Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama klien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 56 Thn
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Puri Cipageran Indah Blk. C Rt. 04/03
Diagnosa Medis : Stroke PIS e.c HT (Perdarahan Intracerebelum)
Tanggal dirawat : Minggu, 29 April 2018
Tanggal Pengkajian : Senin, 7 Mey 2018
No RM : 543071
1
Saat dilakukan pemeriksaan Tanda-tanda Vital di dapatkan;
TD : 205/110 mmHg (113)
Nadi : 70 x/menit
RR : 14 x/menit
Suhu : 36,9 oC
Kesaaran : Coma
GCS : 7 (E2 V1 M4)
Dokter jaga langsung memberikan instruksi untuk perawatan selanjutnya di
Ruang ICU, dengan Diagnosa Medis Stroke PIS e.c Hipertensi
7. Data Penunjang
a. Data Diagnostik
2
- CT-scan Kepala pada tanggal 29 April 2018
perdarahan Intraserebelum kanan dan intraserebrum
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Kimia darah pada tanggal 7 Mei 2018
Kimia darah Hasil Nilai normal
Ureum 23,5 mg/dl 15,0 - 45,0
Kreatinin 0,88 mg/dl (laki-laki) 0,9 – 1,5
Natrium 141 mmol/L 136,0 – 145,0
Kalium 31 mmol/L (laki-laki) 3,5 – 5,1
3
Nitrit Negatif (-) Negatif (-)
Sedimen:
Leukosit 10 – 12 /LPB Negatif (-)
Eritrosit Penuh / LPB Negatif (-)
Sel epitel 2 – 3 /LPB Negatif (-)
Silinder Negatif (-)
Klistal Negatif (-)
Lain-lain Negatif (-)
1 Therapi
Infuse (kristaloid) :
- Ring As + 1 amp toracic = 60 cc/jam
- Herbeser drips 0,5 mg/kgBB/mnt
Oral :
- Propepsa 4 x 10 cc P – S – Sr – M
- Herbeser 2 x 100 mg caps P–M
Indikasi
4
Untuk tachiaritmia supraventrikuler.
Untuk hipertensive emergensi.
Injeksi :
- Pantazol 1 x 40 mg pukul= 16
- Manitol 20% 200 – 150 – 150 cc pukul= 12 - 18
- 24 - 06
- Brainact 2 x 500 mg IV pukul= 16 – 04
Farmakologi :
Citicoline dapat meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 di otak
pada pengobatan gangguan serebro vaskuler sehingga dapal
memperbaiki gangguan kesadaran.
Mekanisme kerja:
Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari batang
otak, terutama sistem pengaktifan formatio relicularis ascendens
yang berhubungan dengan kesadaran.
Citicoline mengaktifkan sistem piramidal dan memperbaiki
kelumpuhan sistem motoris.
Citicoline menaikkan konsumsi O2 dari otak dan memperbaiki
metabolisme otak.
Indikasi:
Kontra indikasi:
5
Penderita yang hipersensitif terhadap Citicoline dan komponen obat
ini.
Efek samping :
Reaksi : Ruam
hipersensitivitas
Psikoneurologis : insomnia, sakit kepala pusing, kejang
Gastrointestinal : nausea, anoreksia
Hati : nilai fungsi hati yang abnormal pada pemeriksaan
laboratorium
Mata : Diplopia
Lain-lain : rasa hangat, perubahan tekanan darah sementara atau
6
malaise
- Ceftum 2x 1 gr IV pukul= 16 –
04
Indikasi dan penggunaan
Ceftum ® efektif dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme sensitif: dengan infeksi berat (septicemia,
bacteriemia, peritonitis, meningitis, infeksi pada pasien dengan
kekebalan ditekan, infeksi pada pasien di unit perawatan intensif),
dengan infeksi saluran pernafasan (termasuk infeksi paru-paru dan
mucoviscidosis); dengan infeksi pada telinga, hidung dan
tenggorokan; dengan infeksi saluran ekskresi urin; dengan infeksi
kulit dan jaringan lunak; dengan infeksi pada saluran pencernaan,
saluran empedu-buang air, rongga perut, dengan infeksi tulang dan
sendi; dengan infeksi organ panggul kecil; dengan infeksi yang
terkait dengan hemodialisis dan dialisis peritoneal.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sefalosporin antibiotik kelompok, kehamilan
(terutama trimester I), menyusui (untuk dihentikan untuk waktu
pengobatan).
- Narfoz 2x 8 mg IV pukul= 08:45 – 20
Indikasi
CINV ( Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting)
RINV ( Radiotherapy Induced Nausea and Vomiting)
PONV (Post Operative Nausea and Vomiting)
Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap ondansetron
7
Efek samping
Efek samping yang biasa terjadi adalah sakit kepala, kemerahan atau
hangat di kepala dan epigastrum, konstipasi pada beberapa penderita
2 Mobilisasi
Mobilisasi : Bed rest dan HU (Head up) 30 o.
