Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembimbing :
Eny Virda, M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 1/Kelas A/Semester 4
1. Lhing Lhing Meilisa (201604025)
PENDAHULUAN
perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala
demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit
daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di
pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal itu
sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola
WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan 214 orang
1
maupun sekolah akan tetapi tidak menutup kemugkinan juga menyerang
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan
umun yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk
hidup sehat.
2
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 Definisi
salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari
1996).
A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman
II.2 Etiologi
4
yang sering menderita penyakit demam typhoid menandakan bahwa ia
C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam
typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari
demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu : demam,
nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare,
perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik
perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. ( Widodo Djoko,
2009 ).
Tanda dan gejala dari demam thypoid sebagai berikut (Nanda NIC-
NOC. 2013) :
1. Gejala pada anak : Inkubasi anatara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
5
11. Pusing
12. Nyeri otot
13. Batuk
14. Epistaksis
15. Bradikardi
16. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid an ujung merah serta tremor)
17. Hepatomegali
18. Splenomegali
19. Meteroismus
20. Gangguan mental berupa samnolen
21. Delirium atau psikosis
22. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
II.4 Patofisiologi
dalam usus halus kemudian mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus
dan limfa. Kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak dalam hati dan
kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak berbentuk lonjong di atas Plak
endotoksinnya merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit pada
6
jaringan yang meradang. Zat pirogen ini akan beredar dalam darah dan
II.5 Pathway
Halus
Endotoksin
oleh leukosit
7
Mempengaruhi pusat
thermoregulasi di hipothalamus
Hipertermi
II.6 Komplikasi
1) Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid
typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas
bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam
8
typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa
faktor :
a. Teknik pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium
yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan
yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat
dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien
yang disangka menderita tifoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien
9
a. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari
tubuh kuman).
b. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari
flagel kuman).
c. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari
simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang
kenaikan titer widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau
titer widal O > 1/320, titer H > 1/60 (dalam sekali pemeriksaan) Gall
tifoid bila hasilnya positif, namun demikian, bila hasil kultur negatif
dasar.
2. Probable Case telah didapatkan gejala klinis lengkap atau hampir
10
menyokong demam tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160
ulang 5-7 hari) atau titer widal O> 1/320, H > 1/640 (pada
pemeriksaan sekali).
II.8 Penatalaksanaan
Selain itu diperlukan pula tatalaksana komplikasi demam tifoid yang meliputi
11
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat
proses penyembuhan.
b. Cairan yang adequat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan
diare.
c. Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual
yang tinggi (5-7%), penggunaan jangka panjang (14 hari), dan seringkali
kloramfenikol.
12
Ampisillin dan Amoksisilin, kemampuan untuk menurunkan
secara oral atau intravena pada dewasa pada dosis 160 mg TMP ditambah
relatif obat – obatan golongan ini tidak mahal, dapat ditoleransi dengan
obat yang lebih tinggi dalam gallblader dibanding dengan obat yang lain.
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3 sampai 5 hari.
tertentu seperti toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, serta syok septik.
13
syndrome pada neonatus. Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trimester
14
BAB III
III.1 Pengkajian
2. Identitas klien
Meliputi nama,, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
melitus.
7. Pola-pola fungsi kesehatan
a) Pola nutrisi dan metabolisme
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual
15
kecoklatan. Klien dengan demam tifoid terjadi peningkatan
dibantu.
d) Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan
suhu tubuh.
e) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap
keadaan penyakitanaknya.
f) Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan
8. Keadaan umum
Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat
16
Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin
rendah.
12. Sistem integumen
Kulit kering, turgor kullit menurun, muka tampak pucat, rambut
agak kusam.
13. Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor
meningkat.
thypii.
2. Nyeri berhubungan dengan agens cidera biologi.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual muntah.
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
lidah.
(Aplikasi Nanda NIC-NOC.2013)
17
III.3 Intervensi Keperawatan
thypii.
Defenisi : peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Tujuan :Setelah dilakuakan tindakan keperawatan 2x24 jam suhu
mencari bantuan).
