Dokumentasi audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit yang relevan diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor untuk memenuhi pelaksanaan audit dan menjadi pendukung atas laporan audit. Dokumentasi audit sering juga disebut kertas kerja audit. TUJUAN DOKUMENTASI AUDIT Membantu auditor dalam mendapatkan jaminan yang layak secara memadai sesuai dengan standar auditing. Secara lebih spesifik, dokumentasi audit memberikan : Suatu Dasar untuk Merencanakan Audit Apabila auditor akan membuat perencanaan audit, maka referensi informs yang diperlukan harus tersedia dalam file audit. Suatu Catatan tentang Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian Auditor harus bisa menunjukkan kepada badan pengatur atau kepada pengadilan bahwa audit telah direncanakan dengan baik dan disupervisi secukupnya, bukti yang dikumpulkan cukup dan kompeten, dan berdasarkan hasil audit telah dibuat laporan audit yang tepat. Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat Data dalam file berguna untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar berdasarkan bukti-bukti yang terkumpul. Suatu Dasar untuk Mereview oleh Supervisor dan Partner File audit adalah referensi utama yang digunakan supervisor untu mereview pekerjaan para asisten. Review yang cermat oleh supervisor akan menjadi bukti bahwa audit telah disupervisi dengan tepat. PEMILIK FILE AUDIT Tidak seorangpun berhak untuk melihat isi dokumen tersebut (termasuk klien) selain auditor beserta tim auditnya, kecuali bila auditor diajukan ke pengadilan berkaitan dengan audit yang bersangkutan. Setelah audit selesai, file audit disimpan oleh auditor untuk kepentingan pertanggungjawaban di masa yang akan datang serta untuk mempersiapkan audit tahun beeikutnya. KERAHASIAAN FILE AUDIT Auditor wajib merahasiakan file audit yang berisi data klien. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan Prinsip Kerahasiaan dikutip di bawah ini. 140.1 Prinsip Kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP. b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. 140.2 Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip prinsip kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan sosialnya. 140.4 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja. JANGKA WAKTU PENGARSIPAN Standar audit (SA 230- Para A.23) mewajibkan KAP untuk menetapkan suatu kebijakan dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen audit. Batas waktu penyimpanan pada umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari (1) laporan auditor atas laporan keuangan entitas, atau (2) laoran auditor atas laporan keuangan konsolidasian dan anak perusahaan. Kebijakan kertas kerja atau file audit pada perusahaan privat minimum selama lima tahun. ISI DAN PENGORGANISASIAN Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit bergantung pada factor-faktor berikut ini: Ukuran dan kompleksitas entitas. Sifat prosedur audit yang akan dilakukan. Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi. Signifikasi bukti audit yang diperoleh. Sifat dan luas penyimpangan yang diidentifikasi. Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan atau basis untuk suatu kesimpulan yang belum dapat ditemukan dengan segera dari dokumentasi pekerjaan audit yang dilakukan atau buktu audit yang diperoleh. Metodologi dan perangkat audit yang digunakan. Dokumentasi audit dapat dilakukan pada kertas atau media elektronis, atau media lain. Contoh-contoh dokumentasi audit mencakup: Program audit. Analisis. Memorandum isu. Ikhtisar hal-hal signifikan. Surat konfirmasi dan surat representasi. Daftar uji. Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal signifikan. ARSIP PERMANEN File-file ini merupakan sumber informasi tentang berbagai hal dalam audit yang berlaku dari tahun ke tahun. Arsip permanen biasanya meliputi hal-hal berikut: Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang berlaku secara berkelanjutan seperti misalnya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi dan kontrak-kontrak. Dokumen ini penting bagi auditor dan berlaku selama bertahun- tahun. Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang berpengaruh terhadap auditor. Dengan adanya informasu ini dalam arsip permanen, akan membantu auditor untuk lebih berkonsentrasi pada perubahan yang terjadi selama tahun yang diperiksa. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian internal dan penilain risiko pengendalian. Catatan-catatan tersebut digunakan sebagai awal untuk mendokumentasi pemahaman sistem pengendalian, mengingat bahwa aspek- aspek system jarang berubah dari tahun ke tahun. Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu. Informasi ini berguna untuk membantu auditor dalam menentukan apakah terdapat perubahan tidak lazim dalam saldo akun tahun ini yang memerlukan penyelidikan lebih intensif. ARSIP TAHUN BERJALAN Arsip tahun berjalan (arsip tahun yang diperiksa) meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Berikut adalah jenis-jenis informasi yang termasuk dalam arsip tahun berjalan. Program Audit Program audit biasanya ditempatkan dalam file terpisah untuk meningkatkan koordinasi dan mengintegrasikan semua bagian audit, meskipun ada juga kantor akuntan yang mengancam yang mencantumkan satu copy program audit pada setiap bagian audit dalam dokumentasi audit. Pencantuman program audit yang dirancang dengan baik dalam file audit menjadi bukti terlaksananya audit berkualitas tinggi. Informasi Umum File audit juga biasanya memuat informasi dari tahun berjalan yang bersifat umum, seperti misalnya rencana audit, ringkasan atau salinan notulen rapat dewan komisaris, catatan hasil diskusi dengan klien, dan lain-lain. Working Trial Balance Teknik yang umum dipakai oleh kebanyakan kantor akuntan dalam membuat working trial balance adalah menggunakan format yang sama dengan laoran keuangan. Setiap baris dalam trial balance didukung oleh satu daftar utama yang berisi detil dari akun sampai akun menunjukkan saldo akhirnya. Selanjutnya setiap akun sebagaimana tercantum dalam daftar utama, didukung oleh daftar yang merupakan pendukung yang menunjukkan pekerjaan pengauditan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang dicapai. Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Reklasifikasi Reklasifikasi sering kali dibuat dalam laporan agar laporan menyajikan informasi akuntansi secara tepat, walaupun angka dalam buku besar sudah benar. Hanya ayat-ayat jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi yang berpengaruh signifikan terhadap penyajian secara wajar laporan keungan yang harus dicatat. Auditor memustuskan kapan suatu kesalahan penyajian material harus disesuaikan dengan berlandaskan pada azas materialis. Pada saat yang sama, auditor juga harus menyadari bahwa sejumlah kesalahan penyajian tidak material apabila digabung menjadi satu bisa berakibat material terhadap laporan keuangan sebagai keseluruhan. Daftar Pendukung Auditor harus memilih tipe daftar yang tepat untuk suatu aspek audit tertentu agar dapat mendokumentasikan kecukuoan audit dan untuk memenuhi tujuan-tujuan pendokumentasian audit lainnya. Berikut adalah tipe-tipe daftar pendukung : Analisis. Analisis menunjukkan aktivitas dalam sebuah akun buku besar sepanjang periode yang diaudit. Tipe ini biasanya digunakan untuk akun-akun seperti surat berharga, piutang wesel, cadangan kerugian piutang, asset-aset tetap, utang jangka panjang, dan akun-akun ekuitas. Daftar Saldo. Daftar ini berisi detil yang akhirnya menghasilkan saldo akhir dari sebuah akun buku besar dan hanya menunjukkan saldo akhir akun tertentu. Seperti daftar saldountuk mendukung akun piutang usaha, utang usaha, beban reparasi dan pemeliharaan, dan pendapatan lain-lain. Rekonsiliasi jumlah-jumlah tertentu. Rekonsiliasi dibuat untuk mendukung jumlah-jumlah tertentu dan biasanya dimaksudkan untuk menghubungkan suatu jumlah yang tercantu dalam catatan klien dengan sumber informasi lainnya. Contoh, rekonsiliasi saldo kas dengan laporan bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dalam buku pembantu piutang usaha dengan jawaban konfirmasi dari debitur, dan lainnya. Uji Kewajaran. Informasi yang memungkinkan auditor mengevaluasi apakah saldo dalam pembukuan klien mengandung kesalahan penyajian. Pengujian ini merupakan suatu prosedur analitis yang utama. Ringkasan Pelaksanaan Prosedur. Mendokumentasikan luasnya pengujian dan kesimpulan auditor berdasarkan pengujian yang telah dilakukannya. Contoh, ringkasan atau ikhtisar hasil konformasi piutang, dan ringkasan hasil observasi persediaan. Pemeriksaan dokumen pendukung. Daftar dengan tujuan khusus tertentu dirancang untuk menunjukkan pengujian detil yang telah dilakukan, seperti pemirksaan dokumen dalam rangka pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Dokumen-dokumen dari luar. File audit banyak berisi dokumen yang berasal dari luar yang dikumpulkan auditor seperti, jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian yang dibuat klien. Walaupun tidak berupa daftar, dokumen-dokumen tersebut diberi index dan diarsipkan. PENYUSUNAN DOKUMEN AUDIT Pendokumentasian harus disusun dengan cukup detil sehingga auditor nerpengalaman yang tidak terlibat dalam audit mendapat pemahaman yang jelas tentang pekerjaan yang telah dilakukan, bukti yang diperoleh beserta sumbernya, dan kesimpulan yang dicapai. Dokumentasi audit hendaknya memiliki karakteristik tertentu berikut ini: Setiap file audit harus memiliki identifikasi yang jelas yang memuat informasi tentang nama klien, periode yang diaudit, deskripsi tentang isi file, paraf pembuat kertas kerja, tanggal pembuatan, dank ode index kertas kerja. Dokomen audit harus diberi index dan referensi silang untuk memudahkan dalam pengorganisasian dan pengarsipan. Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan pekerjaan audit yang telah dilakukam. Hal ini dapat dicapai melalui tiga cara berikut : (1) membuat pernyataan tertulis dalam bentuk memo, (2) member paraf pada prosedur audit dalam program audit, dan (3) member notasi secara langsung dalam daftar. Dokumen audit harus berisi cukup informasi untuk memenuhi tujuan sesuai dengan rencana. Agar dapat menyiapkan dokumen audit dengan baik-baik, Kemampuan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus diformulasikan dengan jelas.