Vous êtes sur la page 1sur 33

Pertanyaan :

Tanggung jawab sosial perusahaan sangat erat kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan


berikut:

• Apakah memang perusahaan punya tanggung jawab moral dan sosial ?


• Kalau ada, manakah lingkup tanggung jawab itu ?
• Apakah, terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan itu, perusahaan perlu terlibat
dalam kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat atau tidak ?
• Bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan itu dapat dioperasionalkan dalam suatu
perusahaan ?

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam
artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan
hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi
bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga
harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang. Pengertian tanggung jawab social perusahaan atau CSR sangat beragam. Intinya, CSR
adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara
holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan
bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy,
corporate community relations, dan community development.
Tanggung jawab perusahaan ( CSR ) yang baik
CSR yang baik (good CSR) memadukan empat prinsip good corporate governance, yakni
fairness, transparency, accountability, dan responsibility, secara harmonis. Ada perbedaan
mendasar di antara keempat prinsip tersebut (Supomo, 2004). Tiga prinsip pertama cenderung
bersifat shareholders-driven karena lebih memerhatikan kepentingan pemegang saham
perusahaan.Sebagai contoh, fairness bisa berupa perlakuan yang adil terhadap pemegang
saham minoritas; transparency menunjuk pada penyajian laporan keuangan yang akurat dan
tepat waktu; sedangkan accountability diwujudkan dalam bentuk fungsi dan kewenangan
RUPS, komisaris, dan direksi yang harus dipertanggung jawabkan.

1. Syarat bagi Tanggung Jawab Moral


• Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional
• Bebas dari tekanan, ancaman, paksaan atau apapun namanya
• Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu
Dalam membahas prinsip-prinsip etika profesi dan prinsip-prinsip etika bisnis, kita telah
menyinggung tanggung jawab sebagai salah satu prinsip etika yang penting. Persoalan yang
pelik yang harus dijawab pada tempat pertama adalah manakah kondisi bagi adanya tanggung
jawab moral. Manakah kondisi yang relevan yang memungkinkan kita menuntut agar
seseorang bertanggung jawab atas tindakannya.
2. Status Perusahaan
Terdapat dua pandangan (Richard T. De George, Business Ethics, hlm.153), yaitu:
• Legal-creator, perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan
hukum
• Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif
.Tanggung jawab sosial perusahaan hanya dinilai dan diukur berdasarkan sejauh mana
perusahaan itu berhasil mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya (Milton Friedman,The
Social Responsibilities of Business to Increase Its Profits, New York Times Magazine,13-09-
1970). Perusahaan adalah sebuah badan hukum. Artinya perusahaan dibentuk berdasarkan
peraturan hukum tertentu dan disahkan dengan hukum atau legal tertentu. Karena iti,
keberadaannya dijamin dan sah menurut hukum tertentu. Itu berarti perusahaan adalah
bentukan manusia, yang eksistensinya diikat berdasarkan aturan hukum yang sah.Sebagai
badan hukum perusahaan mempunyai hak hak legal tertentu sebagaimana yang dimiliki oleh
manusia. Misalnya hak milik pribadi, hak paten, hak atas milik tertentu, dan sebagainya.
Sejalan itu, perusahaan juga mempunyai kewajiban legal untuk menghormati hak legal
perusahaan lain atau tidak boleh merampas hak perusahaan lain.

Ini hanyalah bentuk tanggung jawab legal…


 Anggapan bahwa perusahaan tidak punya tanggung jawab moral sama saja dengan
mengatakan bahwa kegiatan perusahaan bukanlah kegiatan yang dijalankan oleh manusia
 Tanggung jawab moral perusahaan dijalankan oleh staf manajemen
 Tanggung jawab legal tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab moral
Sesungguhnya, pada tingkat operasional bukan hanya staf manajemen yang memikul tanggung
jawab sosial dan moral perusahaan ini, melainkan seluruh karyawan….

3. Lingkup Tanggung jawab Sosial


• Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat
luas
• Keuntungan ekonomis
Tanggung jawab social menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap kepentingan pihak-
pihak lain secara lebih luas daripada sekedar terhadap kepentingan perusahaan belaka.
Dengan konsep tanggung jawab social perusahaan mau dikatakan bahwa kendati secara moral
adalah baik bahwa perusahaan mengejar keuntungan, tidak dengan sendirinya perusahaan
dibenarkan untuk mencapai keuntungan itu dengan mengorbankan kepentingan pihak-pihak
lain. Artinya keuntungan dalam bisnis tidak mesti dicapai dengan mengorbankan kepentingan
pihak lain, atau kepentingan masyarakat luas.
Dengan demikian dengan konsep tanggung jawab social dan moral perusahaan mau dikatakan
bahwa suatu perusahaan harus bertanggung jawab atas tindakan dan kegiatan bisnisnya yang
mempunyai pengaruh atas orang-orang tertentu, masyarakat, serta lingkungan dimana
perusahaan itu beroperasi.

4. Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan


• Tujuan utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
Argument keras yang menentang keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan social
sebagai wujud tanggung jawab social perusahaan adalah paham dasar bahwa tujuan utama,
bahkan satu satunya, dari kegiatan bisnis adalah mengejar keuntungan sebesar besarnya.
Selain itu, fungsi bisnis ini adalah fungsi ekonomis, buka fungsi social. Artinya bisnis adalah
kegiatan ekonomi bukan kegiatan social
• Tujuan yang terbagi-bagi dan Harapan yang membingungkan
Yang mau dikatakan disini adalah bahwa keterlibatan social sebagai wujud tanggung jawab
social perusahaan akan menimbulkan minat dan perhatian yang bermacam ragam, yang pada
akhirnya akan mengalihkan, bahkan mengacaukan para perhatian pimpinan perusahaan.
Asumsinya keberhasilan perusahaan dalam bisnis modern penuh persaingan yang ketat sangat
ditentukan oleh konsentrasi seluruh perusahaan, yang ditentukan oleh konsentrasi pimpinan
perusahaan, pada core businessnya.
• Biaya Keterlibatan Sosial
Keterlibatan social sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan malah dianggap
memberatkan masyarakat. Alasannya, biaya yang dgunakan untuk keterlibatan perusahaan itu
bukan biaya yang disediakan oleh perusahaan itu, melainkan biaya yang telah diperhitungkan
sebagai salah satu komponen dalam harga barang dan jasa yang ditawarkan dalam pasar.
• Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
Argument ini kembali menegaskan mitos bisnis amoral yang telah kita lihat. Dengan argument
ini mau dikatakan bahwa para pemimpin perusahaan tidak professional dalam membuat
pilihan dan keputusan moral. Mereka hanya professional dalam bidang bisnis dan ekonomi.
Karena itu, perusahaan tidak punya tenaga terampil yang siap untuk melakukan kegiatan-
kegiatan social tertentu.
5. Argumen yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
Setiap kegiatan bisnis dimaksudkan untuk mendatangkan keuntungan. Ini tidak bisa disangkal.
Namun dalam masyarakat yang semakin berubah, kebutuhan dan harapan masyarrakat
terhadap bisnis pun ikut berubah. Karena itu, untuk dapat bertahan dan berhasil dalam
persaingan bisnis modern yang ketat sekarang ini, para pelaku bisnis semakin menyadari
bahwa mereka tidak bisa begitu saja hanya memusatkan perhatian pada upaya mendatangkan
keuntungan yang sebesar besarnya.
• Terbatasnya Sumber Daya Alam
Argument ini didasarkan pada kenyataan bahwa bumi kita ini mempunyai sumber daya alam
yang terbatas. Bisnis justru berlangsung dalam kenyataan ini, dengan berupaya memanfaatkan
secara bertanggungjawab dan bijaksana sumber daya alam yang terbatas itu demi memenuhi
kebutuhan manusia. Maka bisnis diharapkan melakukan kegiatan social tertentu yang
terutama bertujuan untuk memelihara sumber daya alam.
• Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
Bisnis berlangsung dalam suatu lingkungan social yang mendukung kelangsungan dan
keberhasilan bisnis itu dimasa depan. Ini punya implikasi etis bahwa bisnis mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab moral dan social untuk memperbaiki lingkungan sosialnya kea
rah yang lebih baik. Semakin baiknya lingkungan sosialnya dengan sendirinya akan
memperbaiki iklim bisnis yang ada.
• Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
Keterlibatan social khususnya, maupun tanggung jawab social perusahaan secara keseluruhan,
juga dilihat sebagai suatu pengimbang bagi kekuasaan bisnis modern yang semakin raksasa
dewasa ini
• Bisnis Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
• Keuntungan Jangka Panjang

6. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


• Prinsip utama dalam suatu organisasi profesional, termasuk perusahaan, adalah bahwa
struktur mengikuti strategi
• Artinya, struktur suatu organisasi didasarkan ditentukan oleh strategi dari organisasi atau
perusahaan itu
• Strategi yang diwujudkan melalui struktur organisasi demi mencapai tujuan dan misi
perusahaan perlu dievaluasi secara periodik, salah satu bentuk evaluasi yang mencakup nilai-
nilai dan tanggung jawab sosial perusahaan adalah Audit Sosial
Saat ini sudah banyak perusahaan yang menerapkan program program tanggung jawab sosial.
Mulai dari perusahaan yang terpaksa menjalankan program tanggung jawab sosial-nya karena
peraturan yang ada, sampai perusahaan yang benar-benar serius dalam menjalankan program
tanggung jawab sosial dengan mendirikan yayasan khusus untuk program program tanggung
jawab sosial mereka. Berdasarkan konsep Triple Bottom Line (John Elkington, 1997) atau tiga
faktor utama operasi dalam kaitannya dengan lingkungan dan manusia (People, Profit, and
Planet), program tanggung jawab sosial penting untuk diterapkan oleh perusahaan karena
keuntungan perusahaan tergantung pada masyarakat dan lingkungan

Pengertian Tanggung Jawab Sosial dan Pandangan mengenai Tanggung


Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan
lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung
jawab sosial lainnya. Mereka yang berpandangan bahwa perusahaan perlu memiliki
tanggung jawab sosial menganggap bahwa banyak persoalan di masyarakat muncul
sebagai akibat dari kegiatan perusahaan yang dijalankan. Oleh karena masalah tersebut
merupakan akibat dari kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan, maka perusahaan perlu
untuk memikul tanggung jawab untuk penyelesaian masalah tersebut. Mereka yang pro
terhadap tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan menganggap bahwa
perusahaan juga merupakan bagian dari masyarakat, sehingga perlu juga untuk bersama-
sama dengan masyarakat mewujudkan keadaan yang lebih baik. Di sisi lain mereka yang
kontra terhadap tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan beranggapan bahwa
perusahaan tidak perlu terlibat dalam tanggung jawab sosial karena pada dasarnya
perusahaan tidak memiliki ahli-ahli khusus untuk menangani tanggung jawab sosial ini
dalam perusahaan. Selain itu mereka beranggapan bahwa keterlibatan perusahaan yang
terlalu jauh dalam tanggung jawab sosial justru akan memberikan kekuatan yang lebih
besar bagi perusahaan untuk dapat mengontrol masyarakat., padahal yang bertugas untuk
mengontrol masyarakat adalah pemerintah.
Terlepas dari pro dan kontra apakah sebuah perusahaan perlu memberikan
tanggung jawab sosial kepada masyarakat atau tidak, bahwa sebenarnya perusahaan perlu
memberikan tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaannya dalam
lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul
perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya
tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama
dengan pemerintah dan masyarakat mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.
2.2 Cara Mengelola Tanggung Jawab dari Perusahaan dan Manfaat
Tanggung Jawab Sosial
a. Cara Mengelola Tanggung Jawab dari Perusahaan
1. Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung
menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
2. Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau
menolak tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung
jawab penanganan limbah bias saja berargumen melalui pengacara yang disewanya
untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya
perusahaanya saja yang membuang limbah ke sungai ketika di lokasi perusahaan
tersebut beroperasi, terdapat juga perusahaan lain yang beroperasi.
3. Strategi Akomodatif
Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
4. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung
jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif
terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima
masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan
berpotensi menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya.
Langkah yang dapat diambil perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam
tanggung jawab social, misalnya dengan membuat kegiatan khusus penanganan limbah,
katerlibatan dalam setiap kegiatan social di lingkungan masyarakat, atau dengan
memberikan pelatihan-pelatihan terhadap masyarakatdi lingkungan sekitar perusahaan.
b. Manfaat Tanggung Jawab Sosial
 Manfaat bagi perusahaan
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab soaial
adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di
lingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai
kontribusi yang positif bagi masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat,
perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan
keadaan yang lebih baik di masa yang akan dating. Akibatnya perusahhan justru akan
memperoleh tanggapan yang positif setiap kali akan menawarkan sesuatu kepada
masyarakat.
 Manfaat bagi masyarakat
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan
adalah kepentingan masyarakat diperhatikan oleh perusahaan , masyarakat juga akan
mendapat pandangan baru mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat yang
mungkin selama ini hanya sekadar dipahami sebagai hubungan produsen-konsumen, atau
hubungan antara penjual dan pembeli saja. Masyarakat akan memiliki pandangan baru
bahwa hubungan antara masyarakat dan dunia bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama
yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
 Manfaat bagi pemerintah
Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan
main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi
pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk
mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapatkan partner dalam
mewujudkan tatanan mayarakat tersebut.

2.3 Peran dan Model tanggung jawab sosial


Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial,
yaitu sebagai berikut :
1. Model Pemegang saham (Shareholder)
Pandangan tentang tanggung jawab sosial yang menyebutkan bahwa sasaran
organisasi yang utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para pemegang
saham. Lebih spesifik lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai saham perusahaan
yang dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat juga.
2. Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
Teori tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang mengatakan bahwa
tanggung jawab manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka panjang (bukan
hanya memaksimalkan laba), dicapai dengan memuaskan keinginan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham).
Bertanggung jawab bagi berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders)
menimbulkan dua pertanyaan pokok. Pertama, bagaimana perusahaan mengenali
stakeholder organisasi? kedua, bagaimana perusahaan mengimbangi kebutuhan dari
stakeholder yang berbeda? dengan membedakan stakeholder primer dan sekunder, akan
dapat menjawab pertanyaan tersebut.
- Stakeholder Primer adalah kelompok-kelompok, seperti pemegang saham, karyawan,
pelanggan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat sekitar, dimana organisasi bergantung
untuk kelanjutan hidup jangka panjang. Sebagai contoh, saat ada pasar swalayan
menghadapi masalah keuangan, ia terlambat melakukan pembayaran kepada pemasok
utamanya. Para pemasok ini memperingatkan pasar swalayan bahwa mereka tidak akan
mengirim lagi produk mereka ke pasar swalayan tersebut, kecuali jika dibayar tunai
sebelumnya atau pada saat pengiriman. Bahayanya bagi pasar swalayan tersebut adalah
apabila masalah ini menyebar kepada kelompok stakeholder lain. Ketika mendengar
bahwa pasar swalayan tersebut tidak dapat melunasi pemasok ini, maka pemasok yang
lain juga menginginkan pembayaran tunai sebelum pengiriman. Karena semakin sedikit
barang yang dikirim ke toko, maka pelanggan mungkin berhenti berbelanja di pasar
swalayan tersebut karena tidak dapat memperoleh barang yang mereka butuhkan.
Selanjutnya hal ini dapat mengganggu usaha jangka panjang pasar swalayan tersebut.
- Stakeholder Sekunder adalah media dan kelompok khusus yang berkepentingan, yang
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan.
Menurut Saidi dan Abidin ada empat model pola tanggung jawab sosial di Indonesia :
1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial secara
langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatan sosial atau menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan yayasan
sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi dari model yang
lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.
3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab sosial
melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah, Instansi
Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam
melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut mendirikan,
menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial
tertentu

