Vous êtes sur la page 1sur 29

Makalah Medikal Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK

Dosen Pembimbing : Ns.Tisa Gusmiah, M.Kep

Disusun Oleh

Erin Agustin SR162100053


Jodi Rachman SR162100021
NurRaviah SR162100003
Paudilah SR162100013
RizkiHardiani SR162100057
Setiawati Lestari SR162100015
Tri Ajie Geofali SR162100059

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin kami ucapkan kepada Allah Subhanahu WaTa’ala, karena
berkat rahmat dan hidayahnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keperawatan Tumor Otak” tepat pada waktunya. Kami juga
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Haryanto, S.Kep,Ners.MSN.Ph.D.WOC/ETN selaku Ketua STIK Muhammadiyah
Pontianak.
2. Ibu Ns. Tisa Gusmiah, M.Kep selaku koordinator matakuliah Keperawatan Medikal
Bedah
3. Orang tua dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan moril dan materil dan selalu
mendoakan setiap saat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Rekan-rekan satu angkatan Program Studi S1 Reguler Angkatan 2016 STIK
Muhammadiyah Pontianak yang saling memberikan motivasi dan bantuan dalam proses
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan pada makalah ini, oleh karena
itu kami mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Pontianak, 01 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 3
C. Tujuan…………………………………………………………………... 3
D. Manfaat ……………………………………………………………….... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Dan Fisiologi Otak …………………………………………… 3
B. Definisi Tumor Otak …………………………………………………… 8
C. Etiologi Tumor Otak …………………………………………………… 9
D. Manifestasi Tumor Otak ………………………………………………. 10
E. Fatofisiologi Tumor Otak ……………………………………………… 10
F. Pemeriksaan diagnostic Tumor Otak ………………………………….. 12
G. Komplikasi Tumor Otak ………………………………………………. 13
H. Penatalaksanaan Tumor Otak …………………………………………. 13
BAB III Asuhan Keperawatan Kanker Otak
A. Pengkajian ……………………………………………………………. 16
B. Diagnose dan intervensi ……………………………………………… 17
C. Implementasi ………………………………………………………… 23
D. Evaluasi ……………………………………………………………… 23
BAB IV PENUTUP
A Kesimpulan ………………………………………………………………... 24
B Saran ………………………………………………………………………. 24

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, di samping
tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor otak ini dapat berupa tumor yang sifatnya
primer ataupun yang merupakan metastasis dari tumor pada organ lainnya (Hakim, 2005;
Wahjoepramono, 2006).
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena adanya desakan ruang
baik jinak maupun ganas yang tumbuh diotak, meningen dan tengkorak. Tumor otak
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu herediter, sisa-sisa sel embrional, radiasi, virus,
subtansi-subtansi karsinogenik. Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif.
Gangguan neurologis ini disebabkan oleh adanya gangguan fokal oleh tumor dan
peningkatan tekanan intracranial. Gangguan fokal terjadi saat di nila terdapat penekanan
pada jaringan orak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan
kerusakan jaringn neuron.
Dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237 juta penduduk ada sekitar 237.000
penderita kanker/tumor baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga
menunjukan bahwa kematian akibat penyakit ini kian meningkat. Berdasarkan hasil
prevalensi kanker/tumor di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk dan merupakan
penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera,perinatal dan
diabetes militus (Riskesda, 2007)
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor kanker pertahun. Namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal
yang menakutkan bagi sebagian orang walaupun misalnya tumor menyerang adalah jenis
tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang menyerang bagian tubuh lainnya
umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain.
Penatalaksanaan tumor otak dapat melalui terapi operasi jika obat-oabt antidema otak
tida dapat diberikan secara terus menerus. Terapai konservatif yang meliputi radioterapi,
kemoterapi dan imunoterpi. Radioterapi dilakukan untuk menghancurkan tumor dengan
dosis yang masih dapat diteleransi oleh jaringan normal yang ditembusnya. Kemoterapi
digunakan untuk tumor astrositoma, glioblastoma dan astrositoma anaplastik beserta
variannya. Imunoterapi digunakan jika terdapat gangguan fungsi imunologi tubuh.
Tingginya kematian akibat penyakit ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan
masyarakat tentang bahaya dari tumor ini, tanda-tanda dini dari tumor, faktor-faktor

