Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Apriani Pujowati Rahayu
170204169
A. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan,kista seperti balon berisi
air,dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macamKista adalah
suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan
atau bahan setengah cair.
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi
pada dinding indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini
dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari
ovarium(Agusfarly,2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan /abnormal
pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara
fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal
dengan siklus menstruasi.
2. Kista neoplasma
a. Kista ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma
serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan
cairan dalam kista.
b. Kistodenoma ovarii musiroum. Asal kista ini belum pasti,
mungkin berasal dari suatu seratoma yang pertumbuhannya
1 elemen mengalahkan elemen yang lain.
c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan
ovarium(Germinal ovarium).
d. Kista endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak
ada hubungannya dengan endometroid.
e. Kista dermoid,tumor berasal dari sel telur melalui proses
patogenosis.
C. ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah
yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe
kista ovarium,folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan. Kista jenis terbentuk oleh karena pertumbuhan folikei ovarium
yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal
terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur
ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur.
Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga
menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan menjadi kista. Cairan
yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa
kasus,kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut
dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan kista dermoid.
D. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan osit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista di tengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar, kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikuler dan luteat yang
kadang-kadang disebut kista theca lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional(hydatidiform mole dan choriocarsinoma) dan kadang-kadang
pada kehamilan multiple dengan diabetes,HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi
dengan menggunakan gonadotropin(FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan hiperstimulasi ovary, terutama bila
disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering bersasl dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kristik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan inin adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovarii ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis
ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari
germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi
elemen dari 3 lapisan germinal embryonal, ectodermal, endodermal dan
mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri dari
folikel – folikel dengan multiple kistik berdiameter 2-5 mm, seperti
terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem
utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis
dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter
dapat melihat ovarium, menghisap cairan darikista atau mengambil
bahan percontohan untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan hb dapat menunjukkan anemia krosis.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan kista ovary yang besar biasanya adalah pengangkatan
melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan
tampak terisi oleh cairan fisiologis pada pasien muda yang sehat,
kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktifitas ovarium dan
menghilangkan kista.
H. KOMPLIKASI
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme
terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium. Factor resiko lain yang
dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi
menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur
menggunakan metode kontrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan
pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap
atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
I. PATHWAY
J. FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama
dan alamat, serta data penanggung jawab.
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada
massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen
bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak
berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan
d. Riwayat perkawinan
Kawin atau tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap
timbulnya kiata ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak
mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi
digumenorheadan bahkan sampai amenorrhea.
6. Pemeriksaan fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala:
Hygiene rambut
Keadaan rambut
b. Mata :
Sklera : ikterik/tidak
Konjungtiva :anemis/tidak
Mata :simetris/tidak
c. Leher :
Pembengkakan kelenjar tyroid
Tekanan vena jugularis
d. Dada :
Pernafasan :
Jenis pernafasan
Bunyi pernafasan
Penarikan sela iga
e. Abdomen:
Nyeri tekan pada abdomen
Teraba massa pada abdomen
f. Ekstremitas :
Nyeri panggul saat beraktifitas
Tidak ada kelemahan
g. Eliminasi:
Adanya konstipasi
Susah BAK
7. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8. Data Spiritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaan sesuai dengan kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, di mana
ovarium sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut
sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat
maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil atau
punya keturunan.
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktifitas
dan tidur, karena mengalami /merasa nyeri.
11. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Ultrasonografi: untuk mengetahui letak batas kista.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre Operasi
a. Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologi
b. Cemas berhubungan dengan diagnosis dan rencana pembedahan
c. PK perdarahan
2. Post Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
b. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive dan
pembedahan
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilisasi(nyeri pasca
pembedahan)
L. INTERVENSI
1. Pre oparasi
NO Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi(NIC)
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Pain management
berhubungan tindakan keperawatan *lakukan pengkajian nyeri
dengan agen injuri selama 3x24 jam secara komprehensif
biologi diharapkan nyeri pasien termasuk lokasi,
berkurang karakterisitk, durasi,
NOC: frekuensi, kualitas dan
*pain level faktor presipitasi.
*pain control *observasi reaksi non
*comfort level verbal dari
Kriteria hasil ketidaknyamanan.
