Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Indonesia merupakan salah satu negara tropis didunia yang banyak memiliki lahan
basah. Di beberapa daerah di Indonesia sering ditemukan kelangkaan air bersih, sehingga
masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan. Dalam hal sumberdaya air, krisis yang dialami
Indonesia menyangkut aspek penyediaan dan aspek pengelolaan. Dalam hal penyediaan,
masalah yang timbul mencakup aspek kuantitas dan kualitas. Secara spasial, permasalahan air
dapat digolongkan pada dua wilayah, yakni perkotaan, dan pedesaan. Di Perkotaan belum
semua anggota masyarakat mendapat akses air bersih secara sehat. Di kota-kota besar, banyak
masyarakat di wilayah kumuh memanfaatkan bantaran sungai untuk MCK dan air minum.
Penyediaan air bersih melalui institusi/perusahaan yang terkait, misalnya PDAM, masih
belum mecukupi. Pelayanan air dari PDAM, tidak selalu memenuhi persyaratan, baik dalam
hal kuantitas maupun kualitas, sering tidak memenuhi baku mutu lingkungan untuk air
minum. Kualitas air bersih yang diterima warga tidak murni bersih, banyak kotoran, bahkan
ada indikasi terkontaminasi pencemaran dari sejumlah limbah pabrik. Masyarakat juga
menyesalkan suplai air dari PDAM Jaya yang tidak pernah normal seperti volume air yang
sedikit, sering mati, dan debit air yang buruk. Kurangnya penyediaan air minum oleh PDAM
berimplikasi pada penggunaan air tanah secara tidak terkendali, baik oleh masyarakat,
maupun terutama oleh industri dan hotel-hotel. Akibat selanjutnya, terjadi penurunan tanah
karena air tanah tersedot.
B. Pendahuluan
Indonesia terdiri dari sekitar 17.508 pulau dan sekitar 6.000 merupakan pulau yang
berpenghuni. Kepulauan tropis menyebar di sepanjang seperdelapan dari ekuator sekitar 8 juta
km2, dengan total luas lahan 1,92 juta km2), dan wilayah laut seluas 3 juta km2 dengan total
panjang garis pantai sekitar 84.000 km. Penduduk Indonesia sebanyak 226 juta (data 2008)
tersebar di beberapa pulau. Dengan tingkat pertumbuhan 1,66% dari penduduk diperkirakan
tumbuh menjadi 280 juta pada tahun 2020. Dalam dasawarsa yang lalu, imigran perkotaan
mengakibatkan pertumbuhan perkotaan sekitar 5% per tahun. Diperkirakan bahwa pada tahun
2020 sekitar 52% penduduk akan tinggal di lingkungan perkotaan, meningkat 38%
dibandingkan tahun 1995.
Seperti di banyak negara lain, kondisi sumber daya air di Indonesia telah sampai pada
tahap di mana tindakan terpadu diperlukan untuk membalikkan tren yang terjadi saat ini yatiu
penggunaan air yang berlebihan, polusi, dan meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir.
Mengingat tantangan yang dihadapi oleh sektor sumber daya air dan sektor irigasi di abad ke-
21 dan reformasi sektor publik yang lebih memperhatikan aspirasi rakyat, Pemerintah
Indonesia telah memulai program reformasi bidang sumber daya air yang meliputi aspek
kebijakan, aspek kelembagaan, aspek legislatif dan peraturan, dan kebijakan konservasi
sumber daya air telah mendapat bagian yang substansial dalam agenda reformasi.
C. Status pengembangan sumber daya air di indonesia
b. Meningkatnya potensi konflik air. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
kualitas kehidupan masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,
permukiman, pertanian maupun industri juga semakin meningkat. Pada tahun 2003,
secara nasional kebutuhan air mencapai 112,3 miliar meter-kubik dan diperkirakan
pada tahun 2009 kebutuhan air akan mencapai 117,7 miliar meter-kubik. Kebutuhan
air yang semakin meningkat pada satu sisi dan ketersediaan yang semakin terbatas
pada sisi yang lain, secara pasti akan memperparah tingkat kelangkaan air.
