabaran dari petugas rumah sakit sungguh sangat diharapkan, khususnya dalam
pelaksanaan pemberdayaan.
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan terhadap semua pasien rawat inap selama pasien
menjalani perawatan. Terdapat beberapa cara pemberdayaan atau
konseling yang dapat dilakukan, antara lain :
- Konseling di Tempat Tidur
Konseling di tempat tidur (bedside conseling) dilakukan terhadap pasien
rawat inap. Dalam hal ini profesional pemberi asuhan seperti perawat,
dokter, apoteker, farmasi klinik, nutrisionis klinik yang menjadi konselor
harus mendatangi pasien demi pasien, duduk di samping tempat tidur
pasien tersebut, melakukan pelayanan konseling.
- Pendidikan kesehatan melalui sarana audio visual (TV RSIA) yang ada di
ruang perawatan pasien.
- Penggunaan formulir pendidikan pasien dan keluarga sebagai sarana
dalam menentukan kebutuhan pendidikan pasien dan pelaksanaan
pendidikan.

20
- Penggunaan materi-materi pendidikan yang mudah dipahami dan
komunikatif sebagai sarana untuk memudahkan pasien memahami materi
pendidikan yang dibutuhkan.
b. Bina suasana
Pendidikan kesehatan yang diberikan pada keluarga, pengunjung atau
pengantar pasien diberikan dengan tujuan agar mereka bisa turut
memberikan penyuluhan kepada pasien dan juga bisa mendorong pasien
untuk berperilaku sesuai dengan yang dikehendaki sehingga penyakit atau
masalah kesehatan yang dideritanya segera diatasi.
c. Pendekatan Keagamaan
Suasana yang mendukung terciptanya perilaku untuk mempercepat
penyembuhan penyakit juga dapat dilakukan dengan pendekatan
keagamaan. Ini bisa dilakukan dengan doa bersama, maupun pembagian
materi pendidikan terkait keagamaan secara tertulis maupun audio visual.

4.3 Pendidikan Kesehatan Dalam Pelayanan Penunjang Medis


Dalam rangka pelayanan penunjang medik, pendidikan kesehatan
dapat dilaksanakan di pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi,
pelayanan obat dan pelayanan pemulasaraan jenasah.

a. Di Pelayanan Laboratorium
Di pelayanan laboratorium, selain dapat dijumpai pasien (orang sakit),
juga klien (orang sehat), dan para pengantarnya. Kesadaran yang ingin
diciptakan dalam diri mereka adalah pentingnya melakukan
pemeriksaan laboratorium, yaitu:
- bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan
oleh dokter.
- bagi klien atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau
kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat.
Pada umumnya pasien, klien atau pengantarnya tidak tinggal terlalu
lama di pelayanan laboratorium. Oleh karena itu, di kawasan ini
sebaiknya dilakukan pendidikan kesehatan dengan media swalayan

21
(self service) seperti poster-poster yang ditempel di dinding atau
penyediaan leaflet.

b. Di Pelayanan Radiologi
Sebagaimana di pelayanan laboratorium, di pelayanan radiologipun
umumnya pasien, dan keluarganya tidak tinggal terlalu lama. Di sini
kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka pun serupa dengan di
pelayanan laboratorium, yaitu pentingnya melakukan pemeriksaan rontgen:
- Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh
dokter.
- Bagi klien atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau
kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat.

Dengan demikian, pendidikan kesehatan yang dilaksanakan di sini


sebaiknya juga dengan memanfaatkan media Self Service seperti poster dan
leaflet.

c. D i Pelayanan Obat/Apotik
Di pelayanan obat/apotik juga dapat dijumpai baik pasien, maupun
keluarganya. Sedangkan kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri
mereka adalah terutama tentang :
- cara minum obat dan frekuensinya
- efek samping obat dan potensi interaksi antar obat-obatan maupun
dengan makanan dan minuman
- Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai
dengan petunjuk dokter.

4.4 Pendidikan Kesehatan Bagi Klien Sehat

Klien sehat di dalam rumah sakit adalah keluarga, pengunjung, pengantar ,


maupun pasien yang dalam kegiatan rehabilitasi. Bagi klien sehat perlu adanya
suatu upaya dari rumah sakit untuk memberikan suatu pendidikan kesehatan

22
untuk mempertahankan kesehatannya, perubahan perilaku kesehatan, dan juga
untuk bina suasana kepada pasien. Pada klien sehat, pendidikan kesehatan bisa
dilakukan dengan penyuluhan kesehatan, penyebaran media pendidikan baik
tertulis maupun audio visual.

4.5 Pendidikan Kesehatan Di Fasilitas Sosial


Pendidikan kesehatan di fasilitas sosial bisa dilakukan dengan tujuan agar terjadi
perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih sehat. Dalam hal ini materi
pendidikan yang diberikan adalah tentang hal-hal yang bersifat umum atau
himbauan-himbauan yang bertujuan untuk perubahan perilaku masyarakat
menjadi lebih sehat. Media yang digunakan bisa berupa banner / spanduk,
maupun secara langsung dengan penyuluhan kesehatan.

