Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
perhatian khusus. Sebuah program pengendalian asma pun sangat diperlukan mengingat
penyakit ini tergolong serius. Di Indonesia, penyakit asma termasuk penyakit yang mendapat
perhatian khusus pemerintah. Program pengendalian asma bronkhial pun diatur dalam
(Martha, 2012).
Asma Bronkhial adalah penyebab tunggal terpenting untuk morbitas penyakit pernapasan
semakin meningkat di masyarakat barat. Insidensi mengi tertinggi pada anak-anak (Davey,
Asma difasilitas pelayanan dasar, pedoman tersebut telah disempurnakan dengan menambahkan
beberapa standar kegiatan dalam program yang perlu dilakukan (Martha, 2012).
Data dunia menyatakan asma sebagai satu dari lima besar penyebab kematian, dengan
total penederita sebanyak 300 juta orang. Di Indonesia sekitar 12 juta orang menderita penyakit
yang ditandai dengan sesak. Bahkan di Indonesia, termasuk salah satu dari sepuluh penyakit
“Tn. K” umur 80 Tahun dengan Asma Bronkhiale di Puskesmas Buleleng III, Kabupaten
Buleleng, Bali
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
pada Klien “Tn. K”dengan Asma Bronkhiale melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Asma Bronkhiale yang dialami oleh Klien “Tn.
K”
C. Metode Pembahasan
1. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada
3. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang
dialami.
D. Manfaat
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Puskesmas
Tulisan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan kesehatan terutama
2
b. Pada Klien
c. Untuk Penulis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Asma bronkhial adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai
sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi
jalan napas, dan gejala pernapasan mengi dan sesak (Mansjoer, A. 2000. Hal 476).
Asma bronkhial adalah penyakit obstruksi jalan napas, yang dapat pulih, dan intermiten
yang ditandai oleh penyempitan jalan napas, mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi.
Eksaserbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam, bergantian dengan periode bebas gejala
(Baughman, D.C, 2000. Hal 53).
B. Etiologi
Menurut Smeltzer, dkk, (2001. Hal 611) asma bronkhial disebabkan oleh :
a. Kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronki yang menyempitkan jalan napas.
b. Pembengkakan membran yang melapisi bronki.
c. Pengisian bronki dengan mukus yang kental.
Menurut Arief Mansjoer.2000, Sampai saat ini Etiologi Asthma Bronchial belum diketahui
dengan pasti namun suatu hal yang sering kali terjadi pada semua
panderita Asthma Adalah FenomenaI Hiperaktivitas Bronkus penderita Asthma sangat peka
terhadap rangsangan Imunologi maupun Nonimunologi karna sifat tersebut maka
rangsangan Asthma bisa terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisik, metabolisme
kimia. Alergen, infeksi dan sebagainya. Faktor penyebab yang sering menimbulkan Asthma perlu
diketahui dan dapat mungkin dihindarkan factor-faktor tersebut adalah :
1. Alergen Utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.
2. Iritasi seperti asap, bau-bauan dan polutan
3. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus
4. Perubahan cuaca yang ekstrim
5. Aktifitas fisik yang berlebihan
6. Lingkungan kerja
7. Obat-obatan
8. Emosi dan Lain-lain seperti Refleks.
4
C. Jenis-Jenis Asma
Asthma sering dicirikan sebagai Alergi, Idiopatik, Nonalergi atau Gabungan :
a) Asthma Alergik disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal (misalnya
serbuk sari, binatang, amarah, makanan dan jamur). Kebanyakan Alergen terdapat di udara dan
musiman. Pasien dengan Asthma Alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang Alergikdan
riwayat medis masa lalu Eczema atau Rhinitis Alergik.
b) Asthma Idiopatik atau Nonalergik tidak berhubungan dengan Alergen Spesifik. Faktor-
faktor, seperti Common cold, infeksi Traktus Respiratorius, latihan, emosi
dan Polutanlingkungan dapat mencetuskan serangan. Beberapa agens Farmakologi,
seperti Aspirin dan Agens Anti Inflamasi Nonsteroid lain, pewarna rambut, Antagonis Beta-
Adrenergik dan Agens Sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi Faktor.
c) Asthma Gabungan adalah bentuk Asthma yang paling umum. Asthma ini mempunyai
karateristik dari bentuk Alergik maupun bentuk Idiopatik atau nonalergik. (Brunner
dan Suddarth.2001)
D. Patofisiologi
Asthma adalah Obstruksi jalan nafas Difus Reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu
atau lebih dari yang berikut ini :
1. Kontraksi Otot-otot yang mengelilingi bronki, yang penyempitan jalan nafas
2. Pembengkakan membran yang melapisi bronki.
3. Pengisian Bronki dengan Mucus yang kental.
Selain itu, otot-otot Bronchial dan Kelenjar Mukosa membesar; Sputum yang kental,
banyak dihasilkan dan Alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap di dalam
jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling
diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf Otonom.
Beberapa individu dengan Asthma mengalami respons Imun yang buruk terhadap
lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru .
Pemajanan ulang terhadap Antigen mengkibatkan Ikatan Antigen dengan Antibodi, menyebabkan
pelepasan produk sel-sel mast (disebut Mediator) seperti Histamin,
Bradikinin, dan Prostaglandin serta Anafilaksis dari Substansi yang bereaksi lambat.
Pelepasan mediator ini dalam jaringan parumempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas,
menyebabkan Bronkospasme, pembengkakan membran mukosa, dan pembentukan mucus yang
sangat banyak.
5
Sistem Saraf Otonom mempersarafi paru. Tonus otot Bronchial diatur oleh Impuls Saraf
Vagalmelalui sistem parasimpatis. Pada Asthma Idiopatik atau Nonalergi, ketika ujung saraf
pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi,
dan Polutan, jumlah Asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan Asetilkolin ini secara
langsung menyebabkan Bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi yang
dibahas di atas. Individu dengan Asthma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respons
parasimpatis. (Brunner Dan Suddarth.2001)
E. Komplikasi
Adapun Komplikasi penyakit Asthma Bronchial yang mungkin timbul adalah :
1) Atelektasis : pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran
udara atau akibat pernafasan yang sangat dangkal
2) Pneumothoraks : terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan kolapsnya
paru.
3) Gagal nafas : ketidak mampuan sistem untuk mempertahankan oksigenasi darah normal
(PaO2) eliminasi karbon dioksida
4) Bronkhitis atau radang paru-paru : Kondisi di mana lapisan bagian dalam dari saluran
pernapasan di paru-paru yang kecil (bronchiolis) mengalami bengkak.
5) Emfisema : penyakit saluran pernafasan yang berdiri sesak nafas terus menerus yang
menghebat pada waktu pengeluaran tenaga dan sering kali dengan perasaan letih atau
baha latinnya paru-paru basah
6) Hipoksemia : tubuh kekurangan oksigen (Arief Mansjoer.1999)
F. Pengobatan
1. Pengobatan Farmakologik :
Bronkodilator : Obat Yang melebarkan Saluran Nafas. Terbagi dalam 2 golongan yaitu
Simptomatik / Andrenergik (Adrenalin Dan Efedrin) Dan Nama Obat :
1) Orsiprenalin (Alupent)
2) Fenoterol (Berotec)
2. Santin (Teofilin) Nama Obat Yaitu :
1) Aminofilin (Amican Supp)
2) Aminofilin (Euphilin Retard)
3) Teofilin (Amilex)
6
Efek Dari Teofilin sama dengan obat golongan Simptomatik tetapi cara kerjanya berbeda.
Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan Efeknya saling memperkuat cara pemakaian :
Bentuk suntikan Teofilin/Aminofilin dipakai pada serangan Asthma akut, dan disuntikan
perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet
atau sirupnya sebaliknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai
sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam
bentuk Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal ini tidak dapat
minum Teofilin(Misalnya muntah atau lambungnya kering)
3. Kromalin
Kromalin bukan Bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan serangan Asthma.
Manfaatnya adalah untuk penderita Asthma Yang dihirup (Ventolin Diskhaler Dan BricAsthma
Turbuhaler) atau Cairan Bronkodilator (Alupent, Berotec, BrivAsthma serta Ventolin) yang oleh
alat khusus diubah menjadi Aerosol (Partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya
dihirup.
4. Ketofelin
Mempunyai Efek pencegahan terhadap Asthma seperti Kromalin. Biasanya diberikan dengan
dosis dua kali 1 mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
G. Penatalaksanaan
Prinsip Umum Pengobatan Asthma Bronchial :
1. Menghilangkan Obstruksi Jalan Nafas dengan segera
2. Mengenal dan menghidari Faktor-faktor yang mencetuskan serangan Asthma.
3. Memberikan Penerangan kepada Penderita ataupun Keluarganya mengenai
Penyakit Asthma, baik Pengobatannya maupun tentang perjalanan Penyakitnya sehingga
Penderita mengerti Tujuan Pengobatan yang diberikan dan bekerja sama dengan Dokter atau
Perawat yang merawat.
1) Pemberian Penyuluhan
2) Menghindari Faktor Pencetus
3) Pemberian Cairan
4) Beri O2 bila perlu
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama pasien : Tn. K
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 60Tahun
Alamat : Desa Penarukan
Agama : Hindu
Pekerjaan : Pedagang
Suku bangsa : Bali
No. CM : 01. 246.00
Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2017
Diagnosa medic : Asma Bronkhiale
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa terasa berat saat bernapas,terasa sesak,batuk
Klien mengatakan serangan awal batuk disertai sesak, kepala terasa pusing, badan
lemah. Klien mengatakan menderita asma sudah sejak lama sekali. Tapi sejak kemarin
sesak terasa semakin berat. Klien mengatakan saat sesak minum obat yang dibeli sendiri di
warung.
