Vous êtes sur la page 1sur 10

MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA KEBAKARAN BERBASIS KAWASAN

WISATA DAN PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK


(Studi Kasus Di Kampung Pelangi Kota Semarang)

Verlina Intan Wulandari, Suroto, Bina Kurniawan


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : verlinaintan@gmail.com

Abstract : Semarang City has many tourism destination, one of it is Kampung Pelangi
with terracing pattern. This destination located in densely populated area, between one
houses with another coincided due to the increasing house demand while the existing
land is limited. There is Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) but its role has not been
optimal due to limited funding constraints. Simulation of fires involving residents has
never been held in Kampung Pelangi.This causes the Kampung Pelangi prone to fire
disasters. The purpose of this study is to analyze the non structural mitigation of fire
disasters based on tourism and densely populated area in Kampung Pelangi RW III
and IV Village of Randusari, South Semarang Subdistrict, Semarang City. This
research is a descriptive with qualitative approach. Sampling using purposive sampling.
Five key informants and six triangulation informants. Instruments in this study using
indepth interview guides and observation sheets.The result of the research shows that
all informants have good knowledge and attitude about fire, socialization and fire
training has been held twice in a year with representative participants from community
leaders and administrators of Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) while the appeal
to the citizens is delivered during meeting in RT, there is no specific budget for disaster
funds, Local Regulation No. 13/2010 is only known by community leaders, Katana
program is not optimal because limited funding, all key informants have reminded their
families to prevent fire, RT / RW also gives direct appeal to the citizens, there are rules
about trash management in Kampung Pelangi, many tourism attraction need to be
developed by applying Occupational Safety and Health (OSH) aspects. Non structural
mitigation of fire disaster can increase awareness of local citizens and to secure safety
for the visitors Kampung Pelangi.

Keywords : Fire, Non Structural Mitigation, Dense Settlements, Tourism

PENDAHULUAN wisatawan nusantara telah mencapai


Latar Belakang 263,68 juta perjalanan, dari target 260
Pariwisata di Indonesia saat ini juta perjalanan.1 Berbagai obyek wisata
berkembang pesat dan menjadi alam maupun buatan yang disediakan
kebutuhan bagi masyarakat. Jumlah oleh pengelola tempat wisata tidak
kunjungan wisatawan mancanegara ke memberikan jaminan keamanan dan
Indonesia periode Januari s.d. keselamatan pengunjung sepenuhnya.2
Desember 2016 secara kumulatif Berdasarkan Undang - Undang Nomor
sebanyak 12.023.971 kunjungan. 10 Tahun 2009 tentang
Sementara itu, jumlah perjalanan Kepariwisataan, hak wisatawan antara

1
lain yaitu memperoleh perlindungan letaknya hanya berada di Kampung
hukum dan keamanan serta Wonosari RW III dan RW IV Kelurahan
perlindungan asuransi untuk kegiatan Randusari, Kecamatan Semarang
pariwisata yang berisiko tinggi.3 Selatan, Kota Semarang. Banyak
Menurut Pusat Penanggulangan Krisis wisatawan lokal maupun mancanegara
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI yang berkunjung pada hari biasa
(PPKK), bencana non alam tahun 2016 maupun hari libur. Dengan banyaknya
yang paling sering terjadi di Indonesia wisatawan yang berkunjung di
salah satunya adalah kebakaran Kampung Pelangi, seharusnya
(20%).5 Kebakaran rawan terjadi di kawasan wisata ini mempunyai
permukiman padat penduduk. Kasus keselamatan pengunjung yang lebih
kebakaran pada 7 Desember 2015 di baik untuk meminimalkan potensi
kawasan permukiman padat penduduk kecelakaan.
di Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Kampung Pelangi termasuk
Jakarta Timur mengakibatkan sekitar permukiman padat penduduk dengan
6
800 warga tinggal di pengungsian. jumlah penduduk sebanyak 2.266 jiwa.9
Bencana kebakaran juga sering terjadi Antara rumah satu dengan yang lain
di kawasan wisata. Beberapa kasus saling berhimpit. Hal ini dikarenakan
kebakaran yang terjadi di tempat wisata kebutuhan perumahan yang semakin
pada bulan Agustus 2017 antara lain di meningkat sedangkan lahan yang ada
kawasan wisata dekat Pantai Carita terbatas. Kelurahan Randusari
Pandeglang, terjadi kebakaran yang termasuk salah satu Kelurahan
menghabiskan 17 rumah Tangguh Bencana (Katana) dari empat
8
semipermanen. kelurahan di Kota Semarang, namun
Kota Semarang memiliki daya sejauh ini perannya masih belum
tarik wisata yang banyak salah satunya optimal karena keterbatasan dana.
yaitu Kampung Pelangi. Dengan Simulasi kebakaran yang melibatkan
wilayah yang strategis di pusat kota warga juga tidak pernah diadakan.
dan kondisi topografi yang unik Upaya untuk mengatasi
membentuk terasering, pada 15 April kebakaran di kawasan wisata dan
2017 kampung ini diresmikan menjadi permukiman padat penduduk yaitu
salah satu destinasi wisata di Kota dengan melakukan mitigasi bencana.
Semarang. Kampung Pelangi Penelitian ini tentang mitigasi non
merupakan wisata buatan yang struktural karena berdasarkan studi
menyatu dengan penduduk karena pendahuluan, penyebab kebakaran di

