Vous êtes sur la page 1sur 8

Contoh Review Text - Review Novel

ENGLISH TASK: REVIEW TEXT


Name: Annisa Adelina Fajri
Class: XII IPA 3
Title : The Signalman and the Ghost at the Trial
Author : Charles Dickens
Genre : Horror
Levels : Beginner
Serial Number : ISBN 979-523-612-1
Publisher : Dian Rakyat
Year : 2003
Reviewed By : Annisa Adelina Fajri

The Signalman and the Ghost at the Trial is a ghost book story which written by
Charles Dickens. The original book was published at 1866. It is one of some Charles
Dickens’s books that had been filmed. Now, the books were published and distributed by PT.
Dian Rakyat for sale in Indonesia. This book is used to help the learners at beginner level of
English. This book contains 2 short stories, the first story is The Signalman, and the second
story is The Ghost at the Trial. In this change, I will explain the second story, The Ghost at
the Trial.
The Ghost at the Trial tells about a man, George Fotherly. He had a job in a famous
bank in London. He lived in his apartment with his servant. He had no wife and family. One
day, he was reading a newspaper on is sitting room. On the front page, there was a news
about a horrible murder. After he read that news, he had a dream about the victim’s room that
he read before. When he woke up, he saw a strange thing happened in front of his apartment.
He saw a frightened man who was followed by a pale face’s man. Both of them are staring at
him. Three days later, some police arrested a man who accused as the murderer.
Two month later, George and his servant saw a ghost in his dressing room. They were
frightened. The next morning, George got a letter from the Law Courts. He was asked to be a
member of the jury in a trial. He must stay together with the other members of jury at night.
The jury has a job to find out the fact of the case in the trial. They must discuss about the
truth based on the evidence from the witnesses. In the trial, George had some strange
experience again. First, he saw the frightened man that he saw in front of his apartment two
months ago as the accused person. And he lifted his hands up when the judge asking who
wants to be the foreman between the jury, and the last, He saw thirteen juries in the trial.
Meanwhile in the list there were only twelve juries. The thirteenth jury is a shadow of the
ghost. And he recognized the ghost face’s as the pale man’s face that he saw two months ago
in front of his apartment and followed the accused man.
On the fifth day of the trial, George realized that the ghost who kept following him
during the trial is the victim of murderer case and he wanted him to recover the fact. The
ghost wants George to prove that the accused man is guilty and must be punished. George
decided to help the ghost. And at the last day of the trial, the judge spoke to the jury. George
as the foreman told the judge about the accused man, the victim, and the witnesses. At that
time, the ghost appeared in the trial room. But, George was the only one who can see him.
When the judge finally decided that the accused man is guilty, the ghost disappeared. His
revenge has been paid.
The story told us a strange relation between the death and life people, I think it’s hard
to believe that they can make a contact. But from this story we can learn one thing, we should
help each other. However, the truth will always be the winner and the bad one will get
punishment. George character’s reminds us that we must help to recover the fact.
I recommended this book for the reader at beginner level in English. This book using
simple vocabulary and it’s easy to understand. It also explains us about the condition of the
mid-nineteenth century with some picture. Besides, the size of this book is small so it can be
brought everywhere easier than another book which much thicker.
Diposkan oleh Chae di 1/23/2011 12:26:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Contoh Resensi Novel

Tugas Bahasa Indonesia


Resensi Novel
Pudarnya Pesona Cleopatra

Oleh :
Annisa Adelina Fajri
Kelas : XI.IPA.2

SMAN 1 GUNUNG TALANG


TP. 2009/2010
Pudarnya Pesona Cleopatra
Judul buku : Pudarnya Pesona Cleopatra
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Tahun terbit : Februari 2006 (Cetakan ke II)
Tebal buku : 111 halaman
Penerbit : Republika
Harga : Rp 21.000
ISBN : 979-3604-00-x

Novel yang menceritakan tentang pernikahan yang berawal dari perjodohan di


abad 21 ini dikarang oleh Habiburrahman el-Shirazy. Habiburrahman el-Shirazy
dilahirkan 30 September 1976 di Semarang, Jawa Tengah. Ia adalah sarjana
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dan dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair.
Karya-karyanya tak hanya diminati di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan Brunei.

Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan


semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran
adalah Ayat-Ayat Cinta (2004), Di Atas Sajadah Cinta (2004), Ketika Cinta Berbuah
Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007),
Ketika Cinta Bertasbih 2(Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta(2007). Beberapa
karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar
bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era
Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka
Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu
(GIP, 2004), dll.

Cerita ini berawal dari setting latar belakang budaya Jawa yang kental dengan
penghormatan dan bakti terhadap figur pada orang tua. Cerita ini juga dibalut dengan
nuansa religi yang menjadi ciri khas dari pengarang.

Cerita cinta antara 2 tokoh utama dalam novel ini, yaitu 'aku' dan Raihana.
Dimulai saat keduanya harus disatukan oleh sebuah perjodohan yang mungkin akan
terdengar konyol di era abad 21 ini. Aku yang memperistri wanita bernama Raihana
tanpa ada cinta pada awalnya, karena pernikahan mereka hanyalah sebatas ibadah
kepada orang tua.

Raihana digambarkan sebagai seorang wanita yang cantik, berjilbab rapi, dan
hafidz Al Qur’an. Perawakannya semampai lagi lembut pribadinya. Ia mencintai
suaminya sepenuh hati walau sang suami belum bisa mencintainya. Selalu patuh dan
pasrah pada keadaan dengan penuh kesabaran.

Berbeda dengan Raihana yang benar-benar merupakan cermin wanita Jawa, si


Aku justru berbanding terbalik dalam menyikapi takdir tersebut. Aku yang sempat
mengeyam pendidikan dan hidup di Mesir. Menjadikannya terlalu mendasarkan
parameter kecantikan kepada figur-figur gadis Mesir selayaknya Cleopatra. Meskipun
begitu, kecintaannya dan bakti pada sang ibulah yang mengalahkan dengan berbau
keterpaksaan,hingga akhirnya keduanya menikah.

Setelah resmi menikah dan keduanya membangun hidup baru dengan tinggal di
Malang, sebagai konsekuensi pekerjaan aku yang seorang dosen. Aku semakin
terbenam dalam khayalan tentang aura kecantikan gadis-gadis mesir yang terus saja
menggelayut dalam benaknya. Mengakibatkan segala perilaku dan komunikasi dengan
sang istri menjadi hambar. Raihana, dilandasi ketakwaan terhadap Allah dengan
penuh sabar berusaha terus membuktikan kecintaan dan kepatuhan sebagai seorang
istri. Seperti yang digariskan dalam ajaran agama. Walaupun semua itu tak mampu
sedikitpun mengetuk rasa cinta sang suami berpaling kepadanya. Satu hal yang
dihindari soleh Raihana adalah, jangan sampai sang suami menceraikannya. Karena
dia tahu hal itu adalah neraka baginya, menghalangi dia mendapatkan cinta hakiki
dari Allah.

Sementara itu, Aku semakin lama semakin tenggelam dalam dunia fantasinya
sendiri, bahkan timbul kebencian pada sang istri yang dia anggap telah 'mematikan'
harapan merengkuh indahnya cinta yang dia dambakan dengan wanita Mesir yang
sering hadir dalam mimpi-mimpinya. Setelah sekian lama, dengan segala derita
berbeda yang mendera keduanya. Di satu sisi Raihana tidak pernah mendapatkan cinta
dari suami, di sisi lain aku tak mampu memalingkan cintanya pada sang istri, bahkan
dengan kehamilan istrinya sekalipun.

