Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
GLOSARIUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu
tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah
tempat tinggal yang khusus bagi hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti
khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam
bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain.
Rumah dapat berfungsi sebagai tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman, tempat
untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga, dan tempat untuk menunjukkan tingkat
sosial dalam masyarakat.
Berbicara tentang rumah tentu saja berkaitan dengan ruang dan aktivitas manusia di
dalamnya. Manusia lebih banyak beraktivitas di luar rumah, tetapi manusia akan kembali ke
rumah untuk beristirahat dan melepas lelah setelah seharian bekerja.
Rumah yang baik juga harus mempehatikan aspek-aspek yang berpangaruh pada penghuni
yang menghuni rumah tersebut. Aspek-aspek tersebut yaitu kualitas udara, cahaya, warna,
tekstur, dan juga sirkulasi dalam rumah itu sendiri.
1.2.Perumusan Masalah
1. Mengetahui dan mengerti pengertian ruang serta pembagian ruang dalam rumah
tinggal.
TINJAUAN TEORI
serta lantai keras yang peyusunnya dapat berupa batu, kerikil, pasir, beton, aspal,
keramik.
Ruang merupakan elemen yang sangat penting dalam arsitektur. Secara harfiah, ruang
(space) berasal dari bahasa Latin, yaitu Spatium yang berarti ruangan atau luas (extent). Jika
dilihat dalam bahasa Yunani dapat diartikan sebagai tempat (topos) atau lokasi (choros) yaitu
ruang yang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensi. Menurut Aristoteles, ruang adalah suatu
yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat
dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah.
Seseorang dalam kehidupannya sehari hari membutuhkan ruang untuk melakukan kegiatan.
Seperti misalnya ruang untuk makan, ruang untuk berjalan, ruang untuk bekerja, dll. Sehingga
secara fungsional, ruang dapat diartikan sebagai tempat, wilayah, ataupun wadah yang dapat
menampung sesuatu atau bisa juga diartikan bahwa ruang merupakan wadah seseorang atau
banyak orang untuk melakukan kegiatan.
Menurut Sir Isac Newton, seorang fisikawan, ruang adalah suatu kuantitas mutlak yang ada
dan tanpa mengindahkan keberadaan dari materi ruang. Sedangkan menurut Lao Tzu (Filsafat
Taoisme), ruang adalah kekosongan yang ada di sekitar kita maupun disekitar objek atau benda.
Menurut Plato, seorang filsafat, ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, menjadi
teraba karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan unsur lainnya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Sugono, 2008:1223), ruang adalah sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-
sela antara empat tiang (di bawah kolong rumah). Dengan demikian ruang adalah suatu wadah
yang nyata maupun tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan oleh manusia. Perasaan persepsi
masing-masing individu melalui penglihatanya penciumanya pendengaran dan penafsirannya.
Untuk menyatakan bentuk dunianya, manusia menciptakan ruang tersendiri dengan dasar
fungsi dan keindahan yang disebut Ruang Arsitektur. Ruang dapat diartikan sebagai wadah
ekspresi dari sang pengguna karena ruang berkaitan dengan visualisasi dan emosional sang
pemilik rumah. Dengan begitu ruang dapat diklasfikasikan menurut aktivitas dan fungsi yang
terkandung didalamnya. Dalam arsitektur, ruang terbagi menjadi ruang dalam dan ruang luar.
Ruang dalam merupakan ruang yang dibatasi oleh tiga bidang, yaitu alas atau lantai,
dinding, dan langit-langit atau atap. Ruang dalam biasanya kita kenal sebagai ruangan yang
keberadaannya tertutup dengan baik oleh pelindung atap dan dinding.
