Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa pengintegrasian dan koordinasi asuhan pasien merupakan salah satu
pelayanan terpenting di Rumah Sakit, maka perlu ditetapkan kebijakan tentang
pengintegrasian dan koordinasi asuhan pasien dengan Surat Keputusan
Direktur Rs-Asyifa .
Mengingat : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standarr
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
2 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
. Medis;
3. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
920/Menkes/Per/XII/1986, tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta
dibidang Medik, Jo.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
084/Menkes/Per/II/1990, tentang perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 920/Menkes/Per/XII/1986
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/per/VIII/2009 tentang
Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital)
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi
Rumah Sakit
9. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
Republik Indonesia No. HK.00.06.3.5.5797 tentang Petunjuk Pelaksanaan
10. Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta Dibidang Medim Spesialistik
Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
M EMUTUSKAN:
Menetapkan
Ditetapkan di : Manna
Tanggal :
Direktur
RS As-syifa
Asuhan pasien dalam standar akreditasi rumah sakit versi 2012 harus
dilaksanakan berdasarkan pola Pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered
Care), asuhan diberikan berbasis kebutuhan pelayanan pasien. Pasien adalah pusat
pelayanan dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan mengelilingi pasien.
Pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien adalah rencana
pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan diantara berbagai unit kerja dan
pelayanan di rumah sakit. Pelaksanaan pelayanan terintegrasikan dan terkoordinasi
antar unit kerja, depertemen dan pelayanan yang dilakukan di Rumah Rumah Sakit
As-Syifadengan hasil atau kesimpulan rapat dari tim asuhan diskusi lain tentang
kolaborasi dicatat dalam rekam medis pasien yang ada di Rumah.Sakit Surya Insani.
Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan/ asuhan berfokus pada pasien
(patient centered care) adalah elemen penting dan sentral dalam asuhan pasien di
rumah sakit. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan oleh
PPA. Mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien diikutsertakan dalam
proses pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien.
Konsep inti (core concept) asuhan berfokus pada pasien terbagi dalam 2
perspektif :
a. Perspektif Pasien :
1. Martabat dan Respek
a) Profesional pemberi asuhan mendengarkan, menghormati dan
menghargai pandangan serta pilihan pasien - keluarga.
b) Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien
keluarga dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian
pelayanan kesehatan.
2. Berbagi informasi
a) Profesional pemberi asuhan mengkomunikasikan berbagi informasi
secara lengkap kepada pasien – keluarga.
b) Pasien – keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap dan akurat.
3. Partisipasi
a) Pasien – keluarga didorong dan didukung untuk berpasrtisipasi dalam
asuhan, pengambilan keputusan dan pilihan mereka.
4. Kolaborasi/ kerjasama
a) Rumah Sakit bekerjasama dengan pasien – keluarga dalam
pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program.
Pasien – keluarga adalah mitra PPA.
b. Perspektif PPA :
1. Tim Interdisiplin
a) Profesional pemberi asuhan diposisikan mengelilingi pasien.
b) Kompetensi yang memadai.
c) Berkontribusi setara dalam fungsi profesinya.
d) Tugas mandiri, kolaboratif, delegatif, bekerja sebagai satu kesatuan
memberikan asuhan yang terintegrasi.
2. Interprofesionalitas
a) Kolaborasi interprofesional.
b) Kompetensi pada praktik kolaborasi interprofesional.
c) Termasuk bermitra dengan pasien.
3. DPJP adalah ketua tim klinis/ clinical leader
a) DPJP melakukan koordinasi, kolaborasi, interpretasi, sintesis, review dan
mengintegrasikan asuhan pasien.
4. Personalized Care
a) Keputusan klinis selalu diproses berdasarkan juga nilai-nilai pasien.
b) Setiap dokter memperlakukan pasiennya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
BAB III
TATA LAKSANA
Ditetapkan di : Manna
Tanggal :
Direktur
RS As-syifa
Menetapkan :
Kebijakan umum:
1. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etika umum dan menghormati hak pasien.
3. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan secara teratur dan kalibrasi sesuai
ketentuan yang berlaku.
4. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam kecuali unit-unit tertentu.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin minimal satu
bulan sekali.
9. Semua unit wajib membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan.
Kebijakan Kusus :
SOAP.
2. Penulisan harus dilengkapi dengan tanggal, jam, paraf dan nama terang, serta profesi.
3. Penulisan dalam rekam medis pasien dengan format SOAP.
4. Reassesmant dilakukan :
5. Dokter pada saat visite
6. Perawat : Bila ada perubahan kondisi pasien, Pasien pindahan dari ruang lain, Pasien
dokter yang meminta/dokter In-Patien pada formulir yang sudah disediakan dengan
Ditetapkan di : Manna
Tanggal :
Direktur
RS As-syifa