Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam
artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan
hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi
bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga
harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang. Pengertian tanggung jawab social perusahaan atau CSR sangat beragam. Intinya, CSR
adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara
holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan
bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy,
corporate community relations, dan community development.
Tanggung jawab perusahaan ( CSR ) yang baik
CSR yang baik (good CSR) memadukan empat prinsip good corporate governance, yakni
fairness, transparency, accountability, dan responsibility, secara harmonis. Ada perbedaan
mendasar di antara keempat prinsip tersebut (Supomo, 2004). Tiga prinsip pertama cenderung
bersifat shareholders-driven karena lebih memerhatikan kepentingan pemegang saham
perusahaan.Sebagai contoh, fairness bisa berupa perlakuan yang adil terhadap pemegang
saham minoritas; transparency menunjuk pada penyajian laporan keuangan yang akurat dan
tepat waktu; sedangkan accountability diwujudkan dalam bentuk fungsi dan kewenangan
RUPS, komisaris, dan direksi yang harus dipertanggung jawabkan.
2.4 Bidang tangggung jawab sosial dan Contoh dari Tanggung Jawab Sosial
Bidang-bidang tanggung jawab sosial sebuah organisasi mencangkup :
1. Tanggung jawab di bidang etika.
Norma-norma etika berlaku di mana pun, kapan pun dan oleh siapapun. Banyak
faktor yang memberikan warna pada etis tidaknya suatu tindakan. Manajer harus
berupaya memegang teguh norma-norma etika yang diakui secara umum dalam dunia
bisnis dengan memperhitungkan faktor situasi, kondisi, waktu dan tempat. Sebagai
contoh ; norma-norma etika dalam menghadapi penguasa, etika dalam mempromosikan
produk, dan etika dalam hubungannya dengan persaingan.
2. Tanggung jawab di bidang hukum.
Aspek hukum dan peraturan perundang-undangan yang dimaksud mencangkup berbagai
hal, yaitu: keabsahan organisasi (izin usaha, investasi, pemilikan, izin tinggal, tenaga
kerja, ekspor-impor). Sebagai badan hukum, oragnisasi mempunyai keajiban kepada
negaradan masyarakat setempat, misalnya membeyar pajak, merekrut tenaga kerja dari
masyarakat stempat dan lain-lain.
3. Tanggung jawab di bidang ekonomi.
Ini tanggung jawab sosial organisasi di bidang ekonomi terletak dari peran sertanya dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat demi negara. Sebagai contoh adalah dengan
merekrut tenaga kerja masayarakat lokal akan mengurangi pengangguran.
Di Dumai sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang
melaksanakan program tanggung jawab sosial. Bentuknya pun sangat beragam dan
manfaatnya bisa diterapkan di semua kalangan. Pada makalah ini kami akan
menampilkan satu perusahaan yang melaksanakan program tanggung jawab sosial
sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk nyata disertai contohnya yaitu
program PT. Pertamina dalam tanggung jawab sosialnya antara lain:
- Kesehatan: Melakukan khitanan gratis setiap tahunnya bagi masyakat tidak mampu.
- Pendidikan: Memberikan bantuan kacamata gratis kepada siswa sekolah dasar yang
dilalui oleh pipa PT. Pertamina. Merenovasi bangunan fisik SMUN 2 Dumai,
- Lingkungan: PT. Pertamina memberi air bersih gratis kepada masyarakat yang tinggal
disekitar komplek PT. Pertamina dan sekitar kilang PT. Pertamina dab pemberian drum
sampah pada masyarakat kelurahan Bukit datuk.
- Keagamaan: Memberikan bantuan 53 ekor sapi pada saat hari Idul Adha 1431 H.
4. Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu (integrative social contracts theory)
Sudut pandang etika yang terakhir, pandangan etika teori kontrak sosial terpadu,
mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma
etika di industri dan masyarakat sehingga menentukan apakah undang-undang benar atau
salah. Pandangan itu didasarkan pada penggabungan dua “kontrak”; kontrak sosial umum
yang mengizinkan dunia bisnis menjalankan dan mendefinisikan peraturan dasar yang
bisa diterima, dan kontrak yang lebih khusus di antara para anggota komunitas tertentu
yang mencakup cara ber-perilaku yang dapat diterima. Misalnya, dalam menentukan
berapa upah yang harus dibayar kepada para pekerja di sebuah pabrik baru di Ciudad
Juarez, Meksiko, para manajer yang mengikuti teori kontrak sosial terpadu akan
mendasarkan keputusan tersebut pada tingkatan upah yang telah ada di masyarakat.
Walaupun teori ini berfokus pada melihat pada praktik yang telah ada, masalahnya adalah
beberapa dari praktik ini mungkin tidaklah etis.
Etika manajemen sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan yang perlu
untuk diwujudkan di masa masa mendatang. Ada beberapa hal yang perlu diwujudkan
oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam
manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan di antaranya adalah pelaihan
etika, advokasi etika, standar aturan mengenai etika perusahaan dan keterlibatan
masyarakat dalam mengontrol etika bisnis
Pelatihan Etika (Ethics Training)
Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu.
Budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang dianut oleh sebuah organisasi dalam
menjalankan kegiatannya pada kenyataannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya.
Demikian pula dengan etika dalam bisnis maupun etika manajemen. Perlu adanya
pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan kepada para pelaku organisasi, dari mulai
level tertinggi hingga terendah. Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui berbagai
jenis pelatiahn yang menyangkut etika dan keterkatannya dengan perwujudan
lingkungan sosial yang lebih baik.
Advokasi Etika (Ethical Advocates)
Advokasi etika adalah upaya pusahaan untuk menjalankan etika dalam
kegiatannya dengann cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen
perusahhan yang bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan
agar tetap memenuhi standar-standar etika. Pada umumnya, pihak yang dikerjakan dan
ditempatkan dalam bagian ini adalah mereka yang berlatang belakang ilmu hukum yang
dianggap mengetahui seluk-beluk regulasi dan bagaimana regulasi tersebut bias
dijalankan. Sekalipun upaya ini mendapat kritik karena pada praktiknya penyelewengan
dapat pula dilakukan oleh tim advokasi etika, namun upaya perusahaan untuk
menyediakan orang atau tim khusus patut dihargai sebagai usaha untuk mewujudkan
kegiatan bisnis yang lebih beretika.
Standar Aturan Mengenai Etika Perusahaan (code of ethics)
Upaya lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menetapkan standar
aturan mengenai etika yang harus dijalankan oleh perusahhan atau seringkali dinamakan
code of ethics. Implementasi dari code of ethic ini akan sangat efektif jika memenuhi 2
syarat, yaitu, perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada public mengenai code
of ethic yang mereka jalankan. Sebagai contoh, Perusahaan Xerox. Menetapkan aturan
bahwa perusahaan mereka akan melakukan kejujuran terhadap pelanggan, tidak akan
memberikan sogokan, tidak akan merahasiakan sesuatu terhadap konsumen, maupun
tidak akan melakukan penipuan yang terkait dengan harga. Pernyataan spesifik ini mereka
nyatakan dalam berbagai kesempatan di depan khalayak ramai dan publisitas yang
mereka lakukan. Syarat kedua agar code of ethic ini bias berjalan secara efektif adalah
perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui system pengawasan tertentu
seperti reward and punishment system dsb. Tanpa ada dukungan dari manajemen puncak,
code of ethic ini pun akan sulit untuk diimplementasikan.
Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Upaya lain untuk menjamin bahwa perusahaan akan menjalankan kegiatannya
secara lebih beretika adalah dengan melibatkan public dalam setiap kegiatan perusahaan
yang dianggap tidak beretika. Dalam istilah manajemen ini dinamakan sebagai whistle-
blowing (meniup peluit). Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan
suatu kegiatan yang tidak memenuhi standart etika dan perusahaan cenderung
membiarkan praktik tersebut untuk terus berjalan, kenyataan ini kemudian dilaporkan
oleh anggota perusahaan kepada pihak public seperti media massa, lembaga swadaya
masyarakat, ataupun pemerintah yang representatif untuk menangani kasus-kasus seperti
ini. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar memperhatikan kepentingan
public, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan
perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian
buruk dari masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility atau disingkat CSR merupakan sebuah konsep
yang tengah berkembang secara global dan penerapannya telah merambah kesemua
sektor, khususnya sektor industri. Perusahaan yang mengadopsi dan menjalankan konsep
tanggung jawab sosial dewasa ini telah mendapatkan perhatian dari kalangan kreditor
(secara khusus perbankan) dan kalangan investor (secara khusus dalam dunia pasar
modal).
