Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi secara umum Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi
yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang
masa gestasi.
Berat badan lahir rendah (BBLR) baik disebabkan oleh Umur ibu, usia
kehamilan dan paritas, berat badan lahir rendah mempunyai dampak kematian
Berat badan lahir rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh faktor ibu,
faktor janin dan faktor plasenta. Dari tiga faktor tersebut, faktor ibu
yang berhubungan dengan berat badan lahir rendah adalah umur dan usia
kehamilan ibu saat hamil (<20 atau>35 tahun) paritas 1 atau >3 dan jarak
kelahiran (< 2 tahun atau lebih) dan usia kehamilan < 36 minggu berisiko
memiliki berat badab lahir rendah, pendidikan ibu yang rendah dan pekerjaan
kelahiran bayi prematur. Semakin muda usia kehamilan semakin besar risiko
Organization (WHO) sebagai berat berat bayi saat lahir kurang dari 2500
berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
<2500 gram. Sejak Tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematuritas
dengan istilah BBLR. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat
<250 gram pada waktu lahir merupakan bayi yang lahir prematur. Namun
demikian, penyebab utama dari kelahiran berat badan lahir rendah adalah
prematur tidak memiliki cukup waktu dalam rahim ibu untuk tumbuh dan
menabah berat badan. Padahal, sebagian besar dari berat badan bayi diperoleh
selama masa akhir kehamilan (Ni Ketut M dan Agus SP, 2016)
berat badan lahir rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan
3
multicenter diperoleh angka berat badan lahir rendah dengan rentang 2,1%-
17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI Tahun 2012, angka
kejadian BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang
ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju indonesia sehat 2010
masih cukup tinggi dan angka kejadian bervariasi antara satu daerah dengan
daerah lain, berdasarkan data yang diambil dari riset kesehatan dasar
sumatra utara (7,2%) menjadi paling rendah dan tertinggi di sulawesi tengah
(16,9%). Menurut Bhaskar RK, Tahun 2015 berat badan lahir rendah
badan lahir normal. Selain itu, secara umum berat badan lahir rendah juga
diketahui bahwa berat lahiran bukan hanya tolak ukur untuk tingkat
paritas ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah tertinggi
kunjungan ANC kurang dan untuk mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan
sulit dilakukan. Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat
dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) yang expected count-nya kurang dari
5.
paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah terbanyak adalah paritas
multi dengan tidak kejadian berat badan lahir rendah sebanyak 72 responden
lahir dengan menggunakan uji chi square (x2) didapat hasil Asympt.sig
yaitu 0,334 yang berarti p > 0,05 atau 0,334 > 0,05 berarti tidak ada hubungan
antara paritas ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah di Rumah
Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten tahun 2017 sedangkan untuk
umur ibu didapatkan didapat umur dengan kejadian berat badan lahir rendah
terbanyak adalah umur tidak beresiko dengan tidak kejadian berat badan lahir
umur dengan kejadian berat badan lahir rendah dengan menggunakan uji chi
square (x2) didapat hasil Asympt.sig yaitu 0,734 yang berarti p > 0,05 atau
0,734 > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara umur 67 Jurnal Kebidanan
bersalin dengan kejadian berat badan lahie rendah di Rumah Bersalin (RB)
beresiko 1 atau >3 yang melahirkan bayi berat badan lahir rendah terdapat 19
(65,5%) dan responden dengan paritas berisiko melahirkan bayi berat badan
paritas tidak beresiko 2-3 yang melahirkan bayi berat badan lahir rendah
bayi BBLN terdapat 41 (63,1%). Hasil uji bivariat didapatkan nilai p-value
sebesar 0,01 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna anatara paritas
dengan kejadian berat badan lahir rendah Hal ini sesuai dengan penelitian
kejadian berat badan lahir rendah, dimana ibu dengan paritas 1 dan > 3
ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah menunjukkan bahwa
ibu dengan pendidikan lebih rendah memiliki persentase kejadian berat badan
6
lahir rendah lebih tinggi. Pada ibu berpendidikan dasar terdapat 1 responden
lahir sangat rendah dan 5 responden (13%) mengalami berat badan lahir
pendidikan ibu bersalin , maka semakin rendah resiko terjadinya berat badan
lahir rendah. Hasil uji Fisher exact test hubungan pendidikan ibu bersalin
sebesar 1,798 dan nilai probabilitas (p-value) 0,180. Karena nilai p-value
lebih besar dari 0,05 (0,180 > 0,05) maka keputusan uji adalah H0 diterima
ibu bersalin dengan kejadian BBLR pada ibu bersalin di RSU Dr. Soediran
Wonogiri”.
