Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Di dalam membicarakan lahan kering, ada beberapa istilah
yang perlu dipahami. Dengan demikian, definisi lahan kering
bisa bermacam-macam, bergantung pada sudut pandangnya.
Beberapa definisi lahan kering yang umum dijadikan acuan di
Indonesia adalah:
a. Hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau tidak
digenangi air pada sebagian besar waktu dalam setahun atau
sepanjang waktu (Hidayat dan Mulyani, 2005)
b. Lahan yang sumber pengairannya semata-mata berasal dari
air hujan. Lahan ini bisa berupa sawah tadah hujan,
pekarangan, hutan, kebun, dan tegal (Semaoen et al., 1991)
c. Lahan yang hampir sepanjang tahun tidak tergenang secara
permanen (Muljadi, 1977)
d. Lahan yang dalam keadaan alamiah lapisan atas dan bawah
tubuh tanah (top soil dan sub-soil) tidak jenuh air dan tidak
tergenang sepanjang tahun, serta kelembapan tanah sepanjang
tahun atau hampir sepanjang tahun berada di bawah kapasitas
lapang (Satari et al., 1977)
e. Lahan yang pemenuhan kebutuhan airnya untuk tanaman
bergantung sepenuhnya pada air hujan dan tidak pernah
tergenang sepanjang tahun (Guritno et al., 1997)
Penyebaran
dan tanah menjadi masam (Subagyo et al., 2000). Hal ini yang
menyebabkan sebagian besar tanah di lahan kering bereaksi
masam (pH 4,6 – 5,5) dan miskin unsur hara, yang umumnya
terbentuk dari tanah mineral.
Mulyani et al. (2004) telah mengidentifikasi lahan kering
masam berdasarkan data sumber daya lahan eksplorasi skala
1 : 1.000.000. Dari total lahan kering sekitar 148 juta ha dapat
dikelompokkan menjadi lahan kering masam 102,8 juta ha dan
lahan kering tidak masam 45,2 juta ha.
Ciri utama lahan masam adalah tingkat produktivitas lahannya
yang rendah khususnya untuk tanaman pangan seperti padi,
jagung, dan kedelai. Untuk meningkatkan produktivitasnya
diperlukan pemupukan berimbang (pupuk organik dan
anorganik), dan untuk meningkatkan pH tanah diperlukan
pengapuran.