Vous êtes sur la page 1sur 10

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 1

AKUNTANSI PERHOTELAN
EKA 443 A2 R. IA 1.6

OLEH:
KELOMPOK 3

1. I GUSTI AYU PUTRI SUNIANTARI (1607531042) / 11


2. NI WAYAN SUDIARTI (1607531044) / 12
3. NI KOMANG ITA MONIKA (1607531045) / 13
4. IDA AYU YUNI PRAMITHA (1607531046) / 14

AKUNTANSI REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
1. KONSEP DASAR PARIWISATA
Kata “Pariwisata” berasal dari bahasa Jawa Kuno. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata “pari” berarti semua, segala,sekitar, sekeliling; kata “wisata” berarti
berpergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dan
sebagainya.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat, dan
pemerintah daerah (UU No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Sehingga lingkup
pariwisata meliputi:
1) Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
2) Pengusahan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi,
kawasan peninggalah sejarah, (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni
budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah, seperti keindahan
alam, gunung berapi, danau, pantai dan lain-lain.
3) Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata, seperti biro perjalanan wisata, pramuwisata,
pameran, angkutan wisata, akomodasi dan lain-lain.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaran
pariwisata (UU No.10 tahun 2009 Tentang Kapariwisataan). Sedangkan, wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik isata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
(UU No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Lingkup pengertian wisata adalah
kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela, bersifat sementara, dan perjalanan itu
seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
maupun untuk pengembangan diri.
Wisatawan menurut KBBI berarti orang berisata, pelancong, atau turis artinya orang
yang memasuki wilayah atau negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal
menetap atau melakukan usaha teratur, dan mengeluarkan uangnya dinegara yang
dikunjungi serta tidak memperoleh uang dari negara tersebut. Hal tersebut berarti bahwa
yang bisa disebut sebagai wisatawan adalah yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
1) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
2) Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu.
3) Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat di negara yang
dikunjungi.
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame

1
wisatawan, pemerintah pusat, pemeintah daerah, dan pengusaha. Sedangkan, daya tarik
wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisata. Daerah tujuan pariwisata atau destinasi pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang
didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Kawasan
strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata ata memiliki
potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu
atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, pemberdayaan
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Setiap wisatawan yang berkunjung ketempat wisata mempunyai hak dan kewajiban
yang harus dipatuhi, agar terjadi harmonisasi hubungan anttara wisatawan, masyarakat,
pemerintah, dan pengusaha wisatawan. Keharmonisan hubungan antara wisatawan,
masyarakat, pemerintah, dan pengusaha pariwisata maka dibuat slogan “SAPTA
PESONA”. Sapta pesona adalah tujuh unsur pesona yang harus diwujudkan bagi
terciptanya lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan
kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk
berkunjung. Ketujuh unsur sapta pesona yang dimaksud di atas adalah aman, tertib,
bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan.

2. JENIS-JENIS DAN USAHA PARIWISATA


Definisi pariwisata dan wisatawan yang telah dijelaskan sebelumnya memberi
gambaran tetang tujuan seseorang melakukan perjalanan wisata. Definisi tersebut akan
mempengaruhi dan menentukan jenis-jenis pariwisata yang dapat dikembangkan
didaerah tujuan wisata sehingga menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Menurut
Spillane (1989) tedapat beberapa jenis pariwisata, antara lain:
1) Pleasure tourism (pariwisata menikmati perjalanan)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempa tinggalnya untuk
berlibur, mencari udara segar yang baru, mengendorkan ketegangan sarafnya,
menikmati keindahan alam, menikmati hikayat suatu daerah, menikmati hiburan, dan
sebagainya. Jenis pariwisata ini menyangku begitu banyak unsur yang sifatnya

