Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2, Juli 2011
ABSTRACT
The leprosy patients in a deform condition are still many, so that self care is needed in order to
prevent this aggravating condition. The aim of this research was to evaluate the effectiveness
of self care training towards family support improvement to leprosy patients in Harapan Kita
Association, Padas Subdistrict, Ngawi Regency. This research used pre experiment method
with static group comparation approach. There were treatment group and control group in this
research. The treatment group were leprosy patients that attended self care training as many
as 43 respondents while the group of control were leprosy patients that did not attend self care
training as many as 35 respondents. The sampling method for treatment group was exhaustive
sampling while for group of control used purposive sampling. The data were analysed using t-
test independent. The result indicated that self care training was effective for improving
emotional support (p= 0.025) and instrumental support (p= 0.044) of the family. However, it
was not effective for improving informative support (p = 0.792) and appreciation support (p =
0.354) of the family.
Keyword : self care training, family support, emotional support, instrumental support
62
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
berasal dari negara India sebesar 133.717 sebesar 125 kasus dengan proporsi cacat
kasus, Brazil 37.610 kasus, dan di tingkat 2 sebesar 32%. Jumlah penderita
Indonesia sebanyak 17.260 kasus (WHO, Multi basilar sebesar 70,4% dan penderita
2010). Pada tahun 2009, di Indonesia kusta tipe Pausi basilar sebesar 29,6%.
dilaporkan terdapat kasus baru tipe Multi Dengan ditemukannya penderita kusta di
basilar (MB) sebanyak 14.227 kasus dan Kecamatan Padas maka timbul pula
tipe Pausi basilar (PB) sebanyak 3.033 masalah penderita kusta dimana penderita
dengan Newly Case Detection Rate kusta perlu melakukan upaya pencegahan
(NCDR) sebesar 7,49 per 100.000 kecacatan agar tidak memperburuk
penduduk (Kementerian Kesehatan RI, keadaan bahkan timbul adanya kecacatan
2010). baru. Salah satu upaya pencegahan dapat
Tingginya jumlah penderita kusta dilakukan dengan perawatan diri penderita
di Indonesia hampir tersebar di setiap kusta.
provinsi. Pada tahun 2009 provinsi yang Menurut Firnawati (2010),
memiliki proporsi cacat tingkat 2 tertinggi perawatan diri memiliki hubungan yang
adalah Provinsi Jawa Timur dengan signifikan terhadap tingkat kecacatan
proporsi sebesar 10,37% (Kemeterian penderita kusta di Puskesmas Padas
Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Kabupaten Ngawi. Penderita kusta di
Proporsi tersebut meningkat menjadi 13% Puskesmas Padas Kabupaten Ngawi
pada tahun 2010 (Profil Kesehatan banyak melakukan perawatan diri secara
Provinsi Jawa Timur, 2011). Di Provinsi tidak tepat disebabkan oleh penderita yang
Jawa Timur jumlah kasus baru kusta tahun malas melakukan perawatan diri,
2009 (5.923 kasus) ini mengalami melakukan perawatan diri tidak secara
peningkatan 0,21% jika dibandingkan pada menyeluruh, tidak memeriksa diri sendiri
tahun 2008 (4.912 kasus) (Depkes RI, secara rutin ada tidaknya luka setelah
2009) yang terdiri dari 4.979 kasus kusta melakukan kegiatan, dan hanya
tipe Multi basilar (84,06%) dan 944 kasus melakukan perawatan diri apabila terdapat
kusta tipe Pausi basilar (15,94%) luka saja. Menurut Afandi (2010), sebesar
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). 72,9% penderita kusta di Kabupaten
Prevalensi Rate (PR) kusta tahun 2010 di Ngawi mendapatkan dukungan keluarga
Jawa Timur sebesar 1,64 per 10.000 dengan baik. Peran keluarga ini
penduduk (Profil Kesehatan Provinsi Jawa berhubungan dengan upaya pencegahan
Timur, 2011). Kabupaten Ngawi kecacatan dimana penderita dengan
merupakan salah satu daerah di Jawa dukungan anggota keluarga yang baik
Timur yang memiliki angka penemuan melakukan upaya pencegahan sebanyak
kasus yang tinggi dengan Prevalensi Rate 54,2%. Dengan demikian, perlu adanya
(PR) sebesar 0,5 per 10.000 penduduk. pelatihan perawatan diri terhadap
Pada tahun 2010 ditemukan jumlah penderita kusta dan keluarganya di
penderita baru sebanyak 42 orang Paguyuban Harapan Kita, Kecamatan
(Dinkes, 2011). Padas, Kabupaten Ngawi.
