Vous êtes sur la page 1sur 6

4.

PENDOKUMENTASIAN (KERTAS KERJA ) AUDIT


Dokumentasi audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit
yang relevan diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi audit harus mencakup semua
informasi yang dipandang perlu oleh auditor untuk memenuhi pelaksanaan audit dan menjadi
pendukung atas laporan audit. Dokumentasi audit sering juga disebut kertas kerja audit.
 TUJUAN DOKUMENTASI AUDIT
Membantu auditor dalam mendapatkan jaminan yang layak secara memadai sesuai dengan
standar auditing. Secara lebih spesifik, dokumentasi audit memberikan :
 Suatu Dasar untuk Merencanakan Audit
Apabila auditor akan membuat perencanaan audit, maka referensi informs yang diperlukan
harus tersedia dalam file audit.
 Suatu Catatan tentang Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian
Auditor harus bisa menunjukkan kepada badan pengatur atau kepada pengadilan bahwa
audit telah direncanakan dengan baik dan disupervisi secukupnya, bukti yang dikumpulkan
cukup dan kompeten, dan berdasarkan hasil audit telah dibuat laporan audit yang tepat.
 Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat
Data dalam file berguna untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara
wajar berdasarkan bukti-bukti yang terkumpul.
 Suatu Dasar untuk Mereview oleh Supervisor dan Partner
File audit adalah referensi utama yang digunakan supervisor untu mereview pekerjaan para
asisten. Review yang cermat oleh supervisor akan menjadi bukti bahwa audit telah
disupervisi dengan tepat.
 PEMILIK FILE AUDIT
Tidak seorangpun berhak untuk melihat isi dokumen tersebut (termasuk klien) selain auditor
beserta tim auditnya, kecuali bila auditor diajukan ke pengadilan berkaitan dengan audit yang
bersangkutan. Setelah audit selesai, file audit disimpan oleh auditor untuk kepentingan
pertanggungjawaban di masa yang akan datang serta untuk mempersiapkan audit tahun
beeikutnya.
 KERAHASIAAN FILE AUDIT
Auditor wajib merahasiakan file audit yang berisi data klien. Beberapa hal penting yang
berkaitan dengan Prinsip Kerahasiaan dikutip di bawah ini.
140.1 Prinsip Kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut :
a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
professional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP.
b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
professional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
140.2 Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip prinsip kerahasiaan, termasuk dalam
lingkungan sosialnya.
140.4 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga dalam
KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja.
 JANGKA WAKTU PENGARSIPAN
Standar audit (SA 230- Para A.23) mewajibkan KAP untuk menetapkan suatu kebijakan
dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen audit. Batas waktu penyimpanan pada
umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari (1) laporan
auditor atas laporan keuangan entitas, atau (2) laoran auditor atas laporan keuangan
konsolidasian dan anak perusahaan. Kebijakan kertas kerja atau file audit pada perusahaan privat
minimum selama lima tahun.
 ISI DAN PENGORGANISASIAN
Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit bergantung pada factor-faktor berikut ini:
 Ukuran dan kompleksitas entitas.
 Sifat prosedur audit yang akan dilakukan.
 Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi.
 Signifikasi bukti audit yang diperoleh.
 Sifat dan luas penyimpangan yang diidentifikasi.
 Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan atau basis untuk suatu kesimpulan
yang belum dapat ditemukan dengan segera dari dokumentasi pekerjaan audit yang
dilakukan atau buktu audit yang diperoleh.
 Metodologi dan perangkat audit yang digunakan.
Dokumentasi audit dapat dilakukan pada kertas atau media elektronis, atau media lain.
Contoh-contoh dokumentasi audit mencakup:
Program audit.
Analisis.
Memorandum isu.
Ikhtisar hal-hal signifikan.
Surat konfirmasi dan surat representasi.
Daftar uji.
Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal signifikan.
 ARSIP PERMANEN
File-file ini merupakan sumber informasi tentang berbagai hal dalam audit yang berlaku
dari tahun ke tahun. Arsip permanen biasanya meliputi hal-hal berikut:
 Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang berlaku secara berkelanjutan seperti
misalnya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi dan
kontrak-kontrak. Dokumen ini penting bagi auditor dan berlaku selama bertahun-
tahun.
 Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang berpengaruh
terhadap auditor. Dengan adanya informasu ini dalam arsip permanen, akan
membantu auditor untuk lebih berkonsentrasi pada perubahan yang terjadi selama
tahun yang diperiksa.
 Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian internal
dan penilain risiko pengendalian. Catatan-catatan tersebut digunakan sebagai awal
untuk mendokumentasi pemahaman sistem pengendalian, mengingat bahwa aspek-
aspek system jarang berubah dari tahun ke tahun.
 Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu. Informasi ini berguna untuk
membantu auditor dalam menentukan apakah terdapat perubahan tidak lazim dalam
saldo akun tahun ini yang memerlukan penyelidikan lebih intensif.
 ARSIP TAHUN BERJALAN
Arsip tahun berjalan (arsip tahun yang diperiksa) meliputi semua dokumen yang