2
berbeda karena pengertian utilitas pleasure yang berbeda sesuai dengan karakter,
citarasa, latar belakang kehidupan, dan tempramen individu.
2) Recreation tourism (pariwisata rekreasi)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari
libur untuk istirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan
menyegarkan keletihan dan kelelahan.
3) Cultural tourism (pariwisata budaya)
Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keingan untuk
belajar dipusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat istiadat, cara hidup
masyarakat suatu negara, mengunjungi peninggalan sejarah, mengunjungi
peninggalan masa kini, pusat-pusat kesenian dan keagamaan, mengikuti festival seni
music, film, teater, tari dan sebagainya.
4) Sport tourism (pariwisata olahraga), jenis pariwisata ini dibagi dalam dua kategori:
(1) Big spot event, seperti: Olympiade, games, tenis Wimbledon, balap motor grand
prix-GP, Formula-1, kejaran sepak bola dunia, sepak bola piala champions, dan
sebagainya.
(2) Sporting tourism of practioner. Yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti: pendakian gunung, berburu,
memancing, dan sebagainya yang tentunya akan menarik wisatawan untuk
mengunjungi negara yang menyediakan fasilitas pariwisata untuk olahraga.
5) Business shopping tourism (pariwisata dagang besar-belanja)
Jenis perjalanan ini menurut banyak ahli tidak termasuk dalam kegiatan pariwisata
karena unsur voluntary tidak terlibat didalamnya. Dalam jenis pariwisata ini, unsur
yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan wisata
menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menjadikan dirinya sebagai wisatawan
dengan mengunjungi dan menikmati obyek wisata dan berbelanja.
6) Convention tourism (pariwisata konvensi)
Jenis pariwisata ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan menjadi penting
dalam sumbangan terhadap devisa negara. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara
yang mulai tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau
bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism.
Fasilitas konvensi ini digunakan untuk melakukan pertemuan-pertemuan kepala
negara ataupun organisasi-organisasi dunia yang melibatkan banyak negara dan
banyak peserta.
United Nations Conference on Trade and Development (1971) dalam Guidelines for
Tourism Statistics mengatakan bahwa industry pariwisaa atau sektor pariwisata bukan
merupakan suatu sektor ekonomi tertentu atau bukan merupakan cabang produksi
tertentu. Adapun barang-barang dan jasa-jasa yang diperhitungkan dalam pariwisata
3
berasal dari beberapa sektor dan ini memenuhi permintaan wisatawan asing maupun
dalam negeri. Selama tidak ada konsep yang formal tentang sektor pariwisata yang dapat
dikembangkan lebih lanjut, maka istilah tersebut digunakan untuk menyatakan secara
luas terhadap kelompok industry dan aktivitas komersial yang memproduseri barang-
barang dan jasa-jasa yang sebagian atau seluruhnya dikonsumsi oleh wisatawan asing
maupun dalam negeri. Berdasarkan hal-hal tersebut sektor-sektor yang dianggap
termasuk sektor pariwisata adalah:
1) Akomodasi termasuk didalamnya hotel, villa, penginapan, dan pemondokan.
2) Jasa boga termasuk didalamnya restoran, cafeteria, dan rumah makan.
3) Usaha wisata termasuk didalamnya pengusahaan obyek wisata, usaha souvenir, dan
usaha hiburan.
4) Agen perjalanan wisata termasuk didalamnya travel agent.
5) Perusahaan angkutan atau transportasi termasuk didalamnya perusahaan angkutan
darat, angkutan laut, angkutan udara yang menunjang perjalanan wisman dan wisdom.
6) Convention orginezer.
7) Pelatihan dan pendidikan.
UU No. 10 tahun 2009, Tentang Kepariwisataan telah mendefinisikan Industri
Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata. Sedangkan, usaha paiwisata adalah usaha yang
menyediakan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara lain:
1) Daya tarik wisata, yang dimana bidang usaha daya tarik wisata meliputi jenis
pengelolaan daya tarik wisata.
2) Kawasan pariwisata.
3) Jasa transportasi wisata.
4) Jasa perjalanan wisata.
5) Jasa makanan dan minuman.
6) Penyediaan akomodasi.
7) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi.
8) Jasa impresariat/promotor.
9) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran.
10) Jasa informasi pariwisata.
11) Jasa konsultan pariwisata.
12) Jasa pramuwisata.
13) Wisata tirta.
14) SPA

3. MOTIVASI MELAKUKAN PERJALANAN WISATA


Beberapa alasan yang dikemukakan oleh H. Peter Gray (1970) bahwa seseorang
melakukan perjalanan untuk bersenang-senang (pleasure travel) sebagai berikut.

4
1) Faktor haus akan sinar (sunlust), dimaksudkan sebagai sifat-sifat yang mendasar pada
tabiat manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan sesuatu yang
sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau kebudayaan baru
yang berbeda.
2) Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan khusus, yang bergantung pada adanya hal-
hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dan lebih baik untuk tujuan tertentu
dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri, seperti liburan musim dingin di
Florida, Hawai atau Caribia oleh orang-orang Canada dan orang-orang yang berasal
dari Amerika Serikat sebelah Utara.
Spilance (1989) produk dari objek atau industri pariwisata mempunyai beberapa
sifat khusus, yaitu:
1) Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa produk ke
wisatawan, akan tetapi wisatawan itu sendiri yang harus mengunjungi, mengalami,
dan dating untuk menikmati produk wisata.
2) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan. Tanpa wisatawan yang
sedang menggunakan jasa wisata itu tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata.
3) Pariwisata tidak mempunyai standar ukuran yang objektif karena pariwisata memiliki
berbagai ragam jenis pariwisata.
4) Wisatawan tidak dapat mencicipi, menikmati, ataupun menguji produk itu sebelumnya
karena wisatawan hanya melihat brosur, internet, ataupun alat promosi lainnya.
5) Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar, sedangkan
permintaannya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi, politik, sikap
masyarakat, dan kesukaan wisatawan.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (200) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan
jiwa petualang yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan dorongan
terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi dan
nikmati obyek wisatanya meskipun samapai ke negeri orang. Selain itu, terdapat
beberapa faktor menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata yaitu:
1) Kondisi lingkungan
Kondisi sekitar yang kurang baik atau rusak, lingkungan tempat tinggal yang bising
dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2) Kondisi sosial budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam masyarakat
sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar anggota masyarakat dan
lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke tempat-tempat yang kondisinya
lebih baik dan menyenangkan.
3) Kondisi ekonomi