2.4 Bidang tangggung jawab sosial dan Contoh dari Tanggung Jawab Sosial
Bidang-bidang tanggung jawab sosial sebuah organisasi mencangkup :
1. Tanggung jawab di bidang etika.
Norma-norma etika berlaku di mana pun, kapan pun dan oleh siapapun. Banyak
faktor yang memberikan warna pada etis tidaknya suatu tindakan. Manajer harus
berupaya memegang teguh norma-norma etika yang diakui secara umum dalam dunia
bisnis dengan memperhitungkan faktor situasi, kondisi, waktu dan tempat. Sebagai
contoh ; norma-norma etika dalam menghadapi penguasa, etika dalam mempromosikan
produk, dan etika dalam hubungannya dengan persaingan.
2. Tanggung jawab di bidang hukum.
Aspek hukum dan peraturan perundang-undangan yang dimaksud mencangkup berbagai
hal, yaitu: keabsahan organisasi (izin usaha, investasi, pemilikan, izin tinggal, tenaga
kerja, ekspor-impor). Sebagai badan hukum, oragnisasi mempunyai keajiban kepada
negaradan masyarakat setempat, misalnya membeyar pajak, merekrut tenaga kerja dari
masyarakat stempat dan lain-lain.
3. Tanggung jawab di bidang ekonomi.
Ini tanggung jawab sosial organisasi di bidang ekonomi terletak dari peran sertanya dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat demi negara. Sebagai contoh adalah dengan
merekrut tenaga kerja masayarakat lokal akan mengurangi pengangguran.
Di Dumai sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang
melaksanakan program tanggung jawab sosial. Bentuknya pun sangat beragam dan
manfaatnya bisa diterapkan di semua kalangan. Pada makalah ini kami akan
menampilkan satu perusahaan yang melaksanakan program tanggung jawab sosial
sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk nyata disertai contohnya yaitu
program PT. Pertamina dalam tanggung jawab sosialnya antara lain:
- Kesehatan: Melakukan khitanan gratis setiap tahunnya bagi masyakat tidak mampu.
- Pendidikan: Memberikan bantuan kacamata gratis kepada siswa sekolah dasar yang
dilalui oleh pipa PT. Pertamina. Merenovasi bangunan fisik SMUN 2 Dumai,
- Lingkungan: PT. Pertamina memberi air bersih gratis kepada masyarakat yang tinggal
disekitar komplek PT. Pertamina dan sekitar kilang PT. Pertamina dab pemberian drum
sampah pada masyarakat kelurahan Bukit datuk.
- Keagamaan: Memberikan bantuan 53 ekor sapi pada saat hari Idul Adha 1431 H.

2.5 Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan
CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni:
- Moralitas: Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang
berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap
baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
- Pemurnian Kepentingan Sendiri: Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan
dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
- Teori Investasi: Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena
tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
- Mempertahankan otonomi: Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder
untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan
kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.
2.6. Pengertian Etika dan Pandangan-Pandangan mengenai Etika
Pengertian dari etika, sampai saat ini belum memiliki definisi yang jelas. Istilah
etika mengacu pada peraturan atau prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah.
Menurut kamus bahasa Indonesia, etika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak ataupun moral. Pengertian etika menurut berbagai pendapat yaitu:
a. Webster’s New Colegiate Dictionary mendefinisikan sebagai disiplin ilmu yang
mempelajari atau membicarakan apa yang baik dan buruk, dan apa tugas dan kewajiban
moral.
b. Etika dapat diartikan pula sebagai sebuah studi bagaimana keputusan kita mempengaruhi
orang lain.
c. Etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk
suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi.
d. Menurut Griffin, Etika adalah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik
dan buruk, benar dan salah.
e. Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi
kriteria etika.
Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku
personal berdasarkan agama atau filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah
tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku
bisnis. Sedangkan norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan
bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara. Selain
factor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise dan budaya organisasi,
perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan cirri-ciri
keprobadian lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral
terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.
Empat sudut pandang mengenai etika bisnis, mencakup pandangan sebagai berikut :
1. Pandangan etika utilitarian (ulititarian view of ethics)
Menyatakan bahwa keputusan-keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan
hasil atau akibat keputusan itu. Teori utilitarian menggunakan metode kuantitatif untuk
membuat keputusan-keputusan etis dengan melihat pada bagaimana cara memberikan
manfaat terbesar bagi jumlah terbesar. Jika mengikuti pandangan utilitarian, seorang
manajer dapat menyimpulkan bahwa memecat 20% pekerja di perusahaan itu dapat
dibenarkan karena tindakan itu akan meningkatkan laba pabrik tersebut, memperbaiki
keamanan kerja bagi 80% karyawan sisanya, dan akan sangat menguntungkan para
pemegang saham. Utilitarian mendorong efisiensi dan produktivitas dan konsisten dengan
sasaran memaksimalkan laba. Namun di lain pihak, pandangan itu dapat menyebabkan
melencengnya alokasi sumber daya, terutama apabila beberapa orang yang terkena
dampak keputusan itu tidak memiliki perwakilan atau suara dalam keputusan tersebut.
Utilitarianisme dapat juga menyebabkan hak-hak sejumlah pemercaya menjadi
terabaikan.

2. Pandangan etika hak (right view of ethics)


Sudut pandang etika lain adalah pandangan etika hak, yang peduli terhadap
penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi individu, seperti hak terhadap
kerahasiaan, kebebasan suara hati, kemerdekaan berbicara, dan proses semestinya.
Penghormatan dan perlindungan itu mencakup, misalnya, melindungi hak para karyawan
terhadap kebebasan berbicara ketika mereka melaporkan pelanggaran undang-undang
oleh majikan mereka. Segi positif sudut pandang hak itu ialah bahwa sudut pandang
tersebut melindungi kerahasiaan dan kebebasan individu. Tetapi sudut pandang tersebut
memiliki sisi negatif bagi organisasi. Sudut pandang itu dapat menimbulkan berbagai
hambatan terhadap produktivitas dan efisiensi yang tinggi dengan menciptakan iklim
kerja yang lebih memperhatikan perlindungan hak individu daripada penyelesaian
pekerjaan.