2
Kampung Pelangi yaitu kelalaian Instrumen dalam penelitian ini yaitu
masyarakat.Keselamatan pengunjung pedoman wawwancara mendalam dan
di tempat wisata bukan hanya menjadi lembar observasi.
tanggung jawab dari pengelola wisata Validitas data dilakukan dengan
saja tetapi juga bagian dari tanggung teknik triangulasi sumber. Reliabilitas
jawab Pemerintah Daerah dalam penelitian dengan melakukan verifikasi
memajukan pariwisata di tingkat hasil wawancara mendalam dengan
daerah. hasil observasi penelitian.
Berdasarkan latar belakang
permasalahan yang telah diuraikan, HASIL DAN PEMBAHASAN
maka peneliti tertarik untuk A. Analisis Hasil Observasi
menganalisis mitigasi non struktural Pada pengamatan lingkungan
terhadap bencana kebakaran berbasis sekitar, peneliti menemukan faktor –
kawasan wisata dan permukiman padat faktor penyebab risiko kebakaran di
penduduk di Kampung Pelangi yang Kampung Pelangi meliputi bahan
terdapat di RW III dan IV Kelurahan mudah terbakar, sampah kering yang
Randusari, Kecamatan Semarang tidak segera diangkut karena
Selatan, Kota Semarang. pengangkutan hanya sekali pada pagi
hari, kondisi jalan yang sempit dan
METODE PENELITIAN menanjak sehingga mempersulit
Penelitian ini bersifat deskriptif pemadaman api saat kebakaran, serta
dengan pendekatan kualitatif. kegiatan usaha warga yang
Pengambilan sampel dengan purposive menggunakan bahan mudah terbakar
sampling. Informan utama yaitu Ketua seperti penggunaan LPG di warung
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di makan, styrofoam di kios bunga, dan
Kampung Pelangi, warga RT 3 dan RT bengkel pengelasan. Untuk
6 RW III yang pernah menjadi korban mengantisipasi kebakaran, warga
kebakaran, penjual nasi goreng di sudah menyediakan tempat khusus
Kampung Pelangi, dan Ketua penyimpanan bahan mudah terbakar,
Paguyuban Pasar Kembang. Informan menyediakan tempat sampah untuk
triangulasi dalam penelitian ini yaitu warga dan pengunjung serta tidak
Ketua RT 2 RW III, Ketua RT 6 RW III, meninggalkan sampah ketika sedang
Ketua RW III, Ketua RW IV, Lurah dibakar.
Kelurahan Randusari, dan Kelurahan Berdasarkan observasi tentang
Tangguh Bencana (Katana) Randusari. mitigasi non struktural yang sudah