memperoleh nilai P Value sebesar 0,001 ( p < 0,05), ini berarti hipotesa
menyatakan bahwa ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian berat
diperoleh data jumlah bayi pada enam bulan terakhir dari bulan mei sampai
bulan oktober 2018 yaitu sebanyak (884) bayi. Berdasarkan uraian diatas,
B. Rumusan Masalah
Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitain
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
rendah (BBLR)
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Ilmiah
dan memberi sumbangan ilmiah serta satu bahan bacaan bagi peneliti
selanjutnya
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktis
bagi peneliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada dibawa
dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500
gram disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah
morbilitas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat
badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri.Atika
paling sering di gunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau berat badan lahir rendah.
Dikatakan berat badan lahir rendah apabila berat badan bayi lahir dibawah
2500 gram atau dibawah 2,5 kg. Pada masa bayi maupun balita, berat
badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status
gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan
adanya tumor.
pertumbuhan intrauterine yang lambat (tampak pada berat bayi) atau kedua-
duanya. Di negara maju antara 4%-8% bayi dilahirkan kurang dari 2500
bayi, kelompok berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi dua
kelompok lain yaitu :bayi cukup bulan tapi kecil untuk masa kehamilan
(KMK=Small for gestational Age = SGA) dan bayi kurang bulan (< 37
berbagai faktor sebelum dan selama masa kehamilan. Dan pada saat
yang sama merupakan faktor penentu kesehatan dan kelanjutan hidup bayi.
kelompok yaitu : cukup bulan tetapi beratnya tidak sesuai untuk umur
(kebiasaan merokok, kerja fisik berat, dan beberapa penyakit ibu dan
sebelum atau waktu hamil atau kombinasi dari faktor tadi. Bayi yang
a. Bayi dengan berat lahir < 2500 gram, bayi berat lahir rendah (BBLR) =
b. Bayi dengan berat lahir 2500 – 2999 gram atau lebih, bayi berat badan
c. Bayi dengan berat lahir >3000 gram, bayi berat lahir baik = Favorabel
Birth Weight.
risiko tinggi, karena pada bayi dengan berat lahir rendah menunjukan angka
kematian dan kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi berat
lahir cukup.
Dari pengertian diatas maka bayi berat badan lahir rendah dapat dibagi
a. Prematuritas Murni
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk
b. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat kurang dari berat badan
prematuritas murni. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai resiko
meninggal 40 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat badan normal
pada tahun pertama. Makin kecil berat bayi lahir makin tinggi kejadian
diseluruh dunia 16% dari semua bayi mempunyai berat < 2500 gram. Dari
Asia Tenggara BBLR berkisar 20% - 30% jumlah kelahiran (Husaini, 2017).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir. Dalam hal ini berat badan lahir rendah
dibedakan menjadi:
a. Prematurasi murni yaitu bayi pada kehamilan <37 minggu dengan berat
badan sesuai.
b. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi
c. Raterdasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan
dengan BB tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala
f. Large of date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua
di Indonesia tinggi yaitu 181,1 tiap 1000 kelahiran bayi hidup 22,34
penyebab berat badan lahir rendah sampai saat ini masih terus dikaji.
adalah multi faktor, antara lain faktor demografi, biologi ibu, status gizi
termasuk deteksi dini berat badan lahir rendah serta upaya intervensinya
(Husaini, 2017).
kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka panjang dapat
terjadi.
makanan ibu selama hamil, jenis pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu
dan bapak (kepala keluarga), pengetahuan gizi dan tingkat social ekonomi.