5
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya beli yang
tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya ongkos angkutan, juga akan
mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
4) Pengaruh kegiatan pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya pandangan tentang
nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat dapat mendorong
kegiatan wisata.

4. PEMASARAN PARIWISATA
Pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam industri pariwisata khususnya
untuk memberikan pencitraan daerah tujuan wisata. Pemasaran daerah tujuan wisata
adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan produk wisata yang ditawarkan oleh
daerah tujuan wisata baik yang tangiable maupun intangiable produk, mengenali
identitas wisatawan yang mempunyai waktu, uang dan mempunyai keinginan untuk
berwisata, dan mencari cara terbaik untuk mencapai dan meyakinkan wisatawan untuk
berkunjung ke daerah tujuan wisata.
Pemasaran pariwisata memiliki tujuan utamanya yakni tidak hanya menyangkut
jumlah maksimal wisatawan yang berkunjung dan tinggal lebih lama tetapi lebih
diutamakan quality tourism yang dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan
dengan belanja yang sangat besar dan terjadi repeat queast. Pemasaran daerah tujuan
wisata dapat dilakukan tidak hanya dengan melakukan promosi melalui iklan, brosur,
internet, ataupun alat-alat promosi lainnya tetapi dapat juga dengan mengundang penulis
atau wartawan pariwisata asing dengan tujuan agar penulis atau wartawan tersebut
menulis atau meliput hasil kunjungannya didaerah tujuan wisata wariss.
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam manajemen pemasaran global dalam marketing
mix masih berlaku. Marketing mix sebagai strategi pemasaran sebenarnya
mempertemukan antara penawaran dan permintaan pasar. H.F Stanley dalam (Spillance,
1998), seorang konsultan Pasific Asia Travel Association membagi unsure marketing
mix dalam pariwisata menjadi :
1) Product mix : Masalah pemeliharaan warisan budaya, peninggalan sejarah, dan
pemeliharaan fisik dan nonfisik.
2) Distribution mix : Layanan agar wisatawan memperoleh kepuasan saat
mengkonsumsi produk pariwisata.
3) Communication mix : Agar suatu produk wisata diketahui oleh wisatawan maka
wisatawan harus diberi informasi, diperkenalkan, ditarik, dan didorong agar
mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Ada beberapa pendekatan communication
mix, yaitu :

6
(1) Sales promotion, meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada wisatawan
melalui media umum, biro perjalanan, dan hubungan langsung dengan wisatawan.
(2) Image promotion, kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan cara membujuk
secara halus untuk member kesan dan gambaran suatu daerah tujuan wisata.
(3) Melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf organisasi
yang terkait dalam matarantai kegiatan pariwisata.
(4) Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat-menyurat, dan
hubungan korespondensi melalui alat komunikasi.
4) Service mix : Kebijakan pemerintah untuk memperlancar perjalanan dan persinggahan
wisatawan.

ASPEK DAN DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA


Penelitian yang dilakukan Chau di Hawai (Spillance,1989) menunjukan bahwa
setiap kenaikan kunjungan wisatawan sebanyak 25.000 orang mengakibatkan terciptanya
kesempatan kerja langsung sejumlah 390 orang dan tidak langsung sejumlah 243 orang.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh International Union of Office Travel
Organization menyimpulkan bahwa kesempatan kerja yang terbuka diseluruh dunia
untuk bidang hotel dan restoran diperkirakan mencapai 750.000 orang pertahunnya
(Spillance,1989).
Menurut Tambunan (1999), industri pariwisata dapat menjadi sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah industri pariwisata yang dimiliki masyarakat daerah
community tourism development (CTD). Dengan pengembangan CTD, pemerintah
daerah dapat memperoleh peluang penerimaan pajak dan beragam restribusi yang
bersifat legal. Sebagaii contoh, keberadaan sebuah hotel disuatu daerah kabupaten atau
kota akan menjadi sumber PAD bagi kabupaten atau kota dari penerimaan:
1) Pajak daerah
2) Retribusi daerah
3) Laba BUMD
4) Bagi hasil pajak
5) Bukan pajak
Bagi provinsi, keberadaan hotel yang ada didaerahnya akan menjadi sumber PAD
dari penerimaan:
1) Pajak provinsi
2) Retribusi provinsi
3) Laba BUMD provinsi
4) Bagi hasil pajak provinsi
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005), manfaat dan keuntungan dalam pembangunan
dan pembangunan pariwisata bila direncanakan dan diarahkan dengan baik adalah:
1) Manfaat ekonomi (kesejahteraan)