Dilain pihak perusahaan-perusahaan yang selama ini menjalankan
pertanggungjawaban sosial relatif tidak terganggu kegiatan operasionalnya. Berikut ini
adalah beberapa definisi mengenai CSR/ Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tersebut :
Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih singkatnya CSR (Cosporate Social
Responsibility) adalah suatu komitmen yang berkelanjutan dari suatu perusahaan untuk
berperilaku etis dan berkontribusi secara positif kepada karyawannya, komunitas, dan
lingkungan sekitarnya serta masyarakat luas.
Sedangkan menurut Pearce & Robinson yang dialihbahasakan oleh Yanifi
Bachtiar dan Christine di dalam buku yang berjudul Manajemen Strategis mengemukakan
bahwa:
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah gagasan bahwa suatu perusahaan
memiliki tugas untuk melayani masyarakat sekaligus kepentingan keuangan pemegang
sahamnya.
Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa CSR adalah kegiatan
perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat disekitar perusahaannya
serta berperilaku etis dan bertanggung jawab didalam pengambilan keputusannya.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial,
tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan
berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering
diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate
community relations, dan community development.
Contoh bentuk tanggung jawab perusahaan bermacam-macam, mulai dari
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan
yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era
dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting
daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh
pemangku kepentingannya. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan,
di mana suatu organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh,
melainkan juga harus melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari
keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung
dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank
Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR
meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya,
dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan
organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah
daerah, kepastian hukum, dan jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil
peran penting tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini.
Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah
harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social
Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam
upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis
dan kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga
atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas)
atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif
perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan
keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis
nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang.Implementasi
kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan
demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen
mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit
yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak
langsung.
Salah satu pihak yang menjadi pengusung pandangan socioeconomics view adalah
archie Carrol yang mengaitkan tanggung jawab sosial perusahaan dengan tanggung jawab
etis. Menurutnya, tanggung jawab perusahaan terdiri dari empat level anatara alain
adalah:
a. Tanggung jawab ekonomi; menghasilkan barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat
sehingga perusahaan dapat membayar pada pemegang saham dan kreditornya. Disini kita
bisa melihat bahwa kalau namanya bisnis maka ia harus mendapatkan keuntungan.
b. Tanggung jawab legal; ditentukan oemerintah memalaui produk hukum dan dipatuhi oleh
perusahaan. Ditingkat ini, perusahaan bagaimanapun harus mematuhi apapun peraturan
perusahaan terkait operasinya. Perusahaan dianjurkan untuk mengikuti berbagai aturan
ini karena pada dasarnya kapatuhan untuk menajalankan peraturan ini akan membawa
manfaat sendiri bagi perusahaan. Misalnya sebuah perusahaan menggunakan bahan-
bahan kimia, saat mengelola limbahnya, dianjurkan mengikutu aturan pemerintas tentang
abang batas.
c. Tanggung jawab etikal; adalah mengikuti kepercayaan yang perilaku tertentu dari
masyarakat, disinilah urutan selanjutnya berbeda, dimana perilaku perusahaan sangat
ditentukan oleh perilaku utama dari masyarakatnya.
d. Tangung jawab diskresi; adalah sesuatu yang secara murni dan sukarela tapi perusahaan
memperlakukanya sebagai sesuatu yang wajib.