3
dilaksanakan, sudah terbentuk B. Pengetahuan
pengurus Kelurahan Tangguh Bencana Dalam penelitian ini didapatkan
(Katana) yang terdiri dari laki – laki dan kata kunci pengertian kebakaran yaitu
perempuan. Keterlibatan perempuan proses percikan api yang membesar,
disini adalah ibu – ibu PKK dalam hal cepat menjalar, sulit dikendalikan, dan
sie dapur umum. Sejauh ini program merugikan banyak orang. Hasil
kerja Katana mengikuti BPBD Kota pengetahuan informan utama
Semarang. Untuk tindakan mengenai pengertian kebakaran cukup
pencegahan, sudah pernah baik karena semua informan utama
dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan menjawab pengertian kebakaran
pelatihan tentang kebakaran sebanyak berdasarkan experimental reality atau
dua kali dalam setahun. Namun, dialami sendiri dan dapat dirasakan
pesertanya yang menghadiri hanya oleh panca indera. Penyebab terbesar
perwakilan dari pengurus Katana, tokoh kebakaran yaitu kompor yang meledak
masyarakat, dan warga yang telah karena warga seringkali lalai
ditunjuk. meninggalkan kompor saat memasak.
Pemetaan bencana kebakaran Pengetahuan informan utama
maish dalam proses pembuatan. mengenai cara mencegah kebakaran
Penyebaran informasi mengenai yaitu warga sudah melakukan upaya
bencana di Kelurahan Randusari antisipasi dengan meningkatkan
khususnya di Kampung Pelangi saat ini kewaspadaan misalnya mencabut
hanya dengan himbauan langsung colokan listrik ketika sudah tidak
yang disampaikan oleh tokoh digunakan, tidak membakar sampah di
masyarakat ketika musim kemarau lingkungan sekitar, dan tidak
melalui pertemuan RT / RW / meninggalkan kompor saat memasak.
Kelurahan. Sampai saat ini belum ada Semua informan sudah mengetahui
panduan prosedur tanggap darurat saat cara pemadaman api dengan
ada kebakaran di kawasan wisata menggunakan alat tradisional maupun
Kampung Pelangi karena pengelola modern.
masih berfokus pada pembangunan.
Dalam pertemuan Kelompok Sadar C. Sikap
Wisata (Pokdarwis) setiap dua minggu Informan laki – laki memiliki
sekali, belum pernah ada pembahasan sikap tanggap ikut melakukan
tentang aspek keselamatan bagi pemadaman api dan membantu
pengunjung Kampung Pelangi. pemadam kebakaran. Informan

4
perempuan, mayoritas memiliki rasa yang tertimpa bencana, maka ada
panik yang lebih tinggi. Jadi, saat bantuan sukarela dari warga berupa
terjadi kebakaran memilih untuk sembako atau material bangunan. Hal
menyelamatkan anaknya. ini dikarenakan tingkat ekonomi
Semua informan utama sudah masyarakat di Kampung Pelangi masih
melakukan upaya untuk mencegah menengah ke bawah sehingga
kebakaran diantaranya yaitu mencabut partisipasi warga dalam pembayaran
peralatan elektronik ketika sudah tidak kas setiap bulan lumayan susah. Dana
digunakan. Teguran lisan diberikan khusus bencana perlu diadakan untuk
kepada pengunjung Kampung Pelangi wilayah yang rawan terhadap bencana
yang melakukan tindakan memicu sebagai upaya dalam kesiapsiagaan.
timbulnya kebakaran. Dana ini dapat dikumpulkan dalam
bentuk tabungan finansial seperti kas
D. Sosialisasi dan Pelatihan RT setiap bulannya.12
Sosialisasi tentang kebakaran
sebanyak dua kali dalam setahun dari F. Kelurahan Tangguh Bencana
Dinas Pemadam Kebakaran dan BPBD (Katana)
Kota Semarang. Sosialisasi ke warga Di Kampung Pelangi sudah
berupa himbauan yang disampaikan diterapkan tiga unsur peringatan dini
langsung oleh RT / RW setempat. Pada yaitu pengetahuan tentang bahaya dan
saat terjadi bencana, warga masih risiko, pemantauan dan layanan
menggunakan media komunikasi peringatan, serta penyebarluasan
tradisional yaitu tiang listrik yang komunikasi. Untuk kemampuan
dipukul. Kemudian laporan kepada RT / merespon berupa rencana evakuasi
RW dan warga tanggap bencana belum dijelaskan kepada warga.
setempat. Kendala saat sosialisasi dan Selama ini program Katana di
pelatihan yaitu partisipasi kurang masyarakat belum berjalan secara
karena bersamaan dengan jam kerja. optimal karena keterbatasan dana dan
Pelatihan tentang simulasi kebakaran kesibukan dari pengurusnya. Pada
ini perlu diadakan supaya warga terlatih dasarnya pengurus ini sifatnya
dan tidak panik saat terjadi kebakaran. sukarela.

