Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum antropometri memiliki pengertian pengukuran
tubuh manusia. Antropometri berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh untuk
berbagai tingkat umur. Pada saat ini antropometri sering digunakan
untuk melakukan skrining kasus kurang gizi karena penggunaannya
relatif mudah, murah dan praktis. Sekalipun terkesan mudah, ada
banyak hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil
pengukuran antropometri yang akurat. Kegunaan dan ruang lingkup
antropometri sesungguhnya memiliki cakupan yang luas.
Di bidang gizi, antropometri berguna untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan
ini akan tercermin pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan persentase air dalam tubuh.
Selain itu, antropometri dapat dipergunakan dalam bidang
antropologi ragawi sebagai sarana untuk mengidentifikasi
perbedaan antar ras dan tipe tubuh. Antropometri sekarang sangat
diperlukan dalam bidang ergonomi untuk mendapatkan perlatan
yang nyaman digunakan sesuai postur tubuh.
Di bidang ortopedi digunakan untuk menentukan ukuran alat
bantu yang sesuai dan di bidang kedokteran olah raga terkait
dengan fitness serta bidang forensik antropometri dapat
dipergunakan dalam menentukan identitas seseorang. Mahasiswa
diharuskan memiliki pengetahuan tentang osteologi dan titik-titik
anatomis pada tubuh manusia sebelum mempelajari keterampilan
klinik topik antropometri. Pengetahuan tersebut berguna untuk
mendasari pemilihan titik-titik anatomis sehingga pemeriksaan
antropometri dapat dilakukan dengan benar dan hasilnya benar-
benar valid dan reliabel.
Pengukuran antropometri ini erat relevansinya dengan
pertumbuhan anak dan akan menunjang kompetensi seorang
dokter dalam menentukan diagnosis kekurangan atau kelebihan zat
gizi, memberikan dukungan nutrisi, dan penatalaksanaan penyakit-
penyakit/ gangguan metabolik.
B. Prinsip Praktikum
1. Berat badan
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir ( neonatus).
2. Tinggi badan
Tinggi Badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
(Pengukuran Antropometri Gizi,2009) Untuk bayi,
pengukuran pertumbuhan linear adalah panjang badan;
untuk anak yang lebih tua, pengukurannya berdasarkan
tinggi badan. (Nelson, 2004)
3. Panjang badan
Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan
data panjang badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat
diketahui status gizi anak.
4. Tinggi lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga
data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut.
5. Lingkar kepala
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan
tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara
cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar
kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan
gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar Kepala dan
Lingkar Dada cukup berarti dan menentukan KEP pada
anak. Lingkar Kepala juga digunakan sebagai informasi
tambahan dalam pengukuran umur.
6. Lingkar lengan atas
Pengukuran ini dapat memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi,
sehingga dapat mencerminkan pada bayi 0-30 hari : ≥9,5
cm, Balita dengan KEP : <12,5 cm
7. Tebal lingkar lengan atas
Saah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi
dengan cara mengukur lingkar lengan atas.Lila ( lingkar lengan
atas )Pengukuran Lila pada kelompok wanita usia
subur adalah suatu cara untuk mendeteksi dini yang mudah
dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk
mengetahui adanya kelompok beresiko kekurangan energi
kronis (KEK) wanita usia subur (WUS).
C. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara penggunaan alat pengukuran antropometri


dengan benar dan tepat
2. Mampu melakukan pengukuran antropometri terhadap
seluruh kelompok umur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Penilaian Status Gizi Dengan Metode