Bagi Carrol, dua tanggung jawab terakhir inilah yang disebut tanggung jawab
sosial. Sebuah perusahaan baru bisa menjalankan diskresi, kalo ia sudah mampu
menjalankan tanggung jawab sebelumnya sesuai denganurutanya. Meskipun begitu,
sesuatu yang kini dianggap tanggung jawab sosial, bisa saja enjadi sesuatu yang legal.
Untuk kasus yang ada diindonesia, perusahaan yang bergerak dalam industri
memanfaatkan sumber daya alam seperti tambang, aktifitas CSR dianggap sebagai
sesuatu yang menjadi keharusan untuk dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan
kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis
adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak
negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial
adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
steakholder.
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan.
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek.
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu
kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya, Sehingga
akan terbentuk suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain
PandanganTentangEtika
Empat sudut pandang mengenai etika bisnis, mencakup pandangan sebagai
berikut :
Sudut pandang etika lain adalah pandangan etika hak, yang peduli terhadap
penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi individu, seperti hak terhadap
kerahasiaan, kebebasan suara hati, kemerdekaan berbicara, dan proses semestinya.
Penghormatan dan perlindungan itu mencakup, misalnya, melindungi hak para karyawan
terhadap kebebasan berbicara ketika mereka melaporkan pelanggaran undang-undang
oleh majikan mereka. Segi positif sudut pandang hak itu ialah bahwa sudut pandang
tersebut melindungi kerahasiaan dan kebebasan individu. Tetapi sudut pandang tersebut
memiliki sisi negatif bagi organisasi. Sudut pandang itu dapat menimbulkan berbagai
hambatan terhadap produktivitas dan efisiensi yang tinggi dengan menciptakan iklim
kerja yang lebih memperhatikan perlindungan hak individu daripada penyelesaian
pekerjaan.
4. Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu (integrative social contracts theory)
Sudut pandang etika yang terakhir, pandangan etika teori kontrak sosial terpadu,
mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma
etika di industri dan masyarakat sehingga menentukan apakah undang-undang benar atau
salah. Pandangan itu didasarkan pada penggabungan dua “kontrak”; kontrak sosial umum
yang mengizinkan dunia bisnis menjalankan dan mendefinisikan peraturan dasar yang
bisa diterima, dan kontrak yang lebih khusus di antara para anggota komunitas tertentu
yang mencakup cara ber-perilaku yang dapat diterima. Misalnya, dalam menentukan
berapa upah yang harus dibayar kepada para pekerja di sebuah pabrik baru di Ciudad
Juarez, Meksiko, para manajer yang mengikuti teori kontrak sosial terpadu akan
mendasarkan keputusan tersebut pada tingkatan upah yang telah ada di masyarakat.
Walaupun teori ini berfokus pada melihat pada praktik yang telah ada, masalahnya adalah
beberapa dari praktik ini mungkin tidaklah etis.
Dari keempat pendekatan tentang etika di atas, pendekatan etika manakah yang paling
banyak diikuti dunia bisnis? Mungkin tidak mengejutkan lagi bahwa kebanyakan para
pengusaha mengikuti pendekatan pandangan etika utilitarian. Karena pendekatan tersebut
konsisten dengan sasaran bisnis seperti efisiensi, produktivitas, dan laba. Walau begitu,
pandangan itu memerlukan perubahan karena perubahan dunia yang dihadapi para
manajer. Kecenderungan ke arah hak-hak individu, keadilan sosial, dan standar
masyarakat berarti bahwa para manajer memerlukan pedoman etika yang didasarkan pada
kriteria non utilitarian. Itu merupakan tantangan yang mencolok bagi para manajer karena
membuat keputusan berdasarkan kriteria seperti itu melibatkan jauh lebih banyak
ketidakjelasan bila dibandingkan jika menggunakan kriteria utilitarian seperti efisien dan
laba. Hasilnya, tentu saja, adalah bahwa para manajer semakin banyak mengalami
pergulatan dengan berbagai dilema etis.
2. Bagaimana penerapan etika bisnis oleh pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih?
Penerapan etika bisnis di perusahaan kami adalah dengan tidak memaksakan konsumen
untuk membeli produk yang kami tawarkan dan tetap membangun hubungan yang sehat
antar direktur dan juga konsumen.