E. Anggaran Dana G. Dukungan Keluarga


Anggaran dana khusus bencana Semua informan telah
saat ini belum ada. Jika ada warga mengingatkan antar anggota

5
keluarganya untuk mencegah kepariwisataan pasal 26 dijelaskan
kebakaran dengan cara yang berbeda kewajiban setiap pengusaha pariwisata
– beda. Dengan memastikan semua adalah memelihara lingkungan yang
alat – alat elektronik sudah dimatikan sehat, bersih, dan asri.3 Sejauh ini,
ketika meninggalkan rumah dan jadwal rutin untuk kerja bakti belum
mengecek tabung LPG. Informan ada. Pengelolaan sampah di Kampung
beranggapan bahwa semua yang Pelangi ini setiap RT sudah mempunyai
dilakukan berawal dari keluarga aturan masing – masing. Adanya kios
kemudian baru ke masyarakat. bunga di depan Kampung Pelangi yang
buka 24 jam itu memberikan dampak
H. Dukungan Tokoh Masyarakat positif karena pembeli bunga biasanya
Terdapat kontrol dari RT / RW juga sekaligus tertarik untuk
minimal satu bulan sekali. Himbauan mengunjungi Kampung Pelangi. Namun
disampaikan kelurahan melalui di sisi lain, kios bunga yang buka 24
pertemuan RW, RT kemudian jam dan menggunakan listrik untuk
dilanjutkan ke warga wilayahnya lampu dalam jumlah banyak ini dapat
masing – masing. Para tokoh memperbesar risiko adanya korsleting
masyarakat sudah mulai sadar bahwa listrik di kios bunga.
kegiatan mencegah itu lebih baik
sebelum terjadi bencana. Hal ini sesuai J. Daya Tarik Wisata
dengan Peraturan Menteri Dalam Saat ini, peraturan untuk
Negeri Nomor 5 Tahun 2007 pasal 15 pengunjung Kampung Pelangi masih
mengenai fungsi RT / RW yaitu berupa rancangan dan belum ada yang
sebagai penggerak swadaya gotong tertulis. Peraturan pengunjung
royong dan partisipasi masyarakat di merupakan satu aspek yang penting
wilayahnya.34 dalam penyelenggaraan pariwisata.
Banyak rencana ke depan yang akan
I. Lingkungan Sekitar terus dilaksanakan untuk meningkatkan
Lingkungan sekitar di Kampung daya tarik wisata di Kampung Pelangi
Pelangi termasuk daerah rawan diantaranya yaitu pembentukan sentra
kebakaran. Banner dan poster terkait makanan dan kerajinan di masing –
bencana dan kebersihan lingkungan masing gang, pembuatan Taman
sekitar belum terpasang di Kampung Kasmaran dan food court, wisata air,
Pelangi. Menurut Undang – Undang dan pelestarian kembali makam Mbah
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Brintik untuk tempat wisata religi.

6
Perubahan kampung ini menjadi tempat sebanyak dua kali dalam setahun
wisata menimbulkan perubahan dengan peserta hanya perwakilan,
kesadaran warga setempat yaitu belum ada anggaran dana khusus
memberikan salam, senyum, dan sapa bencana, kendala dalam Katana yaitu
kepada pengunjung sembari keterbatasan dana dan pengurus yang
memberikan peringatan untuk tidak sukarela, semua informan utama telah
membuang puntung rokok dan sampah mengingatkan antar anggota
sembarangan. Dari segi keselamatan keluarganya untuk mencegah
pengunjung, di Kampung Pelangi ini kebakaran, serta dukungan tokoh
belum tersedia jalur evakuasi dan masyarakat yaitu sudah ada kontrol
pegangan (handrail) di sepanjang jalan dari RT / RW minimal satu bulan sekali
yang menanjak. Para informan untuk menghimbau warga di
triangulasi sebenarnya sudah mengerti wilayahnya. Saat ini, pengelolaan daya
pentingnya jalur evakuasi di tempat tarik wisata masih berfokus pada
wisata. Namun, saat ini memang pembangunan fisik. Penerapan aspek
belum menjadi prioritas karena masih Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
terkendala adanya keterbatasan dana. seperti peraturan pengunjung,
Sehingga pengelolaan di Kampung pembuatan jalur evakuasi dan
Pelangi masih berfokus pada pemasangan handrail di tempat wisata
pembangunan fisik. belum ada sehingga jaminan
keselamatan pengunjung wisata belum
KESIMPULAN terpenuhi secara optimal.
Mitigasi non struktural bencana
kebakaran di Kampung Pelangi Kota DAFTAR PUSTAKA
Semarang dapat dilihat dari berbagai 1. Biro Perencanaan dan Keuangan
Sekretariat Kementerian. Laporan
aspek diantaranya yaitu pengetahuan
Akuntabilitas Kinerja Kementerian
informan utama tentang kebakaran Pariwisata Tahun 2016 ; 2016.
berdasarkan experimental reality sudah
2. Yudistira I dan Susanto N. Rancangan
cukup baik, terdapat perbedaan sikap
Sistem Penilaian Keselamatan
antara informan utama laki – laki dan Pengunjung Tempat Wisata. Jurusan
Teknik Industri Universitas Sahid
perempuan saat terjadi kebakaran,
Jakarta ; 2012
pelaksanaan sosialisasi langsung
kepada warga berupa himbauan 3. Undang - Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2009 tentang
melalui pertemuan RT / RW dan
Kepariwisataan
pelatihan kebakaran diadakan