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri tulang berkurang
18
Intervensi :
Pain management
1. Lakukan pengakjian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
dan interpersonal)
4. Ajarkan tentang teknik non faramakologi
5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
6. Tingkatkan istirahat
kebutuhan metabolic
Tujuan :
a. Nutritional status
b. nutristional status : food and fluid intake
c. Intake
d. Weight control
Kriteri hasil :
19
3. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
4. Monitor turgor kulit
5. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht.
(Aplikasi Nanda NIC-NOC.2013)
4) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
atau intraseluler.
Tujuan :
a. Fluid balance
b. Hydration
c. Nutritional status : food and Fluid intake
Criteria hasil :
normal, HT normal
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
Criteria hasil :
20
a. Mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1 – 3 hari
b. Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
c. Mengidentifikasi indicator untuk mencegah konstipasi
d. Feses lunak dan berbentuk
Intervensi :
1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
2. Monitor bising usus
3. Identifikasi factor penyebab dan kontribuais konstipasi
4. Dukung intake cairan
5. Kolaborasikan pemberian laktasif
6. Anjurkan pasien/keluarga untuk diet tinggi serat.
(Aplikasi Nanda NIC-NOC.2013)
6) Nausea berhubungan dengan rasa makanan/minuman yang tidak enak di
lidah
Defenisi : Sensasi seperti gelombang di belakang tenggorokan,
Criteria hasil :
muntah
c. Pasien mengingesti gizi yang cukup untuk mempertahankan
kesehatan
d. Pasien mengambil langkah untuk meyakinkan nutrisi yang adekuat
diharapkan.
Intervensi :
1. Kaji kemampuan makan klien
2. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
3. Berikan nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein
4. Anjurkan untuk menghindari makanan yang menusuk hidung dan
21
5. Berikan obat antiemetic sesuai anjuran
6. Ajarkan teknik relaksasi dan bantu pasien untuk menggunakan
22
BAB IV
TYPOID
A. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Tn.S
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 25 Tahun
Alamat : Mutiara Baru,RT 02 RW 11,kec
Bojong Gede
Pekerjaan :Karyawan swasta
Status perkawinan :Belum kawin
Agama :Islam
Tanggal masuk RS :02Aapril 2014
Tanggal Pengkajian :03 April 2014
Diagnosa Medis :Demam Thipoid
No. RM :10868105
23
keluhan yang samadengan di rumah, setelah di observasi dokter
menyarankan agar klien di rawat di rumah sakit ini di ruang flamboyan bagian
penyakit dalam.
24
Konsistensi lembek Tidak bias bab
Warna kuning dengan bau Tidak bias bab
khas
frekuensi 1x setiap hari Selama di rumah
sakit belum pernah
bab
BAK
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Frekuensi 6x sehari 3x sehari
Volume Kurang lebih 850cc Kurang lebih425
3 Pola aktivitas Bekerja selama di rumah
sakit klien hanya
beristirahat dan
berbaring di tempat
tidur
4 Pola istirahat tidur
Malam Klien tidur dari jam Klien tidur dari jam
21.00 s/d 05.00 23.00 s/d 05.00
Klien tidak pernah Klien tidur siang 2
Siang tidur siangj sampai 3 jam per hari
5 Pola personal
hygiene 2x sehari 1x sehari
Mandi 2x 1 minggu Belum
Keramas 1x 1 minggu Belum
Gunting kuku
g. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran : composmetis (CM)
pada saat di kaji GCS klien
Respon Motorik : 6 (mengikuti perintah)
Respon Bicara : 5(orientasi baik)
Respon Mata : 4(spontan membuka mata)
+
Jumlah score : 15(normal)
c. tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi :110x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 38,oC
d. Pemeriksaan antropometri
25
BB sblm masuk RS : 67 Kg
BB saat pengkajian : 64 kg
TB : 165 Cm
BB Ideal : ( TB – 100 ) x 90 %
= ( 165 – 100 ) x 90 %
= 65 x
= 58,5 Kg
e. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris, warna rambut hitam tampak bersih tidak
Nampak luka atau benjolan
Palpasi :tidak teraba nyeri tekan, ataubenjolan
2. Wajah
Inspeksi : wajah tampak pucat.wajah tampa kkemerahan bentuk wajah oval,
warna kulit sawo matang tidak terdapat luka parut kulit bersih tidak berminyak
dan berjerawad
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan atau benjolan
3. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sclera berwarna putih dan
mata tampak cembung
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan ataubenjolan, dan tekanan kedua mata sama
Fungsi : mata masih berfungsi dengan baik dapat melihat dan dapat membaca
dalam jarak jauh mau jarak dekat
4. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, tampak bersih tidak terdapat scretdan tidak
terdapat benjolan atau luka
Palpasi : tidak teraba nyari tekanatau benjolan
Fungsi : indera penciuman masih berfungsi dengan baik tanpa ada
gangguan. Klien dapat membedakan antara bau wangi-wangian dan bau minyak
angin.