7
Manfaat ekonomi bagi penduduk, pengusaha maupun pemerintah setempat, seperti:
(1) Penerimaan devisa
(2) Kesempatan berusaha
(3) Terbukanya lapangan kerja
(4) Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah
(5) Mendorong pembangunan daerah
2) Manfaat sosial budaya
(1) Pelestarian budaya dan adat istiadat
(2) Meningkatkan kecerdasan masyarakat
(3) Meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani ataupun rohani
(4) Mengurangi konflik sosial
3) Manfaat dalam berbangsa dan bernegara
(1) Mempererat persatuan dan kesatuan
(2) Menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan mempertahankan
negara agar tumbuh rasa cinta terhadap tanah air
(3) Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata
4) Manfaat bagi lingkungan
Pembangunan dan pengembangan pariwisata diarahkan agar dapat memenuhi
keinginan wisatawan.
Dampak-dampak yang tidak diinginkan karena berkembangnya kepariwisataan di
suatu daerah, dapat menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik maupun
lingkungan, seperti:
1) Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik.
2) Penduduk, khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan yang tidak
sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri.
3) Terdapat banyaknya pemanfaatan wisatawan oleh orang-orang tidak
bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas.
4) Terjadinya pengerusakan lingkungan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, A.A.GP., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2009.
Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi)

Vous aimerez peut-être aussi

  • Audit Sap 2
    Audit Sap 2
    Document13 pages
    Audit Sap 2
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • MJ Kop
    MJ Kop
    Document19 pages
    MJ Kop
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Job Description
    Job Description
    Document3 pages
    Job Description
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Psak 16
    Psak 16
    Document3 pages
    Psak 16
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 5
    Sap 5
    Document14 pages
    Sap 5
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 1
    Sap 1
    Document12 pages
    Sap 1
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 3
    Sap 3
    Document3 pages
    Sap 3
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • KOPERASI
    KOPERASI
    Document13 pages
    KOPERASI
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • CG
    CG
    Document2 pages
    CG
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Sap 2
    Audit Sap 2
    Document13 pages
    Audit Sap 2
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • KOPERASI
    KOPERASI
    Document4 pages
    KOPERASI
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Sap 4
    Audit Sap 4
    Document10 pages
    Audit Sap 4
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Sap 3
    Audit Sap 3
    Document12 pages
    Audit Sap 3
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Sap 7
    Audit Sap 7
    Document12 pages
    Audit Sap 7
    Atik Widiastini
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Perusahan Dagang
    Daftar Perusahan Dagang
    Document25 pages
    Daftar Perusahan Dagang
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 5
    Sap 5
    Document7 pages
    Sap 5
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Sap 7
    Audit Sap 7
    Document4 pages
    Audit Sap 7
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • KOPERASI
    KOPERASI
    Document13 pages
    KOPERASI
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Sap 8
    Audit Sap 8
    Document14 pages
    Audit Sap 8
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Ta Sap 8
    Ta Sap 8
    Document7 pages
    Ta Sap 8
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Audit Sap 7
    Audit Sap 7
    Document12 pages
    Audit Sap 7
    Atik Widiastini
    Pas encore d'évaluation
  • Ta Sap 8
    Ta Sap 8
    Document12 pages
    Ta Sap 8
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Penyajian Transaksi Leasting
    Penyajian Transaksi Leasting
    Document4 pages
    Penyajian Transaksi Leasting
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Ta Sap 1
    Ta Sap 1
    Document11 pages
    Ta Sap 1
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Ta Sap 8
    Ta Sap 8
    Document12 pages
    Ta Sap 8
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Ta Sap 1
    Ta Sap 1
    Document10 pages
    Ta Sap 1
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Data Dan Metode Pengumpulan Data
    Data Dan Metode Pengumpulan Data
    Document11 pages
    Data Dan Metode Pengumpulan Data
    Ocha Srimaheny
    100% (1)
  • Analisis Rasio
    Analisis Rasio
    Document8 pages
    Analisis Rasio
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Analisis Rasio
    Analisis Rasio
    Document8 pages
    Analisis Rasio
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation
  • Analisis Rasio
    Analisis Rasio
    Document15 pages
    Analisis Rasio
    Ita Monika
    Pas encore d'évaluation