3. Pandangan etika teori keadilan (theory of justice view of ethics)


Pandangan berikutnya adalah pandangan etika teori keadilan. Berdasarkan
pendekatan ini, para manajer harus menerapkan dan memaksakan dan mendorong
peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti
seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hukum. Manajer akan
menggunakan sudut pandang teori keadilan dengan memutusakan untuk memberikan
tingkat upah yang sama kepada individu-individu yang mempunyai tingkat keahlian,
kinerja, atau tanggung jawab yang sama dan bukan didasarkan pada perbedaan yang
sewenang-wenang seperti jenis kelamin, kepribadian, ras, atau favoritisme pribadi.
Menerapkan standar keadilan juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pandangan
itu melindungi kepentingan para pemercaya yang barang kali tidak mempunyai
perwakilan yang memadai atau tidak mempunyai kekuasaan, tetapi pandangan tersebut
dapat mendorong perasaan mempunyai hak resmi untuk memiliki atau menerima sesuatu
(sense of entitlement) yang mungkin membuat para karyawan mengurangi pengambilan
risiko, inovasi, dan produktivitas.

4. Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu (integrative social contracts theory)
Sudut pandang etika yang terakhir, pandangan etika teori kontrak sosial terpadu,
mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma
etika di industri dan masyarakat sehingga menentukan apakah undang-undang benar atau
salah. Pandangan itu didasarkan pada penggabungan dua “kontrak”; kontrak sosial umum
yang mengizinkan dunia bisnis menjalankan dan mendefinisikan peraturan dasar yang
bisa diterima, dan kontrak yang lebih khusus di antara para anggota komunitas tertentu
yang mencakup cara ber-perilaku yang dapat diterima. Misalnya, dalam menentukan
berapa upah yang harus dibayar kepada para pekerja di sebuah pabrik baru di Ciudad
Juarez, Meksiko, para manajer yang mengikuti teori kontrak sosial terpadu akan
mendasarkan keputusan tersebut pada tingkatan upah yang telah ada di masyarakat.
Walaupun teori ini berfokus pada melihat pada praktik yang telah ada, masalahnya adalah
beberapa dari praktik ini mungkin tidaklah etis.

2.7 Cara Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen

Etika manajemen sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan yang perlu
untuk diwujudkan di masa masa mendatang. Ada beberapa hal yang perlu diwujudkan
oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam
manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan di antaranya adalah pelaihan
etika, advokasi etika, standar aturan mengenai etika perusahaan dan keterlibatan
masyarakat dalam mengontrol etika bisnis
 Pelatihan Etika (Ethics Training)
Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu.
Budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang dianut oleh sebuah organisasi dalam
menjalankan kegiatannya pada kenyataannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya.
Demikian pula dengan etika dalam bisnis maupun etika manajemen. Perlu adanya
pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan kepada para pelaku organisasi, dari mulai
level tertinggi hingga terendah. Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui berbagai
jenis pelatiahn yang menyangkut etika dan keterkatannya dengan perwujudan
lingkungan sosial yang lebih baik.
 Advokasi Etika (Ethical Advocates)
Advokasi etika adalah upaya pusahaan untuk menjalankan etika dalam
kegiatannya dengann cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen
perusahhan yang bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan
agar tetap memenuhi standar-standar etika. Pada umumnya, pihak yang dikerjakan dan
ditempatkan dalam bagian ini adalah mereka yang berlatang belakang ilmu hukum yang
dianggap mengetahui seluk-beluk regulasi dan bagaimana regulasi tersebut bias
dijalankan. Sekalipun upaya ini mendapat kritik karena pada praktiknya penyelewengan
dapat pula dilakukan oleh tim advokasi etika, namun upaya perusahaan untuk
menyediakan orang atau tim khusus patut dihargai sebagai usaha untuk mewujudkan
kegiatan bisnis yang lebih beretika.
 Standar Aturan Mengenai Etika Perusahaan (code of ethics)
Upaya lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menetapkan standar
aturan mengenai etika yang harus dijalankan oleh perusahhan atau seringkali dinamakan
code of ethics. Implementasi dari code of ethic ini akan sangat efektif jika memenuhi 2
syarat, yaitu, perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada public mengenai code
of ethic yang mereka jalankan. Sebagai contoh, Perusahaan Xerox. Menetapkan aturan
bahwa perusahaan mereka akan melakukan kejujuran terhadap pelanggan, tidak akan
memberikan sogokan, tidak akan merahasiakan sesuatu terhadap konsumen, maupun
tidak akan melakukan penipuan yang terkait dengan harga. Pernyataan spesifik ini mereka
nyatakan dalam berbagai kesempatan di depan khalayak ramai dan publisitas yang
mereka lakukan. Syarat kedua agar code of ethic ini bias berjalan secara efektif adalah
perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui system pengawasan tertentu
seperti reward and punishment system dsb. Tanpa ada dukungan dari manajemen puncak,
code of ethic ini pun akan sulit untuk diimplementasikan.
 Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Upaya lain untuk menjamin bahwa perusahaan akan menjalankan kegiatannya
secara lebih beretika adalah dengan melibatkan public dalam setiap kegiatan perusahaan
yang dianggap tidak beretika. Dalam istilah manajemen ini dinamakan sebagai whistle-
blowing (meniup peluit). Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan
suatu kegiatan yang tidak memenuhi standart etika dan perusahaan cenderung
membiarkan praktik tersebut untuk terus berjalan, kenyataan ini kemudian dilaporkan
oleh anggota perusahaan kepada pihak public seperti media massa, lembaga swadaya
masyarakat, ataupun pemerintah yang representatif untuk menangani kasus-kasus seperti
ini. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar memperhatikan kepentingan
public, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan
perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian
buruk dari masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Corporate Social Responsibility atau disingkat CSR merupakan sebuah konsep
yang tengah berkembang secara global dan penerapannya telah merambah kesemua
sektor, khususnya sektor industri. Perusahaan yang mengadopsi dan menjalankan konsep
tanggung jawab sosial dewasa ini telah mendapatkan perhatian dari kalangan kreditor
(secara khusus perbankan) dan kalangan investor (secara khusus dalam dunia pasar
modal).
Dilain pihak perusahaan-perusahaan yang selama ini menjalankan
pertanggungjawaban sosial relatif tidak terganggu kegiatan operasionalnya. Berikut ini
adalah beberapa definisi mengenai CSR/ Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tersebut :
Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih singkatnya CSR (Cosporate Social
Responsibility) adalah suatu komitmen yang berkelanjutan dari suatu perusahaan untuk
berperilaku etis dan berkontribusi secara positif kepada karyawannya, komunitas, dan
lingkungan sekitarnya serta masyarakat luas.
Sedangkan menurut Pearce & Robinson yang dialihbahasakan oleh Yanifi
Bachtiar dan Christine di dalam buku yang berjudul Manajemen Strategis mengemukakan
bahwa:
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah gagasan bahwa suatu perusahaan
memiliki tugas untuk melayani masyarakat sekaligus kepentingan keuangan pemegang
sahamnya.
Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa CSR adalah kegiatan
perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat disekitar perusahaannya
serta berperilaku etis dan bertanggung jawab didalam pengambilan keputusannya.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial,
tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan
berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering
diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate
community relations, dan community development.
Contoh bentuk tanggung jawab perusahaan bermacam-macam, mulai dari
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan
yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era
dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting
daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh
pemangku kepentingannya. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan,
di mana suatu organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh,
melainkan juga harus melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari
keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung
dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank
Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR
meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya,
dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan
organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah
daerah, kepastian hukum, dan jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil
peran penting tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini.
Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah
harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social
Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam
upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis
dan kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga
atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas)
atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif
perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan
keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis
nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang.Implementasi
kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan
demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen
mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit
yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak
langsung.

