Kajian pola ini baik sebelum sakit maupun sejak sakit mencakup : - Penggunaan alat bantu pendengaran? Penglihatan? Cek terakhir? - Mudahkah untuk mempelajari sesuatu? Ada kesulitan (lamban, terbelakang)? - Bila ada rasa tidak nyaman: nyeri, bagaimana cara mengatasinya? - Adakah gangguan persepsi sensori seperti penglihatan kabur, pendengaran terganggu, gangguan pengecapan, gangguan perhidungan, gangguan perabaan terasa kebal/ baal, kesemutan, nyeri? - Adakah gangguan pada refleks-refleks yang membahayakan kehidupan pasien seperti hilangnya refleks batuk sehingga resiko terjadi aspirasi? Hilangnya refleks menegakkan badan sehingga resiko terjatuh karena terganggunya persepsi kesetimbangan tubuh. - Adakah gangguan proses berpikir, gangguan terhadap daya pengenalan lingkungan (ruang), orang dan waktu (orientasi)? - Gangguan pengenalan terhadap rasa posisi/sikap tubuh/ rasa gerak/ kesetimbangan? - Perubahan dalam konsentrasi/daya ingat? 2. Data Obyektif (Kajian Pola Persepsi Kognitif) Observasi - Penggunaan alat bantu? - Kemampuan bicara? - Orientasi/ disorientasi? Terhadap waktu? Tempat? Orang? - Respon non verbal? 3. Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak. Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. 4. Tekanan intraokular adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding bola mata. Tekanan ini dipengaruhi oleh lapisan dinding bola mata dan volume bola mata yang terdiri dari : aquos humor, korpus vitreus, pembuluh darah intraokular dan isinya. 5. Fungsi daun telinga (Pinna) adalah sebagai bagian pertama dalam kontak dengan rangsangan pendengaran. 6. Data Subyektif (Kajian Pola Persepsi dan Konsep Diri) a. Sebelum sakit - Ingatkan kembali 5 elemen konsep diri : idensitas diri, ideal diri, harga diri, citra diri (gambaran diri) dan peran diri. - Bagaimana menurut pasien tentang dirinya? - Pernah merasa putus harapan/ frustrasi? b. Sejak Sakit - Sering merasa tidak enak dalam dirinya? - Ada perubahan cara pasien merasakan tentang dirinya atau tubuhnya? - Adakah ungkapan pasien yang menunjukkan adanya keganasan? Adanya ancaman terhadap dirinya? Merasa tidak berdaya? Ungkapan yang menyatakan tidak ada harapan tentang suatu hal? - Adakah ungkapan pasien yang menunjukkan terganggunya konsep diri dalam kehidupan keluarga, teman-teman, masyarakat maupun terhadap diri sendiri seperti kurang percaya diri? Selalu ragu-ragu? Tidak mampu mengambil keputusan? Ada rasa bersalah? Merasa bodoh? Rasa berdosa? (gangguan harga diri). - Adakah ungkapan pasien tentang bagian tubuhnya yang menyebabkan perasaan malu/ rendah diri/ menjadikan dirinya canggung seperti : kegemukan. Rasa pendek, terlalu jangkung, asimetri, bagian anggota gerak yang di amputasi mempunyai tanda lahir yang mencolok/ memalukan, payudara terlalu besar/kecil. 7. Data Subyektif ( Kajian Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama) a. Sebelum Sakit - Apakah pasien hidup sendiri? Hidup berkeluarga? Ikut saudara? Bagaimana struktur keluarga dan peran pasien dalam keluarga tersebut? Apakah pasien merasa puas? - Apa peran pasien dalam masyarakat dan lingkungan kerja? - Apakah pasien merasa puas dengan peran tersebut? - Merasa tersisihkan/ terisolir dari tetangga dimana pasien tinggal? - Keluarga atau orang lain yang menjadi tanggungan? b. Sejak sakit - Jika perlu, bagaimana perasaan keluarga terhadap penyakit pasien saat ini? - Adakah gangguan dalam hubungan dengan keluarga (konflik/keterpisahan/ keterasingan). - Adakah gangguan dalam peran pasien sebagai orang tua anggota masyarakat dan lingkungan. - Adakah ungkapan yang menunjukkan bahwa pasien merasa terisolasi pembatasan diri karena hukum pidana/sanksi agama. 