*manpu mengotrol nyeri Gunkan teknik
(tahu penyebab komunikasi terapeutik
nyeri,mampu untuk mengetahui
menggunakan teknik pengalaman nyeri pasien.
nonfarmakologik untuk *kaji kultur yang
mengurangi mempengaruhi respon
nyeri,mencari bantuan) nyeri.
*melaporkan bahwa nyeri *evaluasi pengalaman
berkurang dengan nyeri masa lampau.
menggunakan manajemen Evalasi bersama pasien
nyeri dan tim kesehatan lain
*mampu mengenali nyeri tentang ketidakefektifan
(skala, kontrol nyeri masa
intensitas,frekuensi dan lampau.
tanda nyeri) *bantu pasien untuk
Menyatakan rasa nyaman menentukan intervensi
setelah nyeri berkurang dan keluarga untuk
Tanda vital dalam rentang mencari dan menemukan
normal dukungan.
*kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan.
*kurangi faktor presipitasi
nyeri.
*pilih dan lakukan
pencegahan nyeri
(farmakologi,
nonfarmakologi dan
interpersonal)
*kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi.
*ajarkan tentang teknik
non farmakologi
*berikan anlagetik untuk
mengurangi nyeri
*evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
*tingkatkan istirahat
*kolaborasikan dengan
dokter jika keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil .
2 Cemas
berhubungan Anxiety
dengan diagnosis Setelah dilakukan Reduction(penurunan
pembedahan tindakan keperawatan kecemasan)
selama 3x24jam *gunakan pendekatan
diharapkan cemas yang menenangkan.
terkontrol *nyatakan dengan jelas
NOC: harapan terhadap perilaku
*anxiety control pasien.
*coping *jelaskan semua prosedur
Kriteria hasil dana apa yang dirasakan
*klien mampu selama prosedur.
mengidentifikasi dan *temani pasien untuk
mengungkapkan gejala memberikan keamanan
cemas. dan mengurangi takut.
*mengidentifikasi, *berikan informasi faktual
mengungkapkan dan mengenai diagnosis,
menujukkan teknik untuk tindakan progesif
mengontrol cemas *dorong keluarga untuk
*vital sign dalam batas menemani anak
normal *lakukan back/neck rub
*postur tubuh, ekspresi *dengarkan dengan penuh
wajah, Bahasa tubuh dan perhatian
tingkat aktifitas *identifikasi tingkat
menunjukkan kecemasan
berkurangnya kecemasan *bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
*dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan
ketakutan dan persepsi
*instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
*berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
3 P.K Perdarahan
*monitor tanda-tanda
perdarahan
Setelah dilakukan gastrointestinal
tindakan keperawatan *awasi petheciae,
selama 3x24 jam ekimosis, perdarahan dari
diharapkan pasien suatu tempat
menunjukkan perdarahan *monitor vital sign
dapat diminimalkan *catat perubahan mental
*hindari aspirin
*awasi Hb dan faktor
pembekuan
*berikan vitamin
tambahan dan pelumas
feses
2. Post operasi
NO Diagnosa Tujuan(NOC) Intervensi(NIC)
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Pain managemen
berhubungan tindakan keperawatan *lakukan pengkajian nyeri
dengan agen injuri selama 3x24 jam secara komprehensif
fisik diharapkan nyeri pasien termasuk lokasi, ka
berkurang rakteristik, durasi,
NOC frekuensi,kualitas dan
*pain level faktor presipitasi
*pain control *obsevasi reaksi non
*comvort level verbal dari
Kriteria hasil ketidaknyamanan
*mampu mengontrol *gunakan teknik
nyeri(tahu penyebab komunikasi terapeutik
nyeri,mampu untuk mengetahui
menggunakan teknik pengalaman nyeri pasien
nonfarmakologik untuk *kaji kultur yang
mengurangi nyeri, mempengaruhi respon
mencari bantuan) nyeri
*melaporkan bahwa *evaluasi pengalaman
nyeri berkurang dengan nyeri masa lampau
menggunakan *evaluasi bersama pasien
manajemen nyeri dan tim kesehatan lain
*mampu mengenali tentang ketidakefektifan