a. Umur Ibu
Umur ibu mempunyai hubungan erat dengan berat bayi lahir pada
belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum
persalinan kurang bulan akan tinggi pada usia dibawah 20 tahun dan kejadian
15
paling rendah pada usia 26 – 35 tahun, semakin muda umur ibu maka anak
kehamilan akan terjadi pada ibu yang melahirkan dengan umur kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun erat kaitannya dengan terjadinya kanker
(2016), mengatakan bahwa Umur ibu pada saat hamil mempengaruhi kondisi
dalam menerima kehamilan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
penyebab terjadinya bayi berat lahir rendah. Salah satunya adalah usia ibu
yang cenderung mengalami Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah usia
satu faktor risiko terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan adalah usia
<20 tahun dan >35 tahun. Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal
bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-35 tahun.
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilah pada usia <20 tahun
c) Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
b. Paritas
sebelumnya dalam kehamilan dan persalinan sehingga bisa terjadi status gizi
yang kurang yang menyebabkan anemia serta mempengaruhi berat bayi yang
kehamilan berkurang, sedangkan ibu yang pernah melahirkan anak >4 lebih
sering terjadi berat badan lahir rendah karena terdapatnya jarigan parut akibat
menjadi lebih tipis, mencakup uterus lebih luas dan terganggunya penyaluran
nutrisi yang berasal dari ibu ke janin sehingga penyaluran nutrisi dari ibu ke
janin menjadi terhambat atau kurang mencukupi kebutuhan janin yang dapat
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Ernawati Wahyu, 2016)
c. Umur Kehamilan
bulan sama dengan 28 hari. Janin aterm mempunyai tanda cukup bulan yaitu
lahir saat usia kehamilan 38 sampai 42 minggu. Bayi yang lahir dengan umur
saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu beresiko untuk mengalami berat
17
ibu bersalin dengan umur kehamilan preterm beresiko melahirkan bayi berat
badan lahir rendah sebesar 4,00 kali dibanding ibu bersalin yang umur
kehamilannya atrem setelah dikontrol oleh variabel usia ibu dan kadar Hb.
Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh gebremedhin et al (2015) di
eropa yang menemukan fakta bahwa ibu dengan umur kehamilan <37 minggu
memiliki resiko 18,5 kali lebih tinggi melahirkan berat badan lahir rendah
pertumbuhan intrauterin (IUGR). Hal ini terjadi ketika bayi tidak tumbuh
kesehatan ibu, atau kondisi bayi. Seorang bayi dapat memiliki intrauterin
Bayi dengan IUGR dalam waktu normal, bisa tumbuh seperti anak lainnya ,
namun memiliki fisik yang lemah. Sementara itu, bayi yang lahir prematur
dengan IUGR memiliki kondisi fisik yang lemah dan biasanya mengalami
gangguan pertumbuhan. Selain dipengaruhi oleh waktu lahir dan IUGR, ada
a. Ras. Bayi afrika sampai amerika 2x lebih mungkin memiliki berat lahir
b. Usia. Ibu remaja (terutama yang lebih muda dari 15 tahun) memiliki resiko
c. Kembar. Lebih dari setenga dari bayi kembar dan kelipatan kembar lainnya
d. Kesehatan ibu. Bayi dari ibu yang terpapar obat-obatan terlarang, alkohol,
dan rokok lebih cenderung memiliki berat lahir rendah. Ibu dari status
ekonomi rendah lebih cenderung memilki nutrisi yang lebih sedikit semasa
kelahiran yang ideal adalah 3 tahun atau lebih. Hal tersebut karena jarak
ibu dan bayi yang di lahirkan. Menurut Bobby Rawadi (1986) menyatakan
f. Kadar Hb. Haemoglobin (Hb) adalah bagian dari eritosit (sel darah
c. Panjang badan sama atau kuran dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau
kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
dalam scrotum, pigmentasi dan rugue pada scrotum kurang (pada bayi laki-
laki)
20
i. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
j. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisannya lemah
4. Menifestasi klinis
2) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan reterdasi pertumbuhan
intrauterine
5. Pemeriksaan Penunjang
21
hemoragic prenattal/perinatal).
d. Bilirubun total : 6 gr/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
e. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
awalnya
6. Penata laksanaan
Menurut Rukiyah, dkk (2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah :
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. berat badan lahir rendah mudah
mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan
dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. berat badan lahir rendah (BBLR) sangat
c. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan berat badan lahir rendah (BBLR)
belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi diberikan dengan cermat.