5. Telinga
Inspeksi : bentuk telingan simetris tampak bersih tidak terlihat serumendi
sekitar telingan
Palpasi : tidak teraba nyeri tekanatau benjolan
Fungsi : telinga masih berfungsi dengan baik bias mendengan secara normal
tanpa bantuan alat.
6. Mulut
Inspeksi : mulut tampak bersih, gigi lengkap dengan warna kekuning
kuningan, lidah tampak bersih dengan warna merah muda.
26
Fungsi : pengecapan baik,klien bisa merasakan macam macam rasa, dan
tidak ada gangguan.
7. Leher
Inspeksi : leher tampak bersih turgor kulit sedang tidak terlihan
pembengkakan di area leher.
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan atau benjolan.Dan tidak ada
pembengkakan di area sekitar leher.
8. Thorax / punggung
Inspeksi : bentuk thorax simetris, pada saat bernafas pengembangan paru
paru kanan dan kiri sama, respirasi normal 22x/menit
Palpasi : tekanan vocal fremitussama, tidak terdapat nyeri tekan pada
bagian dada.
Perkusi : terdapat bunyi hiper sonor
Auskultasi : suara nafas klienbronchovesikuler (inspirasi sama dengan
ekspirasi) tidak terdapat suara tambahan
9. Abdomen
Inspeksi :perut klien terlihat buncit, umbilicus tidak menonjol dan berada di
tengah, terlihat adanya massa di perut bagian bawah dan disentri abdomen
(kembung)
Auskultasi : terdengar bising usus klien dengan frekuensi 9x/ menit
Palpasi : teraba massa feces dibagian perut bawah kuadran kiri.
Perkusi : saat di ketuk terdengar bunyi suara tympani
10. Ekstermitas atas
Inspeksi : kedua tangan dapat di gerakkan tetapi tanagn kiri terganggu
pergerakannya karena terpasang infus RL,tampak berkeringat
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan , benjolan
11. Ekstermitas bawah
Inspeksi : kedua kaki dapat di gerakkan dengan normal tanpa bantuan alat
apapun
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, benjolan
Fungsi : ekstermitas bawah masih berfungsi dengan baik, tidak ada
gangguan bias berjalan , jongkok, hingga lari.