4. Bagaimana manfaat etika bisnis bagi seorang pengusaha? Berikan contoh pada
pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :
Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya
tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara
intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika.
(penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam
melindungi lingkungan hidup).
Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya
Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk
mengatur diri sendiri (self regulation).
Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya
kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat
menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan.
Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).
Etika bisnis perusahhan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki dsaya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, system prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Karena itu, tindakan perusahaan berasal
dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang
sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan
secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak
keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu
dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh
pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral. Etika bisnis mempunyai
prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan berbagai upaya untuk menggabungkan
berbagai nilai-nilai dasar (basic values) dalam perusahaan, agar berbagai aktivitas yang
dilaksanakan dapat mencapai tujuan. Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan sebagai
berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”, berhubungan
dengan dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut sustainability. Hal ini
membutuhkan adanya “kepercayaan” atau “saling mempercayai” (trust) dari berbagai
pihak yang berhubungan dengan perusahaan (stakeholders). Kalimat “kesejahteraan
pemilik” merupakan derivasi dan perwujudan dari “hak kepemilikan” (ownership) yang
muncul dari adanya penghargaan (respect) terhadap “kepemilikan pribadi” (property
rights).Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah karena
:
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
intern perusahaan maupun dengan eksternal.
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
Melindungi prinsip kebebasan berniaga
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi
dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan.
5. Bagaimana dampak negative bila pengusaha tidak menjalankan usaha sesuai dengan
etika bisnis? Berikan contoh pada pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
Praktik bisnis yang tidak sehat akan memberikan dampak negatif bagi para stakeholders,
karena tidak akan menumbuhkembangkan profesionalisme bisnis dan etos kerja yang
tinggi, melainkan justru akan menggerogoti ketahanan bisnis dari dalam, sehingga
menjadikan pilar-pilar ekonomi semakin rapuh. Dan juga mempengaruhi citra perusahaan
itu sendiri.
6. Jelaskan yang dimaksud dengan tanggung jawab social! Apakah perusahaan saudara
menjalankan tanggung jawab social? Jelaskan!
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen , karyawan , pemegang saham
, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa
suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan
juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang.
8. Bagaimana hubungan antara etika bisnis dan keputusan bisnis? Berikan contoh pada
pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
Dua hal yang perlu dicatat
Pertama, etika bisnis bukanlah suatu jenis lain etika; ia adalah etika dalam konteks bisnis;
memfokuskan pada apa yang merupakan perilaku yang benar atau salah di ranah bisnis
dan bagaimana prinsip-prinsip moral diterapkan oleh para pelaku bisnis pada situasi-
situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka di lingkungan pekerjaan.
Kedua, para pelaku bisnis tidak perlu mengadopsi seperangkat prinsip etika untuk
memandu mereka dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis dan seperangkat prinsip
lain untuk memandu kehidupan pribadi mereka.
rencana bisnis hakikatnya adalah pernyataan resmi dari serangkaian tujuan
bisnis, merupakan alasan yang diyakini untuk dicapai, dan rencana untuk mencapai
tujuan tersebut. Hal ini juga mungkin berisi informasi latar belakang tentang organisasi
atau tim berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
PERENCANAAN BISNIS
Perencanaan Bisnis merupakan instrumen penting yang digunakan untuk memulai sebuah
kegiatan wirausaha. Berbagai kaidah dalam penyusunan perencanaan bisnis penting
untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan meminimalisasi kemungkinan kegagalan
dan untuk menekan resiko. Karena salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan dan menyebabkan kegagalan wirausaha adalah perencanaan. Kaidah
Prencanaan bisnis memuat berbagai syarat yang harus dimiliki oleh perencana bisnis
dalam menjamin keberhasilan wirausaha. Sebuah perencanaan bisnis yang baik
memenuhi syarat;
• Sebagai fungsi alat pemasaran ide dan perencanaan, secara fundamental sebuah
perencanaan bisnis merupakan uraian yang bermuara pada harapan adanya dukungan dan
sokongan dari investor dan partner potensial, yang juga menjadi sarana perencanaan
kegiatan yang baik. Fungsi ini juga menuntut sebuah perencanaan, untuk menunjukkan
bahwa kegiatan wirausaha menuntut dedikasi dan cita-cita yang tidak terbatas.