1
resiko, cara penanggulangannya secara benar serta membiasakan diri dengan pola hidup
sehat dan pasien sering datang berobat ketempat yang salah sehingga datang ke Rumah
sakit dalam keadaan yang sudah lanjut sehingga biaya pengobatannya lebih mahal.
Berdasarkan penjelasan diatas maka kami tertarik untuk menulis makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Tumor Otak”.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
bagaimana Asuhan Keperawatan Tumor Otak?
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep Asuhan
Keperawatan Tumor Otak.
2. Tujuan khusus dari makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui definisi tumor otak
b. Untuk mengetahui penyebab tumor otak
c. Untuk mengetahui patofisiologi tumor otak
d. Untuk mengetahui manifetasi klinis tumor otak
e. Untuk mengetahui penatalaksanaan tumor otak
f. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada tumor otak
C. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
1. Untuk Penulis :
a. Agar penulis mampu menyusun makalah secara benar dan cermat.
b. Untuk memperluas wawasan keilmuan penulis agar mempunyai pandangan yang
luas terhadap perawatan tumor otak
c. Memberikansumbanganpemikiranbaikberupakonsepteoritismaupunkonseppraktis.
2. Untuk pembaca
Agar mereka dapat mengetahui bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Tumor
Otak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Otak

1. Sistem Saraf Pusat


Ketika anda berpikir, melihat, bernapas, dan melakukan segala sesuatu sepanjang
hari anda menggunakan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat adalah sistem tubuh
yang menerima dan memproses semua informasi dari seluruh bagian tubuh. Ini terdiri
dari otak, sumsum tulang belakang, dan neuron. Hal ini bisa dibilang sistem yang
paling penting dari tubuh.
a Otak

Otak melaksanakan semua fungsi yang disadari. Otak bertanggung jawab


terhadap pengalaman-pengalaman berbagai macam sensasi atau rangsangan
terhadap kemampuan manusia untuk melakukan gerakan-gerakan yang menuruti
kemauan (disadari), dan kemampuan untuk melaksanakan berbagai macam proses

3
mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional, intelegensia,
berkomunikasi, sifat atau kepribadian dan ramalan. Otak terdiri dari otak besar
(serebrum), otak kecil (serebelum) dan sum-sum lanjutan (medula oblongata).
1) Otak Besar (Serebrum)
Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan
binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa,
logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan fisual.
Kecerdasan intelektual atau IQ manusia juga ditentukan oleh kualitas
cerebrum.
Cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam, fisura serebri longitudinal,
menjadi hemisferkiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu
ventrikel lateral. Di otak bagian dalam, hemisfer dihubungkan oleh massa
substansi albikan (serat saraf) yang disebut korpus kalosum (corpus callosum).
Bagian superfisial cerebrum terdiri atas badan sel syaraf atau substansi grisea,
yang membentuk korteks serebri,dan lapisan dalam yang terdiri atas serat
syaraf atau substansi albikan.
Secara umum, belahan belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan
belahan orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam
kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan
berpikir rasional. Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus.
Bagian lobus yang menonjol disebut girus dan bagian lekukan yang
menyerupai parit disebut sulcus. Ke-4 lobus tersebut yaitu:
Nama lobus Lokasi Fungsi
Lobus Frontal Lobus frontal, terletak di Emosi, perencanaan,
daerah otak sekitar dahi Anda kreativitas, penilaian,
gerakan dan
pemecahan masalah
dikendalikan di lobus
frontal. Lobus frontal
dibagi lagi ke dalam
korteks prefrontal, area
premotor, dan area
motor.

4
Lobus Parietal Lobus Parietal terletak di Suhu, rasa, tekanan,
belakang lobus frontal dan di sentuhan dan rasa sakit
bagian belakang atas otak. dikendalikan di lobus
parietal. Beberapa
fungsi bahasa juga
dapat dikendalikan di
lobus parietal.

Lobus Temporal Sesuai namanya, lobus Kebanyakan


temporal terletak di setiap sisi pendengaran dan
otak fungsi bahasa
dikendalikan di lobus
temporal. Proses
emosi, belajar dan
pendengaran juga
terletak di lobus
temporal.