B. Pengelompokan Data
DO DS
TTV: Menurut
TD : 205/110 mmHg (113) keluarga,
Nadi : 70 x/menit pasien pusing
RR : 14 x/menit dari pagi,
Suhu : 36,9 oC per aksila muntah
8
Kimia Hasil Normal
darah
9
Kimia urin Hasil Nilai normal
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Negatif (-) Negatif (-)
Glukosa Negatif (-) Negatif (-)
reduksi Negatif (-) Negatif (-)
Bilirubin +/- Negatif (-)
Keton 1,010 1,011-1,019
Berat jenis 7,0 5,0 - 8,0
pH 1+ Negatif (-)
Protein 3,2 3,2 – 16,0
Urobilinogen Negatif (-) Umol/L
Nitrit Negatif (-)
Sedimen:
Leukosit 10 – 12 Negatif (-)
Eritrosit /LPB Negatif (-)
Sel epitel Penuh / Negatif (-)
Silinder LPB
Klistal 2 – 3 /LPB
Lain-lain Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
10
C. Analisa Data
11
gelisah
Diet cair 1500
kall/RG (terpasang
NGT No. 18)
Terpasang O2
4lt/mnt BC
CMS warna coklat
kemerahan
CT-scan Kepala
pada tanggal 11
januari 2011
mengindikasikan
adanya PIS
Riwayat Hipertensi
dan Stroke PIS
D. Diagnosa
1. Gangguan perfusi O2 keserebral b.d adanya perdarahan pada cerebelum
kanan yang ditandai dengan:
DO:
- TD : 205/110 mmHg (113)
- Nadi : 70 x/menit
- RR : 14 x/menit
- Suhu : 36,9 oC per aksila
- SPO2 : 99%
- Klien menggunakan O2 4lt/mnt BC
12
- HU 300 atau semifowler
- Bicara tidak jelas; volume suara sedang, konsonan kata tidak jelas.
- Riwayat Hipertensi dan Stroke PIS
- CT-scan Kepala pada tanggal 11 januari 2011 mengindikasikan
adanya PIS
DS:
- Menurut keluarga, pasien pusing dari pagi
DS:
- Menurut keluarga, pasien pusing dari pagi, muntah kurang lebih 10
kali sejak jam 10:00 (11 Januari 2011). Tiba-tiba bicara tidak jelas
sekitar jam 10:00
E. Intervensi
1. Gangguan perfusi O2 keserebral b.d adanya perdarahan padamcerebelum
kanan.
Tujuan : Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama
dilakukan tindakan perawatan di RS dalam waktu 7 hari dengan kriteria
hasil:
13
- Kesadaran compos mentis
- Pupil isokor 2/2, reaksi cahaya +/+
- TD :200/100 mmHg (sesuai peermintaan dokter, [diturunkan
secara bertahap])
- RR :12-20 x/ menit
- Nadi :60-100x / menit
- SPO2 : 100%
- Perbaikan dalam berbicara
- Gambaran CT-scan Kepala menunjukkan tanda-tanda perbaikan
Intervensi :
14
- Kolaborasi: Berikan cairan IV sesuai indikasi
R: memberikan keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
secara adekuat.
- Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis photo rongtgen
dan kimia darah
R: Mengetahui kondisi serebral klien apakah terjadi perdarahan yang
makin parah, hipoksia yang meningkat atau sampai komplikasi lain
yang mengancam nyawa klien.
DS:
- Menurut keluarga, pasien pusing dari pagi, muntah kurang lebih 10
kali sejak jam 10:00 (11 Januari 2011). Tiba-tiba bicara tidak jelas
sekitar jam 10:00
Intervensi:
- Kaji tingkat kesadaran
R: mengetahui kondisi kesehatan klien.
- Observasi TTV tiap 1-2 jam
15
R: mengetahui adanya peningktan atau penurunan TTV yang mendadak
(drastis)
- Observasi CMS setiap 6 jam
R: Melihat kondisi cairan dalam kesiapan pemberian nutrisi.
- Lakukan Spoeling tiap 6 jam sampai CMS bewarna jernih
R: Jika CMS belum berwarna jernih, maka pasien masih dipuasakan
- Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi
R: Nutrisi membantu dalampemulihan kondisi klien sebagai energi
untuk metabolisme sel dalam proses memperbaiki gangguan.
- Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat-obatan
R: Obat-obatan seperti Propepsa dapat mepercepat penyerapan CMS
selain diigasi.
- Kolaborasi: Berikan cairan IV sesuai indikasi
R: memberikan keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
secara adekuat.
- Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis photo rongtgen
dan kimia darah
R: Mengetahui kondisi serebral klien apakah terjadi perdarahan yang
makin parah, hipoksia yang meningkat atau sampai komplikasi lain
yang mengancam nyawa klien.
16
1. DK 1 : Gangguan perfusi O2 keserebral b.d adanya perdarahan pada
cerebelum kanan
2. DK 2 : Gangguan pemenuhan nutrisi b.d adanya gangguan pada sistem
pencernaan, mual
dan muntah
Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Rabu, 12 07.15 o Mengambil urin vol Tn.D untuk
Januari 2011 08.00 pemeriksaan lab
o Mengobservasi = KU somnolens,
GCS : 9 disphasia (M 6, Vdisphasia,
E 3). Klien tampak sakit sedang-
berat. TTV= S: 37 oC per aksila.
Kontak positif, pupil isokor ᴓ 2/2
10.00 mm RC +/+. Terpasang infuse
11.00 asering + 1 Amp Torasic 20tts/mnt,
11.30 terpasang NGT, O2 4lt/mnt.
o Melakukan Spoeling 200cc, CMS
12.30 jernih.
o Melakukan observasi TTV= S: 37,1
o
C per aksila.
o Mengkaji dan mengitung intake-
13.00 output Tn.D
(Ti: 551 cc, To: 770 cc, Tb: -259)
o Meretensi NGT kosong.
Memberikan nutrisi (sonde) 100cc
(Cair 1500 kall/RG) dan terapi oral
Propepsa 4 x 10 cc. Respon klien
tidak muntah, namun cairan susah
masuk.
o Melakukan aff NGT (salang NGT
tampak tidak masuk), pasien
17
diistirahatkan dan belum dipasang
NGT kembali.
Kamis, 13 07.30 o Mengobservasi = KU somnolens, S: -
Januari 2011 GCS : 9 disphasia (M 6, Vdisphasia, O: pasien masih
E 3). Klien tampak sakit sedang- tampak gelisah
berat. TTV= S: 36,6 oC per aksila. A: Intervensi
Pasien tampak gelisah, pupil isokor ᴓ sudah terlaksana
2/2 mm RC +/+. Terpasang infuse sebagian, namun
08.55 asering + 1 Amp Torasic 20tts/mnt, tujuan belum
NGT belum terpasang, O2 4lt/mnt. tercapai.
09.00 o Memberikan injeksi 5 mg Valium IV P: Lanjutkan
untuk menenangkan pasien intervensi untuk
o Memasang NGT pada Tn. D No. 18. monitoring
09.30 Belum berhasil. Pasien masih keadaan klien 5
memberontak dan respon buruk. hari kedepan.
o Membantu kakak senior untuk
09.45 memesang NGT pada Tn. D. Belum
berhasil. Pasien masih memberontak
dan respon buruk.
10.45 o Membantu kakak senior untuk
11.30 memesang NGT pada Tn. D.
11.45 Pemasangan berhasil. Pasien
diistirahatkan
o Melakukan observasi TTV= S: 37,4
o
C per aksila.
o Melakukan Spoeling dengn air dingi
kepada Tn. D
o Mengkaji dan mengitung intake-
output Tn.D
(Ti:558 cc, To:750 cc, Tb:-192)
18
BAB V
19
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab
Stroke PIS adalah hipoksia jaringan yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah serebral yang menyebabkan terganggunya fungsi otak
sehingga menyababkan stroke.
Manifestasi yang paling berat adalah nyeri dada kiri seperti ditekan benda
berat dan biasanya menjalar ke rahang, lengan kiri, dan punggung. Dapat pula
keringat dingin dengan akral yang teraba dingin. Penangannan yang tidak
segera akan menyebabkan klien cemas dan pusing kepala.
Penatalaksaanaannya berupa: saran operasi diikuti pemeriksaan, masukkan
klien ke unit perawatan saraf untuk dirawat di bagian bedah saraf,
penatalaksanaan umum di bagian saraf untuk pemantauan GCS dan TTV,
terapi perdarahan dan perawatan pembuluh darah, penatalaksanaan khusus
pada kasus dan terapi secara neurologis dengan berkolaborasi bersama dokter,
misalnya dalam pemberian antifibrinolitik untuk meningkatkan
mikrosirkulasi dosis kecil
B. Saran
Melalui makalah ini, pembaca sebelumnya disarankan dapat membaca
mengenai anfis persarafan secara rinci terutama mengenai peredaran darah
pada pembuluh darah serebral bersamaan dengan letak pada lobus otak dan
fungsi lobus otak tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brummer &
21
Anatomi Fisiologi Persarafan. Ns. Lukman, SKep,MM.
17 Januari 2011.
22 Januari 2011
22