Ruang luar merupakan ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas
dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas. Sebagai lingkungan luar
buatan manusia, yang mempunyai arti dan maksud tertentu dan sebagian bagian dari alam
Arsitektur tanpa Atap, tetapi dibatasi oleh dua bidang lantai dan dinding atau ruang yang terjadi
dengan menggunakan dua elemen pembatas. Hal ini menyebabkan bahwa lantai dan dinding
menjadi elemen penting di dalam merencanakan ruang luar (Prabawasari, 2008). Ruang luar,
biasanya merujuk pada segala hal yang berada di luar bangunan, seperti jalan setapak, tempat
parkir, dan taman. Selain ruang dalam dan ruang luar, biasanya juga terdapat sebuah ruang
perantara yang disebut ruang transisi yang merupakan ruang di antara ruang luar dan ruang
dalam. Ruang antara atau ruang transisi biasanya merupakan suatu area yang ada atapnya
meskipun tidak ada dindingnya. Jika diperhatikan dengan seksama, jenis-jenis ruang di atas
ternyata dipengaruhi oleh elemen- elemen pembentuk ruang yaitu : Lantai, Dinding, dan Atap.
Lantai merupakan alas atau dasar dari sebuah ruang. Lantai terbagi menjadi dua, yaitu lantai
berbahan keras dan lantai berbahan lunak. Lantai berbahan keras jenisnya seperti batu, kerikil,
pasir, beton, aspal, keramik, dan sebagainya. Sedangkan lantai berbahan lunak jenisnya seperti
rumput, tanah , dan sebagainya.
Dinding juga terbagi menjadi tiga jenis dinding, yaitu dinding masif, dinding transparan, dan
dinding semu. Dinding masif dapat berupa permukaan tanah yang miring atau vertikal (dinding
alami), atau dapat pula berupa pasangan batu bata, beton, dan sebagainya. Dinding transparan
terdiri dari bidang yang transparan, seperti pagar bambu yang ditata tidak rapat. Pohon- pohon
dan semak yang renggang. Sedangkan dinding semu merupakan dinding yang dibentuk oleh
perasaan pengamat setelah mengamati suatu objek atau keadaan. Dinding ini dapat terbentuk
oleh garis-garis batas, misalnya garis batas air sungai, air laut dan cakrawala.
Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan
dari hujan, panas, maupun kondisi alam lainnya.
Gambar 3.6. Pergola
Aktivitas sendiri memiliki dua definisi, yakni definisi filsafat dan psiklogis. Definisi filsafat
aktivitas adalah suatu hubungan khusus manusia dan dunia, suatu proses yang dalam
perjalanannya manusia menghasilkan kembali dan mengalihwujudkan alam, karena ia membuat
dirinya sendiri subjek aktivitas dan gejala2 alam sebagai objek aktivitas. Sedangkan definisi
psikologis aktivitas adalah sebuah konsep yang mengandung arti fungsi individu dalam
interaksinya dengan sekitarnya. Menurut Anton M. Mulyono (Guru Besar Bahasa Indonesia),
aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.
Kegiatan yang disebut aktivitas tersebut tentunya membutuhkan sebuah wadah yang disebut
ruang itu sendiri sehingga ruang merupakan wadah dari aktivitas-aktivitas manusia, baik
aktivitas untuk kebutuhan fisik maupun emosi manusia. Ruang digunakan untuk mewadahi satu
aktivitas manusia atau lebih. Oleh karena itu ruang ada karena adanya aktivitas manusia.
Ruang sebagai wadah harus mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi
terpenuhinya syarat interaksi, yaitu memberi peluang bagi terjadinya kontak dan komunikasi
sosial. Interaksi sosial dapat terjadi dalam bentuk aktivitas yang pasif seperti sekedar duduk
menikmati suasana atau mengamati situasi dan dapat pula terjadi secara aktif dengan berbincang
bersama orang lain membicarakan suatu topik atau bahkan melakukan kegiatan bersama.
Dalam merencanakan sebuah rumah tinggal, hal yang perlu diperhatikan adalah ruang apa
saja yang dibutuhkan dalam rumah itu nantinya. Semua ruang itu tentunya memiliki fungsi
khusus. Ruang- ruang ini sebenarnya sudah terlalu sering kita kenal, misalnya ruang tamu, ruang
keluarga, ruang dapur, dan sebagainya.
Dari berbagai ruang tersebut, ada pula pembagian zona ruang, yaitu tingkat privasi dari
ruang yang bersangkutan. Tata ruang pada penataan ruang-ruang dengan cara modern ini
mengikuti alur ruang publik - semi privat - privat.
