Vous êtes sur la page 1sur 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN STROKE PIS


DI RUANG ICU RS. DUSTIRA CIMAHI

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama klien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 56 Thn
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Puri Cipageran Indah Blk. C Rt. 04/03
Diagnosa Medis : Stroke PIS e.c HT (Perdarahan Intracerebelum)
Tanggal dirawat : Minggu, 29 April 2018
Tanggal Pengkajian : Senin, 7 Mey 2018
No RM : 543071

2. Identitas Penanggung jawab


Nama penanggunag jawab :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

3. Alasan Masuk RS : Pasien datang rumah sakit Dustira Cimahi dengan


keluhan Tidak sadarkan diri sejak pagi hari, keluarga klien mengataan
sebelumnya klien mengeluh pusing (+), Sakit kepala (+), dan muntah (+).
Keluarga klien mengatakan saat itu klien sedang mencuci pakaian dan
setelah itu klien beristirahat namun saat di bangunkan pasien tidak Bangun
(tidak sadarkan diri) kemudian klien di bawah oleh keluarga ke RS Dustira
Cimahi pada hari Minggu 29 April 2018, Pukul 11.30 Wib

1
Saat dilakukan pemeriksaan Tanda-tanda Vital di dapatkan;
TD : 205/110 mmHg (113)
Nadi : 70 x/menit
RR : 14 x/menit
Suhu : 36,9 oC
Kesaaran : Coma
GCS : 7 (E2 V1 M4)
Dokter jaga langsung memberikan instruksi untuk perawatan selanjutnya di
Ruang ICU, dengan Diagnosa Medis Stroke PIS e.c Hipertensi

4. Keluhan Utama : Klien Tidak sadar, (Coma)

5. Riwayat penyakit sekarang : Stroke + Hipertensi

6. Pengkajian Fokus Keperawatan Dewasa


 Klien dengan Gangguan Neurologis
- Kesadaran : Compos Mentis, cenderung tidur
- Bicara : tidak jelas; volume suara sedang, konsonan kata tidak
jelas.
- Mata ukuran 2/2, reaksi cahaya +/+ isokor
- Pasien tampak sakit sedang-berat
- Kontak + dan masih terlihat gelisah
- Akral teraba hangat
- Terpasang O2 4lt/mnt BC
- Terpasang NGT no. 18
- CMS warna coklat kemerahan

7. Data Penunjang
a. Data Diagnostik

2
- CT-scan Kepala pada tanggal 29 April 2018
 perdarahan Intraserebelum kanan dan intraserebrum
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Kimia darah pada tanggal 7 Mei 2018
Kimia darah Hasil Nilai normal
Ureum 23,5 mg/dl 15,0 - 45,0
Kreatinin 0,88 mg/dl (laki-laki) 0,9 – 1,5
Natrium 141 mmol/L 136,0 – 145,0
Kalium 31 mmol/L (laki-laki) 3,5 – 5,1

2) Kimia darah pada tanggal 7 Mei 2018


Kimia darah Hasil Nilai normal
Glukosa puasa 92 mg/dl 70 – 100
Klorida 103 mmol/L 97 – 111
Calsium (Ca2+) ion 1,23 mg/dl 1,12 – 1,32
Magnesium 2,26 mg/dl 1,7 2,6
SGOT 15 U/L < 32
SGPT 14 U/L <31

3) Urin Makroskopis pada tanggal 7 Mei 2018


Kimia urin Hasil Nilai normal
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Negatif (-) Negatif (-)
Glukosa reduksi Negatif (-) Negatif (-)
Bilirubin Negatif (-) Negatif (-)
Keton +/- Negatif (-)
Berat jenis 1,010 1,011-1,019
pH 7,0 5,0 - 8,0
Protein 1+ Negatif (-)
Urobilinogen 3,2 3,2 – 16,0 Umol/L

3
Nitrit Negatif (-) Negatif (-)

Sedimen:
Leukosit 10 – 12 /LPB Negatif (-)
Eritrosit Penuh / LPB Negatif (-)
Sel epitel 2 – 3 /LPB Negatif (-)
Silinder Negatif (-)
Klistal Negatif (-)
Lain-lain Negatif (-)