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
seperti jenis jenis kelamin, umur serta status sosial seperti, tingkat
demografi berkaitan dengan stuktur penduduk, umur, jenis kelamin dan status
2015).
2. Fisiologi Kehamilan
tubuh ibu. Selama hamil akan bertambah beratnya sebanyak kurang lebih
karena di dalam perutnya terdapat kehidupan baru (Hall, 2000). Pada masa
oleh pengaruh hormon kehamilan seperti gejala pening di pagi hari yang
wajah, puting payudara dan bagian tengah perut yang berubah warnanya
kekurangan kalsium dalam darah atau mungkin oleh sirkulasi darah yang
energi. Terjadi dua proses anabolik fundamental yang bebas satu sama
terjadi pada janin dan plasenta, yang dikatalisis oleh perubahan kelenjar-
payudara dan volume cairan darah, cairan ketuban dan massa jaringan
adipose.
Dengan melihat gejala fisiologis yang ada, maka keadaan ibu hamil
kurang, karena timbul rasa mual dan muntah, serta dari bentuk tubuh yang
semakin melebar, payudara yang semakin kencang. Kondisi psikis ibu juga
mengalami tingkat kepekaan yang sangat tinggi. Ibu akan mudah marah
badan juga mulai bertambah. Pada masa ini tingkat konsumsi protein
telah protein memiliki pengaruh diselidiki kadar protein sangat rendah. Ibu
hamil yang mengkonsumsi makanan mungkin juga lebih pendek dan lebih
ringan dari normal. Adapun perubahan fisik yaitu perut sudah mulai
keadaan ini umumnya nafsu makan sangat baik. Selain itu, kandungan pada
Perubahan fisik misalnya, perut ibu semakin membesar. Keadaan janin juga
semakin besar, dan ibu siap melahirkan. Kondisi emosi ibu kembali tidak
a. Umur Ibu
mempunyai pengetahuan yang baik, dimana pada umur tersebut mudah sekali
berat badan lahir rendah. Faktor umur ibu bukanlah faktor utama berat badan
lahir rendah, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang
Lin Risyani (2016) umur ibu <20 tahun dan >35 tahun. Wanita yang
berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko
dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia serta dapat melahirkan bayi
untuk berat badan lahir rendah (BBLR) karena usia tersebut belum
yang baik dan ukuran panggul masih relatig kecil. Sedangkan kehamilan
27
spyan,dkk 2015).
kehamilan dan persalinan dalam kurun reproduksi sehat adalah 20-35 tahun,
usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun merupakan usia berisiko untuk
mengalami komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Pada usia < 20 tahun,
terjadi perubahan pada jaringan lunak dan alat kandungan serta jalan lahir
tidak lentur lagi, usia tersebut cenderung didapatkan penyakit lain dalam
mengakhiri kehamilan.
manusia terdiri dari organ-organ tubuh yang sangat komplit, baik organ tubuh
Dengan demikian, maka usia wanita yang ideal dan aman untuk
program kehamilan adalah usia 20-35 tahun. Dengan alasan kondisi rahim
b. Paritas
khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Parietas dikatakan
Seorang wanita yang sadar mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan
kurang darah (anemia), terjadi pendarahan lewat jalan lahir dan letak
yang dapat hidup (viable) (Wiknjosastro, 2014). Paritas adalah keadaan pada
wanita yang telah melahirkan janin yang beratnya 500 gram atau lebih, mati
atau hidup dan apabila berat badan tidak diketahui maka dipakai batas umur
gestasi 22 minggu terhitung dari hari pertama haid terakir yang normal.
Paritas adalah seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita. Dari pola
paritas wanita dalam suatu wilayah akan diketahui bagaimana pola dan norma
29
1) Primipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi untuk pertama kali.
2) Multipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali
(sampai 5 kali).
