Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB III

PEMBAHASAN
Kasus :
Nuai, umur 19 tahun, BB 50 kg, TB 157 cm.
Asma sejak SMP kelas 2. Diketahui ibunya menderita asma ketika mengandung
Nuai sebagai anak pertama dan kambuh apabila batuk berdahak. Dari pihak ibu
terdapat sepupu yang juga asma namun sudah sembuh.
Nuai jika kambuh ke dokter dan diberi obat racikan salbutamol, GG 3x1,
amoksisilin 3x1, Crofed 2x1 sehai atau tremenza p.o. kalau lagi kambuh TD
140/90 mmHg.
Kambuh jika rhinitis alergi, batuk, debu dan semakin memburuk jika malam hari.
Gejala/simtom (sesak, batuk berdahak) dan selalu terbangun di malam hari
terutama saat udara dingin (subuh, tidur lantai), yang dirasakan hampir setiap hari,
debu dan makanan yang menyebabkan gatal di tenggorokan dengan gejala sesak,
batuk berdahak, dada sakit. Nuai masih dapat beraktivitas normal setiap harinya
meski sesak di pagi hari. Jika sesak, yang digunakan Ventolin inhaler 3x hirupan
sebanyak 1x dan jika agak berat terus-terusan dipakai jika masih sesak.
Riwayat rhinitis alergi dan didiagnosis sinusitis saat SMP. Tidak menderita
GERD (Gastro Eshopagheal Reflux Disease).
Terakhir ke dokter 3 minggu lalu dan diberi obat salbutamol-GG, tremenza dan
amoksisilin. Saat ini sedang tidak menggunakan obat.
Nadi 87x / menit.
Pertanyaan :
Bagaimana tatalaksana terapi pasien ?
Penyelesaian :

A. Identitas pasien
Nama : Nuai
Umur : 19 tahun
BB : 50 kg
TB : 157 cm

B. Riwayat Pasien
a. Riwayat Sosial : Tidak terdapat riwayat sosial pada kasus.
b. Riwayat Keluarga :
- Diketahui ibunya menderita asma ketika mengandung Nuai
sebagai anak pertama dan kambuh kalau batuk berdahak.
- Dari pihak ibu terdapat sepupu yang juga asma namun sudah
sembuh.
c. Riwayat Penyakit :
- Asma sejak SMP kelas 2, Riwayat rhinitis alergi dan didiagnosis
sinusitis saat SMP.
- Tidak menderita GERD (Gastro Eshopagheal Reflux Disease).
d. Riwayat Terapi :
- Nuai jika kambuh ke dokter dan diberi obat racikan salbutamol,
GG 3x1, amoksisilin 3x1, Crofed 2x1 sehari atau tremenza p.o
- Jika sesak, yang digunakan Ventolin inhaler 3x hirupan sebanyak
1x dan jika agak berat terus-terusan dipakai jika masih sesak
- Terakhir ke dokter 3 minggu lalu dan diberi obat salbutamol-GG,
tremenza dan amoksisilin.
C. Permasalahan Pasien
Kambuh jika rhinitis alergi, batuk, debu dan semakin memburuk jika
malam hari. Gejala/simtom (sesak, batuk berdahak) dan selalu terbangun di
malam hari terutama saat udara dingin (subuh, tidur lantai), yang dirasakan
hampir setiap hari, debu dan makanan yang menyebabkan gatal di
tenggorokan dengan gejala sesak, batuk berdahak, dada sakit. Nuai masih
dapat beraktivitas normal setiap harinya meski sesak di pagi hari.

D. Pengukuran
1. Tanda vital
- TD 140/90 mmHg (jika kambuh)
- Nadi 87x / menit.
2. Berat badan : 50 kg
3. Tinggi badan : 157 cm

E. Tata Laksana Terapi


1. Tujuan terapi
Untuk mengendalikan gejala dan mencegah timbulnya kembali
serangan sehingga dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas
hidup.
2. Diagnosis : -
3. Klasifikasi derajat berat asma : PERSISTENT MILD (persisten ringan)

4. Tata laksana
a. Non farmakologi
1. Edukasi pasien
2. Pengukuran peak flow meter
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Pemberian oksigen
5. Banyak minum untuk menghindari dehidrasi
6. Kontrol secara teratur dan pola hidup sehat.
b. Farmakologi
- Step 2 : salbutamol inhaler 100 mcg/puff lag no. 1
- Apabila kambuh diberikan obat seperti sebelumnya yaitu
Salbutamol-GG, Tremenza dan Amoksisilin.

Vous aimerez peut-être aussi