4) Hematologi pada tanggal 12 Januari 2011


Kriteria Hasil Nilai Normal
LED 1 jam 30 mm/jam 5-10
LED 2 jam 60 mm/jam
Hitung jenis:
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 2% 1- 6
Netrofil Batang L1 % 2-5
Netrofil Segmen H 73 % 45 - 70
Limposit 23 % 20 - 45
Monosit 0% 2 - 10

1 Therapi
Infuse (kristaloid) :
- Ring As + 1 amp toracic = 60 cc/jam
- Herbeser drips 0,5 mg/kgBB/mnt
Oral :
- Propepsa 4 x 10 cc P – S – Sr – M
- Herbeser 2 x 100 mg caps P–M
Indikasi

4
Untuk tachiaritmia supraventrikuler.
Untuk hipertensive emergensi.

Injeksi :
- Pantazol 1 x 40 mg pukul= 16
- Manitol 20% 200 – 150 – 150 cc pukul= 12 - 18
- 24 - 06
- Brainact 2 x 500 mg IV pukul= 16 – 04
Farmakologi :
Citicoline dapat meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 di otak
pada pengobatan gangguan serebro vaskuler sehingga dapal
memperbaiki gangguan kesadaran.
Mekanisme kerja:
 Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari batang
otak, terutama sistem pengaktifan formatio relicularis ascendens
yang berhubungan dengan kesadaran.
 Citicoline mengaktifkan sistem piramidal dan memperbaiki
kelumpuhan sistem motoris.
 Citicoline menaikkan konsumsi O2 dari otak dan memperbaiki
metabolisme otak.

Indikasi:

Kehilangan kesadaran akibat kerusakan otak, trauma kepala atau


operasi otak dan serebral infark. Percepatan rehabilitasi ekstremitas
atas pada pasien pasca hemiplegia apoplektik: pasien dengan
paralisis ekstremitas bawah yang relatif ringan yang muncul dalam
satu tahun dan sedang direhabilitasi dan sedang diberi terapi obat
oral biasa (dengan obat yang mengaktifkan metabolisme serebral
atau yang memperbaiki sirkulasi).

Kontra indikasi:

5
Penderita yang hipersensitif terhadap Citicoline dan komponen obat
ini.

Peringatan dan perhatian:

 Dalam keadaan akut dan gawat, Citicoline harus diberikan


bersama-sama dengan obat-obat yang dapat menununkan tekanan
otak atau antihemorragia dan suhu badan dijaga agar tetap rendah
 Bila tetap masih terjadi perdarahan intrakranial, hindarkan
pemberian Citicoline dengan dosis tinggi (lebih dan 500 mg
sekaligus), karena dapat mempercepat aliran darah dalam otak.
Dalam hal ini justru diperlukan dosis yang kecil (100 mg - 200
mg, 2-3 kali sehari).
 Pemberian secara intravena harus perlahan-lahan sekali.
 Perhatian perlu dibenkan pada pasien dengan nwayat
hipersensitivitas.
 Untuk pasien dengan gangguan kesadaran pada infark serebri
akut, dianjurkan untuk memulai pemberian injeksi Citicoline
dalam dua minggu setelah stroke apopletik.

Efek samping :

Reaksi : Ruam
hipersensitivitas
Psikoneurologis : insomnia, sakit kepala pusing, kejang
Gastrointestinal : nausea, anoreksia
Hati : nilai fungsi hati yang abnormal pada pemeriksaan
laboratorium
Mata : Diplopia
Lain-lain : rasa hangat, perubahan tekanan darah sementara atau