Lobus OksipitalA Lobus oksipital terletak di Penglihatan dan


bagian punggung bawah otak kemampuan untuk
di bagian belakang kepala. mengenali obyek
dikendalikan di lobus
oksipital. Retina mata
mengirimkan masukan
ke lobus oksipital otak
yang kemudian
menafsirkan sinyal
sebagai gambar

5
2) Otak Kecil (Serebelum)

Cerebellum (otak kecil) terletak di fossa cranii posterior dan bagian


superiornya ditutupi oleh tentorium cerebelli. Cerebellum adalah bagian
terbesar otak belakang dan terletak posterior dari ventriculus quartus, pons,
dan medulla oblongata. Cerebellum berbentuk agak lonjong dan menyempit
pada bagian tengahnya, serta terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang
dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis. Cerebellum
berhubungan dengan aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut
saraf yang simetris, disebut pedunculus cerebellaris superior, medius dan
inferior.
a) Struktur Cerebellum
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang
disebut cortex, dan lapisan bagian dalam substantia alba. Di dalam
substantia alba setiap hemipsherium, terdapat tiga masa subtantia alba
yang terbentuk nuclei intracerebelli.
(1) Struktur Cortex Cerebelli
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran
besar yang berlipat-lipat dan terletak pada bidang koronel atau
transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari substanpia alba
dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya.
Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan bidang
median membagi folia menjadi bagian-bagian yang bagus untuk
dipelajari, dan bentuk potongan permukaan yang bercabang-cabang
disebut arbor vitae.
Substantia grisea corticis diseluruh cerebellum memiliki struktur
yang sama. Substantia terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu :

6
 Lapisan luar (lapisan molekuler), Terdiri dari dua tipe neuron ; sel
stellatum yang terletak di sebelah luar dan sel basket yang terletak
disebelah dalam.
 Lapisan tengah (lapisan sel purkinje), neuron Golgi tipe I yang
besar. Berbentuk seperti botol dan tersusun dalam satu lapis
 Lapisan dalam (lapisan granular), Lapisan granular dipadati oleh
sel-sel kecil dengan inti berwarna gelap serta sedikit sitoplasma.
(2) Area Fungsional Cortex Cerebelli
Observasi klinis oleh ahli saraf dan ahli bedah saraf, serta
penelitian dengan menggunakan PET scan menunjukkan bahwa cortex
cerebelli dapat dibagi menjadi 3 area berdasarkan fungsinya.
Kortex daerah vermis memperngaruhi gerakan-gerakan sumbu
panjang tubuh, yaitu leher, bahu, koraks, abdomen, dan panggul. Tepat
di latecerebelli. Area ini berfungsi mengendalikan otot-otot bagian
distal eksmtremitas, terutama tangan dan kaki. Area lateral masing-
masing hemispherium cerebelli tampaknya berhubungan dengan
perencanaan serangkaian gerakan diseluruh tubuh dan terlibat dalam
penilaian sadar terhadap gangguan.
b) Fungsi Cerebellum
Fungsi otak kecil (cerebellum) adalah untuk mengatur sikap atau posisi
tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar. Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari
cortex cerebri dan dari otot, tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima
informasi keseimbangan dari nervus vestibularis dan mungkin juga
informasi penglihatan dari tractus tectocerebellaris. Semua informasi ini
diteruskan ke cortex cerebelli. Ahli fisiologi membuat postulat bahwa
fungsi cerebellum sebagai koordinator ketepatan gerak dilakukan dengan
cara membandingkan output dari area motorik cortex cereberii dengan
informasi propioseptif yang diterima dari tempat kerja otak secara terus-
menerus. Fungsi lain cerebellum, yaitu :
(1) Fungsi cellebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan
mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini
memastikan bahwa gerakan yang di cetuskan suatu tempat di system

7
saraf pusat berlangsung dengan halus bukan mendadak dan
terorganisasi.
(2) Cellebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur
(3) Bagian ini juga membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh.
Informasi sesorik dari telinga dalam di bawa kelabus cellebelum.
3) Sum-Sum Lanjutan (Medula Oblongata)
Medulla oblongata adalah bagian paling bawah belakang dari batang otak
yang akan berlanjut menjadi medulla spinalis. Medulla oblongata terletak juga
di fossa kranial posterior. CN IX, X, dan XII disosiasikan dengan medulla,
sedangkan CN VI dan VIII berada pada perhubungan dari pons dan medulla
(Moore & Argur, 2007). Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons
sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area
foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam
pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah, pernapasan,
batuk, menelan dan muntah.
B. Definisi Tumor Otak

Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel otak yang abnormal di dalam otak. Tumor
otak primer apabila pertumbuhan sel abnormal terjadi pertama kali di dalam otak bukan
merupakan metasase dari tumor di organ lainnya. Tumor otak mempunyai sifat yang
berlainan dibandingkan tumor di tempat lain. Walaupun secara histologist jinak, mungkin
akan bersifat ganas karena letaknya berdekatan atau di sekitar struktur vital dan dalam
rongga tertutup yang sukar dicapai.