B. Dua Pandangan Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


1. Pandangan Tradisional
Membicarakan tanggung jawab sosial perusahaan, ada dua konsep awal yang
sejak dulu menjadi landasan perusahaan-perusahaann dalam menjalankan praktek
tanggung jawab sosial. Di satu sisi, ada pihak yang menyatakan bahwa urusah bisnis
adalah menjalankan bisnis saja. Pameo ang sangat terkenal dari para pendukung
pandangan ini adalah: “The business of busness is business.” Pandangan seperti ini
dipopulerkan oleh Milton Friedman, hanya ada satu tanggung jawab sosial perusahaan,
yaitu menggunakan sumber daya dengan aktifitas-aktifitas yang bisa dan meningkatkan
laba, sepanjang semuanya sesuai dengan aturanyang ada, terbuka, dan bersaing bebas
tanpa kecurangan. Pemerintah dapat mengatur aturan main tentang tata cara operasi yang
tidak merusak lingkungan dan menggangu masyarakat, tentag perpajakan, tentang
penggunaan tenaga kerja dan sebagainya. Perusahaan tinggal mengikutinya. Jadi,
pandangan mendirikan dan menjalankan bisnis seperti ini motifnya sungguh-sungguh
untuk motif ekonomi semata.
Pandangan ini sekaligus juga menyiratkan bahwa kalau upaya perusahaan
motifnya bukan ekonomi (misalnya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar), suatu saat
perusahaan bisa memiliki kemungkinan merugi karenan meningkatnya biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Kalau biaya meningkat, maka perusahaan akan
meningkatkan harga-harga produknya sehingga pada akhirnya masyarakat banya jugalan
yang terkena dampaknya. Jadi ketimbang mengelurkan uang banyak untuk lanyanan
sosial, lebih baik perusahaan menggunakannya untuk pengembangan produk dan
sebagainya. Sementara itu masyarakat juga pada dasarnya bisa berpartisipasi, menikamti
keuntungan atas operasi perusahaan dengan mekanisme “ go public” dari perusahaan.
Lantas siapa yang harus mengurus masyarakat dan urusan sosial lainya? Bagi pendukung
padangan ini, untuk urusan sosial dan lingkungan seharusnya hanya menjadi urusan
pemerintah.
2. Pandangan Sosioekonomi
Berbeda dari pandangan tradisional, ada pandangan yang menyebutkan bahwa
kalangan bisnis selayaknya memiliki tanggung jawab lebih. Pandangan ini disebut
sebagai sosioeconomics view. Ada empat pokok pikiran dari pandangan ini, yaitu:
a. Tanggung jawab perusahaan lebih dari sekedar menciptakan laba, yaitu perusahaan juga
terlibat untuk urusan menjaga dan meningkatkanmkesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
b. Perusahaan pada dasarnya bukan pihak independen yang hanya bertanggung jawab pada
pemegang sahamnya.
c. Perusahaan seharusnya memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat yang lebih
luas baik untuk urusan sosial, hukum, dan berbagai masalah perpolitikan.
d. Perusahaan haruslah melakukan hal-hal yang “baik dan benar” dan bermanfaat bagi
masyarakat dalam menjalankan usahanya.

Salah satu pihak yang menjadi pengusung pandangan socioeconomics view adalah
archie Carrol yang mengaitkan tanggung jawab sosial perusahaan dengan tanggung jawab
etis. Menurutnya, tanggung jawab perusahaan terdiri dari empat level anatara alain
adalah:
a. Tanggung jawab ekonomi; menghasilkan barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat
sehingga perusahaan dapat membayar pada pemegang saham dan kreditornya. Disini kita
bisa melihat bahwa kalau namanya bisnis maka ia harus mendapatkan keuntungan.
b. Tanggung jawab legal; ditentukan oemerintah memalaui produk hukum dan dipatuhi oleh
perusahaan. Ditingkat ini, perusahaan bagaimanapun harus mematuhi apapun peraturan
perusahaan terkait operasinya. Perusahaan dianjurkan untuk mengikuti berbagai aturan
ini karena pada dasarnya kapatuhan untuk menajalankan peraturan ini akan membawa
manfaat sendiri bagi perusahaan. Misalnya sebuah perusahaan menggunakan bahan-
bahan kimia, saat mengelola limbahnya, dianjurkan mengikutu aturan pemerintas tentang
abang batas.
c. Tanggung jawab etikal; adalah mengikuti kepercayaan yang perilaku tertentu dari
masyarakat, disinilah urutan selanjutnya berbeda, dimana perilaku perusahaan sangat
ditentukan oleh perilaku utama dari masyarakatnya.
d. Tangung jawab diskresi; adalah sesuatu yang secara murni dan sukarela tapi perusahaan
memperlakukanya sebagai sesuatu yang wajib.
Bagi Carrol, dua tanggung jawab terakhir inilah yang disebut tanggung jawab
sosial. Sebuah perusahaan baru bisa menjalankan diskresi, kalo ia sudah mampu
menjalankan tanggung jawab sebelumnya sesuai denganurutanya. Meskipun begitu,
sesuatu yang kini dianggap tanggung jawab sosial, bisa saja enjadi sesuatu yang legal.
Untuk kasus yang ada diindonesia, perusahaan yang bergerak dalam industri
memanfaatkan sumber daya alam seperti tambang, aktifitas CSR dianggap sebagai
sesuatu yang menjadi keharusan untuk dilaksanakan.

C. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)


Landasan hukum yang menyangkut CSR terdapat dalam: UU 40 tahun 2007 yang
berisi peraturan mengenai diwajibkannya melakukan CSR. Direksi yang bertanggung
jawab bila ada permasalahan hukum yang menyangkut perusahaan & CSR.
Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan
yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya
masyarakat setempat.
Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan
sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
D. Prinsip yang harus di pengang untuk melaksanakan CSR dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para
pelaku bisnis. Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan
untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang
mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja
atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika
bisnis sebagai berikut:
Prinsip pertama adalah kesinambungan atau sustainability. Ini bukan berarti
perusahaan akan terus-menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi,
program yang dirancang harus memiliki dampak yang berkelanjutan. CSR berbeda
dengan donasi bencana alam yang bersifat tidak terduga dan tidak dapat di prediksi. Itu
menjadi aktivitas kedermawanan dan bagus.
Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka panjang. Perusahaan mesti
menyadari bahwa sebuah bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari
lingkungan di sekitarnya. Karena itu, CSR yang dilakukan adalah wujud pemeliharaan
relasi yang baik dengan masyarakat. Ia bukanlah aktivitas sesaat untuk mendongkrak
popularitas atau mengejar profit.
Perinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada masyarakat, baik secara
ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli dan
mempertimbangkan sampai kedampaknya.
Prinsip keempat, dana yang diambil untuk CSR tidak dimasukkan ke dalam cost
structure perusahaan sebagaimana budjet untuk marketing yang pada akhirnya akan
ditransformasikan ke harga jual produk. “CSR yang benar-benar tidak membebani
konsumen”.
E. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
 Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan,
melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang
mencemari lingkungan.
 Tanggung jawab terhadap karyawan.
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
 Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
 Meminta Masukan kepada karyawan
 Memberi kepercayaan kepada karyawan
 Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
 Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
 Tanggung jawab terhadap pelanggan.
 Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
 Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
 Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
 Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi yang
menarik, seperti memaksimumkan laba.
 Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya, misalnya
menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap
mayararakat sekitarnya.