Raihana memutuskan untuk tinggal dengan kedua orang tuanya sendiri sambil
menunggu saat kelahiran anak mereka. Saat-saat tanpa istri disampinglah yang pelan-
pelan mulai menyadarkan aku betapa penting kehadiran Raihana dalam hidupnya.
Ditambah kemudian cerita, petuah, dan curahan hati beberapa teman dosen yang
kebetulan pernah menikah dengan gadis Mesir yang ternyata menghadirkan
pemahaman baru dalam diri aku, bahwa gadis-gadis Mesir tidaklah sesempurna yang
dia bayangkan. Bahkan di beberapa sisi, wanita Jawa jauh lebih baik untuk menjadi
pendamping hidup. Aku akhirnya sadar, betapa beuntungnya dia memiliki seorang
Raihana. Istri yang Allah karuniakan meski dengan jalan yang dulunya dia anggap
sebagai produk keterbelakangan budaya.

Aku yang menyesali kesalahannya kepada Raihana berniat meminta maaf dan
memberi kejutan kepada Raihana yang saat itu sedang berada di rumah orang tuanya.
Tapi, ketika Aku sampai di rumah orang tua Raihana, orang tua Raihana memberi
tahukan bahwa Raihana telah meninggal seminggu sebelumnya karena terjatuh di
kamar mandi. Aku yang telah menyadari semua kesalahannya semakin merasa
bersalah ketika mengetahui Raihana telah meninggal tanpa sepengetahuannya.

Sasaran pengarang dalam novel ini adalah para pembaca yang menyukai cerita-
cerita religi. Dengan membaca novel ini pengarang ingin mengajak para pembaca agar
menyadari bahwa kecantikan bukanlah segalanya, melainkan akhlak yang baik dan
kesetiaanlah yang dibutuhkan. Sehingga dengan membaca novel ini pembaca akan
tersentuh hatinya dan ingin menjadi manusia yang berkepribadian baik.

Watak para tokoh dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini wajar dan tidak
dibuat-buat karena pada kenyataannya di dalam masyarakat memang ada watak-
watak seperti Raihana yang sangat setia kepada suaminya dan watak Aku yang tidak
peduli kepada istrinya karena pernikahan mereka yang berawal dari perjodohan oleh
orang tua mereka.

Alur yang digunakan pengarang untuk membeberkan cerita ini adalah alur maju.
Pengarang menceritakan kisahnya dari awal sampai akhir secara berurutan tanpa ada
kilas balik ke masa lalu. Alurnya mjdah diikuti dengan lancar. Dalam novel ini
pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama.

Sampul novel ini didominasi dengan warna hitam dan jingga. Ilustrasi pada
sampul kurang cocok dengan kisah yang diceritakan di dalam novel ini, karena novel
ini menceritakan mengenai kehidupan pernikahan Aku dengan Raihana, sedangkan
pada sampul terdapat ilustrasi Cleopatra. Jadi, sampul ini hanya cocok dengan judul
novelnya saja.

Novel ini menarik untuk dibaca karena sarat dengan nilai-nilai keagamaan dan
moral yang bagus untuk dibaca dan bisa diambil hikmahnya untuk diteladani di dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir mirip dengan novel Ayat-ayat cinta, novel ini juga
mengambil tema cinta sebagai inti permasalahannya. Penulis juga kembali mengajak
kita sedikit berkhayal tentang Mesir dan negeri Andalusia.selain itu, kemampuan sang
penulis dalam membuat deskripsi tentang latar dan urutan kejadian-kejadiannya
mampu membawa kita ke alam khayalan. Novel ini juga disisipi dengan ayat-ayat Al
Qur’an. Novel ini bagus untuk mengisi waktu luang dan untuk sedikit memuhasabah
diri.

Kelemahan novel ini terdapat pada sampulnya yang kurang cocok dengan isi
novelnya. Karena ceritanya mengenai kehidupan tokah Aku dan Raihana, sedangkan
pada sampulnya terdapat ilustrasi Cleopatra. Sehingga orang yang hanya melihat
covernya tidak akan menyangka bahwa ini adalah novel religi jika belum membaca
cerita yang terdapat di dalam buku ini.

Vous aimerez peut-être aussi