7
4. Nurdiana, Dian Ridwan. Perspektif 12. Coppola, Damon. Introduction to
Penerapan SNI Pengelolaan Pariwisata International Disaster Management.
Alam Di Indonesia. Di akses di Amsterdam : Elsevier ; 2007
http://u.lipi.go.id/1433814647 pada
tanggal 16 Desember 2017 Pukul 19.00 13. Peraturan Daerah Kota Semarang
WIB Nomor 13 Tahun 2010 tentang
5. Kementerian Kesehatan Republik Penyelenggaraan Penanggulangan
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Bencana Di Kota Semarang
Tahun 2016 ; 2017 14. Ramli, Soehatman. Pedoman Praktis
Manajemen Bencana. Jakarta : PT
6. Lumbantobing, A. Kebakaran di Kayu Dian Rakyat ; 2010
Putih, 800 Jiwa Mengungsi. Diakses 15. Yayasan IDEP. Panduan Umum
http://www.beritajakarta.id/read/21909/k Penanggulangan Bencana Berbasis
ebakaran_di_kayu_putih_800_jiwa_me Masyarakat. Edisi ke-2, Bali : Yayasan
ngungsi pada 23 Desember 2017 Pukul IDEP ; 2007
17.00 WIB
16. Undang – Undang Republik Indonesia
7. Antony, ND. Lahan wisata Gunung Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Batu Bogor Terbakar. Diakses di Perumahan dan Kawasan Permukiman
https://news.detik.com/berita/3613744/l
ahan-wisata-gunung-batu-bogor- 17. Diakses
terbakar pada 8 Oktober 2017 Pukul http://www.radarplanologi.com/2016/07/
20.00 WIB konsep-dan-pengertian-permukiman-
padat_13.html pada 23 Desember 2017
8. Rifa’i, B. Kebakaran di Kawasan Wisata Pukul 18.00 WIB
Pantai Carita, 17 Rumah Ludes
Terbakar. Diakses di 18. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
https://news.detik.com/berita/3645483/k Perencanaan Lingkungan Perumahan
ebakaran-di-kawasan-wisata-pantai- Di Perkotaan
carita-17-rumah-ludes-terbakar pada 8
Oktober 2017 Pukul 16.17 WIB 19. Tarwaka. Dasar – Dasar Keselamatan
Kerja serta Pencegahan Lecelakaan Di
9. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Tempat Kerja. Surakarta : Harapan
Jawa Tengah. Penataan Kawasan Press ; 2012
Kampung Pelangi. Semarang ; 2018
10. Aziz, Hamas MA. Analisis Kesiapan 20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Mitigasi Non struktural Warga terhadap Transmigrasi RI Nomor 4 Tahun 1980
Pencegahan dan Penanggulangan tentang Syarat – syarat Pemasangan
Kebakaran Kawasan Permukiman dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Padat Penduduk (Studi Kasus Di Rw 16 Ringan
Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan 21. Suma’mur. Keselamatan Kerja dan
Pulogadung, Kotamadya Jakarta Pencegahan Kecelakaan. Jakarta ; CV
Timur). Jurnal Kesehatan Masyarakat Haji Masagung ; 1989
(e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli
2016 (ISSN: 2356-3346) ; 2016 22. Notoatmojo, Soekidjo. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
11. Undang – undang Republik Indonesia PT Asdi Mahatsaya ; 2005
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana 23. Green, Lawrence W., Marshall W.
Kreuter, dkk. Health Promotion
Planning an Educational and
Environmental Approach. Second