6
malaise

- Ceftum 2x 1 gr IV pukul= 16 –
04
Indikasi dan penggunaan
Ceftum ® efektif dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme sensitif: dengan infeksi berat (septicemia,
bacteriemia, peritonitis, meningitis, infeksi pada pasien dengan
kekebalan ditekan, infeksi pada pasien di unit perawatan intensif),
dengan infeksi saluran pernafasan (termasuk infeksi paru-paru dan
mucoviscidosis); dengan infeksi pada telinga, hidung dan
tenggorokan; dengan infeksi saluran ekskresi urin; dengan infeksi
kulit dan jaringan lunak; dengan infeksi pada saluran pencernaan,
saluran empedu-buang air, rongga perut, dengan infeksi tulang dan
sendi; dengan infeksi organ panggul kecil; dengan infeksi yang
terkait dengan hemodialisis dan dialisis peritoneal.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sefalosporin antibiotik kelompok, kehamilan
(terutama trimester I), menyusui (untuk dihentikan untuk waktu
pengobatan).
- Narfoz 2x 8 mg IV pukul= 08:45 – 20
Indikasi
CINV ( Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting)
RINV ( Radiotherapy Induced Nausea and Vomiting)
PONV (Post Operative Nausea and Vomiting)

Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap ondansetron

Peringatan dan perhatian


Pada kehamilan dan menyusui

7
Efek samping
Efek samping yang biasa terjadi adalah sakit kepala, kemerahan atau
hangat di kepala dan epigastrum, konstipasi pada beberapa penderita

Diet : Cair 1500 kall/RG (terpasang NGT No. 18)


Oksigen : 4 lt/mnt Binasal Canul

2 Mobilisasi
Mobilisasi : Bed rest dan HU (Head up) 30 o.

B. Pengelompokan Data

DO DS
TTV:  Menurut
 TD : 205/110 mmHg (113) keluarga,
 Nadi : 70 x/menit pasien pusing
 RR : 14 x/menit dari pagi,
 Suhu : 36,9 oC per aksila muntah

 SPO2 : 99% kurang lebih

 Bicara : tidak jelas; volume suara sedang, konsonan 10 kali sejak

kata tidak jelas. jam 10:00 (11

 Mata ukuran 2/2, reaksi cahaya +/+ isokor Januari


2011). Tiba-
 Kontak positif dan masih terlihat gelisah
tiba bicara
 Diet cair 1500 kall/RG (terpasang NGT No. 18)
tidak jelas
 Terpasang O2 4lt/mnt BC
sekitar jam
 CMS warna coklat kemerahan
10:00.
 CT-scan Kepala pada tanggal 11 januari 2011
mengindikasikan adanya PIS
 Riwayat Hipertensi dan Stroke PIS
Pemeriksaan laboratorium:

8
Kimia Hasil Normal
darah

Kriteria Hasil Normal


LED 1 jam 30 5-10
LED 2 jam mm/jam
60
mm/jam
Hitung
jenis: 0% 0-1
Basofil 2% 1- 6
Eosinofil L1 % 2-5
Netrofil H 73 % 45 - 70
Batang 23 % 20 - 45
Netrofil 0% 2 - 10
Segmen
Limposit
Monosit
Glukosa 92 mg/dl 70 –
puasa 103 100
Klorida mmol/L 97 –
Calsium 1,23 111
(Ca2+) mg/dl 1,12 –
Magnesium 2,26 1,32
SGOT mg/dl 1,7 2,6
SGPT 15 U/L < 32
14 U/L <31

9
Kimia urin Hasil Nilai normal
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Negatif (-) Negatif (-)
Glukosa Negatif (-) Negatif (-)
reduksi Negatif (-) Negatif (-)
Bilirubin +/- Negatif (-)
Keton 1,010 1,011-1,019
Berat jenis 7,0 5,0 - 8,0
pH 1+ Negatif (-)
Protein 3,2 3,2 – 16,0
Urobilinogen Negatif (-) Umol/L
Nitrit Negatif (-)
Sedimen:
Leukosit 10 – 12 Negatif (-)
Eritrosit /LPB Negatif (-)
Sel epitel Penuh / Negatif (-)
Silinder LPB
Klistal 2 – 3 /LPB
Lain-lain Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)