F. Dinamika dalam Tanggung Jawab Social Perusahaan (CSR)


Menurut George Pohle dan Jeff Hittner dari IBM, terdapat tiga dinamika yang
harus dipahami oleh perusahaan dalam keterlibatannya dengan CSR:
 Information – From Visibility to Transparency
Supaya terjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen maupun
stakeholder, maka perusahaan harus mengadopsi teknologi maupun praktek bisnis yang
memungkinkan para stakeholder untuk memperoleh informasi kapanpun dan dimanapun
mereka berada, Misalnya, perusahaan perusahaan infrastruktur memungkinkan
pelanggan untuk berpindah sumber energi berdasarkan ketersediaan sumber yang paling
ramah lingkungan secara real time. Atau telepon seluler yang dapat men-scan bar code
produk supaya memunculkan informasi yang diinginkan pengguna, mulai dari bahan-
bahan hingga energi yang digunakan untuk membuatnya.
Jika sebelumnya transparansi dan akuntabilitas memang jarang
diimplementasikan di masa lalu, namun kini menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan
yang terlibat dengan banyak pihak. Ini bukan hanya masalah menyediakan informasi
lebih banyak, melainkan informasi yang bernar. Perusahaan yang memberikan informasi
relevan akan memenangkan kepercayaan dari konsumen, sehingga tercipta platform
pertumbuhan yang kuat.
 Impact on Business – From Cost t Growth
Perusahaan memandang CSR sebagai biaya izin untuk berbisnis di
pasaran. Karena jika mereka gagal memenuhi regulasi lokal maupun global, maka
reputasi merek ataupun perusahaan jadi taruhannya. Namun, kini perusahaan mulai
memandang CSR sebagai sarana dalam menemukan ide produk baru, diferensiasi,
menekan biaya, mempercepat entry pasar, dan menempatkan mereka dalam posisi yang
lebih baik dalam talent wars.
CEMEX misalnya, menyediakan diskon bagi pelanggan dengan
pendapatan rendah dan membolehkan mereka untuk membayar material secara
mingguan. Ini memungkinkan pelanggan untuk mengakses material berkualitas tinggi
dengan harga sekitar 2/3nya saja. Nyatanya, in i justru memperluas pasar dan mendorong
penjualan CEMEX. Segmen ini tumbuh 250% per tahunnya.
Perusahaan juga memandang bahwa inisiatif CSR dapat mengurangi
struktur biaya secara keseluruhan ataupun meningkatkan produktivitas. Canadian pulp
and paper, misalnya, berhasil mengurangi emisinya sebanyak 70% dan energi sebanyak
21% sejak 1990. Pada 2005 dan 2006, perusahaan berhasil menghemat sebanyak $4.4
juta untuk pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 2%.

 Relationships – From Containment To Engagement


Salah satu cara untuk memenuhi ekspektasi stakeholder adalah dengan
menjalin hubungan secara kontinu. Misalnya, sebuah bisnis global yang berusaha untuk
memonitor kondisi kerja dan standar lingkungan melalui supply chain di Asia Tenggara.
Kemudian pada saat yang sama, NGO juga berfokus pada meningkatkan HAM dan
memastikan bahwa bisnis mematuhi standar lingkungan masyarakat. Meskipun
perusahaan dan NGO kadang menjadi oposisi, namun sesungguhnya melalui kolaborasi
mereka sama-sama bisa mencapai tujuannya. Bisnis dapat memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki NGO untuk memonitor, mengedukasi, serta meningkatkan operasi dari
supplier. Sehingga perusahaan dapat menekan biaya yang seharusnya terjadi. Sementara
itu, NGO juga mengambil manfaat karena mereka memperoleh akses serta memperoleh
hasil lebih mudah.
Misalnya, Marks & Spencer, setelah serangkaian skandal makanan di
Inggris yang membuat konsumen skeptis, mereka meluncurkan kampanye “Behind The
Label” yang memberikan edukasi kepada 16 juta pelanggan mengenai semua yang
dilakukan perusahaan berkaitan dengan isu lingkungan dan sosial. M&S juga
bekerjasama dengan NGO Oxfam untuk mengembangkan program dimana pelanggan
bisa mendonasikan pakaiannya ke toko amal Oxfam serta memperoleh diskon untuk
membeli pakaian baru di M&S. Mereka juga bekerjasama dengan para supplier untuk
meningkatkan transparansi, dimana daging yang digunakan bisa dilacak langsung kepada
sapi mana yang digunakan. Begitu pula dengan pakaian. Hasilnya, M&S berhasil
memperbarui mereknya lagi, dengan pendapatan menguat 10% dan laba naik 22% pada
2006 hingga 2007.

G. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial
adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena
:
 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan
akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi
dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi
pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang
berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen
korporasi yakni dengan cara :
1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct).
2. Memperkuat sistem pengawasan.
3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan
kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis
adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak
negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial
adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
steakholder.
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan.
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek.
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu
kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya, Sehingga
akan terbentuk suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain

PandanganTentangEtika
Empat sudut pandang mengenai etika bisnis, mencakup pandangan sebagai
berikut :

1. Pandangan etika utilitarian (ulititarian view of ethics)

Menyatakan bahwa keputusan-keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil


atau akibat keputusan itu. Teori utilitarian menggunakan metode kuantitatif untuk
membuat keputusan-keputusan etis dengan melihat pada bagaimana cara memberikan
manfaat terbesar bagi jumlah terbesar. Jika mengikuti pandangan utilitarian, seorang
manajer dapat menyimpulkan bahwa memecat 20% angkatan kerja di perusahaan itu
dapat dibenarkan karena tindakan itu akan meningkatkan laba pabrik tersebut,
memperbaiki keamanan kerja bagi 80% karyawan sisanya, dan akan sangat
menguntungkan para pemegang saham. Utilitarian mendorong efisiensi dan produktivitas
dan konsisten dengan sasaran memaksimalkan laba. Namun di lain pihak, pandangan itu
dapat menyebabkan melencengnya alokasi sumber daya, terutama apabila beberapa orang
yang terkena dampak keputusan itu tidak memiliki perwakilan atau suara dalam
keputusan tersebut. Utilitarianisme dapat juga menyebabkan hak-hak sejumlah
pemercaya menjadi terabaikan.

2. Pandangan etika hak (right view of ethics)

Sudut pandang etika lain adalah pandangan etika hak, yang peduli terhadap
penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi individu, seperti hak terhadap
kerahasiaan, kebebasan suara hati, kemerdekaan berbicara, dan proses semestinya.
Penghormatan dan perlindungan itu mencakup, misalnya, melindungi hak para karyawan
terhadap kebebasan berbicara ketika mereka melaporkan pelanggaran undang-undang
oleh majikan mereka. Segi positif sudut pandang hak itu ialah bahwa sudut pandang
tersebut melindungi kerahasiaan dan kebebasan individu. Tetapi sudut pandang tersebut
memiliki sisi negatif bagi organisasi. Sudut pandang itu dapat menimbulkan berbagai
hambatan terhadap produktivitas dan efisiensi yang tinggi dengan menciptakan iklim
kerja yang lebih memperhatikan perlindungan hak individu daripada penyelesaian
pekerjaan.