3) Grande multipara
Adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
ibu. Risiko untuk terjadinya BBLR tinggi pada paritas 1 atau primipara
Risyani,2016)
2015)
c. Usia kehamilan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini
bahwa kehamilan akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal
berkepribadian unik dan kehamilan unik pula. Ditinjau dari tuanya kehamilan,
a. Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir
disebut keguguran.
disebutprematuritas
datism(serotinus)
janin. Bayi yang hidup dalam rahim ibu sebelum usia kehamilan 37 minggu
belum dapat tumbuh optimal sehingga beresiko memiliki bayi BBLR. Wanda
a. 0-4 Minggu
otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah
b. 4-8 Minggu
mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul
c. 8-12 Minggu
sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan
memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin
mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti menendang
d. 12-16 Minggu
menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia
janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay
e. 16-20 Minggu
Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah
muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut
lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya.
f. 20-24 Minggu
Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan
tidur.
g. 24-28 Minngu
otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun
dari luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak
33
jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada
h. 28-36 Minggu
semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat
i. 38 Minggu
menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang
biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah
Tabel 1
Analisa Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya
BAB III
KERANGKA KONSEP
dan paling sering di gunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau berat badan lahir rendah.
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500
gram tanpa memandang masa kehamilan. Bayi yang berada dibawa persentasi
badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut
prematur.
komplikasi kehamilan dan persalinan adalah Umur<20 tahun dan >35 tahun.
Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah usia 20-35 tahun. Kehamilan dibawah umur
20 tahun memiliki faktor resiko yang besar untuk berat badan lahir rendah
sehingga belum memiliki poster tubuh yang baik dan ukuran panggul masih
serta reproduksinya
bulan sama dengan 28 hari. Janin aterm mempunyai tanda cukup bulan yaitu
38
lahir saat usia kehamilan 38 sampai 42 minggu. Bayi yang lahir dengan umr
saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu beresiko untuk mengalami BBLR
kehamilan yang baik bagi janin. Bayi yang hidup dalam rahim ibu sebelum
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Ibu dengan paritas 1 dan ≥ 4 berisiko
sebelumnya dalam kehamilan dan persalinan sehingga bisa terjadi status gizi
yang kurang yang menyebabkan anemia serta mempengaruhi berat bayi yang
pola paritas wanita dalam suatu wilayah akan diketahui bagaimana pola dan
wanita yang pernah melahirkan bayi untuk pertama kali, Multipara Adalah
seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5
kali). Grande multipara Adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali
Umur ibu
Kejadian
Usia Kehamilan
BBLR
Paritas
Keterangan :
= variabel independen
= variabel dependen
karakteristik ibu hamil dan kejadian berat badan lahir rendah yang masing-
1. Variabel Independen :
Karakteristik dalam penelitian ini diliat dari karakteristik umur ibu, paritas
1) Umur Ibu
Umur ibu pada waktu hamilyang aman untuk kehamilan dan persalinan dalam
kurun reproduksi sehat adalah 20-35 tahun, usia ibu pada waktu hamil< 20
tahun atau > 35 tahun merupakan usia berisiko untuk mengalami komplikasi
40
BBLR.
Kriteria objektif :
2) Paritas
Paritas adalah keadaan ibu hamil berkaitan dengan jumlah anak yang
BBLR.
Kriteria Objektif
(sampai 5 kali).
Grande multipara : jika Ibu pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
3) Usia kehamilan
Usia kehamilan 37 minggu merupakan usia kehamilan yang baik bagi janin.
Bayi yang hidup dalam rahim ibu sebelum usia kehamilan 37 minggu belum
dapat tumbuh optimal sehingga beresiko memiliki bayi berat badan lahir
rendah.
Kriteria Objektif :
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
Kriteria objektif :
D. Hipotesa Penelitian
1. Ada hubungan antara faktorUmur ibu dengan kejadian berat badan lahir
2. Ada hubungan antara faktor Paritas dengan kejadian berat badan lahir
3. Ada hubungan antara faktor Usia Kehamilan dengan kejadian berat badan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik Ibu hamil dengan
kejadian berat badan lahir rendah (BBLR), dalam penelitian ini karakteristik
ibu hamil dan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) dinilai melalui
pengisian kuesioner.