10
C. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


 Menurut keluarga,  Gangguan perfusi O2
pasien pusing dari serebral
pagi, muntah kurang  Gangguan pemenuhan
lebih 10 kali sejak nutrisi
jam 10:00 (11
Januari 2011). Tiba-
tiba bicara tidak
jelas sekitar jam
10:00.
TTV:
 TD : 205/110
mmHg (113)
 Nadi : 70
x/menit
 RR : 14 x/menit
 Suhu : 36,9 oC
per aksila
 SPO2 : 99%
 Bicara : tidak
jelas; volume suara
terdengar, konsonan
kata tidak jelas.
 Mata ukuran 2/2,
reaksi cahaya +/+
isokor
 Kontak positif dan
masih terlihat

11
gelisah
 Diet cair 1500
kall/RG (terpasang
NGT No. 18)
 Terpasang O2
4lt/mnt BC
 CMS warna coklat
kemerahan
 CT-scan Kepala
pada tanggal 11
januari 2011
mengindikasikan
adanya PIS
 Riwayat Hipertensi
dan Stroke PIS

D. Diagnosa
1. Gangguan perfusi O2 keserebral b.d adanya perdarahan pada cerebelum
kanan yang ditandai dengan:
 DO:
- TD : 205/110 mmHg (113)
- Nadi : 70 x/menit
- RR : 14 x/menit
- Suhu : 36,9 oC per aksila
- SPO2 : 99%
- Klien menggunakan O2 4lt/mnt BC

12
- HU 300 atau semifowler
- Bicara tidak jelas; volume suara sedang, konsonan kata tidak jelas.
- Riwayat Hipertensi dan Stroke PIS
- CT-scan Kepala pada tanggal 11 januari 2011 mengindikasikan
adanya PIS
 DS:
- Menurut keluarga, pasien pusing dari pagi

2. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d adanya gangguan pada sistem pencernaan,


mual dan muntah yang ditandai dengan:
 DO:
TTV
- TD : 205/110 mmHg (113)
- Nadi : 70 x/menit
- RR : 14 x/menit
- Suhu : 36,9 oC per aksila
- SPO2 : 99%
- Diet cair 1500 kall/RG (terpasang NGT No. 18)
- CMS warna coklat kemerahan

 DS:
- Menurut keluarga, pasien pusing dari pagi, muntah kurang lebih 10
kali sejak jam 10:00 (11 Januari 2011). Tiba-tiba bicara tidak jelas
sekitar jam 10:00

E. Intervensi
1. Gangguan perfusi O2 keserebral b.d adanya perdarahan padamcerebelum
kanan.
Tujuan : Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama
dilakukan tindakan perawatan di RS dalam waktu 7 hari dengan kriteria
hasil:

13
- Kesadaran compos mentis
- Pupil isokor 2/2, reaksi cahaya +/+
- TD :200/100 mmHg (sesuai peermintaan dokter, [diturunkan
secara bertahap])
- RR :12-20 x/ menit
- Nadi :60-100x / menit
- SPO2 : 100%
- Perbaikan dalam berbicara
- Gambaran CT-scan Kepala menunjukkan tanda-tanda perbaikan

Intervensi :

- Kaji tingkat kesadaran


R: mengetahui kondisi kesehatan klien.
- Observasi TTV tiap 1-2 jam
R: mengetahui adanya peningktan atau penurunan TTV yang mendadak
(drastis)
- Observasi reaksi pupil
R: Mengetahui keadaan fungsi otak
- Observasinposisi HU 30o
R: HU 30o mempermudah aliran balik ke vena dan memperkuat
pengeluaran CO dari jantung, sehingga nutrisi untuk jaringsan yang
hipoksia dapat cepat teratasi.
- Beri terapi O2 sesuai indikasi
R: Oksigen diberikan untuk menyuplai nutrisi ke otak yang mengalami
hipoksia
- Kaji dan hitung intake-output setiap 6 jam sekali
R: intake yang terlalu banyak akan berdampak buruk terhadap
penumpukan cairan di otak yang akan mengakibatkan PTIK.
- Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat-obatan
R: Obat-obatan seperti Brainacat yang berfungsi memercepatan
rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien pasca hemiplegia apoplektik