12. Genetalia
Tidak ada keluhan atau masalah di daerah genetalia,
27
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Satu
I.Urine
* Urine rutin
-Warna Kuning Kuning
-Kekeruhan Jernih Jernih
-PH 7,0 4,7-7,0
-Glukosa (-) neg (-) neg
-Protein (-) neg (-) neg
-Billirubin (-) neg (-) neg
-Urobilin Normal Normal
-Blood (-) neg (-) neg
-leucocytes (-) neg (-) neg
-Nitrite (-) neg (-) neg
-keton (-) neg (-) neg
-spesific gravity (-) neg (-)neg
* Sendimen 1,010 1.000-1.030
-Eritrosit 1 0-1 /Lp
-Leukosit 2 1-3 /Lp
-Eoitel 2 <6 /Lp
b. Pemeriksaan Darah
Hasil Laboratorium pada tanggal 03 April 2014
28
2. Kimia darah
-SGPT 18 <36 U/L
-SGOT 19 <35 U/L
-Glukosasewaktu 91,4 70-110 mg/dL
3.Immunulogi seralogi
-Widal test
-H
-AH 1/160* 1/80
-O 1//160* 1/80
-AO 1/80 1/80
1/80 1/80
Therapy klien
1. Therapy oral :
Paracetamol 2 x 500 mg tab
Dulcolax susp 5 mg
2. Therapy inject :
Ceftriaxone 2 x 1 gr melalui intra vena (iv)
Ondansetron 2 x 4 mg melalui intra vena (iv)
Ranitidine 2 x 25 mg melalui intra vena (iv)
Infus RL 500 cc dalam 8 jam, 20 tpm
2) Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Klien mengatakan Kuman salmonella Peningkatan suhu
demam semenjak 4 hari yang thypi dan parathypi masuk ke dalam tubuh (hipertermi)
lalu saluran pencernaan
DO :
S : 380C Invasi kuman salmonella thypi
Wajah tampakkemerahan,
Ekstrimitas atas tampakklien Sebagian di musnahkan oleh asam
berkringat lambung
Hasil pemeriksaan widal
(+) Menyerang vili usus halus
Demam
29
Peningkatan suhu tubuh
(hipertermi)
2 DS : Klien mengatakan mual Kumah salmonella Ketidak seimbangan
dan tidak nafsu makan. thypi dan parathypi masuk ke dalam nutrisi kurang dari
DO : saluran pencernaan kebutuhan
klien tampak lemas,
konjungtiva anemis,
klien hanya menghabiskan 6
sendok makan atau ½ porsi Invasi kuman salmonella thypi
Anoreksia
30
os belum BAB sejak di RS lambung
Demam
Feces keras
Konstipasi
31
4). Rencana asuhan keperawatan
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
O Keperawatan
1 Peningkatan suhuTujuan umum : 1. Lakukan Memberikan rasa
tubuh (hipertermi)Setelah di lakukanpendekatan nyaman terhadap klien
berhubungan perawatan suhukepada klien serta agar timbil rasa
dengan prosestubuh dapat percaya serta
infeksisalmonella menurun keterbukaan klien
thypi Tujuan khusus : terhadap tenaga
Di tandai dengan : Setelah di lakukan 2. Kaji tingkatkesehatan
DS : klienasuhan kesadaran dan Mengetahui keadaan
mengatakan keperawatan keadaan umumumum klien sehingga
demam semenjakselama 1 x 24 jampasien perawat dapat
4 hari yang lalu di harapkan suhu menganalisa adanya
DO: tubuh menurun penurunan tingkat
klien tampakDengan kretria
3. Kaji penyebabkesadaan.
lemas hasil : peningkatan Mengetahui penyebab
mukosa bibir Klien tampaksuhu tubuh. peningkatan suhu tubuh
kering segar 4. Beri kompres
kulit kemerahan Mukosa bibirair hangat pada Mengompres dengan
klien tampaklembab kening. Ketiak,air hangat dapat
berkringat, Kulit tidakdan daerahmenimbulkan
TTV : kemerahan lipatan paha. vasodilatasi pori pori
TD : 130/90 Suhu tubuh dalam karena dengan adanya
MmHg batas normal (36– rangsangan dari luar,
0
N : 110 x/ menit 37 c) saraf mengirimkan
Rr : 22x/menit implus ke hipotalamus
0
S : 38 C sehingga menyebabkan
pelebaran pembuluh
darah di kulit membuat
lebih banyak darah
mengalir ke area
32
tersebut dan
menyebabkan panas
terlepas dari permukaan
kulit sehingga
5. Anjurkan klien membantu menurunkan
minum sesuaidemam.