8
C. Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun telah
banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap
sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial yang jelas.
Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk
memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma. Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi
virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
6. Trauma Kepala
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput
otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum
diketahui.

9
D. Fatofisiologi
Tumor otak belum diketahui jelas penyebabnya namun ada beberapa agen
bertanggung jawab seperti herediter, radiasi, virus, Substansi-substansi karsinogenik,
serta trauma kepala yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal sehingga terjadinya
sebuah tumor yang terdapat di bagian otak. Setelah tumor yang tumbuh sekian lama maka
terjadilah peningkatan massa otak dan menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial (TIK).
Dari peningkatan tersebut menyebabkan gangguan fungsi spesifik bagian otak tempat
tumor dan obstruksi saluran CSS. Lebih lanjut di jelaskan dalam pathway berikut:

Gejala spesifik tumor otak Mengganggu fngsi spesifik Resiko nutrisi kurang Gangguan
Obstruksi
berdasarkan lokasi bagian otak tempat tumor 1. Herediter dari kebutuhan tubuh temoregulasi
saluran CSS
2. Virus
3. Trauma kepala
Tumor serebrum 4. Paparan bahan kimia Penyumbatan muntah Suhu tubuh naik
5. karsinogenik di vetrikel

Batang otak tertekan Subkortikal tertekan


Ventrikel otak
Pertumbuhan sel otak abnormal membesar
Hemisfer Lobus Lobus Lobus Lobus
serebri temporalis parientalis okcipitalis frontalis
Tumor otak Edema Hidro Kehilangan auto regulaso serebral
serebral sefalus
Meransan Gejala Menimbul Gangguan Gejala Peningkatan massa otak TIK Kelebihan
g korteks halusinasi, kan gejala penglihatan perubahan Kompresi subkortikal dan batang
volume cairan
motorik Parkinson, sindrom kepribadian, otak
Penekanan jaringan otak Tubuh melakukan
afasia & serstman’s Gangguan status emosi,
kompensasi:
kejang hemifarese persepsi tingkah laku, Volume darah
disentrigitas Infiltrasi/invasi jaringan otak intracranial
sensori
prilaku Volume cairan Gagal nyer
epilepsi Resiko cedera mental. serebrospinal
Gangguan suplai darah di otak
Kandungan cairan i
intrasel mengurangi
Hipoksia serebral sel-sel parenkim Bergesernya ginus Statis vena serebral
medialis labis
Tumor fosa posterior Tumor hipotalamus Tumor serebellum temporal ke
Tubuh melakukan Obstruksi sitem serebral
inferion melalui
kompensasi dengan Gangguan perfusi Obstruksi drainage vena retina
Aminorhoe Gangguan insuratentorial
Gangguan berjalan, dwfirshm, gangguan berjalan, otot tidak mempercepat pernafasan serebral
nyeri kepala dan Papil edema Gangguan
cairan dan elektrolit terkoordinasi
muntah persepsi
Pola nafas tidak efektif
Resiko cedera kematian Herniasi serebral Gangguan sensori
penglihatan
10
E. Manifestasi klinis
1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis
tumor otak, yaitu:
a. Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-menerus,
tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada pagi hari dan
lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK pada saat
membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala dapat berkurang
bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang sakit. Lokasi yang sering
menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas tumor.
b. Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan pusat
muntah pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan
dengan peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat
terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil.
c. Papil edema
Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan pembengkakan
papilla saraf optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan oftalmoskopi (funduskopi),
tanda ini mengisyaratkan terjadi tekanan TIK. Kadang disertai gangguan
penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis fugaks (saat-saat di
mana penglihatan berkurang. ( Batticaca, Fransisca.B. 2008)
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral,
kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
2) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
3) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
11
C. lobus temporal
1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului
dengan aura atau halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang
menjadi hemianopsia, objeckagnosia
e. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan
obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial
mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan
kesadaran
f. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin
angel
g. Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan
seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit,
bangkitan
h. Tumor di cerebellum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TIK akan cepat terjadi
disertai dengan papil udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari
otot-otot servikal
i. Tumor fosa posterior