8. Data Obyektif (Kajian Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama) Observasi - Adakah gangguan komunikasi verbal seperti pelo, gagu, gagap, latah, suara sengau, lidah biasa mengucap “R” dan sebagainya. - Apakah ada gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga atau orang lain? 9. Data subyektif (Kajian Pola Reproduksi- Seksualitas) a. Sebelum Sakit - Kaji sesuai usia, jenis kelamin dan situasi - Kapan mulai menstruasi? Periode menstmasi terakhir? Masalah menstruasi? - Penggunaan kontrasepsi dan permasalahan yang timbul? b. Sejak sakit - Kaji pengetahuan pasien tentang hubungan penyakit dengan masalah seksualitas. - Adakah gangguan fungsional / seksual seperti impotensi? Frigiditas? Dispareunia? - Pasien mengalami perubahan atau masalah seksualitas yang berhubungan dengan penyakit kronik yang disertai pasien seperti Diabetes Melitus? Riwayat operasi Ginekologik? - Adakah penyimpangan pada seksual seperti sodo masochist? Homoseksual? Lesbianisme? - Adakah gangguan menstruasi seperti dismenorhoe? Metroragia? - Adakah keluhan leocorrhoe? - Adakah keluhan belum berhasil mempunyai anak atau ingin tambah anak lagi? 10. Data Obyektif (Kajian Pola Reproduksi- Seksualitas) a. Observasi Apakah ada perilaku yang menyimpang yang tidak sesuai dengan jenis kelamin pasien b. Pemeriksaan Fisik Dilakukan bila ada masalah yang ditemukan seperti Bartholinitis, anus bentuk corong dan lain-lain c. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan yang berhubungan dengan pola reproduksi-seksual termasuk bila ada FAM. 11. Data Subyektif ( Kajian Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stres) a. Sebelum Sakit - Hal yang sering membuat pasien marah? Takut? Cemas? Tegang? Depresi? Tidak dapat mengontrol diri? Apa yang dapat membantu untuk mengatasi? - Siapa yang sangat membantu untuk diajak bicara untuk mengatasi masalah? - Bagaimana mekanisme koping yang biasa digunakan? b. Sejak sakit - Adakah gangguan penyesuaian diri pasien terhadap lingkungan dan situasi baru? - Apakah pasien mampu bertahan terhadap tekanan yang datang, baik nyata dan tidak nyata? - Adakah ungkapan pasien tentang penyangkalan/penolakan terhadap dirinya sendiri? - Adakah ketidakmampuan koping terhadap berbagai hal? - Adakah riwayat tindakan/pikiran nekat terhadap dirinya sendiri/keluarga? - Penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol untuk membuat relaks? 12. Data Obyektif ( Kajian Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stres) a. Observasi - Ekspresi wajah - Bekas sayatan sejajar atau cicatrix di lengan bawah - Aktivits motorik yang tidak mempunyai tujuan seperti berjalan mondar-mandir, meremas-remas jari, sering menggigit bibir, sering menarik nafas dalam. - Mata merah, dan lain-lain b. Pemeriksaan fisik - Jelas c. Terapi - Terapi yang berhubungan dengan pola terkait 13. Data Subyektif (Kajian Pola Sistem Nilai-kepercayaan) - Apakah yang menjadi tujuan hidup? Rencana penting di masa mendatang? - Adakah tata nilai kehidupan yang menjadi pedoman yang dianut dalam hidupnya? Misalnya tata nilai budaya masyarakat Manado, Jawa, Sundah, Batak, dan sebagainya. - Adakah ungkapan pasien tentang kebutuhan spritual yang diinginkan? - Adakah ungkapan klien tentang adanya tekanan spritual? Misalnya larangan untuk transfusi darah menurut agama yang dianutnya, serta makanna pantangan - Apakah selama dirawat di Rumah Sakit mengganggu/ mempengaruhi kegiatan beribadah? 14. Data Obyektif (Kajian Pola Sistem Nilai-kepercayaan) a. Observasi - Adakah alat untuk berdoa? - Apakah tampak melakukan kegiatan ibadah?