4.6 Pendidikan kesehatan di komunitas


Komunitas yang dimaksud disini adalah komunitas yang mendukung promosi
kesehatan berkelanjutan dan pendidikan untuk pencegahan penyakit. Sesuai data
demografi dan komunitas yang di kota Malang Rumah Sakit Islam Aisyiyah
Malang bekerjasama dengan komunitas jantung sehat dan komunitas diabetes.

23
BAB V
LOGISTIK

Logistik adalah segala sesuatu yang berwujud dan dapat diperlakukan


secara fisik baik yang digunakan untuk kegiatan pokok maupun kegiatan
penunjang (administrasi).

Logistik untuk kegiatan Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)


adalah persediaan peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga seperti alat audiovisual, komputer,
LCD, layar, DVD, alat tulis kantor , materi pendidikan berupa leaflet, booklet,
poster dan formulir pendidikan.

Seluruh kebutuhan logistik untuk kegiatan PKRS disediakan oleh Rumah


Sakit Islam Aisyiyah Malang dan dari Dinas Kesehatan berupa poster atau
spanduk tentang kesehatan.

24
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pendidikan kesehatan rumah sakit yang diberikan pada pasien dan


keluarga berfokus pada keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
pengkajian risiko, identifikasi, pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan, dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

Upaya untuk menjamin keselamatan pasien di fasilitas kesehatan sangatlah


kompleks dan banyak hambatan. Konsep keselamatan pasien harus dijalankan
secara menyeluruh dan terpadu. Upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien
salah satu cara yang dapat dilaksanakan adalah dengan melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarga agar pasien dan keluarga dapat mengambil
keputusan yang tepat terkait masalah kesehatan yang dialami.

Strategi yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien melalui


tindakan pendidikan kesehatan antara lain dengan memberikan pendidikan
kesehatan tentang proses penyakit dan penatalaksanaan medis, penggunaan obat
yang aman dan interaksi obat, keamanan penggunaan peralatan medis,
pencegahan resiko jatuh pada pasien , pencegahan infeksi di rumah sakit, nutrisi
dan rehabilitasi medik.

25
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit merupakan salah


satu perlindungan bagi tenaga kesehatan yang bertujuan untuk mencegah serta
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit secara umum bertujuan


agar tercapai pelayanan dan produktifitas kerja yang optimal, sedangkan tujuan
khususnya adalah memberikan perlindungan kepada seluruh staf, pasien dan
pengunjung; mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya, kebakaran
dan pencemaran lingkungan; mengamankan peralatan kerja, bahan baku dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Petugas pemberi pendidikan sangat rentan tertular penyakit karena petugas


berhubungan langsung dengan pasien terutama saat pemberian pendidikan
kesehatan secara tatap muka. Oleh karena itu petugas perlu memperhatikan upaya
pencegahan infeksi tersebut antara lain cuci tangan sebelum dan sesudah
memberikan pendidikan kesehatan, menggunakan alat pelindung diri terutama
jika pasien atau keluarga pasien yang diberikan edukasi memiliki penyakit
menular seperti TBC, ventilasi dan pencahayaan yang baik di ruang edukasi dan
memberikan pendidikan tentang pencegahan infeksi seperti cara cuci tangan, cara
batuk efektif, pengelolaan sampah diruangan.

26
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pelayanan PKRS di Rumah Sakit Islam Aisyiyah


Malang dilaksanakan untuk menjamin efektifitas pemberian pendidikan
kesehatan, meningkatkan efisiensi pelayanan, meningkatkan kepuasan pelanggan
dan pada akhirnya tercapainya mutu pelayanan rumah sakit sesuai dengan
tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Adapun kegiatan untuk pengendalian mutu pelayanan PKRS adalah


sebagai berikut :
1. Evaluasi terhadap pencapaian program kerja tahun meliputi rekapitulasi data,
analisa dan evaluasi. Hasil evaluasi ini digunakan untuk membuat program
peningkatan mutu tahun berikutnya.
2. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian informasi dan
pendidikan kepada pasien dan keluarga melalui :
a. Evaluasi ketidaklengkapan formulir pendidikan pasien dan keluarga
b. Angket kepuasan pasien terhadap edukasi yang didapatkan
c. Penilaian kemampuan edukator dalam memberikan edukasi kepada pasien,
dilakukan bersamaan dengan penilaian kinerja.

27
BAB IX
PENUTUP

Dengan adanya buku Pedoman ini diharapkan kegiatan Pendidikan


Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dapat berjalan dengan baik dan kinerjanya
dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan keterlibatan pasien dalam
pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan yang dialami.

Bagi para staf pendidikan kesahatan rumah sakit (PKRS) diharapkan Buku
Pedoman ini dapat membantu memberi gambaran kegiatan, hal-hal apa saja
yang dilaksanakan dan upaya-upaya peningkatan kinerja sehingga tercapai
tujuan yang diharapkan.

Buku ini masih akan terus dievaluasi, sehingga kami harapkan adanya
saran dan masukan yang berharga bagi penyempurnaan buku pedoman ini
dimasa mendatang.

28

Vous aimerez peut-être aussi