12
Ditemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan
nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma. (Bram Al
Azri:2013)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak
yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala
tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
(Nn:2013)
G. Komplikasi
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus

13
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain (Febri : 2012)
H. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Surgery (operasi)
Terapi Pre-Surgery:
1) Menghilangkan swelling (pembengkakan), contohnya dexamethasone
2) Mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan
pada tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi dengan cara mereduksi
efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi.
Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan
hipoksik akan terikut serta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal.
Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan evaluasi histopatologik,
sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna.
Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan gejala-
gelaja yang ada pada penderita.
b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan
proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas
terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan
kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian
dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin sedikit
jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna
menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan
tingkat presisi yang tinggi.

14
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga
digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu
atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel
tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan
ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu
yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat
telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah
tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak. (Febri : 2012)

15
2. Diet
Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang ahli dan obat yang
mujarak tetapi juga makanan yang sehat. Berikut beberapa kandungan makanan yang
disarankan beserta alasannya:
a. Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan tenggiri) bermanfaat
dalam menguransi resistensi tumor pada terapi. Omega-3 juga membantu
mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam menghadapi proses
pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.
b. Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan dan menguransi sakit saat pengobatan
tumor otak.
c. Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-kacangan
membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung mengkonsumsi gula
10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga semakin meradang. Agar bisa
mengatur gula dengan baik, disarankan mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan 1-2
porsi buah segar. Selain mengatur kadar gula, serat dapat menurunkan peluang
sembelit.
d. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa mencegah menyebarnya
sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian lainnya. Vitamin B9
dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua (bayam, asparagus dan daun
selada), kacang polong, kuning telur dan biji bunga matahari.
e. Antioksidan memang dikenal sebagai salah satu senjata untuk membantu
pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di temukan di keluarga beri (strawberi,
rasberi dan blueberi), anggur, tomat, brokoli, jeruk, persik, apricot, bawang putih,
gandum, telur, ayam, kedelai dan ikan.
Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak adalah Gula dan
karbohindrat harus dihindari karena mereka merupakan makanan utama sel kanker.
Pada saat pengobatan brain tumor and cancer, sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh
akan mengkonsumsi 10-15 kali lipat gula. Gula yang dikonsumsi akan menjadi energy
para sel kanker yang mempercepat perkembangan mereka. (Nn:2012)

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A Pengkajian
1. Data klien
a. Nama
b. Umur
c. jenis kelamin
d. agama
e. suku bangsa,
f. status perkawinan
g. pendidikan
h. pekerjaan
i. golongan darah
j. penghasilan
k. alamat
l. penanggung jawab
2. Riwayat kesehatan
a. keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat Kesehatan lalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik
a. Saraf: kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan
memori, afek tidak sesuai, berdesis
b. Penglihatan: penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
c. Pendengaran: tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
d. Jantung: bradikardi, hipertensi
e. Sistem pernafasan: irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan
nafas, disfungsi neuromuskuler
f. Sistem hormonal: amenorea, rambut rontok, diabetes melitu
g. Motorik: hiperekstensi, kelemahan sendi

17
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa Batasan NOC NIC Activity
karakteristik
Nyeri akut  Subyektif: pasien akan Manajemen 1. Lakukan
berhubungan Mengungkapka memperlihatkan nyeri pengkajian
dengan n secara verbal pengendalian nyeri nyeri yang
peningkatan atau yang dibuktikan komprehesif
TIK melaporkan oleh: meliputi lokasi,
nyeri dengan a. Pasien mengenali karakteristik,
isyarat awitan nyeri awitan dan
 Obyektif: b. menggunakan durasi,
1) Posisi untuk tindakan frekuensi ,
menghindari pencegahan kualitas,
nyeri. c. melaporkan nyeri intensitas,
2) Perubahn dapat keparahan nyeri
tonus otot dikendalikan. dan factor
(dengan presipitasinya
rentang dari 2. Ajarkan teknik
lemas tidak penggunaan non
bertenaga farkologis
sampai kaku) seperti umpan-
3) Perubahan balik, distraksi,
selera makan relaksasi,
4) Perilaku imajinasi
distraksi terbimbing.
(misalnya, 3. Berikan
mondar- informasi
mandir,menc tentang nyeri,
ari orang dan seperti
atau aktivitas penyebab nyeri,
berulang) berapa lama
5) Gangguan akan
tidur berlangsung dan

18
antisipasi
ketidaknyamana
n akibat
prosedur.
4. Kendalikan
factor
lingkungan
yang dapat
memengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamana
n.
5. Pastikan
pemberian
analgesi terapi.