3. Pandangan etika teori keadilan (theory of justice view of ethics)


Pandangan berikutnya adalah pandangan etika teori keadilan. Berdasarkan
pendekatan ini, para manajer harus menerapkan dan memaksakan dan mendorong
peraturan secara adil dan tidak memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti
seluruh peraturan dan perundang-undangan di bidang hukum. Manajer akan
menggunakan sudut pandang teori keadilan dengan memutusakan untuk memberikan
tingkat upah yang sama kepada individu-individu yang mempunyai tingkat keahlian,
kinerja, atau tanggung jawab yang sama dan bukan didasarkan pada perbedaan yang
sewenang-wenang seperti jenis kelamin, kepribadian, ras, atau favoritisme pribadi.
Menerapkan standar keadilan juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pandangan
itu melindungi kepentingan para pemercaya yang barang kali tidak mempunyai
perwakilan yang memadai atau tidak mempunyai kekuasaan, tetapi pandangan tersebut
dapat mendorong perasaan mempunyai hak resmi untuk memiliki atau menerima sesuatu
(sense of entitlement) yang mungkin membuat para karyawan mengurangi pengambilan
risiko, inovasi, dan produktivitas.

4. Pandangan etika teori kontrak sosial terpadu (integrative social contracts theory)

Sudut pandang etika yang terakhir, pandangan etika teori kontrak sosial terpadu,
mengusulkan bahwa keputusan etika harus didasarkan pada keberadaan norma-norma
etika di industri dan masyarakat sehingga menentukan apakah undang-undang benar atau
salah. Pandangan itu didasarkan pada penggabungan dua “kontrak”; kontrak sosial umum
yang mengizinkan dunia bisnis menjalankan dan mendefinisikan peraturan dasar yang
bisa diterima, dan kontrak yang lebih khusus di antara para anggota komunitas tertentu
yang mencakup cara ber-perilaku yang dapat diterima. Misalnya, dalam menentukan
berapa upah yang harus dibayar kepada para pekerja di sebuah pabrik baru di Ciudad
Juarez, Meksiko, para manajer yang mengikuti teori kontrak sosial terpadu akan
mendasarkan keputusan tersebut pada tingkatan upah yang telah ada di masyarakat.
Walaupun teori ini berfokus pada melihat pada praktik yang telah ada, masalahnya adalah
beberapa dari praktik ini mungkin tidaklah etis.

Dari keempat pendekatan tentang etika di atas, pendekatan etika manakah yang paling
banyak diikuti dunia bisnis? Mungkin tidak mengejutkan lagi bahwa kebanyakan para
pengusaha mengikuti pendekatan pandangan etika utilitarian. Karena pendekatan tersebut
konsisten dengan sasaran bisnis seperti efisiensi, produktivitas, dan laba. Walau begitu,
pandangan itu memerlukan perubahan karena perubahan dunia yang dihadapi para
manajer. Kecenderungan ke arah hak-hak individu, keadilan sosial, dan standar
masyarakat berarti bahwa para manajer memerlukan pedoman etika yang didasarkan pada
kriteria non utilitarian. Itu merupakan tantangan yang mencolok bagi para manajer karena
membuat keputusan berdasarkan kriteria seperti itu melibatkan jauh lebih banyak
ketidakjelasan bila dibandingkan jika menggunakan kriteria utilitarian seperti efisien dan
laba. Hasilnya, tentu saja, adalah bahwa para manajer semakin banyak mengalami
pergulatan dengan berbagai dilema etis.

1. Jelaskan yang dimaksud dengan etika bisnis!


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham dan masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman
bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan
dan sikap yang profesional.

2. Bagaimana penerapan etika bisnis oleh pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih?
Penerapan etika bisnis di perusahaan kami adalah dengan tidak memaksakan konsumen
untuk membeli produk yang kami tawarkan dan tetap membangun hubungan yang sehat
antar direktur dan juga konsumen.

3. Jelaskan hubungan antara etika dan hukum!


Etika berhubungan erat dengan norma seperti tatacara, kebiasaan, sopan santun, dan adat.
Etika akan menjadi tolak ukur untuk menilai kepribadian seseorang. Orang yang memiliki
etika yang baik, akan lebih mudah bergaul di dalam kehidupan bermasyarakat.jika
seseorang memiliki etika yang baik, maka ia akan jauh dari hukum. Etika merupakan
salah satu pertimbangan dalam membuat sebuah hukum. Kenapa bisa menjadi
pertimbangan? Karena etika merupakan pedoman baik buruknya tingkah laku manusia,
sedangkan hukum diciptakan untuk memberi sanksi kepada manusia yang bertingkah
laku buruk.

4. Bagaimana manfaat etika bisnis bagi seorang pengusaha? Berikan contoh pada
pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :
Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya
tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara
intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika.
(penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam
melindungi lingkungan hidup).
Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya
Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk
mengatur diri sendiri (self regulation).
Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya
kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat
menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan.
Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).

Etika bisnis perusahhan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki dsaya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, system prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Karena itu, tindakan perusahaan berasal
dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang
sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan
secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak
keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu
dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh
pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral. Etika bisnis mempunyai
prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan berbagai upaya untuk menggabungkan
berbagai nilai-nilai dasar (basic values) dalam perusahaan, agar berbagai aktivitas yang
dilaksanakan dapat mencapai tujuan. Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan sebagai
berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”, berhubungan
dengan dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut sustainability. Hal ini
membutuhkan adanya “kepercayaan” atau “saling mempercayai” (trust) dari berbagai
pihak yang berhubungan dengan perusahaan (stakeholders). Kalimat “kesejahteraan
pemilik” merupakan derivasi dan perwujudan dari “hak kepemilikan” (ownership) yang
muncul dari adanya penghargaan (respect) terhadap “kepemilikan pribadi” (property
rights).Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka panjang maupun jangka menengah karena
:
 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
intern perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi
dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan.

5. Bagaimana dampak negative bila pengusaha tidak menjalankan usaha sesuai dengan
etika bisnis? Berikan contoh pada pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
Praktik bisnis yang tidak sehat akan memberikan dampak negatif bagi para stakeholders,
karena tidak akan menumbuhkembangkan profesionalisme bisnis dan etos kerja yang
tinggi, melainkan justru akan menggerogoti ketahanan bisnis dari dalam, sehingga
menjadikan pilar-pilar ekonomi semakin rapuh. Dan juga mempengaruhi citra perusahaan
itu sendiri.

6. Jelaskan yang dimaksud dengan tanggung jawab social! Apakah perusahaan saudara
menjalankan tanggung jawab social? Jelaskan!
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen , karyawan , pemegang saham
, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR
berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa
suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan
juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang.

7. Bagaimana strategi bentuk tanggung jawab social?


Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR
sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang
berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap
baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan
dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena
tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder
untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan
kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.