14
- Kolaborasi: Berikan cairan IV sesuai indikasi
R: memberikan keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
secara adekuat.
- Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis photo rongtgen
dan kimia darah
R: Mengetahui kondisi serebral klien apakah terjadi perdarahan yang
makin parah, hipoksia yang meningkat atau sampai komplikasi lain
yang mengancam nyawa klien.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d adanya gangguan pada sistem


pencernaan, mual dan muntah.
Tujuan:
 DO:
TTV
- TD : 205/110 mmHg (113)
- Nadi : 70 x/menit
- RR : 14 x/menit
- Suhu : 36,9 oC per aksila
- SPO2 : 99%
- Diet cair 1500 kall/RG (terpasang NGT No. 18)
- CMS warna coklat kemerahan

 DS:
- Menurut keluarga, pasien pusing dari pagi, muntah kurang lebih 10
kali sejak jam 10:00 (11 Januari 2011). Tiba-tiba bicara tidak jelas
sekitar jam 10:00

Intervensi:
- Kaji tingkat kesadaran
R: mengetahui kondisi kesehatan klien.
- Observasi TTV tiap 1-2 jam

15
R: mengetahui adanya peningktan atau penurunan TTV yang mendadak
(drastis)
- Observasi CMS setiap 6 jam
R: Melihat kondisi cairan dalam kesiapan pemberian nutrisi.
- Lakukan Spoeling tiap 6 jam sampai CMS bewarna jernih
R: Jika CMS belum berwarna jernih, maka pasien masih dipuasakan
- Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi
R: Nutrisi membantu dalampemulihan kondisi klien sebagai energi
untuk metabolisme sel dalam proses memperbaiki gangguan.
- Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat-obatan
R: Obat-obatan seperti Propepsa dapat mepercepat penyerapan CMS
selain diigasi.
- Kolaborasi: Berikan cairan IV sesuai indikasi
R: memberikan keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
secara adekuat.
- Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis photo rongtgen
dan kimia darah
R: Mengetahui kondisi serebral klien apakah terjadi perdarahan yang
makin parah, hipoksia yang meningkat atau sampai komplikasi lain
yang mengancam nyawa klien.

F. Implementasi dan Evaluasi

16
1. DK 1 : Gangguan perfusi O2 keserebral b.d adanya perdarahan pada
cerebelum kanan
2. DK 2 : Gangguan pemenuhan nutrisi b.d adanya gangguan pada sistem
pencernaan, mual
dan muntah
Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Rabu, 12 07.15 o Mengambil urin vol Tn.D untuk
Januari 2011 08.00 pemeriksaan lab
o Mengobservasi = KU somnolens,
GCS : 9 disphasia (M 6, Vdisphasia,
E 3). Klien tampak sakit sedang-
berat. TTV= S: 37 oC per aksila.
Kontak positif, pupil isokor ᴓ 2/2
10.00 mm RC +/+. Terpasang infuse
11.00 asering + 1 Amp Torasic 20tts/mnt,
11.30 terpasang NGT, O2 4lt/mnt.
o Melakukan Spoeling 200cc, CMS
12.30 jernih.
o Melakukan observasi TTV= S: 37,1
o
C per aksila.
o Mengkaji dan mengitung intake-
13.00 output Tn.D
(Ti: 551 cc, To: 770 cc, Tb: -259)
o Meretensi NGT kosong.
Memberikan nutrisi (sonde) 100cc
(Cair 1500 kall/RG) dan terapi oral
Propepsa 4 x 10 cc. Respon klien
tidak muntah, namun cairan susah
masuk.
o Melakukan aff NGT (salang NGT
tampak tidak masuk), pasien