Gangguan  Subyektif : - pasien akan Promosi 1. pantau tanda-


perfusi serebral  Obyektif : menunjukkan perfusi tanda vital
berhubungan 1) Perubahan kognisi, yang serebral 2. pantau TIK dan
dengan status mental dibuktikan dengan respons
gangguan aliran 2) Perubahan indicator: neurologis
darah di otak. reaksi pupil 1) pasien dapat pasien terhadap
3) Perubahan berkomunikasi aktivitas
respon dengan jelas dan keperawatan.
motorik sesuai dengan 3. Minimalkan
4) Kelemahan usia serta stimulus
atau paralisis kemampuan lingkungan
ekstremitas 2) dapat mengolah 4. Tinggikan
informasi bagian kepala
3) menunjukkan tempat tidur
perhatian/konsent 5. Berikan obat-
rasi. obatan untuk

19
meningkatkan
volume
intravaskuler
sesuai program
Ketidakefektifa  Subyektif: Pasien Manajemen 1. Pantau adanya
n pola nafas  Dispnea menunjukkan pola jalan nafas pucat dan
berhubungan  Sesak nafas pernafasan efektif, sianosis
dengan  Obyektif: yang dibuktikan 2. Pantau
hiperventilasi 1) Penurunan oleh status peningkatan

tekanan pernafasan, status kegelisahan,

inspirasi dan ventilasi dan ansietas, dan

ekspirasi pernafasan yang lapar udara.

2) Nafas cuping tidak terganggu: 3. Konsultasikan

hidung kepatenan jalan dengan ahli

3) Penggunaan nafas dan tidak ada pernafasan

otot bantu penyimpangan untuk

asesorius tanda vital dari memastikan

untuk rentang normal keadekuatan

bernafas fungsi

4) Penurunan ventilator

kapasitas mekanis.

vital 4. Atur posisi

5) Perubahan pasien untuk

ekskursi dada mengoptimalka


n pernafasan
5. Anjurkan nafas
dalam melui
abdomen
selama periode
gawat nafas.
Risiko nutrisi  Subyektif: Pasien akan Manajemen 1. Timbang
kurang dari  Menolak memperlihatkan nutrisi pasien pada
kebutuhan memakan status gizi : asupan interval yang

20
tubuh  Nyeri mkanan dan cairan tepat.
berhubungan abdomen yang dibuktikan 2. Berikan
dengan mual  Persepsi oleh indicator informasi
dan muntah ketidakmamp sebagai berikut: kepada pasien
uan untuk 1. makanan oral untuk
mencerna 2. pemberian memenuhi
makanan makanan lewat kebutuhan
 Obyektif: selang adekuat nutrisi
1) Kurang 3. asupan cairan 3. Buat
makan oral adekuat. perencanaan
2) Melaporkan makan dengan
perubahn pasien yang
sensasi rasa masuk dalam
3) Merasa cepat jadwal makan,
kenyang lingkungan
setelah makan,
mengkonsum kesukaan dan
si makanan ketidaksukaan
4) Kram pasien.
abdomen 4. Ciptakan
5) Indigesti lingkungan
yang
menyenangkan
untuk makan.
5. Berikan pasien
minuman dan
kudapan
bergizi, tinggi
protein, tinggi
kalori yang
siap
dikonsumsi.
Ketidakefektifa  Obyektif: Pasien akan Terapi 1. Pantau

21
n  Fluktuasi menunjukkan demam dehidrasi
termoregulasi suhu tubuh termoregulasi yang 2. Pantau warna
berhubungan diatas atau dibuktikan dengan : kulit dan suhu
dengan dibawah 1. Suhu tubuh 3. Gunakan
peningkatan rentang normal waslap dingin
suhu tubuh. normal 2. Tidak ada untuk
 Kulit terapa dehidrasi mengompres
hangat 4. Anjurkan
 Menggigil asupan cairan