Ruang publik adalah ruang yang dapat dimasuki oleh semua orang (tentunya dengan seijin
pemilik rumah). Contoh zona publik antara lain Teras dan Ruang Tamu.
Gambar 3.8. Ruang Tamu
Ruang semi privat adalah ruang yang dapat dimasuki orang-orang yang dikehendaki saja
oleh pemilik rumah. Contoh ruang semi privat atau semi publik antara lain ruang keluarga dan
ruang makan.
Ruang privat adalah ruang terbatas hanya untuk pemilik rumah saja, atau anggota keluarga
pemilik rumah. Contohnya kamar tidur, ruang doa, ruang belajar, dan sebagainya.
Gambar 3.10. Kamar Tidur
Selain itu, juga terdapat area service yang merupakan kelompok ruang dengan fungsi-fungsi
pelayanan bagi seluruh aktifitas di dalam rumah. Contohnya Dapur, Gudang, dan garasi.
Suatu ruang sebagai wadah aktivitas manusia khususnya rumah tinggal tentunya harus
menciptakan suasana yang nyaman serta aman. Oleh karena itu perlu diperhatikannya aspek-
aspek yang mempengaruhi kualitas rumah sebagai wadah atau ruang bagi aktivitas penghuninya.
Warna dan tekstur adalah dua hal yang penting dalam material bangunan. Keberadaan
warna dan tekstur selalu menjadi hal pertama yang kita lihat saat melihat permukaan benda
dan bangunan. Apakah itu permukaan dinding, lantai, kayu, batuan, dan sebagainya. Bahan-
bahan tertentu di alam dan buatan manusia memiliki warna tertentu yang berbeda-beda.
Warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh pantulan cahaya pada mata. Warna pokok
atau primer ada tiga yaitu merah, kuning dan biru. Percampuran diantara warna-warna
primer ini menghasilkan warna sekunder. Putih dan hitam disebut warna netral. Perbedaan
warna bisa berangsur-angsur (gradasi) dan mencolok (kontras) Setidaknya ada dua cara
menyusun paduan warna, yakni :
Analogus : adalah penyusunan dengan cara meletakkan hasil perpaduan warna primer
diantaranya.
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan, bisa halus, kasar, licin, dan lain-lain.
Tekstur juga didapatkan dari pola penataan atau perletakan bahan. Sebagai contoh:
hamparan pasir atau kerikil merupakan tekstur. Bilah-bilah kayu yang disusun-susun juga
menimbulkari tekstur. Hal ini disebabkan karena tekstur dibentuk o!eh pola-pola tata letak
benda-benda, yang karena berulang (biasanya dalam skala kecil yang bisa dilihat polanya
oleh manusia) menimbulkan tekstur. Pola-pola ini bisa jadi merupakan pola tekstur yang
teratur, misalnya seperti tekstur ubin kotak-kotak kecil, sedangkan pola lain merupakan pola
tak teratur, misalnya seperti tekstur hamparan kerikil atau permukaan kayu yang kasar.
Berdasarkan hubungannya dengan indera pengelihatan, tekstur dibagi dua
Tekstur Nyata : adalah bila diraba maupun dilihat, secara fisik terasa kasar-halusnya.
Tekstur Semu : adalah tidak memiliki kesan yang sama antara pengelihatan dan
perabaan. Tekstur semu ini bisa terbentuk karena kesan perspektif dan gelap terang.
Tekstur biasanya berkaitan langsung dengan elemen elemen pembentuk ruang yaitu lantai,
dinding maupun atap atau langit-langit.
BAB III
Zona atau pembagian ruang dalam sebuah rumah ditinjau dari tingkat keterbukaan suatu
ruang dalam rumah terhadap publik atau orang selain penghuni rumah. Berikut ini adalah
pembagian zona di rumah tinggal saya :
a. Zona Publik
Udara merupakan hal yang sangatlah penting bagi kehidupan. Udara yang baik tentu saja
akan memberikan rasa nyaman bagi penghuni rumah. Pertukaran udara atau sirkulasi udara
yang baik inilah yang sangat diperlukan atau diperhatikan dalam pembangunan atau
perancangan rumah tinggal. Pertukaran udara biasanya melalui ventilasi atau lubang-lubang
angin pada sebuah rumah.