8. Bagaimana hubungan antara etika bisnis dan keputusan bisnis? Berikan contoh pada
pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!
Dua hal yang perlu dicatat
Pertama, etika bisnis bukanlah suatu jenis lain etika; ia adalah etika dalam konteks bisnis;
memfokuskan pada apa yang merupakan perilaku yang benar atau salah di ranah bisnis
dan bagaimana prinsip-prinsip moral diterapkan oleh para pelaku bisnis pada situasi-
situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka di lingkungan pekerjaan.
Kedua, para pelaku bisnis tidak perlu mengadopsi seperangkat prinsip etika untuk
memandu mereka dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis dan seperangkat prinsip
lain untuk memandu kehidupan pribadi mereka.
rencana bisnis hakikatnya adalah pernyataan resmi dari serangkaian tujuan
bisnis, merupakan alasan yang diyakini untuk dicapai, dan rencana untuk mencapai
tujuan tersebut. Hal ini juga mungkin berisi informasi latar belakang tentang organisasi
atau tim berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.

PERENCANAAN BISNIS
Perencanaan Bisnis merupakan instrumen penting yang digunakan untuk memulai sebuah
kegiatan wirausaha. Berbagai kaidah dalam penyusunan perencanaan bisnis penting
untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan meminimalisasi kemungkinan kegagalan
dan untuk menekan resiko. Karena salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan dan menyebabkan kegagalan wirausaha adalah perencanaan. Kaidah
Prencanaan bisnis memuat berbagai syarat yang harus dimiliki oleh perencana bisnis
dalam menjamin keberhasilan wirausaha. Sebuah perencanaan bisnis yang baik
memenuhi syarat;
• Sebagai fungsi alat pemasaran ide dan perencanaan, secara fundamental sebuah
perencanaan bisnis merupakan uraian yang bermuara pada harapan adanya dukungan dan
sokongan dari investor dan partner potensial, yang juga menjadi sarana perencanaan
kegiatan yang baik. Fungsi ini juga menuntut sebuah perencanaan, untuk menunjukkan
bahwa kegiatan wirausaha menuntut dedikasi dan cita-cita yang tidak terbatas.
• Sebagai satu paket kesatuan, yang memuat narasi mengenai latarbelakang, tujuan
wirausaha, berbagai pernyataan finansial yang dijelaskan secara terinci, presentasi
mengenai mekanisme kerja wirausaha, berbagai material pendukung yangmemungkinkan
wirausaha dapat berjalan dengan baik serta berbagai jawaban penting mengantisipasi
pertanyaan pertanyaan potensial tentang kegiatan.
• Sebagai sebuah media penjelasan bagi audiens, rencana bisnis adalah sebuah
pernyataan yang ditujukan bagi penyandang dana dan para eksekutif. Memuat apa yang
penting bagi audiens, apa yang mungkin menarik mereka untuk terlibat dan menyokong
ide wirausaha serta apa porsi dari rencana yang dipersiapkan untuk audiens
• Sebagai sebuah pernyataan tujuan, rencana bisnis harus menyajikan secara jelas
penjelasan apa yang akan diperoleh dengan melakukan wirausaha, tahapan apa saja yang
harus dilampaui untuk mencapai tujuan dan apa yang diperlukan untuk setiap fase,
• Fleksibel, yang dinyatakan dengan penyesuaian setiap aspek rencana berdasarkan
kegunaannya, sederhana sehingga membuat setiap pernyataan menjadi penting.
• Kemampuan menginformasikan, dengan menjelaskan semua detail penting, menyusun
struktur yang baik dari perencanaan, menggunakan alat analisa yang baku, menggunakan
ilustrasi yang baik dan menunjukkan tekad serta keyakinan atas pencapaian tujuan
wirausaha.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebagai penentu baik tidaknya
perencanaan bisnis adalah sebagai berikut ;
Rencana bisnis juga dapat menargetkan perubahan dalam persepsi dan branding oleh
pelanggan, klien, pembayar pajak, atau komunitas yang lebih besar. Ketika bisnis yang
ada adalah dengan mengasumsikan sebuah perubahan besar atau ketika merencanakan
usaha baru, 3 sampai 5 tahun rencana bisnis yang diperlukan, karena investor akan
mencari pengembalian tahunan mereka di waktu yang tepat.

Dimensi Moral dalam Pengambilan Keputusan Bisnis


Terlepas dari rumitnya hubungan etika bisnis dengan ekonomi dan hukum, bisnis adalah
organisasi ekonomi yang tidak hanya menjalankan kegiatannya berdasarkan aturan-
aturan hukum yang berlaku, tetapi juga norma-norma etika yang berlaku di masyarakat.
Bahkan dapat dikatakan, bahwa seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya bisnis yang bertanggung jawab sosial, etika merupakan dimensi sangat
penting yang harus selalu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis.

Cakupan Etika Bisnis

Isu-isu yang dicakup oleh etika bisnis meliputi topik-topik yang luas. Isu-isu ini dapat
dikelompokkan ke dalam 3 dimensi atau jenjang, yaitu: (1) sistemik, (2) organisasi, dan
(3) individu. Isu-isu sistemik dalam etika bisnis berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan
etika yang timbul mengenai lingkungan dan sistem yang menjadi tempat beroperasinya
suatu bisnis atau perusahaan: ekonomi, politik, hukum, dan sistem-sistem sosial lainnya.
Isu-isu organisasi dalam etika bisnis berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan etika
tentang perusahaan tertentu.
9. Jelaskan tantangan pelaksanaan tanggung jawab sosial! Berikan contoh pada
pengusaha dan perusahaan yang saudara pilih!

BENTURAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT

Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan


perusahaan). Benturan ini terjadi kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi.

Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan di tuntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong
dilaksanakannya etika bisnis :
- Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat.
- Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa,
karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.

DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada
sebuah bisnis sebagai berikut:

A. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan


Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik,
dan otoriter.
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
- Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaikny semangat dan
produktivitas kerja.
- Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi
manajemen Partisipatif
- Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil
hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
- Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri
karyawan.
- Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi
perkembangan selanjutnya dari perusahaan

Perancanaan Bisnis – adalah langkah perencanaan formal dalam memulai sebuah


kegiatan usaha baru yang dipusatkan pada keseluruhan usaha dan menjelaskan semua
elemen yang terlibat dalam pelaksanaan. Perencanaan bisnis juga harus mengarah pada
strategi pemasaran dan arah pengembangan masa depan. sebuah perencanaan bisnis harus
disampaikan secara detail dan komprehensif / menyeluruh dan mampu Menjelaskan
mengapa usaha ini akan dapat mengahsilkan keuntungan.

 For investor, perencanaan iiniditujukan pada incvestor dan pemodal sebagai kebutuhan
utama memulai usaha.
 Merket idea, perencanaan merupakan bentuk lain dari memasarkan ide yang diharapkan
akan dapat memberikan keuntungan
 Management skills, resources, and strategies, perencanaan bisnisn yang baik memuat
dengan baik keterampilan, sumberdaya yang dimiliki dan strategi yang disiapkan dalam
mengantisipasi setiap kemungkinan kesalahan / kegagalan dan meningkatkan peluang
sukses usaha

B. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan


Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak di pengaruhi oleh proses produksi.

C. Penghematan energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran
bahw sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya
proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.

D. Partisipasi pembangunan bangsa


Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan.
Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani
masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.

10. Berikan etika bisnis yang diterapkan untuk usaha yang saudara jalankan!
Penerapan etika bisnis di perusahaan kami adalah dengan tidak memaksakan konsumen
untuk membeli produk yang kami tawarkan dan tetap membangun hubungan yang sehat
antar direktur dan juga konsumen.

Vous aimerez peut-être aussi