17
diistirahatkan dan belum dipasang
NGT kembali.
Kamis, 13 07.30 o Mengobservasi = KU somnolens, S: -
Januari 2011 GCS : 9 disphasia (M 6, Vdisphasia, O: pasien masih
E 3). Klien tampak sakit sedang- tampak gelisah
berat. TTV= S: 36,6 oC per aksila. A: Intervensi
Pasien tampak gelisah, pupil isokor ᴓ sudah terlaksana
2/2 mm RC +/+. Terpasang infuse sebagian, namun
08.55 asering + 1 Amp Torasic 20tts/mnt, tujuan belum
NGT belum terpasang, O2 4lt/mnt. tercapai.
09.00 o Memberikan injeksi 5 mg Valium IV P: Lanjutkan
untuk menenangkan pasien intervensi untuk
o Memasang NGT pada Tn. D No. 18. monitoring
09.30 Belum berhasil. Pasien masih keadaan klien 5
memberontak dan respon buruk. hari kedepan.
o Membantu kakak senior untuk
09.45 memesang NGT pada Tn. D. Belum
berhasil. Pasien masih memberontak
dan respon buruk.
10.45 o Membantu kakak senior untuk
11.30 memesang NGT pada Tn. D.
11.45 Pemasangan berhasil. Pasien
diistirahatkan
o Melakukan observasi TTV= S: 37,4
o
C per aksila.
o Melakukan Spoeling dengn air dingi
kepada Tn. D
o Mengkaji dan mengitung intake-
output Tn.D
(Ti:558 cc, To:750 cc, Tb:-192)

18
BAB V

19
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab
Stroke PIS adalah hipoksia jaringan yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah serebral yang menyebabkan terganggunya fungsi otak
sehingga menyababkan stroke.
Manifestasi yang paling berat adalah nyeri dada kiri seperti ditekan benda
berat dan biasanya menjalar ke rahang, lengan kiri, dan punggung. Dapat pula
keringat dingin dengan akral yang teraba dingin. Penangannan yang tidak
segera akan menyebabkan klien cemas dan pusing kepala.
Penatalaksaanaannya berupa: saran operasi diikuti pemeriksaan, masukkan
klien ke unit perawatan saraf untuk dirawat di bagian bedah saraf,
penatalaksanaan umum di bagian saraf untuk pemantauan GCS dan TTV,
terapi perdarahan dan perawatan pembuluh darah, penatalaksanaan khusus
pada kasus dan terapi secara neurologis dengan berkolaborasi bersama dokter,
misalnya dalam pemberian antifibrinolitik untuk meningkatkan
mikrosirkulasi dosis kecil

B. Saran
Melalui makalah ini, pembaca sebelumnya disarankan dapat membaca
mengenai anfis persarafan secara rinci terutama mengenai peredaran darah
pada pembuluh darah serebral bersamaan dengan letak pada lobus otak dan
fungsi lobus otak tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

 Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persarafan. Jil 1. Jakarta: Salemba Medika

 Guyton, arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Ed 3.

Jakarta: EGC

 Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brummer &

suddarth. Ed 8. Jakarta :EGC

 Tarwoto, dkk. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Persarafan. Cet

1. Jakarta: Sagung Seto

 Widagdo, Wahyu. 2008 Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan

Sistem Persarafan. Cet 1. Jakarta: Trans Info Media

 Long, Barbara C. 1996. Keperawatan Medikal Bedah suatu Pendekatan Proses

Keperawatan. USA: Mosby Company St. Louis

21
 Anatomi Fisiologi Persarafan. Ns. Lukman, SKep,MM.

http://lukmanrohimin.blogspot.com/. [Jumat, 24 Oktober 2008]. Diambil pada

17 Januari 2011.

 HERBESSER. Diposkan oleh hendra laksana.

Http://hendralaksana.blogspot.com/. [Sabtu, 28 November 2009]. Diambil pada

22 Januari 2011

 NARFOZ. Http://www.pharosindonesia.com/. Diambil pada 22 Januari 2011

 CEFTUM. Http://www.arterium.ua/en/. Diambil pada 22 Januari 2011

 Brainact® tablet, kaplet dan serbuk. Http://obat-info.blogspot.com/. [Juli

2009]. Diambil pada 22 Januari 2011

22

Vous aimerez peut-être aussi