8
Edition. Mayfield Publishing Company. 35. Kusumanegara, Solahudin. Handout
Mountain View ; 2000 Metode Penelitian Sosial. FISIP
24. Badan Nasional Penanggulangan UNSOED. Hal. 6 ; 2006
Bencana. Panduan Teknis Kelurahan
Tangguh Bencana ; 2017 36. Sutton, J., and Tierney, K. Disaster
Preparedness: Concepts, Guindance
25. Moloeng dan J, Lexy. Metodologi and Research. Colorado : University of
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Colorado ; 2006
Remaja Rosdakarya ; 2006
37. Setiyo, Budi. Korsleting Listrik
26. M.J. PBL. Metodologi Penelitian Penyebab Kebakaran Pada Rumah
Kuantitatif. Jakarta: Grafindo; 2008. Tinggal atau Gedung. Edu Elektrika
Journal Universitas Negeri Semarang ;
27. Sugiyono. Metode Penelitian 2014
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung: 38. Desideria, Benedikta. Wanita Lebih
Penerbit Alfabeta ; 2009 Rentan Cemas Dibanding Pria,
28. Miles MB, Huberman AM. Analisis Data Mengapa?. Diakses di
Kualitatif : Buku Sumber Tentang http://health.liputan6.com/read/2526725
Metode-Metode Baru. Jakarta : /wanita-lebih-rentan-cemas-dibanding-
Universitas Indonesia Press ; 2007 pria-mengapa pada 9 Februari 2018
Pukul 19.00 WIB
29. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka 39. Ryan, Linuwih. Faktor – Faktor yang
Cipta ; 2012. Mempengaruhi Kesiapsiagaan
Tanggap Darurat Kebakaran pada
30. Bachri BS. Meyakinkan Validitas Data Penghuni Mess PT. Sango Indonesia
Melalui Triangulasi pada Penelitian Semarang. Skripsi Fakultas Kesehatan
Kualitatif. J Teknol Pendidik. Udinus Semarang ; 2015
2010;10(1):46–62. Diakses melalui
http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/ 40. Khairuddin. Sosilologi Keluarga.
meyakinkan-validitas-data-melalui- Yogyakarta : Liberty ; 2008
triangulasi-pada-penelitian-kualitatif.pdf
pada 28 Desember 2017 41. Sagala, Saut, R Wimbardana, dan FP
Pratama. Perilaku dan Kesiapsiagaan
31. Saptono dan Suteng, Terkait Kebakaran Pada Penghuni
Bambang. Sosiologi. Jakarta: Phibeta ; Permukiman Padat Kota Bandung.
2006 Forum Geografi UMS ; 2014

32. Mathis, Robert L dan John H, Jackson. 42. Fitriyana, Ika. Faktor – Faktor Yang
Manajemen Sumber Daya Manusia. Berhubungan Dengan Kesiapsiagaan
Jakarta : Salemba Empat ; 2002 Tanggap Darurat Pada Aviation
33. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Security Terhadap Bahaya Kebakaran
Jawa Tengah. Penataan Kawasan Di Terminal Bandara X. Jurnal
Kampung Pelangi. Semarang ; 2018 Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
Volume 4 Nomor 3 ; 2016
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
5 Tahun 2007 Tentang Pedoman 43. Anonymous. Diakses di
Penataan Lembaga Kemasyarakatan http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/2
017/07/27/perda-harus-
disosialisasikan-ke-masyarakat/ pada
11 Februari 2018 Pukul 11:22 WIB

9
44. Fatmah. Model Mitigasi Kebakaran
Berbasis Masyarakat : Kajian Kualitatif
Pada Aparat Pemerintah dan LSM.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Vol. 4, No. 3 ; 2009

45. Wahy, Hasbi. Keluarga Sebagai Basis


Pendidikan Pertama dan Utama. Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA Volume XXII Nomor
2 ; 2012

46. Neolaka, Amos. Kesadaran


Lingkungan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
; 2008

47. Supardi, Imam. Lingkungan Hidup dan


Kelestariannya. Bandung : Alumni ;
2003

48. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi


Kreatif. Buku Pedoman Kelompok
Sadar Wisata. Jakarta ; 2012

49. Mantra, Wirawibawa IBG. Kajian


Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Pada Perumahan (Suatu Kajian
Pendahuluan Di Perumahan Sarijadi
Bandung). Jurnal Permukiman Natah
Volume 3 ; 2005

50. Susanti, Anita Tri. Analisis Strategi


Optimalisasi Pengembangan Wisata
Alam dengan Sistem Informasi
Geografis Di Kecamatan Dlingo,
Kabupaten Bantul Provinsi DIY.
Program Studi Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta ; 2018

10

Vous aimerez peut-être aussi