nyeri(skala, intensitas, kontrol nyeri masa lampau
frekuensi dan tanda *bantu pasien dan
nyeri) keluarga untuk mencari
*menyatakan rasa dan menemukan dukungan
nyaman setelah nyeri *kontrol lingkungan yang
berkurang dapat mempengaruhi nyeri
*tanda-tanda vital dalam seperti suhu ruangan,
rentang normal pencahayaan dan
kebisingan
*kurangi faktor presipitasi
nyeri
*pilih dan lakukan
penanganan
nyeri(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal)
*kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
*ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
*berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
*evaluasi ketidakefektifan
kontrol
*tingkatkan istirahat
*kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
1. IDENTITAS
1. Namapasien :Ny. R NamaSuami : Tn S
2. Umur :48 th Umur :55 th
3. Suku/bangsa :Jawa/Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama :Islam Agama :Islam
5. Pendidikan :SD Pendidikan :SD
6. Pekerjaan :IRT Pekerjaaan :Buruh Harian Lepas
7. Alamat : sumbang Alamat : Sumbang
8. Status : Menikah
Umur
No Tahun kehamilan Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB Pj
1 1993 39 minggu - spontan bidan - - - - Laki-laki 2800mg 48 cm
2 1998 40 minggu - spontan bidan - - - - perempuan 2900 mg 49 cm
Genogram
Keterangan:
: laki – laki : Laki-laki meninggal
: perempuan : perempuan meninggal
: klien
:garis hubungan
: yang tinggal dalam 1 rumah
OBSERVASIDANPEMERIKSAAN FISIK
1. Vital Sign :
TD : 140/80 mmHg
Suhu : 36,6°C
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 18x/menit
2. Kesadaran :compos mentis
GCS : 15
Eye :4
Motorik : 6
Verbal :5
3. Keadaan umum :
Sakit/nyeri :sedang
Skalanyeri :5
Nyeri di daerah : perut bagian bawah
Statusgizi : normal
BB :49 kg TB: 150 cm
Sikap : menahan nyeri
Personal : Baik
Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1. Kepala
Bentuk :mesochepale
Lesi/luka :
hematom
perdarahan
lukasobek
lain-lain : tidak ada
2. Rambut
Warna : hitam.
Kelainan :tidak ada
3. Mata
Penglihatan :. normal
Sklera :tidakikterik
Konjungtiva : tidakanemis
Pupil : isokor
Kelainan :tidak ada
4. Hidung
Penghidu : normal
Sekret/darah/polip :tidak ada
Tarikan cuping hidung : tidak
5. Telinga
Pendengaran
6. MulutDan Gigi
Bibir :lembab
Mulutdan tenggorokan : normal
Gigi :bersih
7. Leher
Pembesarantyroid :tidak
Lesi :tidak
Nadi karotis : teraba
Pembesaran limfoid :tidak
8. Thorax
Jantung:1. nadi 80x/ menit,2.kuat 3.irama:teratur
I:ictus cordis terlihat di intracosta
V pada linea midioclavikularis kiri
P: kekuatan pukul normal dan lebarnya tidak lebih dari 1 cm
P: pekak
A: S1 > S2,reguler
Paru :
1. frekuensi :teratur
2.kualitas :normal
3.. suaranafas:vesikuler
4. batuk :tidak
5.sumbatanjalan nafas:tidak ada
Retraksi dada : tidakada
I : simetris
P: tidak ada kelainan
P: sonor
A : vesikuler
9. Abdomen
Peristaltikusus:1.Ada,13 x/menit
Kembung : tidak
Nyeri tekan : ya,bagian perut bawah
Ascites : tidakada
I : terdapat luka sayatan operasi vertical sepanjang ± 10 cm
P :tidak teraba adanya benjolan
P :tidak ada ascites
A :terdengar bising usus
10.Genetalia : bersih,tidak ada kelainan
11.Kulit
Turgor :elastis
Laserasi:tidak ada
Warnakulit: normal(putih)
12.Ekstrimitas 5 5
Kekuatanotot : 5 5
ROM : terbatas
Hemiplegi/parese :tidak
Akral :hangat
Capillaryrefilltime :<3detik
Edema : tidakada
V. DataPenunjang
a. PemeriksaanPenunjang:Laboratorium
Tanggal pemeriksaan 13 Agustus 2018
Pemeriksaan Hasil RentangNormal Interpretasi
a. Laporan Operasi
Pasien diposisikan di meja operasi dengan general anestesi,tindakan aseptic
dan antiseptic. Insisi dinding abdomen ,perdalam didapatkan ovarium kanan dan kiri
membesar sesuai kepalan tangan, sampai ada perlengketan dengan uteri omentum.