bersangkutan dengan tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Berikut adalah jenis-jenis
informasi yang termasuk dalam arsip tahun berjalan.
 Program Audit
Program audit biasanya ditempatkan dalam file terpisah untuk meningkatkan koordinasi
dan mengintegrasikan semua bagian audit, meskipun ada juga kantor akuntan yang mengancam
yang mencantumkan satu copy program audit pada setiap bagian audit dalam dokumentasi audit.
Pencantuman program audit yang dirancang dengan baik dalam file audit menjadi bukti
terlaksananya audit berkualitas tinggi.
 Informasi Umum
File audit juga biasanya memuat informasi dari tahun berjalan yang bersifat umum, seperti
misalnya rencana audit, ringkasan atau salinan notulen rapat dewan komisaris, catatan hasil
diskusi dengan klien, dan lain-lain.
 Working Trial Balance
Teknik yang umum dipakai oleh kebanyakan kantor akuntan dalam membuat working trial
balance adalah menggunakan format yang sama dengan laoran keuangan. Setiap baris dalam trial
balance didukung oleh satu daftar utama yang berisi detil dari akun sampai akun menunjukkan
saldo akhirnya. Selanjutnya setiap akun sebagaimana tercantum dalam daftar utama, didukung
oleh daftar yang merupakan pendukung yang menunjukkan pekerjaan pengauditan yang telah
dilakukan dan kesimpulan yang dicapai.
 Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Reklasifikasi
Reklasifikasi sering kali dibuat dalam laporan agar laporan menyajikan informasi
akuntansi secara tepat, walaupun angka dalam buku besar sudah benar. Hanya ayat-ayat jurnal
penyesuaian dan jurnal reklasifikasi yang berpengaruh signifikan terhadap penyajian secara
wajar laporan keungan yang harus dicatat. Auditor memustuskan kapan suatu kesalahan
penyajian material harus disesuaikan dengan berlandaskan pada azas materialis. Pada saat yang
sama, auditor juga harus menyadari bahwa sejumlah kesalahan penyajian tidak material apabila
digabung menjadi satu bisa berakibat material terhadap laporan keuangan sebagai keseluruhan.
 Daftar Pendukung
Auditor harus memilih tipe daftar yang tepat untuk suatu aspek audit tertentu agar dapat
mendokumentasikan kecukuoan audit dan untuk memenuhi tujuan-tujuan pendokumentasian
audit lainnya. Berikut adalah tipe-tipe daftar pendukung :
 Analisis. Analisis menunjukkan aktivitas dalam sebuah akun buku besar
sepanjang periode yang diaudit. Tipe ini biasanya digunakan untuk akun-akun
seperti surat berharga, piutang wesel, cadangan kerugian piutang, asset-aset tetap,
utang jangka panjang, dan akun-akun ekuitas.
 Daftar Saldo. Daftar ini berisi detil yang akhirnya menghasilkan saldo akhir dari
sebuah akun buku besar dan hanya menunjukkan saldo akhir akun tertentu.
Seperti daftar saldountuk mendukung akun piutang usaha, utang usaha, beban
reparasi dan pemeliharaan, dan pendapatan lain-lain.
 Rekonsiliasi jumlah-jumlah tertentu. Rekonsiliasi dibuat untuk mendukung
jumlah-jumlah tertentu dan biasanya dimaksudkan untuk menghubungkan suatu
jumlah yang tercantu dalam catatan klien dengan sumber informasi lainnya.
Contoh, rekonsiliasi saldo kas dengan laporan bank, rekonsiliasi saldo piutang
usaha dalam buku pembantu piutang usaha dengan jawaban konfirmasi dari
debitur, dan lainnya.
 Uji Kewajaran. Informasi yang memungkinkan auditor mengevaluasi apakah
saldo dalam pembukuan klien mengandung kesalahan penyajian. Pengujian ini
merupakan suatu prosedur analitis yang utama.
 Ringkasan Pelaksanaan Prosedur. Mendokumentasikan luasnya pengujian dan
kesimpulan auditor berdasarkan pengujian yang telah dilakukannya. Contoh,
ringkasan atau ikhtisar hasil konformasi piutang, dan ringkasan hasil observasi
persediaan.
 Pemeriksaan dokumen pendukung. Daftar dengan tujuan khusus tertentu
dirancang untuk menunjukkan pengujian detil yang telah dilakukan, seperti
pemirksaan dokumen dalam rangka pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi.
 Dokumen-dokumen dari luar. File audit banyak berisi dokumen yang berasal
dari luar yang dikumpulkan auditor seperti, jawaban konfirmasi dan salinan
perjanjian yang dibuat klien. Walaupun tidak berupa daftar, dokumen-dokumen
tersebut diberi index dan diarsipkan.
 PENYUSUNAN DOKUMEN AUDIT
Pendokumentasian harus disusun dengan cukup detil sehingga auditor nerpengalaman yang
tidak terlibat dalam audit mendapat pemahaman yang jelas tentang pekerjaan yang telah
dilakukan, bukti yang diperoleh beserta sumbernya, dan kesimpulan yang dicapai. Dokumentasi
audit hendaknya memiliki karakteristik tertentu berikut ini:
 Setiap file audit harus memiliki identifikasi yang jelas yang memuat informasi tentang
nama klien, periode yang diaudit, deskripsi tentang isi file, paraf pembuat kertas kerja,
tanggal pembuatan, dank ode index kertas kerja.
 Dokomen audit harus diberi index dan referensi silang untuk memudahkan dalam
pengorganisasian dan pengarsipan.
 Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan pekerjaan audit yang
telah dilakukam. Hal ini dapat dicapai melalui tiga cara berikut : (1) membuat pernyataan
tertulis dalam bentuk memo, (2) member paraf pada prosedur audit dalam program audit,
dan (3) member notasi secara langsung dalam daftar.
 Dokumen audit harus berisi cukup informasi untuk memenuhi tujuan sesuai dengan
rencana. Agar dapat menyiapkan dokumen audit dengan baik-baik,
 Kemampuan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus diformulasikan dengan jelas.

Vous aimerez peut-être aussi