Vous êtes sur la page 1sur 4

Algoritme Addison Disease

Kecurigaan terhadap insufisiensi adrenal


(penurunan berat badan, kelelahan, hipotensi, hiperpigmentasi,
hiponatremia)

Gejala Awal :

- Mual dan Muntah


- Kelelahan (Fatique)
- Kelemahan
- Hipotensi
- Hipoglikemi
- BB Turun
- Hiperpigmentasi
- Sinkope

Pemeriksaan 6B : Konfirmasi kebenaran diagnosis :


B1 (Breathing)
Kortisol plasma 30-60 min setelah
250 µg Cosyntropin diberikan secara
B2 (Blood)
IM atau IVCBC serum sodium,
B3 ( Brain)
potassium, kreatinin, urea, TSH
B4 (Bledder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)

Kalium Meningkat (Normal 3,1-4,3 meq/L)

Natrium Menurun (Normal 135 meq/L)

Gula Darah Menurun (Normal 70-115 mg/dl)

Leukosit meningkat (Normal 4.000-10.000 mm3)

Gangguan keseimbangan elektrolit :


- Dehidrasi
- Hipertonisitas plasma
- Asidosis
- Penurunan volume sirkulasi
- Hipotensi
- Gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
- Hiponatremia
- Hiperkalemia
- Kelemahan otot jantung
- Kegagalan sirkulasi
Pulihkan sirkulasi darah :
- Baringkan pasien dalam posisi
rekumben (setengah duduk) dengan
tungkai ditinggikan,
- Berikan terapi cairan,
- Pantau tanda-tanda vital

Terapi pengganti kortisol :


- Prednison oral 1-2mg/kgBB/hari
- Deksametason 0,25-0,75mg/kgBB/hari
- Hidrokortison injeksi dan oral dengan
dosis 0,5-2 mg/kgBB/hari diberikan
dalam dua atau tiga kali sehari

Terapi pengganti aldosteron :


- mineralokortikoid oral yang
disebutfludrokortison asetat 0,1-0,2
mg/hari diberikansatu kali perharinya

Terapi standar pada keadaan krisis Addison


yaitu dengan pemberian injeksi intravena
hidrokortison, saline (cairan garam), dan
dekstrosa

Jika kelenjar adrenal tidak dapat pulih


kembali fungsinya, maka perlu dilakukan
terapi penggantian preparat
kortikosteroid dan mineralokortikoid
sepanjang kehidupan.

Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam dan


lakukan pemeriksaan dan urine kembali
ADDISON DISEASE

Addison disease adalah suatu kelainan hormonal yang disebabkan oleh kurangnya
produksi hormone kortisol oleh korteks kelenjar adrenalis dan hormon aldosteron pada
beberapa kasus. Keadaan tersebut mungkin disebabkan oleh gangguan di kelenjar adrenal
(insufisiensi adrenal primer) atau gangguan sekresi ACTH oleh kelenjar hipofisis
(insufisiensi adrenal sekunder) .
Addison Disease ditandai dengan Mual dan Muntah, Kelelahan (Fatique), Kelemahan,
Hipotensi, Hipoglikemi, BB Turun, Hiperpigmentasi, Sinkope, Syok, dan Nyeri abdomen.

PENATALAKSANAAN ADDISON DISEASE

Subtitusi hormon yang tidak dapat dihasilkan kelenjar adrenal. Kortisol digantikan
dengan prednison oral 1 - 2mg/kgBB/hari, deksametason 0,25-0,75 mg/kgBB/hari,
hidrokortison injeksi dan oral dengan dosis 0,5-2 mg/kgBB/hari diberikan dalam dua atau
tiga kali sehari. Pada keadaan stress, masa pertumbuhan, penyakit, atau pembedahan,
dibutuhkan lebih banyak dosis glukokortikoid .
Apabila terdapat defisiensi aldosteron, maka dapat digantikan dengan mineralokortikoid
oral yang disebut fludrokortison asetat 0,1-0,2 mg/hari diberikan satu kali perharinya,.
Pasien yang mendapatkan terapi aldosteron biasanya dianjurkan oleh dokter untuk
meningkatkan asupan garamnya. Karena pasien dengan insufisiensi adrenal sekunder
biasanya mampu mempertahankan produksi aldosteron, maka mereka tidak membutuhkan
terapi sulih aldosteron.
Pada keadaan krisis Addison, tekanan darah rendah, gula darah rendah, dan kadar
potasium yang tinggi dapat mengakibatkan kematian. Terapi standar pada keadaan krisis
Addison yaitu dengan pemberian injeksi intravena hidrokortison saline (cairan garam), dan
dekstros. Terapi ini biasanya memberikan perbaikan yang cepat. Jika pasien dapat menerima
asupan cairan dan pengobatan secara oral, jumlah hidrokortison diturunkan sampai dosis
perawatan dicapai. Jika terjadi defisiensi aldosteron, terapi perawatan juga meliputi
fludrokortison asetat oral.
DAFTAR PUSTAKA

Fauci S, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL. Harrison's Principles of internal
medicine Seventeenth Edition. On part 15 endocrinology and metabolism section 1
Disorder of adrenal cortex. McGraw – Hill companies copyright 2008. 336.

Liotta EA, Elston DM, Brough A, Travers R, Wells MJ, Callen JP. et all. 2010. Addison Disease.
Medscapereference Drug, Disease & Procedure.
http://emedicine.medscape.com/article/1096911-overview#showall . Di akses pada
tanggal 27 Agustus 2018

Jurnal Sanjaya, Ailing. 2011. Addison Disease . Surabaya: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Vous aimerez peut-être aussi