8
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam anggota keluarga tidak pernah ada yang menderita penyakit
seperti klien.
e. Riwayat Psikososial
Klien mengatakan sedikit stres memikirkan penyakit yang dirasakan sekarang. Klien
menerima dengan sabar, dan berusaha berobat ke Puskesmas.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Keadaan umum lemah,napas cepat dan pendek,batuk
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 90/60 mmHg, Nadi 90x/mnt, suhu 370 C,RR 32x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala
bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata
cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih,saat batuk keluar dahak
kental berwarna putih kental
d. Hidung : Simetris, tidak ada polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris,
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : terdengar bunyi wheezing.
h.Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 7-10x/mnt
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran perut
Perkusi : normal
9
i. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri
gerak.
j. Genetalia : jenis kelamin laki-laki, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal
kemerahan
k. Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
l. Ekstremitas : Tidak terdapat kelainan pada ekstremitas pasien
10
B. ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. K Ruangan : Poli Klinik Umum
Umur : 60 tahun
Data Masalah Etiologi
keperawatan
DS : klien mengatakan tidak bisa tidur sudah 2 Gangguan pola Proses Penyakitnya
malam karena kepalanya terasa tidur
sakit/pusing, klien mengatakan sulit tidur
terutama pada malam hari karena batuk
dan sesak.
DO :Klien tampak lemah, Tekanan Darah :
90/60mmHg
11
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
NOC NIC
1 Ketidakefektifan Airway patency O : Observasi secret - Untuk mengetahui
bersihan jalan Setelah dilakukan yang keluar saat apakah ada infeksi
nafas b/d Penjelasan selama pasien batuk lain yang menyertai
peningkatan secret, 30 menit N : ajarkan cara - Agar pasien tahu cara
sekresi kental dan diharapkan pasien batuk efektif yang lebih efektif
tertahan mampu dalam mengeluarkan
mendemonstrasikan dahak
batuk efektif dan E : beri informasi - Untuk mengurangi
mampu manfaat batuk rasa sesak dan berat
mengeluarkan efektif dan saat bernapas
secret yang tertahan pentingny jalan
dengan KH : napas yang bersih
Pasien mampu C : kolaborasi - Terapi untuk
mendemonstrasikan pemberian oksien 2 memenuhi kebutuhan
batuk efektif lt/ menit oksigen pasien
kolaborasi dengan - Terapi untuk
pemberian membantu
Ambroxol 30 mg mengencerkan dahak
3X1/hari yang kental
12
2 Gangguan Vital Sign Status Airway
pertukaran gas b/d Setelah dilakukan Management
gangguan suplai Penjelasan selama O : Observasi tanda - Terpantaunya vital
oksigen, dan 30 menit vital pasien sign pasien
bronkospasme diharapkan sesak N : ajarkan tekhnik - Memaksimalkan
pasien berkurang, napas dalam suplai oksigen
Respirasi pasien E : berikan
mulai normal informasi untuk - Agar pasien lebih
dengan KH : menghindari faktor waspada dan
Pasien mampu pencetus sesak mencegah timbulnya
mendemonstrasikan C : kolaborasi sesak
tekhnik napas pemberian obat - Terapi yang tepat
dalam Salbutamol 4mg untuk Mengurangi
3X1/hari sesak pasien
3 Intoleransi Activity Tolerance Activity Therapy
aktivitas b/d Setelah dilakukan O : observasi tanda - Untuk memantau
kelemahan fisik Penjelasan selama vital pasien saat rentang aktivitas yang
30 menit melakukan mampu dilakukan
diharapkan pasien aktivitas pasien
mampu melakukan - Agar pasien mampu
aktivitas sehari- N : ajarkan pasien melakukan aktivitas
hari dengan KH : untuk tidak secara mandiri tanpa
Pasien mampu memaksa memperparah
beraktivitas fisik beraktifitas jika kondisiny
tanpa disertai tanda vital pasien
peningkatan berubah
TD,Nadi,RR E : berikan - Memberi dukungan
informasi untuk dan bantuan kepada
membantu pasien pasien agar mampu
apabila pasien beraktivitas mandiri
masih belum dapat
beraktifitas secara
normal - Membantu dalam
C : kolaborasi pemulihan kondisi
13
dalam pemberian pasien
vitamin B complek
14
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
15
4 Ajarkan Tekhnik DS: Pasien mengatakan akan
Relaksasi berusaha melatih dan melakukan
tekhnik relaksasi sebelum tidur
DO : Pasien mencoba melakukan
tekhnik relaksasi
16
F. EVALUASI KEPERAWATAN
No.
Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
Dx
1. 17 oktober 2017 S : Klien mengatakan dahak mulai keluar saat
batuk efektif
O : Klien masih tampak sesak
A : Masalah teratasi sebagian
P : Ingatkan Klien dan keluarga untuk terus
melakukan tekhnik batuk efektif
17
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Klien Tn. K dengan Asma Brokhiale
didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data
subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah
dengan situasi dan kondisi Klien. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam
evaluasi Klien Tn. K menunjukkan bahwa Klien mengatakan akan meminum obat secara teratur
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep
18
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief et all. kapita selekta kedokteran, jilid 2 – Media Aesculaisus Jakarta
: 2000
http://www.Fazidah Aguslina.PendahuluanAsthma.com/19/09/2012).
www.arief.b.Penyakit.Asthma.Bronchial.com/19/09/2012).
19