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
2019
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh seluruh bayi yang lahir di
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang akan diteliti
atau sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam
berikut:
N
n=
1 + N (d)2
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Besar populasi
884
n=
1 + 884(0,1)2
884
n=
1 + 884 (0,01)
884
n=
1 + 8,84
884
n=
9,84
n = 89,83
n = 90bayi
44
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam tujuan penelitian dengan kriteria
1) Kriteria inklusi
b) Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
2) Kriteria eksklusi
D. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data Perawat Pelaksanadi
RSIA Fatimah Makassarselama enam bulan terakhir yaitu dari bulan Mei
buku register dan rekammedik pasien pada periode Maret sampai Oktober
2018
45
data. Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tabel
E. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting
3. Tabulasi
4. Entri Data
5. Analysis
kemaknaan (ɑ = 0,05)
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
independen dengan variabel dependen jika nilai p < ɑ (0,05), dan dikatakan
tidak ada hubungan jika nilai p ≥ ɑ (0,05). Bila terdapat nilai expected (E) <5
G. Penyajian Data
H. Etika Penelitian
dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan kepada
instansi tempat penelitian dalam hal ini RSKDIA Fatimah Makassar, setelah
akan diteliti dengan menjelaskan maksud, tujuan serta dampak yang mungkin
2. Tanpa Nama(Anonymity)
3. Kerahasiaan(Confidentiality)
kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
48
BAB V
A. Hasil Penelitian
2018, mulai tanggal 21 Desember 2018 s/d 21Januari 2019. Jumlah sampel
1. Karakeristik Responden
Tabel 2
Karakteristik Responden di RSKDIA Fatimah Makassar
Tahun 2019
Karakteristik Responden n %
Agama
Islam 84 93,3
Kristen 6 6,6
Pekerjaan
IRT 79 87,7
Karyawan Swasta 1 1,1
Swasta 5 5,5
PNS 5 5,5
Jumlah 90 100
Sumber Data : Data Primer
islam sebanyak 37 (93%) orang, dan yang paling sedikit yaitu beragama
paling banyak IRT yaitu sebanyak 79 (87,7%) orang, dan yang paling
2. Analisa Univariat
Tabel 3
Karakteristik Variabel penelitian di RSKDIA Fatimah Makassar
Tahun 2019
Variabel Penelitian n %
Umur Ibu
Kurang Produktif 44 48,9
Produktif 46 51,1
Paritas
Multipara 50 55,5
Primipara 40 44,4
Umur Kehamilan
Praterem 46 51,1
Aterem 44 48,8
Berat BAdan Bayi
BBLR 53 58,8
Tidak BBLR 37 41,1
Jumlah 90 100,0
Sumber Data : Data Primer
mempunyai berat badan bayi tidak BBLR yaitu sebanyak 37 (41,1%) bayi
50
3. Analisa Bivariat
Tabel 4
Hubungan faktor Umur Ibu Dengan BBLR di RSKDIA Fatimah Makassar
Tahun 2019
Berat Badan Bayi
Jumlah
Umur Ibu BBLR Tidak BBLR Nilai ρ
n % n % n %
Kurang
34 77,3 10 22,7 44 100,0
Produktif 0,001
Produktif 19 41,3 27 58,7 46 100,0
Jumlah 53 58,8 37 41,1 90 100,0
Sumber : Data Primer
Pada tabel 4 diatas didapatkan data dari 44 responden yang memiliki umur
diperoleh nilai ρ = 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara
faktor Umur ibu dengan Berat badan lair rendah di RSKDIA Fatimah
Makassar.
Tabel 5
Hubungan faktor Paritas Dengan BBLR di RSKDIA Fatimah Makassar
Tahun 2019
diperoleh nilai ρ = 0,848 < 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan
antara faktor Paritas dengan Berat badan lair rendah di RSKDIA Fatimah
Makassar.