Berdasarkan studi lapangan, sirkulasi udara di rumah tinggal tetangga 1 cukup baik
karena ditemukan cukup banyak lubang angin yang dapat mendukung pertukaran udara
sehingga memberikan rasa nyaman kepada penghuni atau pemakai ruangan tersebut. Di
rumah tetangga 2 yang saya kunjungi atau amati sedikit terdapat lubang-lubang angin yang
memungkinkan udara masuk ke dalam rumah.
Gambar 3.11. Lubang Angin rumah tetangga 1
Selain lubang angin dan ventilasi, jendela juga berperan penting dalam pertukaran atau
sirkulasi udara di dalam rumah.
Gambar 3.10. Jendela rumah tetangga 1
Gambar 3.11. Jendela rumah tetangga 2
kualitas pencahayaan alami yang baik jika pada siang hari antara jam 08.00 sampai
dengan jam 16.00 waktu setempat terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam
ruangan. Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak menimbulkan
kontras yang mengganggu. Pencahayaan pada sebuah rumah melalui bukaan-bukaan pada
bidang dinding. Bukan hanya ukuran, tetapi penempatan bukaan juga mempengaruhi
pencahayaan.
Berdasarkan pengamatan, pada rumah tinggal tetangga 2 terdapat ruang yang tidak
memiliki kualitas pencahayaan alami yang baik. Hal ini disebabkan karena pada Ruang tidur
utama letaknya di himpit oleh kamar tidur 2 dan ruang makan.
Gambar 3.15. pencahayaan rumah tetangga 1
warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh pantulan cahaya pada mata. Warna dapat
menimbulkan kesan yang diinginkan oleh si pencipta dan mempunyai efek psikologis.
Berdasarkan pengamatan, rumah tetangga saya menggunakan cat atau dicat dengan
warna putih. Selain itu, bagian interior rumah menggunakan warna biru muda.
Gambar 3.17. warna bagian dalam
Gambar 3. . interior
Sedangkan rumah kedua yang saya amati, menggunakan warna merah muda dan warna
hijau pada bagian dalam rumah. Warna ini memberikan nuansa feminim.
2.7.4. Vegetasi
rumah tetangga 1 yang saya amati, vegetasi yang ada cukup banyak.
Sedangkan pada rumah tetangga ke-dua yan saya amati, tidak ada vegetasi yang
tumbuh berdekatan dengan rumah.
Gambar 3.22. Tampak Depan
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Ruang merupakan wadah aktivitas. Ruang dapat meliputi lapisan atmosfer, perairan,
maupun daratan di bawah permukaan bumi. Ruang tidak hanya berupa tempat dengan empat
sisi yang tertutupi oleh tembok atau sejenisnya.
Terdapat 3 elemen utama dalam pembentukan ruang, yaitu lantai, dinding dan atap.
Ruang memiliki dua karakteristik, yaitu ruang positif yang mempunyai batasan yang jelas
dan ruang negatif yang tidak memiliki batasan yang jelas. Ruang positif dapat berupa sebuah
bangunan dan ruang negatif merupakan lingkungan atau daerah sekitar bangunan tersebut.
Ruang dapat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu ruang dalam, ruang luar dan ruang transisi.
Berdasarkan sifatnya, ruang terbagi menjadi 4, yaitu zona publik atau ruang publik, ruang
semi publik atau ruang semi privat, ruang privat, dan ruang service.
Ruang sebagai wadah aktivitas harus sesuai dengan ruang gerak atau luasan gerak
perngguna. Agar sesuai dengan aktivitas perlu diperhatikannya luasan ruang. Luasan ruang
dapat diperoleh dengan penjumlahan luasan perabot, sirkulasi dan luasan gerak pengguna
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
Space : Ruang
Extent : Luas
Enclosure : Lampiran
Kontras : Mencolok