c. Makin meluasnya abrasi pantai. Perubahan lingkungan dan abrasi pantai mengancam
keberadaan lahan produktif dan wilayah pariwisata. Selain itu, abrasi pantai pada
beberapa daerah perbatasan dapat menyebabkan bergesernya garis perbatasan dengan
negara lain. Dengan demikian di wilayah-wilayah tersebut, pengamanan garis pantai
mempunyai peran strategis dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia
Untuk peningkatan sumber daya air di Indonesia, masih banyak diperlukan pembangunan
bendungan, waduk, dan sistim jaringan irigasi yang handal untuk menunjang kebijakan
ketahanan pangan pemerintah. Di samping itu untuk menjamin ketersediaan air baku, tetap
perlu dilakukan normalisasi sungai dan pemeliharaan daerah aliran sungai yang ada di
beberapa daerah. Pemeliharaan dan pengembangan Sistem Wilayah Sungai tersebut didekati
dengan suatu rencana terpadu dari hulu sampai hilir yang dikelola secara profesional. Untuk
itu perlu dikembangkan teknologi rancang bangun Bendungan Besar, Bendung Karet,
termasuk terowongan, teknologi Sabo, sistem irigasi maupun rancang bangun pengendali
banjir.
Saat ini terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki peran penting
dalam penyediaan sumber air sebagian telah mengalami kerusakan yaitu 62 DAS rusak dari
total 470 DAS, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air sehubungan
penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. Saat ini jaringan irigasi terbangun
mencapai 6,77 juta ha (1,67 juta ha belum berfungsi), dan jaringan irigasi rawa 1,8 juta ha
yang berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional.
Namun di sisi lain perkembangan fisik wilayah telah memberikan dampak pada terjadinya
alih fungsi lahan pertanian sekitar 35 ribu ha per tahun.
Membangun sumur resapan yang menjadi syarat dalam izim membangun bangunan
khususnya di Provinsi DKI Jakarta. Meningkatkan pengisian kembali air tanah. Sebagai upaya
untuk mengatasi ekstrasi air tanah yang akan mengakibatkan penurunan tanah. Berkontribusi
dalam mengurangi limpasan air permukaan.
penambahan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal
ke dalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-
sampah organik rumah tangga, potongan rumput, dan vegatasi sejenisnya. Bahan organik ini
dapat meningkatkan aktivitas organiseme dalam tanah sehingga akan semakin banyak
biopori yang terbentuk.
Seperti disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktikan oleh organisme tanah.
Aktivitas organisme tanah dan perakaran tanaman selanjutnya akan membuat rongga-rongga
di dalam tanah yang akan dijadikan saluran air untuk meresap ke dalam tanah. Dampak
positih yang dihasilkan terhadap lingkungan adalah mengurangi limpasan air permukaan dan
dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia karena biopri dapat menghasilkan pupuk
organic (kompos).
F. Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu Negara tropis yang memiliki lahan basah . Seperti di
banyak negara lain, kondisi sumber daya air di Indonesia telah sampai pada tahap di mana
tindakan terpadu diperlukan untuk membalikkan tren yang terjadi saat ini yatiu penggunaan
air yang berlebihan, polusi, dan meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir. Mengingat
pengembangan sumber daya air di Indonesia selalu mengalami peningkatan dan perubahan
dari waktu ke waktu, maka dari itu sangat diperlukan untuk melakukan pengembangan dan
peningkatan sektor sumber daya air. Pemeliharaan dan pengembangan Sistem Wilayah Sungai
tersebut didekati dengan suatu rencana terpadu dari hulu sampai hilir yang dikelola secara
profesional. Untuk itu perlu dikembangkan teknologi rancang bangun Bendungan Besar,
Bendung Karet, termasuk terowongan, teknologi Sabo, sistem irigasi maupun rancang bangun
pengendali banjir.
G. Saran
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa penting nya pengelolaan air berkelanjutan sangat
penting bagi kita , mengingat dengan kondisi beberapa di daerah Negara kita yang masih
kekurangan air bersih maka dari itu penulis menyarankan untuk mulai melakukan hal yang
telah tertulis pada makalah ini.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak.
A. Abstract
Indonesia is one of the tropical countries in the world that has a lot of wetlands . In some
areas in Indonesia, there is often a scarcity of clean water, so people have difficulty fulfilling
needs. In terms of water resources, the crisis experienced by Indonesia concerns the aspects
of supply and management aspects. In terms of supply, problems that arise include aspects of
quantity and quality. Spatially, water problems can be classified into two regions, namely
urban, and rural. In urban areas, not all community members have access to clean water in a
healthy manner. In big cities, many people in slum areas use river banks for MCK and
drinking water. Provision of clean water through related institutions / companies, for example
PDAMs, is still insufficient. Water services from the PDAM, do not always meet the
requirements, both in terms of quantity and quality, often do not meet environmental quality
standards for drinking water. The quality of clean water received by residents is not pure
clean, a lot of dirt, there are even indications of contamination from a number of factory
wastes. The community also regrets the water supply from PDAM Jaya, which has never
been normal, such as a small volume of water, frequent deaths, and poor water discharge. The
lack of drinking water supply by PDAMs has implications for uncontrolled groundwater use,
both by the community, and especially by industry and hotels. The next consequence was a
decrease in soil because the ground water was sucked.