kebutuhan dan
teratur Minum yang banyak
dapat membantu
6. Observasi tandamenurunkan demam
tanda vital klien dan mengganti cairan
yang hilang
33
Di tandai dengan : selama 1 x 24 jam3. Kaji makanan Dapat mengantisipasi
DS : Kliendi harapkan klienyang di sukaipemberian diit kepada
mengatakan tidakmenghabiskan 1dan tidak dipasien agar pemberian
nafsu makan porsi penuhsukai klien diit dan pemasukan
DO : makanannya. nutrisi dapat maksimal
Klien tampakDengan kriteria kecukupan gizi dapat di
lemas hasil : ketahui dengan
Wajah klien Klien tampak melakukan
tampak pucat segar penimbangan
Konjungtiva Wajah klien tidak
4. Pantau berat Mengetahui
anemis pucat badan klienperkembangan berat
Berat badan Nafsu makanselama 3 hari badan klien
menurun bertambah 5. Anjurkan klien Membangkitkan nafsu
Klien hanya Berat badan naik memakan makan klien.
menghabiskan 6 Porsi makan dapatmakanannya
sendok makandi habiskan selagi hangat Mengetahui tanda tanda
atau ½ porsinya Tanda tanda vital 6. Observasi tandavital klien
Tanda tanda vital dalam rentan norm tanda vital Dapat mempengaruhi
TD : 130/90ah 7. Dorong makanpilihan diit dan
MmHg sedikit sedikitmengidentifikasi area
N : 110x/menit tapi sering pemecahan masalah un
Rr : 22x/menit tuk
0
S : 38 C meningkatkan pemasuk
an/ penggunaan nutrient
Membantu keluarga
8. Jelaskan klien dapat mengerti
pentingnya dan
intake nutrisisemakin mendukung int
yang adekuatake nutrisi lebih
untuk adekuat
penyembuhan
penyakit. Membantu menambah
9. Berikan terapicairan tubuh yang
cairan infus hilang akibat euaporasi
34
therapy obatyang sesuai dengan
penambah nafsu kebutuhan.
makan. 11. Diit rendah serat dapat
memudahkan proses
11. Kolaborasi pencernaan makanan
dengan ahli gizidan penyerapan oleh
untuk usus halus sehingga
menentukan diitmengurangi kerja usus
tinggi serat danhalus
rendah garan.
3 Gangguan rasaTujuan umum : bina hubungan memberikan rasa aman
aman (cemas)Setelah di lakukansaling percayaterhadap klien serta
berhubungan perawatan kliendengan klienagar timbul rasa
dengan kurangnyatampak tenang dan percaya serta
pengetahuan klienTujuan khusus : keluarganya, keterbukaan klien
tentang penyakit Setelah di lakukan terhadap tenaga
DS : Klien asuhan kesehatan
mengatakan keparawatan kaji tingkat mengetahui tingkan
cemas dan selama 1x24 jamkesemasan klien kecemasan yang di
khawatir akan kepada klien, klien alami klien
penyakitnya di harapkan rasa berikan agar klien mengerti dan
DO : aman terpenuhi penjelasan dapat melakukan
Klien tampak Dengan kriteriatentang pencegahan dengan
cemas hasil : penyakit, mandiri
Klien tampak cemas berkurang /penyebab, dan
gelisah hilang pengobatannya. agar klien tenang dan
klien dan klien tampak Ajarkan teknikmempercepat
keluarga klientenang relaksasi danpengobatan
sering klien dandistraksi menciptakan rasa aman
menanyakan keluarganya Batasi jumlahklien
penyakitnya mengarti tentangpengunjung. agar klien merasa aman
klien merasapenyakitnya Anjurkan karena mendapatkan
penyakitnya klien tidak merasakeluarga untukperlindungan.