Kejadian kasus baru dan lama di Pelatihan perawatan diri yang
Paguyuban Harapan Kita Kecamatan dilakukan oleh tim Program Kreativitas
Padas hingga bulan Agustus tahun 2011 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
63
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
64
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
penelitian Static Group Comparison, dan atau sedang sakit keras maka tidak
dimana rancangan penelitian ini dapat menjadi responden dalam penelitian
menggunakan dua kelompok subjek yang ini. Instrumen penelitian menggunakan
tidak dilakukan secara random. Kelompok kuesioner yang telah diuji validitas dan
pertama diberi perlakuan yaitu penderita reliabilitasnya, sedangkan analisis data
kusta yang mengikuti pelatihan perawatan dilakukan menggunakan uji t-test
diri pada tanggal 7 s.d. 10 April 2011 independent. Penelitian ini dilakukan pada
beserta keluarganya. Kelompok yang lain bulan September 2011, berselang lima
atau kelompok kontrol merupakan bulan dari pelaksanaan pelatihan guna
responden yang tidak mengikuti pelatihan memberi waktu pada keluarga untuk
perawatan diri. Jumlah sampel pada memberi dukungan pada penderita kusta
kelompok perlakuan sebesar 43 setelah mengikuti pelatihan.
responden dengan teknik pengambilan
sampel exhaustive sampling sedangkan HASIL DAN BAHASAN
jumlah sampel pada kelompok kontrol Responden penelitian ini adalah
sebesar 35 responden dengan teknik penderita kusta yang sebagian besar
pengambilan sampel menggunakan berjenis kelamin laki-laki (69,2%), bekerja
purposive sampling dari total populasi sebagai petani (78,2%), berpendidikan
kelompok kontrol sebesar 78 responden tamat SD atau sederajat (51,3%) yang
yang tidak mengikuti pelatihan. Semula menderita kusta tipe Multi basilar (74,4%)
kelompok kontrol direncanakan berjumlah dengan tingkat kecacatan terbanyak
sama dengan kelompok perlakuan, namun adalah adalah tingkat 0 (46,2%). Hasil
karena saat penelitian berlangsung banyak analisis univariat selengkapnya dapat
penderita yang sedang bekerja di luar kota dilihat dalam Tabel 1.
65
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
66
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
diri dengan responden yang tidak ikut memiliki hubungan yang bermakna dengan
pelatihan perawatan diri (p = 0,025; CI95% = proses penyembuhan penderita kusta.
0,118 s.d. 1,713), dimana jumlah Meningkatnya pengetahuan keluarga
responden yang ikut pelatihan perawatan setelah mengikuti pelatihan perawatan diri
diri dan mendapatkan dukungan emosional dalam penelitian ini juga menimbulkan
keluarga lebih besar dibandingkan dukungan emosional bagi penderita kusta.
responden yang tidak ikut pelatihan Estiningsih (2006) juga menyimpulkan ada
perawatan diri. Dengan demikian dapat hubungan peran keluarga dengan
disimpulkan bahwa pelatihan perawatan perawatan diri dalam upaya pencegahan
diri efektif meningkatkan dukungan kecacatan penderita kusta di Puskesmas
emosional keluarga terhadap perawatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.
diri penderita kusta di Paguyuban Harapan
Kita. Keefektifan Pelatihan Perawatan Diri
Anggota keluarga yang ikut terhadap Dukungan Instrumental
mendampingi penderita kusta dalam Hasil penelitian menunjukkan
pelatihan perawatan diri memberikan bahwa variabel dukungan instrumental
dukungan secara emosional terhadap keluarga secara statistik memiliki
perawatan diri penderita kusta, meliputi perbedaan yang signifikan antara
pemberian semangat, motivasi, responden yang ikut pelatihan perawatan
mengingatkan, dan ungkapan kepedulian diri dengan responden yang tidak ikut
terhadap penderita kusta di Paguyuban pelatihan perawatan diri (p = 0,044; CI95% =
Harapan Kita untuk tetap melakukan 0,012 s.d. 0,869), dimana jumlah
perawatan diri secara tepat dan teratur. responden yang ikut pelatihan perawatan
Hasil pelatihan perawatan diri oleh peneliti diri dan mendapatkan dukungan
dan Pratiwi dkk (2011) menunjukkan instrumental keluarga lebih besar
bahwa satu bulan setelah pelatihan dibandingkan responden yang tidak ikut
dilakukan, 72% anggota keluarga memiliki pelatihan perawatan diri. Anggota keluarga
nilai pengetahuan tentang penyakit kusta responden yang ikut pelatihan perawatan
di atas rata-ratanya dan 56% anggota diri menemani, membantu menyiapkan