Antropometri
Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran
tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri dapat digunakan
untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi, terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam
tubuh. (Supriasa, 2002). Parameter yang digunakan dalam
antropometri :
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status
gizi. Kesalahan penentuan umur dapat mengakibatkan
interpretasi status gizi salah. Batasan umur yang
digunakan (Puslitbang Gizi Bogor,1980)
b. Berat Badan (BB)
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (
neonatus). Selain itu dapat digunakan sebagai indikasi
parameter untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR.
c. Tinggi Badan (TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
(Pengukuran Antropometri Gizi,2009) Untuk bayi,
pengukuran pertumbuhan linear adalah panjang badan;
untuk anak yang lebih tua, pengukurannya berdasarkan
tinggi badan. (Nelson, 2004) Tinggi Badan merupakan
parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang
penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB
(quack stick) faktor umur dapat dikesampingkan.
(Supriasa, 2002). Alat ukur tinggi badan meliputi alat
pengukur panjang badan bayi untuk bayi atau anak yang
belum dapat berdiri, dan microtoise untuk anak yang sudah
dapat berdiri.
d. Lingkar Lengan Atas ( LILA )
Pengukuran ini dapat memberikan gambaran
tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah
kulit. Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi,
sehingga dapat mencerminkan pada bayi 0-30 hari : ≥9,5 cm,
Balita dengan KEP : <12,5 cm
e. Lingkar Kepala
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak
dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara
cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala
tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Dalam
antropometri gizi rasio Lingkar Kepala dan Lingkar Dada
cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar
Kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam
pengukuran umur.
f. Lingkar Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan,
sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Pelaksanaan
Praktikum Penilaian Status Gizi (PSG) ini dilaksanakan
pada hari Minggu, pada tanggal 23 Desember 2018.
B. Tempat pelaksanaan
Di laboratorium terpadu kesehatan masyarakat UMI
C. Alat dan Bahan
Alat-alat pengukuran yang digunakan yaitu:
a. Baby Weight scale
b. Timbangan digital
c. Meteran
d. Pita LILA
e. Lenght board
f. Microtoise
g. Mytape
h. Skinfold califer
i. Pengukur tinggi lutut
j. kalibrator
D. Prosedur Pengukuran Status Gizi
Pengukuran Antropometri
Prosedur Pengukuran Berat Badan
a. Timbangan bayi (baby scale) disiapkan dan diletakkan
pada meja yang rata
b. Timbangan dikalibrasikan pada angka 0
c. Bayi diletakkan pada timbangan dengan posisi
terlentang
d. Hasil pengukuran berat badan bayi dicatat
Prosedur Pengukuran Panjang Badan :
a. Melepaskan sepatu atau sendal yang di gunakan oleh bayi.
b. Tekan tombol on/off pada digital lenghtboard, tunggu sampai
timbangan menunjukkan angka 0.
c. Letakkan baduta diatas digital lenghtboard dan usahakan agar
bayi tidak bergerak-gerak dengan menahan pelan kepala dan
lutut baduta
d. Tempelkana kaki baduta pada salah satu sisi digital
lenghtboard dan tarik salah satu sisinya sampai menempel
pada kepala baduta
e. Mencatat hasil penimbangan berat badan bayi dengan skala
0,1 kg.
Prosedur Pengukuran Lingkar kepala untuk bayi / Baduta
a. Responden dianjurkan untuk berdiri ( untuk bayi dikondisikan )
b. Pengukuran berada disisi kiri atau kanan responden yang akan
diukur, lepas seluruh atribut yang digunakan responden yang
di ukur seperti topi dll.
c. Pastikan responden yang akan diukur dalam keadaan tenang
dan diminta untuk melihat lurus kedepan sejajar garis
penglihatan ( posisi frankpurt plane )
d. Lingkarkan pita dikepala bagian terluar dengan cara pita harus
menyentuh bagian prominent dari tonjolan depan kepala dan
bagian occiput di belakangnya. Kemudian sisi pita sama
tingginya yaitu sekitar 2 jari diatas alis mata. Apabila rambutnya
lebat dan tidak dapat disibak maka pita agak ditekan agar
angkanya tidak bias.
e. Petugas pengukuran melakukan pembacaan skala hasil
pengukuran dengan skala 0,1 cm
f. Lakukan pengukuran lebih dari sekali kemudian rata-ratakan
hasilnya.
Prosedur Pengukururan LILA
a. Siapkan alat ukur berupa metlin
b. Tentukan posisi pangkal bahu
c. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung
siku dilipat dengan telapak tangan ke arah perut
d. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung
siku dengan menggunakan alat ukur, dan beri tanda
dengan bulpen/spidol
e. Lingkarkan metlin sesuai tanda pulpen di
sekeliling lengan responden sesuai tanda
f. Metlin ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat dan
longgar
g. Baca angka pada metlin atau pipa LILA
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pembahasan
a) Baby Weight scale berfungsi mengukur berat bayi
 Untuk bayi 0-1 tahun
 Kapasitas 20 kg
 Jarum merah = 0-10 kg => tingkat kepekaan 0,05 kg
 Jarum biru = 10-20 kg => tingkat kepekaan 0,1 kg
 Kekurangan : Bayi tidak bisa diam, sehingga kesulitan
untuk membaca hasilnya.
 Kelebihan : Bayi bisa ditidurkan pada alat timbangan.
b) Timbangan digital berfungsi untuk mengukur berat badan
 Kepekaan 0,01 kg
 Bisa ditera / dinolkan
 Kepasitas maksimal bermacam-macam (130-156 kg)
 Auto ON
 Untuk menimbang berat badan anak-anak sampai
orang dewasa
 Kelebihan : mempunyai kepekaan yang paling bagus
dan mudah dibawa kemana-mana
 Kekurangan : harus diletakan pada lantai yang benar-
benar datar
c) Meteran berfungsi untuk mengukur Lingkar kepala,perut dan
panggul
 Satuan cm
 Panjang 150 cm
 Ketelitian 0,1 mm
d) Pita LILA berfungsi untuk mengukur lingkar lengan
seseorang
 Ukuran 36,8 x 3,5 cm
 Mempunyai 2 sisi, sisi pertama untuk mengukur
wanita pada usia WUS, dan sisi satunya untuk
mengukur lengan bayi yang baru lahir.
e) Lenght board berfungsi untuk mengukur panjang badan bayi
 Berat 5 kg
 Ada pita ukur sepanjang 94,5 cm
 Untuk mengukur panjang badan bayi usia 0-24 bulan.
 Kelebihan : mudah, praktis dan bisa dibawa kemena-
mana.
f) Microtoise berfungsi untuk mengukur tinggi badan
 Panjang : 200 cm/ 2m
 Ketelitian 0,1 cm
 Untuk mengukur tinggi badan usia> 2 tahun dan
dewasa.
g) Skinfold califer berfungsi mengukur ketebalan lemak lingkar
kulit
 Satuan skala : milimeter
 Kapasitas 70 mm
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh untuk berbagai
tingkat umur. Pada saat ini antropometri sering digunakan untuk
melakukan skrining kasus kurang gizi karena penggunaannya relatif
mudah, murah dan praktis. Adapun parameter nya meliputi alat
timbangan untuk mengukur berat badan, baby weight scale, lenght
board, microtoise, pita LILA, meteran. Dimana alat-lat tersebut
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, dengan prosedur
penggunaan yang berbeda pula

B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu sebaiknya
peralatan lebih diperbanyak lagi karena dibandingkan
dengan jumlah praktikan, alat yang disediakan masih kurang
sehingga dalam proses praktikum dapat berjalan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Fadhila. 2016.Penilaian status gizi secara antropometri

Vous aimerez peut-être aussi