semakin parah penyakitnya selalu menemani
nadi cepatsemakin parah klien
(tachycardia) nadi dalam rentan
110x/menit. normal (60 s/d
100)
4 Gangguan polaTujuan umum : Kaji kebutuhan Mengetahui kebutuhan
eliminasi BABSetelah di lakukaneliminasi klien eliminasi klien
35
(konstipasi) perawatan klien Anjurkan klien Membantu melunakkan
berhubungan dapat bab secarauntuk minum airmakanan yang sudah di
dengan normal hangat cerna
peningkatan Tujuan khusus : Mengetahui adanya
reabsorpsi cairanSetelah di lakukan Monitoring perubahan bising usus
di usus halus asuhan bising usus. Mengetahui perubahan
Di tandai dengan : keperawatan Monitoring eliminasi
DS : Klienkepada klienfeces, frekuensi,
mengatakan tidakselama 1x24 jam dikonsistensi dan Mengetahui penyabab
bias bab semenjakharapkan volume. dan komplikasi yang
2 hari yang lalu kebutuhan Monitor resikomungkin timbul.
DO : eliminasi klienadanya tanda
klien belum kedapat terpenuhi dan gejala Mengetahui penyebab
kamar mandiDengan kriteriarufture usus /konstipasi
untuk bab hasil : peritonitis
teraba massa di BAB normal Identifikasi
Untuk melunakkan dan
daerah perut Tidak terdapatfactor penyebab
merangsang peristaltic
bawah, massa di daerahdan konstribusi
usus sehingga klien
perut tampakperut bawah konstipasi
dapat buang air besar
kembung Perut tidak Kolaborasi
(BAB)
bising ususkembung dengan dokter
Untuk membantu
9x/menit Bising usus dalamdalam
mengurangi penyerapan
aktivitas di bantu rentan normal pemberian obat
air di usus halus
tanda tanda vital: Aktivitas dapat dilaktatif
TD : 130/90lakukan secara Kolaborasi
MmHg mandiri dengan ahli gizi
N : 110x/menit Tanda tanda vitaluntuk pemberian
Rr : 22x/menit dalam rentandiit tinggi serat.
0
S : 38 C normal
36
5). Implementasi
Hari/tanggal waktu No.Dx Implementasi Paraf
Kamis 3 14.15 1,2,3,4
1. Melakukan pendekatan kepada
april 2014 klien
(dinas Respon :
siang) DS: Klien mengatakan percaya
terhadap tindakan perawat
DO : Klien dapat berkomunikasi
dengan baik terhadap perawat
Mengkaji tingkat kesadaran dan
14.32 1,2,3,4 keadaan umum klien
Respon :
DS :
DO: Keadaan umum lemas, tingkat
kesadaran composmetis
Mengkaji penyebab peningkatan
14.46 1 suhu tubuh
Respon :
DS :Klien mengatakan tidak
mengetahui penyebab suhu tubuh
meningkat
DO : klien tampak kebingungan
Mengkaji tingkat kecemasan klien
15.00 3 Respon :
DS : Klien mengatakan khawatir
dengan penyakitnya
DO : Klien tampak cemas
5. Mengkaji kebutuhan eliminasi
klien
15.27 4 Respon :
DS : Klien mengatakan tidak bias
bab dari 2 hari yang lalu
DO : Klien tidak terlihat ke kamar
mandi untuk bab hanya berbaring
di tempat tidur.
Menganjurkan klien makan
makanan selagi hangat
15.39 2 Respon :
DS : Klien mengatakan nafsu
makannya bertambah
37
DO: Klien menghabiskan 10
sendok makan dari porsinya.