B. preliminary
Indonesia consists of around 17,508 islands and around 6,000 are inhabited islands. The
tropical islands spread along an eighth of the equator around 8 million km 2 , with a total land
area of 1.92 million km 2 ), and a sea area of 3 million km 2 with a total coastline length of
around 84,000 km. Indonesia's population of 226 million (2008 data) is spread across several
islands. With a growth rate of 1.66% of the population it is estimated to grow to 280 million
by 2020 . In the past decade, urban immigrants have resulted in urban growth of around 5%
per year. It is estimated that by 2020 around 52% of the population will live in urban
environments, an increase of 38% compared to 1995.
As in many other countries, the condition of water resources in Indonesia has reached the
stage where integrated action is needed to reverse the current trend of excessive water use,
pollution and the increasing threat of droughts and floods. In view of the challenges faced by
the water resources sector and irrigation sector in the 21st century and public sector reforms
that pay more attention to the aspirations of the people, the Government of Indonesia has
initiated a water resources sector reform program covering aspects of policy, institutional
aspects, legislative and regulatory aspects, and water resources conservation policies have
received a substantial share in the reform agenda.
C. Status of development of water resources in Indonesia
History of Water Resources Infrastructure Development in Indonesia
Infrastructure development policies in Indonesia have been started since the
Dutch East Indies, especially for the water resources sector with the issuance of the General
Water Regulation ( Algemeene Water Reglement (AWR) in 1936 and Algemeene
Waterbeheersverordening in 1937) and followed by Provincial Provincial Water Water
Regulations Reglement (East Java and West Java) in 1940. In the period after independence,
regulations were set in line with the 1945 Constitution.
Considering the development of water resources in Indonesia has always
been increasing and changing from time to time, therefore it is very necessary to develop
and improve the water resources sector both in terms of policies, regulations and legislation,
institutional aspects, and implementation in the field. This needs to be integrated with the
paradigm of national development and the development of overall water resources.
With the increasing public demand for water resources both in quantity and
quality, it can be mendor ong for strengthening the economic value of water resources
compared with the social value and the potential for terja in a conflict of interest between se
c tor, between regions and between the various parties related resources water power.
Management of water resources that more consider economic value will tend to provide
more benefits to the interests of strengthening the economy and will override social interests
and fulfillment of the needs of the community . i ni will be k t masyaraka erugian groups
who are unable to compete because of the low ability of the economy, it will even cause the
fundamental right of everyone to get the water can not be met. Considering that water
resources are a source of life, the government must protect the interests of low economic
ability groups to obtain water resources fairly by applying the principles of water resources
management that are able to balance the social value and economic value of water resources.
Status and Characteristics of Water Resources in Indonesia
a. Decreased ability to provide water. The development of residential areas and
industries has reduced water catchment areas and threatens environmental capacity in
providing water. On the other hand, the capacity of water storage infrastructure such
as reservoirs and dams is decreasing as a result of increased sedimentation, thereby
reducing the reliability of water supply for irrigation and raw water. This condition is
exacerbated by the low quality of operations and maintenance so that the level of
water resources infrastructure services decreases sharply.
b. Increased potential for water conflicts. In line with the increasing population and the
quality of life of the people, the number of raw water needs for households,
settlements, agriculture and industry is also increasing. In 2003, national demand for
water reached 112.3 billion cubic meters and it is estimated that in 2009 water
demand will reach 117.7 billion cubic meters. The increasing need for water on one
side and the increasingly limited availability on the other side will definitely increase.
Indonesia is one of the tropical countries that has wetlands. As in many other countries,
the condition of water resources in Indonesia has reached the stage where integrated action is
needed to reverse the current trend of excessive water use, pollution and the increasing threat
of droughts and floods. Considering the development of water resources in Indonesia has
always been increasing and changing from time to time, therefore it is very necessary to
develop and improve the water resources sector . The maintenance and development of the
River Basin System is approached with an integrated plan from upstream to downstream that
is managed professionally. For this reason, it is necessary to develop design technologies for
the Large Dam, Rubber Dam, including tunnels, Sabo technology, irrigation systems and
flood control design.
G. Suggestion
In this case the author realizes that the importance of sustainable water management is
very important for us, given that with the conditions in some areas of our country that still
lack clean water, the authors suggest starting to do the things written in this paper.
Realizing that the author is still far from perfect, in the future the author will be more
focused and detailed in explaining the paper above with more resources .