Tabel 6
Hubungan faktor Usia Kehamilan Dengan BBLR di RSKDIA Fatimah
Makassar Tahun 2019
Pada tabel 6 diatas didapatkan data dari 46 responden yang memiliki usia
diperoleh nilai ρ = 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara
52
faktor Usia Kehamilan ibu dengan Berat badan lair rendah di RSKDIA
Fatimah Makassar.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
mempunyai hubungan erat dengan berat bayi lahir pada umur ibu yang
cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat
komplikasi.
berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah, pada primipara terkait
sehingga bisa terjadi status gizi yang kurang yang menyebabkan anemia serta
mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan, kunjungan ANC yang kurang serta
yang lahir dengan umur saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu beresiko
untuk mengalami berat badan lahir rendah dikarenakan beberapa faktor salah
satunya adalah pertumbuhan yang kurang selaras dan serasi akibat gangguan
2015).
yang mengalami BBLR. Hal ini disebabkan karena saa umur seorang ibu di
bawah 20 rahim seorang ibu belum cukup kuat untuk mengandung sedangkan
disaat umur seorang ibu di atas 35 maka secara fisiologis rahim seorang ibu
mulai mengalami kelemahan atau penurunan fungsi. Hal ini juga Telah
dibuktikan pula bahwa angka kejadia persalinan kurang bulan akan tinggi
pada usia dibawah 20 tahun dan kejadian paling rendah pada usia 26 – 35
tahun, semakin muda umur ibu maka anak yang dilahirkan akan semakin
kehamilan akan terjadi pada ibu yang melahirkan dengan umur kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun erat kaitannya dengan terjadinya kanker
(2016), mengatakan bahwa Umur ibu pada saat hamil mempengaruhi kondisi
dalam menerima kehamilan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
penyebab terjadinya bayi berat lahir rendah. Salah satunya adalah usia ibu
yang cenderung mengalami Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah usia
Berat badan lahir rendah (BBLR). Sedangkan responden yang umur ibu
kurang produktif tetapi tidak BBLR yaitu sebanyak 10 (22.7%) dan umur ibu
yang produktif tetapi mengalami BBLR yaitu sebanyak 19 (41,3) ibu. Hal ini
disebkan karena faktor terjadinya BBLR bisa juga dari Faktor lingkungan
selama hamil, jenis pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu dan bapak
Square, diperoleh nilai ρ = 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan
antara faktor Umur ibu dengan Berat badan lair rendah di RSKDIA Fatimah
Makassar.
Penelitian ini di dukung juga oleh hasil penelitian Falix Kasim (2016)
bahwa kejadian BBLR pada ibu kelompok risiko umur <20 tahun lebih tinggi
55
hubungan antara umur ibu <20 tahun dengan kejadian BBLR (p=0,110).
Sedangkan angka kejadian BBLR pada kelompok risiko umur ibu ≥35 tahun
statistik didapatkan hubungan antara umur ibu ≥35 tahun dengan kejadian
arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Parietas
lebih. Seorang wanita yang sadar mempunyai tiga anak dan terjadi
dan letak janin sungsang bahkan melintang. Pada waktu persalinan yang
karena ibu yang baru pertama kali melahirkan belum mempunyai pengalaman
sebelumnya dalam kehamilan dan persalinan sehingga bisa terjadi status gizi
yang kurang yang menyebabkan anemia serta mempengaruhi berat bayi yang
kehamilan berkurang. Hal ini juga sejalan dengan teori Lin Risyani (2016)
responden yang tidak BBLR. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang
responden yang mengalami BBLR. Ibu yang mengalami anak ke empat atau
lebih dan terjadi kehamilan lagi, keadaan kesehatannya akan mulai menurun,
seseorang mengalami kurang darah, terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan
letak janin sungsang bahkan melintang. Hal ini sejalan dengan teori Ernawati
Wahyu ( 2016) sedangkan ibu yang pernah melahirkan anak >4 lebih sering
terjadi berat badan lahir rendah karena terdapatnya jarigan parut akibat
menjadi lebih tipis, mencakup uterus lebih luas dan terganggunya penyaluran
nutrisi yang berasal dari ibu ke janin sehingga penyaluran nutrisi dari ibu ke
janin menjadi terhambat atau kurang mencukupi kebutuhan janin yang dapat
2015)
Square, diperoleh nilai ρ = 0,848 > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan
antara faktor Umur ibu dengan Berat badan lair rendah di RSKDIA Fatimah
Makassar.