Menganjurkan klien untuk minum
air hangat
16.00 4 Respon:
DS:
DO: reaksi dari intervensi tidak
terlihat
Memberikan kompres air hangat
pada kening, ketiak dan daerah
16.43 1 lipatan paha
Respon :
DS: Klien mengatakan panas di
badannya sudah berkurang
DO: Suhu tubuh klien menurun
Mengobservasi tanda tanda vital
Respon:
17.00 1,2,3,4 DS:
DO:
TD: 130/90 MmHg
N :110x/menit
Rr : 22x/menit
S :380C
10. Membantu perawat dalam
pemberian terapi obat antipiretik
dan antibiotic berupa : paracetamol
18.00 1 3x500 mg(oral), ceftriaxone 2x1 gr
(iv)
Respon:
DS: Klien mengatakan suhu tubuh
menurun setelah di beri obat
DO: Suhu 37,60C
11. Membantu perawat memberikan
terapi obat mual ondansetron 2x4
mg (iv)
Respon :
DS: klien mengatakan setelah di
18.05 2 beri obat rasa mual berkurang
DO: nafsu makan bertambah
12. Membantu perawat memberikan
38
terapi obat laktatif berupa dulcolox
susp
Respon:
DS : Klien mengatakan dapat BAB
setelah di beri obat
DO : Tidak terdapat massa di perut
18.10 4 bawah
13. Memberikan penjelasan tentang
penyakit thypoid penyebab dan
pengobatannya
Respon:
DS: Klien mengatakan tidak terlalu
cemas dengan penyakitnya
DO: klien tampak tenang nadi :
100x/menit
19.00 3
39
mual/muntah dan diare
Respon:
DS: Klien mengatakan nafsu
makan bertambah
DO: status nutrisi bertambah, berat
badan 64 kg, riwayat mual ada,
muntah tidak ada, diare tidak ada.
5.Memberikan kompres air hangat
pada kening klien
Respon :
16.00 1 DS: Klien mengatakan
tubuhnya tida terlalu demam lagi./
menurun
DO: suhu klien 370C
Mengobservasi tanda-tanda vital
Respon:
DS :
17.00 1,2,4 DO:
TD: 130/80 MmHg
N : 100x/menit
S : 370C
Rr: 22x/menit
Mengkaji kebutuhan eliminasi
klien
Respon :
DS : Klien mengatakan sudah bias
17.20 4 BAB seperti biasanya
DO : Tidak terdapat massa di
bagian perut bawah
Membantu perawat dalam
memberikan obat antipiretik dan
antibiotic berupa: paracetamol
3x500 mg (oral), ceftriaxone 2x1
18.00 1 gr (iv)
Respon :
DS: Klien mengatakan badannya
sudah tidak demam lagi setelah di
beri obat
DO : Suhu tubuh klien 370C
Membantu perawat memberikan
40
terapi obat mual berupa
ondansetron 2x4 mg (iv)
Respon :
DS: Klien mengatakan rasa mual
18.05 2 berkurang
DO : Nafsu makan klien
bertambah
41
16.00 1,2 DO :
TD : 130/90 MmHg
N : 92x/menit
S : 36,50C
Rr : 22x/menit
Membantu perawat dalam
memberikan obat antipiretik dan
antibiotic berupa: paracetamol
3x500 mg (oral), ceftriaxone 2x1
17.55 1,2 gr (iv)
Respon :
DS: Klien mengatakan badannya
sudah tidak demam lagi setelah di
beri obat
DO : Suhu tubuh klien 36,50C
Membantu perawat memberikan
terapi obat mual berupa
ondansetron 2x8mg (iv)
Respon :
DS: Klien mengatakan rasa mual
18.00 1 sudah tidak ada
DO :Klien tampak segar dan nafsu
makan klien bertambah
6). Evaluasi
Hari/ tanggal No. Dx Catatan perkembangan Paraf
Kamis 3 1 S : Klien mengatakan demam, setelah di
april 2014 beri obat panas menurun kemudian naik
(siang) lagi
O:
Keadaan umum lemah
Klien mengeluarkan keringat
Terpasang infus RL 20 tpm
42
Suhu bada 380C
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
43
Terpasang infus RL 20 tpm
Suhu bada 37,60C
A : Masalah teratasisebagian
P : Intervensi di lanjutkan
44
O:
Keadaan umum baik
Klien tidak tampak berkeringat lagi
Terpasang infus RL 20 tpm
Suhu bada 36,50C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
PENUTUP
IV.1 Simpulan
melebihi 28 minggu atau berat janin lebih dari 1000 gram. (Manuba, 2010)
45
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu / berat
janin di atas 500 gr.
Plasenta previa adalah plasenta atau biasa disebut dengan ari-ari yang
letaknya tidak normal, yaitu pada bagian bawah rahim sehingga dapat
IV.2 Saran
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.
Hal ini akan bermafaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan bahan
46
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: YIA-PKP.
47