Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Bismillahirahmanirrahim,
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga makalah kelompok ini dapat diselesaikan. Makalah ini
sebagai tugas Filsafat Pendidikan Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Padang
(UNP) Padang.
Kami berharap dengan makalah ini, dapat memberikan nilai yang terbaik
untuk kami pribadi sebagai penuyusun, serta ilmu yang bermanfaat bagi para
pembaca. Jika ada tulisan yang salah terlebih dahulu kami mohon maaf.
Terimakasih,
Wassalam.
Kelompok 4.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan
memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh,
serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik.
karenanya pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan,
kesatuan, organis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan,
melalui filsafat kependidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud terminologi Filsafat Pendidikan ?
b. Apa saja defenisi Filsafat pendidikan ?
c. Kontroversi yang dilematis seperti apa yang berkaitan dengan
pendekatan Individualistik ?
d. Apa yang dimaksud dengan misteri dunia ?
e. Apa saja karakteristik biologis yang dimiliki manusia ?
3. Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah supaya mahasiswa
dapat memahami secara menyeluruh mengenai filsafat pendidikan. Selain
itu, tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
2
1. Secara terminologi
2. Beberapa defenisi
d. Prof. Brameld
Filsafat pendidikan: kita harus membawa filsafat guna mengatasi
persoalan-persoalan pendidikan secara efisien, jelas, dan sistematis
sedapat mungkin.
e. Imam Barnadib
3
Menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan merupakan ilmu yang
pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam
bidang pendidilkan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi
suatu analisis filosof terhadap pendidikan.
filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru,
melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan
kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan
kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada
hakekatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat filosofis,
dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan
dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu
pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-
norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
B. PENDEKATAN INDIVIDUALISTIK
4
Dalam makalah ini, yang menjadi topik pembahasan yaitu
kontroversi yang dilematis yang terjadi dari pendekatan individualistik
dalam filsafat.
Individualisme adalah salah satu paham yang paling sering dibahas
sebagai karikatur dalam banyak perdebatan di kalangan intelektual
kita. Sehingga menimbulkan pro dan kontra dalam memahami makna
individualisme sendiri.
Salah satu kritikan yang menyerang individualisme adalah, person
manusia memperoleh kesejatian, dan meletakkan masyarakat dalam
pandangan aksidental (sekunder) yang akan berkhitmat (melayani)
person. Person adalah berposisi sebagai materi pembentuk masyarakat,
dan masyarakat adalah sebagai penghubung antar materi-materi
tersebut. Dengan demikian, berdasarkan filsafat individualisme bahwa
nilai dan pentingnya penghubung lebih kecil ketimbang nilai dan
pentingnya materi. Kritikan tersebut juga menghantam filsafat hak-hak
alamiah yang merupakan cabang dari filsafat individualisme. Filsafat
hak-hak alamiah hanya memberikan perhatian kepada materi-materi
pembentuk masyarakat, dan tidak memberikan perhatian ataupun
menganggap penting hubungan-hubungan antar materi yang mungkin
saja sejalan dengan kecondongan-kecondongan alamiah, ataupun
mungkin juga berseberangan (berlawanan) dengan materi-materi
tersebut, ataupun hubungan-hubungan tersebut membatasi materi.
Pemikiran ini, pada abad setelahnya menjadi objek yang ditentang oleh
beberapa filosof seperti, David Hume dan lainnya. Hal inilah yang
menjadikan timbulnya kontra terhadap filsafat dengan menggunakan
pendekatan individualistik.
Lain hal dengan timbulnya pro dari beberapa kalangan mengenai
pendekatan individualistik ini, seringkali ketika seseorang mendengar
tentang individualisme orang cenderung menganggap bahwa ini
adalah suatu paham yang negatif dan berhubungan dengan
kesombongan, keserakahan, egoisme, persaingan yang tidak sehat, dan
sebagainya. Pandangan semacam ini bagi mereka suatu hal yang
begitu sempit dalam memahami paham individualisme, bagi kalangan
5
yang tidak men- judge negatif pendekatan individualisme, terlebih
dahulu mereka memahami arti individualisme ,
6
penting adalah bagaimana kita menghargai suatu pemahaman yang
masing-masing manusia berbeda.
2. Misteri Kehidupan
Menurut KBBI misteri adalah sesuatu yang masih belum jelas
(masih menjadi teka-teki; masih belum terbuka rahasianya, arti lain
yaitu kenyataan yang begitu luhur sehingga secara mendasar
melampaui daya tangkap manusia; apa pun yg semakin dapat
dimengerti atau dihayati, tetapi tidak pernah ditangkap seluruhnya
sehingga tetap merupakan rahasia menyangkut kehadiran atau kegiatan
Illahi.
Ada satu pernyataan dari para ahli bahwa filsfaat adalah suatu
ketidaktuntasan atau suatu fragmen yang tidak utuh. Sedikit mengacu
pada pendapat Eran Dorfman dalam bukunya “ philosofy an an ‘AS’”.
Menurutnya berfilsafat merupakan suatu hal yang paradoksal. Jika kita
berfilsafat, kita ingin mendeskripsikan realitas sebagaimana adanya,
namun agar dapat mendeskripsikannya kita harus mengambil jarak
antar realitas itu sehingga kita tidak akan memilikinya secara utuh.
Maksudnya berfilsafat bukan berarti kita mengetahui semua yang
terkandung di alam semesta dengan seutuhnya, namun melalui filsafat
kita berusaha untuk mencari tahu apapun tanpa adanya batasan
termasuk misteri kehidupan di dunia ini.
Walaupun filsafat adalah kegiatan olah nalar, yang sebenarnya
digumuli disana adalah kebutuhan terdalam ruh dalam dinamika jatuh
bangunya pengalaman; kebutuhan mendasar atas makna dan arah
kehidupan, kebutuhan tentang bagaimana misteri-misteri kehidupan
bisa dijelaskan dan dipahami, kebutuhan untuk mengerti apa yang
sesungguhnya yang diinginkan oleh jiwa itu sendiri.
Seringkali pada titik terdalam ruh tersentuh dan terisi bukan oleh
hal-hal material, bukan oleh kekuasaan atau kedudukan, bukan pula
oleh kesuksesan, melainkan oleh rasa penasaran, petualangan
pencarian, keharuan, keheranan, kekaguman yang seiring demikian
misterius.
Oleh karena itu, dalam berfilsafat kita dapat berusaha untuk
mencari tahu tentang misteri kehidupan.
7
3. Ciri-Ciri Biologis Manusia
8
pengertian bermakna. Dengan singkat,karena memiliki dan mampu
berbahasa maka manusia berpikir. Kita berpikir untuk menemukan
pemahaman dari rasa keingintahuan kita terhadap sesuatu.
BAB III
PENUTUP
9
1. Kesimpulan
2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya
mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan,
pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang
kurang di pahami. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, di
karenakan kami masih dalam tarap pembelajaran.
Seperti ada pepatah mengatakan : “ Tak ada gading yang tak retak
“. Maka dari itu kami selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan
makalah berikutnya sehingga makalah berikutnya lebih sempurna dari
pada makalah sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
10
Bakker, Anton. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
11