• Sebagai satu paket kesatuan, yang memuat narasi mengenai latarbelakang, tujuan
wirausaha, berbagai pernyataan finansial yang dijelaskan secara terinci, presentasi
mengenai mekanisme kerja wirausaha, berbagai material pendukung yangmemungkinkan
wirausaha dapat berjalan dengan baik serta berbagai jawaban penting mengantisipasi
pertanyaan pertanyaan potensial tentang kegiatan.
• Sebagai sebuah media penjelasan bagi audiens, rencana bisnis adalah sebuah
pernyataan yang ditujukan bagi penyandang dana dan para eksekutif. Memuat apa yang
penting bagi audiens, apa yang mungkin menarik mereka untuk terlibat dan menyokong
ide wirausaha serta apa porsi dari rencana yang dipersiapkan untuk audiens
• Sebagai sebuah pernyataan tujuan, rencana bisnis harus menyajikan secara jelas
penjelasan apa yang akan diperoleh dengan melakukan wirausaha, tahapan apa saja yang
harus dilampaui untuk mencapai tujuan dan apa yang diperlukan untuk setiap fase,
• Fleksibel, yang dinyatakan dengan penyesuaian setiap aspek rencana berdasarkan
kegunaannya, sederhana sehingga membuat setiap pernyataan menjadi penting.
• Kemampuan menginformasikan, dengan menjelaskan semua detail penting, menyusun
struktur yang baik dari perencanaan, menggunakan alat analisa yang baku, menggunakan
ilustrasi yang baik dan menunjukkan tekad serta keyakinan atas pencapaian tujuan
wirausaha.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebagai penentu baik tidaknya
perencanaan bisnis adalah sebagai berikut ;
Rencana bisnis juga dapat menargetkan perubahan dalam persepsi dan branding oleh
pelanggan, klien, pembayar pajak, atau komunitas yang lebih besar. Ketika bisnis yang
ada adalah dengan mengasumsikan sebuah perubahan besar atau ketika merencanakan
usaha baru, 3 sampai 5 tahun rencana bisnis yang diperlukan, karena investor akan
mencari pengembalian tahunan mereka di waktu yang tepat.
Isu-isu yang dicakup oleh etika bisnis meliputi topik-topik yang luas. Isu-isu ini dapat
dikelompokkan ke dalam 3 dimensi atau jenjang, yaitu: (1) sistemik, (2) organisasi, dan
(3) individu. Isu-isu sistemik dalam etika bisnis berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan
etika yang timbul mengenai lingkungan dan sistem yang menjadi tempat beroperasinya
suatu bisnis atau perusahaan: ekonomi, politik, hukum, dan sistem-sistem sosial lainnya.
Isu-isu organisasi dalam etika bisnis berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan etika
tentang perusahaan tertentu.
9. Jelaskan tantangan pelaksanaan tanggung jawab sosial! Berikan contoh pada
pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
For investor, perencanaan iiniditujukan pada incvestor dan pemodal sebagai kebutuhan
utama memulai usaha.
Merket idea, perencanaan merupakan bentuk lain dari memasarkan ide yang diharapkan
akan dapat memberikan keuntungan
Management skills, resources, and strategies, perencanaan bisnisn yang baik memuat
dengan baik keterampilan, sumberdaya yang dimiliki dan strategi yang disiapkan dalam
mengantisipasi setiap kemungkinan kesalahan / kegagalan dan meningkatkan peluang
sukses usaha
C. Penghematan energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran
bahw sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya
proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
10. Berikan etika bisnis yang diterapkan untuk usaha yang saudara jalankan!
Penerapan etika bisnis di perusahaan kami adalah dengan tidak memaksakan konsumen
untuk membeli produk yang kami tawarkan dan tetap membangun hubungan yang sehat
antar direktur dan juga konsumen.