Perlengketan dibebaskan, kista pecah. Dilakukan debulking pada masa,rawat
perdarahan.
b. Program Terap
Dataobjektif :
- Wajah pasien tegang
dan meringis
- TD : 140/80
- Nadi : 88x/menit
- RR : 18x/menit
- S : 36.6 °C
- Terdapat luka operasi
perut bawah ± 10 cm
Menjelaskan aturan
diperlukannya tirah baring.
14 Memposisikan sesuai
Agustus bodyaligment yang tepat. S: pasien mengatakan
3 2018 Memonitor kebutuhan mengerti dengan
pasien terkait dengan alat- penjesalan perawat
alat kebersihan diri,alat O: pasien terlihat
bantu untuk mengangguk
berpakaian,berdandan,elimi
nasi dan makan.
Memberikan lingkungan
yang terapeutik dengan
memastikan yang
hangat,santai,tertutup dan
pengalaman individu.
Memberikan bantuan
sampai pasien mampu
melakukan perawatan diri
mandiri.
Mendorong pasien untuk
melakukan aktifitas normal
sehari-hari sampai batas
kemampuannya.
Mendorong kemandirian
pasien tapi membantu
ketika pasien tidak mampu
melakukan.
Menciptakan rutinitas
aktifitas perawatan diri.
EVALUASI
No.Dx. Tgl/jam Catatan Perkembangan Paraf
Kep
1 14 Agustus
2018 S : pasien mengatakan luka operasi masih terasa sakit
O : ekspresi wajah menyeringai
Skala nyeri 6
A: masalah keperawatan nyeri belum teratasi dengan
Indikator Awal Akhir Saat ini
Nyeri yang dilaporkan 3 5 3
Ekspresi nyeri wajah 3 5 3
Mengerang dan menangis 3 5 4
kriteria hasil : tingkat nyeri (
P: lanjutkan intervensi
Anjurkan teknik nonfarmakologik,teknis relaksasi
nafas dalam
Berikan hasil kolaborasi dengan dokter (kaltrofen
supp 2x2 )
S: pasien mengatakan kalau tidur malam jarang terbangun
Tidur sehari ± 7 jam nyenyak
O: wajah terlihat lebih segar
TD: 125/78 mmhg
A: masalah keperawatan gangguan pola tidur teratasi
14 Agustus sebagian dengan kriteria hasil : Tingkat kenyamanan(
2 2018 Indikator Awal Akhir Saat ini
Tidak dapat beristirahat 3 5 4
Ketegangan wajah 3 5 4
Otot pegal 3 5 4
P: lanjutkan intervensi
Mengatur posisi pasien
Menghindari gangguan yang tidak perlu dan
memberikan waktu untuk istirahat
Menyediakan lingkungan yang nyaman dan
bersih
3 14 Agustus
2018 S:
pasien mengatakan badannya masih lemes
Pasien mengatakan dalam melakukan aktifitas
masih dibantu
O: pasien masih terbaring,dalam melakukan aktifitas
masih terlihat dibantu keluraga
A: masalah keperawatan defisit perawatan diri belum
teratasi dengan kriteria :Perawatan diri(
Indikator Awal Akhir Saat
ini
Membersihkan area 2 5 2
perineum
Menyikat gigi 2 5 2
Memasukkan makanan ke 2 5 2
mulut dengan sendok
Mencuci badan bagian atas 2 5 2
P: lanjutkan intervensi
Berikan lingkungan yang terapeutik
Ajarkan keluarga untuk mendukung
kemandirian dengan membantu hanya ketika
pasien membutuhkan
Berikan bantuan sampai pasien mampu
melakukan perawatan diri mandiri
Monitor kebutuhan pasien terkait dengan
kebersihan
15 Agustus
1 2018
O:
: wajah terlihat segar
TD: 120/82 mmhg
S:
pasien mengatakan masih dibantu dalam
melakukan aktifitas
Badan lemes berkurang