SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARI’AH (KSPPS) BMT AL-HASANAH MANDIRI SEJAHTERA KANTOR PUSAT SEKAMPUNG TAHUN 2018
Oleh:
Atik Febriyani
Keberadaan KSPPS BMT Al-Hasanah Mandiri Sejahtera berkembang pesat
terutama di daerah pedesaan, karena didaerah pedesaan masih relatif sedikit lembaga keuangan ataupun bank. Dana ZIS disalurkan untuk pembiayaan qard, Pembiayaan tersebut sifatnya membantu dan tidak mengharapkan imbalan atau bagi hasil. Pertimbangan lain adanya pembiayaan qard adalah motivasi untuk memerhatikan kesulitan orang lain dan membantu orang tersebut untuk memberikan modal usaha baik yang akan didirikan maupun yang telah berjalan. Rumusan masalah yang akan dibahas yaitu faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pembiyaan qard di KSPPS BMT Al-Hasanah Mandiri Sejahtera kantor pusat sekampung tahun 2018 dan solusi apa saja yang dilakukan oleh pihak lembaga dalam mengatasi hambatan tersebut. Kemudian tujuannya yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pembiayaan qard di KSPPS BMT Al-Hasanah Mandiri Sejahtera kantor pusat 2018 serta solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Jenis dari penelitian ini adalah field research dan sifat penelitiannya yaitu deskriptif kualitatif. Kemudian metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi, sedangkan analisa data yang diperoleh menggunakan metode induktif dan kualitatif. Pembiayaan qard yang telah dilakukan di KSPPS BMT Al-Hasanah Mandiri Sejahtera yaitu diberikan berupa uang, yang usahanya berupa pertanian dan perdagangan. Tingkat kemacetan dalam pembiayaan ini cukup tinggi karena faktor dari diri anggota itu sendiri maupun dari faktor luar. Selain untuk penyaluran pembiayaan qard, dana ZIS juga digunakan untuk kegiatan sosial, diantaranya untuk kaum dhuafa, pendidikan dan dakwah, sosial dan kesehatan. Adapun hambatan daripada pembiayaan qard adalah analisa pada waktu survey yang kurang tepat, keterbatasan ilmu dari anggota yang dibiayai dan manajemen keuangan yang tidak dikelola dengan baik, kebangkrutan dari usaha anggota tersebut sehingga menyebabkan kemacetan, sedangkan solusinya adalah memberikan tambahan modal kembali jika memungkinkan dan jika tetap tidak bisa diupayakan maka pihak lembaga mengikhlaskan jika anggota tidak membayar karena sebetulnya itu hak dari mereka. Untuk meningkatkan jumlah dana ZIS yang didapat dari masyarakat serta meningkatkan pembiayaan qard maka pihak lembaga menambah pegawai untuk menangani pengumpulan ZIS serta meningkatkan ketelitian dalam menganalisa apakah anggota layak diberikan pembiayaan qard ataukah pembiayaan lainnya.