Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Cholesistitis adalah inflamasi yang terjadi pada kandung empedu dan

terbagi menjadi akut dan kronis. Cholesistitis akut biasanya terjadi akibat

adanya sumbatan duktus sistikus oleh batu. Namun terdapat beberapa faktor

risiko lain yang dapat meningkatkan insidensi terjadinya cholesistitis (Lambou,

2008).

Di Amerika 10-20% penduduknya menderita cholesistitis (batu

empedu) dan sepertiganya juga menderita cholesistitis akut. Penyakit ini lebih

sering terjadi pada wanita, usia tua dan lebih sering terjadi pada orang kulit

putih. Pada wanita, terutama pada wanita-wanita hamil dan yang

mengkonsumsi obat-obatan hormonal, insidensi cholesistitis akut lebih sering

terjadi. Beberapa teori mengatakan hal ini berkaitan dengan kadar progesteron

yang tinggi yang menyebabkan stasis aliran kandung empedu (Lambou, 2008).

Di Indonesia, walaupun belum ada data epidemiologis penduduk,

insidensi cholesistitis dan kolelithiasis relatif lebih rendah dibandingkan

dengan negara-negara barat (Nurhadi, 2012).

Prevalensi cholesistitis berbeda-beda di setiap negara dan berbeda antar

setiap etnik di suatu negara. Prevalensi cholesistitis tertinggi yaitu pada orang-

1
orang Pima Indians di Amerika Utara, Cili, dan ras Kaukasia di Amerika

Serikat. Sedangkan di Singapura dan Thailand prevalensi penyakit cholesistitis

termasuk yang terendah (Ko dan Lee, 2009). Perbaikan keadaan sosial

ekonomi, perubahan menu diet yang mengarah ke menu gaya negara Barat,

serta perbaikan sarana diagnosis khususnya ultrasonografi, mengakibatkan

prevalensi penyakit empedu di negara berkembang termasuk Indonesia

cenderung meningkat (Ginting, 2013)

Cholesistitis umumnya berada di kandung empedu, tetapi cholesistitis

dapat juga berada di saluran empedu ketika batu di kandung empedu

bermigrasi, dan disebut batu saluran empedu sekunder. Sekitar 10%-15%

pasien dengan batu di kandung empedu juga memiliki batu di saluran empedu.

Batu di saluran empedu juga dapat terbentuk tanpa melibatkan kandung

empedu, disebut sebagai batu saluran empedu primer (Lesmana, 2009).

Sebagian besar pasien (80%) dengan cholesistitis tidak bergejala, hanya

sedikit pasien yang mengeluhkan nyeri (Lesmana, 2009). Nyeri yang dirasakan

pasien adalah nyeri kolik (Kumar et al., 2007). Sebelum dikembangkannya

beberapa modalitas diagnosa seperti ultrasound (US), pasien cholesistitis sering

salah terdiagnosis sebagai gastritis atau hepatitis berulang. Dalam sebuah

penelitian di Jakarta dari 74 pasien dengan cholesistitis, 60% diantaranya

terdiagnosis sebagai gastritis atau hepatitis berulang (Lesmana, 2009).

2
Kolelitisis dapat menimbulkan komplikasi berupa cholesistitis akut

yang dapat menimbulkan perforasi dan peritonitis, cholesistitis kronik, ikterus

obstruktif, kolangitis, kolangiolitis piogenik, pankreatitis, dan perubahan

keganasan (Wibowo et al., 2002).

Berdasarkan hal tersebut maka Kelompok tertarik untuk melakukan

Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. W dengan Diagnosa Medis Cholesistitis

di Ruang Anggrek Rumah Sakit RSUD Embung Fatimah Kota Batam;

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah Asuhan

Keperawatan pada Pasien Tn. W dengan Diagnosa medis Cholesistitis di

Ruang Anggrek Rumah Sakit RSUD Embung Fatimah Kota Batam.

1.3. Tujuan Penulisan

a. Mampu mengkaji Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. W dengan

Diagnosa Medis Cholesistitis di Ruang Anggrek Rumah Sakit RSUD

Embung Fatimah Kota Batam;

b. Mampu merumuskan diagnosa Keperawatan pada pasien Tn. W dengan

Diagnosa Medis Cholesistitis di Ruang Anggrek Rumah Sakit RSUD

Embung Fatimah Kota Batam;

c. Mampu merencanakan Tindakan Keperawatan pada Pasien Tn. W dengan

Diagnosa Medis Cholesistitis di Ruang Anggrek Rumah Sakit RSUD

Embung Fatimah Kota Batam;

3
d. Mampu melakukan Implementasi Keperawatan pada Pasien Tn. W dengan

Diagnosa Medis Cholesistitis di Ruang Anggrek Rumah Sakit RSUD

Embung Fatimah Kota Batam;

e. Mampu melakukan Evaluasi terhadap Asuhan Keperawatan pada Pasien

Tn. W dengan Diagnosa Medis Cholesistitis di Ruang Anggrek Rumah

Sakit RSUD Embung Fatimah Kota Batam;

Vous aimerez peut-être aussi