keluarga menyatakan mendukung untuk perlengkapan perawatan diri, dan
mengingatkan penderita melakukan membantu menyediakan perlengkapan
perawatan diri. Semua anggota keluarga perawatan diri penderita kusta. Hal ini
baru pertama kali mengikuti pelatihan dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuan
perawatan diri. Setelah mengetahui anggota keluarga terhadap perawatan diri
pentingnya perawatan diri pada penderita penderita kusta. Penelitian Affandi (2010)
kusta ini maka keluarga pendeita kusta menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
kemungkinan terdorong untuk mendukung signifikan antara peran keluarga dengan
keberhasilan pengobatan kusta pada upaya pencegahan kecacatan penderita
penderita, yang salah satunya dengan kusta di Kabupaten Ngawi, dimana
mengingatkan penderita untuk rutin dan penderita dengan dukungan anggota
tepat dalam melakukan perawatan diri. keluarga yang baik akan melakukan upaya
Mukhlis (2010) menyimpulkan pula bahwa pencegahan dengan baik pula. Adanya
tingkat pengetahuan tentang kusta perbedaan dalam pemberian dukungan
67
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
68
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
perbedaan yang signifikan antara perawatan diri pada penderita kusta dan
responden yang ikut pelatihan perawatan keluarganya di Paguyuban Harapan Kita
diri dengan responden yang tidak ikut efektif terhadap peningkatan dukungan
pelatihan perawatan diri (p = 0,145; CI95% = emosional dan dukungan instrumental
-0,246 s.d. 1,639). Hal ini menunjukkan keluarga, namun tidak efektif terhadap
jumlah responden yang ikut dan peningkatan dukungan informatif dan
responden yang tidak ikut dalam pelatihan dukungan penghargaan keluarga.
perawatan diri mendapatkan dukungan Pembina Paguyuban Harapan Kita yang
penghargaan yang sama dari anggota berdinas di Puskesmas Padas Kabupaten
keluarganya. Dengan kata lain, pelatihan Ngawi diharapkan dapat memberikan
ini tidak efektif terhadap peningkatan komunikasi dan edukasi bagi keluarga
dukungan penghargaan keluarga kepada penderita kusta agar keluarga dapat
penderita kusta. memberikan dukungan informatif pada
Dukungan penghargaan yang penderita. Media yang digunakan dapat
diberikan keluarga ini tergantung dari sikap berupa pemberian leaflet, pemberian buku
individu masing-masing keluarga tersebut. saku, siaran radio, maupun video
Dalam pelatihan perawatan diri yang perawatan diri kusta disesuaikan dengan
dilakukan dalam penelitian ini memang kemampuan membaca dan kepemilikan
tidak mengajarkan bagaimana cara radio maupun video player. Peneliti lain
memberikan dukungan penghargaan dapat menggunakan metode eksperimen
terhadap penderita, namun dalam murni atau cohort prospektif agar
pelatihan ini diberikan materi yang mendapatkan jawaban yang kuat tentang
menekankan harapan pada keluarga untuk keefektifan pelatihan perawatan diri
ikut serta mendukung perawatan diri terhadap dukungan keluarga. Penelitian ini
penderita kusta tersebut. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan
tidak sejalan dengan penelitian Widyastuti menggunakan anggota keluarga penderita
(2008) di Rawat Inap RSUD Tugurejo kusta sebagai respondennya agar
dimana penelitian tersebut menyimpulkan mengetahui dukungan keluarga yang
terdapat hubungan yang bermakna antara diberikan kepada penderita kusta dari
dukungan keluarga dengan harga diri persepsi keluarga penderita.
penderita kusta. Dukungan penghargaan
keluarga ini meliputi dukungan yang DAFTAR PUSTAKA
diberikan keluarga dalam umpan balik Afandi, A. 2010. Analisis Faktor yang
keluarga dan pemberian rasa nyaman Berhubungan dengan Upaya
serta aman dalam melakukan perawatan Pencegahan Kecacatan Penderita
diri penderita. Dari hasil penelitian ini, Kusta di Kabupaten Ngawi
responden sama-sama mendapatkan rasa (Skripsi). Surakarta: Fakultas Ilmu
percaya diri dan nyaman yang tinggi dari Kesehatan Universitas
keluarga dalam melakukan perawatan diri. Muhammadiyah Surakarta.
Amiruddin, M. D., Zainal, H., Emil, D. 2003.
SIMPULAN DAN SARAN Diagnosis Penyakit Kusta. Dalam
Kesimpulan yang dapat diambil Daili, E. S. S., Sri, L. M., Srie, P. I.,
dari penelitian ini adalah bahwa pelatihan Hanny, N (ed). Kusta. Jakarta:
69
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
70
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.2, Juli 2011
71