(2017) didapat paritas dengan kejadian berat badan lahir rendah terbanyak
adalah paritas multi dengan tidak kejadian berat badan lahir rendah sebanyak
berat badan lahir dengan menggunakan uji chi square (x2) didapat hasil
Asympt.sig yaitu 0,334 yang berarti p > 0,05 atau 0,334 > 0,05 berarti tidak
ada hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir
rendah di Rumah Bersalin (RB) Juweni Desa Pandes Wedi Klaten tahun 2017
normal dapat menjadi patologis /abnormal. Masa hamil berlangsung 280 hari
pula.
disebabkan karena usia kehamilan ibu belum cukup bulan dimana Bayi yang
hidup dalam rahim ibu sebelum usia kehamilan 37 minggu belum dapat
tumbuh optimal sehingga beresiko memiliki bayi BBLR. Hal ini juga sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Hadiati Isti (2016) Bayi yang lahir
dengan umur saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu beresiko untuk
satunya adalah pertumbuhan yang kurang selaras dan serasi akibat gangguan
berarti ibu bersalin dengan umur kehamilan preterm beresiko melahirkan bayi
berat badan lahir rendah sebesar 4,00 kali dibanding ibu bersalin yang umur
kehamilannya atrem setelah dikontrol oleh variabel usia ibu dan kadar Hb.
Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh gebremedhin et al (2015) di
eropa yang menemukan fakta bahwa ibu dengan umur kehamilan <37 minggu
memiliki resiko 18,5 kali lebih tinggi melahirkan berat badan lahir rendah.
aterem terdapat 18 (40,8%) responden yang BBLR. Hal ini sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Husaini (2017) Penyebab lain berat badan lahir
59
rendah (BBLR) adalah pembatasan pertumbuhan intra uterin (IUGR). Hal ini
terjadi ketika bayi tidak tumbuh dengan baik selama kehamilan karena
terjadinya masalah dengan plasenta, kesehatan ibu, atau kondisi bayi. Seorang
jangka penuh (37-41 minggu). Bayi dengan IUGR dalam waktu normal, bisa
tumbuh seperti anak lainnya , namun memiliki fisik yang lemah. Sementara
itu, bayi yang lahir prematur dengan IUGR memiliki kondisi fisik yang lemah
waktu lahir dan IUGR, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi stanford
mempengaruhi terjadinya BBLR, anatara lain ras, kesehatan ibu dan jarak
kehamilan.
Square, diperoleh nilai ρ = 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan
antara faktor Umur ibu dengan Berat badan lair rendah di RSKDIA Fatimah
Makassar.
Senopati Bantul pada Tahun 2014. Berdasarkan uji Odds Ratio (OR)
diketahui sebesar 2,042 yang artinya umur kehamilan <37 minggu berisiko
2,042 kali lipat untuk melahirkan BBLR dibandingkan umur kehamilan >=37
minggu.
60
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
bahwa :
1. Ada Hubungan faktor Umur ibu saat hamil dengan kejadian berat badan lahir
produktif, yaitu sebanyak 34 (77,3%) orang dengan berat badan lahir rendah
2. Tidak ada Hubungan faktor paritas saat hamil dengan kejadian berat badan
3. Ada Hubungan faktor Usia Kehamilan saat hamil dengan kejadian berat
badan lahir rendah (BBLR) dimana sebagian besar memiliki Usia kehamilan
praterem yaitu sebanyak 35 (76,0%) orang dengan berat badan lahir rendah
B. Saran
yang umurnya kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun untuk melakukan
sehingga terjadi peningkatan berat badan janin dan bayi lahir dengan berat
normal.
61
ibu hamil sudah diatas 4 kali persalinan untuk melakukan ANC di rumah
sakit dan dengan dokter karena beresiko melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah
preterm dan Usia Ibu kurang produktif sebagai faktor yang dominan