 Kulit merah oral sedikitnya


2 liter/hari
5. Berikan obat
antipiretik
Risiko cedera kejang, Risiko cedera akan Manajemen 1. Identifikasi
berhubungan disorientasi, menurun dibuktikan lingkungan factor yang
dengan gangguan dengan: (keamanan) mempengaruhi
disfungsi otot penglihatan, 1. Keamanan kebutuhan
pendengaran personal keamanan.
2. Pengendalian 2. Identifikasi
risiko factor
lingkungan
yang
memungkinkan
risiko terjatuh
3. Berikan
edukasi yang
berhubungan
dengan strategi
dan tindakan
untuk
mencegah
cedera
4. Bantu ambulasi

22
pasien
5. Orientasikan
kembali pasien
terhadap
realitas dan
lingkungan saat
ini bila
dibutuhkan.
Gangguan a. Subyektif : Pasien Peningkataa. Pantau dan
persepsi sensori Distorsi sensori menunjukkan status n dokumentasikan
penglihatan b. Obyektif : neurologis : fungsi komunikasi perubahan status
berhubungan 1) Perubahan pola motorik/sensorik neurologis pasien
dengan perilaku yang dibuktikan b. Kaji
perubahan 2) Gelisah oleh tidak ada lingkungan
resepsi 3) Perubahan gangguan terhadap
ketajaman penglihatan kemungkinan
sensori bahaya terhadap
4) Disorientasi keamanan.
5) Hambatan c. Tingkatkan
komunikasi penglihatan
pasien yang
masih tersisa
d. Jangan
memindahkan
barang-barang
pasien di dalam
kamar pasien
tanpa
memberitahu
pasien.
e. Pastikan akses
terhadap dan
penggunaan alat

23
bantu sensori.
Kelebihan a. Subyektif : Pasien akan Manajemen
a. Timbang berat
volume cairan
1) Ansietas menunjukkan cairan badan setiap hari
berhubungan 2) Dispnea keseimbangan dan pantau
dengan 3) gelisah cairan tidak kecenderungan
gangguan b. Obyektif : terganggu b. Pertahankan
mekanisme 1) Edema dibuktikan dengan asupan asupan
pengaturan 2) Peningkatan indicator dan haluaran
tekanan vena
a. Keseimbangan akurat
sentral asupan dan c. Ajarkan pasien
3) Perubahan haluaran dalam 24 tentang penyebab
elektrolit jam dan cara
4) Kenaikan berat
b. Berat badan stabil mengatasi edema
badan dalam
c. Berat jenis urin d. Tinggikan
peiode singkat dalam batas normal ekstremitas untuk
meningkatkan
aliran darah balik
e. Berikan
diuretic jika perlu
(Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern : 2012)
C. Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana
tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan
D. Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap
perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga
melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/
teratasi.

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tumor otak adalah
pertumbuhan sel-sel otak yang abnormal di dalam otak yang disebabkan oleh herediter,
sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest), radiasi, virus, Substansi-substansi
karsinogenik, serta trauma kepala sehingga menimbulkan gejala umum seperti nyeri
kepala, mual dan muntah dan papil edema serta gejala-gejala yang terdapat berdasarkan
letak tumor tersebut. Komplikasi dari tumor otak dapat berupa edema serebral,
hidrosefalus, herniasi otak, epilepsi dan metastase ketempat lain. Tindakan yang dapat
dilakukan pada seorang yang terkena tumor otak ialah surgery, radiotherapy,
chemotherapy dan melakukan beberapa program diet.
B. Saran
Kami berharap makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan kawan-
kawan pelajar yang ada di Kalimantan barat khususnya STIK Muhammadiyah Pontianak
dalam keperatan paliatif dan dapat meningkat kan pengetahuan ketika pengetahuan itu
ditingkatkan maka pelayanan kesehatan juga akan meningkat yang dapat pula
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kalimantan Barat terutama dengan kasus
pasien tumor otak.

25
Daftar Pustaka
Sylvia A. Price.1995.Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4. Jakarta : EGC
Tucker, Susan Marti dkk. 2007. Standart Keperawatan Pasien Perencanaan Kolaborasi &
Intervensi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,
intervensi NIC, criteria hasil NOC. Jakarta : EGC.

26

Vous aimerez peut-être aussi