Vous êtes sur la page 1sur 51

ASPEK PENATAAN RUANG

DALAM AMDAL
Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil
Email: sbja02@yahoo.com.au

Puslitbang LH
Universitas Hasanuddin
2016
Outline:

PERSPEKTIF PENATAAN RUANG DALAM AMDAL


BEBERAPA PENGERTIAN, KONSEPSI, DAN PENDEKATAN PR
KOMPONEN TATA RUANG DAN METODE KAJIAN DALAM
AMDAL
POLA RUANG, STRUKTUR RUANG, DAN KAWASAN
STRATEGIS
BEBERAPA CONTOH POLA, STRUKTUR, DAN KAW STRATEGIS
DISKUSI
Pentingnya Penataan Ruang dalam
Pengelolaan LH:
Meningkatnya keragaman, dimensi dan skala
pembangunan
Kegiatan pembangunan merupakan open system
Implikasi perubahan tata ruang
Ruang mempunyai keterbatasan
Implikasi lanjutan perubahan tata ruang
Wahana pengelolaan lingkungan terpadu
KETERKAITAN LINGKUNGAN DAN PENATAAN RUANG
Kegiatan/Usaha
(Pembangunan)

Prinsip

Mengubah Bentuk Menggunakan Unit


Energi Energi

Hukum Termodinamika
Energi tidak dapat diciptakan, energi hanya dapat diubah dari
suatu bentuk ke bentuk yang lain
Setiap penggunaan suatu unit energi tidak pernah tercapai efisien
100% karena adanya enthropi (sisa)

Berlangsung dalam ruang

Dalam ruang ada Komponen Lingkungan


4
Kajian AMDAL: Aspek Ruang<< Informasi Geospasial
1. Datum standar
2. Skala tepat
3. Resolusi relevan
4. Waktu tepat (uptodate)
5. Unsur kartografi lengkap
6. Selektif
7. Informatif
8. Artistik
PENGERTIAN DASAR

RUANG
adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
TATA RUANG
adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

PENATAAN RUANG
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

RENCANA TATA RUANG


adalah hasil perencanaan tata
ruang.
BAB II. ASAS DAN TUJUAN

ASAS
a. keterpaduan;
b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
c. keberlanjutan;
d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
e. keterbukaan;
f. kebersamaan dan kemitraan;
g. pelindungan kepentingan umum;
h. kepastian hukum dan keadilan; dan
i. akuntabilitas.

TUJUAN

mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,


produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG
DIKLASIFIKASIKAN
BERDASARKAN

SISTEM Sistem Sistem Internal


Wilayah Perkotaan

FUNGSI UTAMA
KAWASAN Kws. Lindung Kws. Budidaya

WILAYAH PR Wil. PR Wil. PR Wil.


ADMINISTRAT Nasional Provinsi Kab. / Kota
IF
KEGIATAN
KAWASAN PR Kws. Perkotaan PR Kws. Perdesaan

NILAI PR Kws PR Kws PR Kws


STRATEGIS Strategis Strategis Strategis
KAWASAN Nasional Provinsi Kab./Kota
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG
BERDASARKAN SISTEM, FUNGSI DAN NILAI STRATEGIS
KAWASAN
PR berdasarkan Administrasi PR berdasarkan Nilai Strategis Kawasan
Kewenangan (mempertegas aspek kewenangan (kawasan yang secara spesifik berpengaruh
penyelenggaraan) besar terhadap pencapaian tujuan PR)

Pem. Pusat PR Wilayah Nasional Kawasan Strategis Nasional

Pem. Provinsi PR Wilayah Provinsi Kawasan Strategis Provinsi

Pem. Kabupaten PR Wilayah Kabupaten Kawasan Strategis Kabupaten

Pem. Kota PR Wilayah Kota Kawasan Strategis Kota

PR berdasarkan PR berdasarkan PR berdasarkan


Fungsi Utama Kegiatan Kawasan Sistem
(ruang yang dapat (untuk meningkatkan (fungsi-fungsi
dimanfaatkan & keseimbangan kewilayahan)
ruang yang dijaga pembangunan)
untuk dilindungi &
melindungi) Kawasan Sistem Wilayah
Perkotaan
Kawasan Lindung Sistem Internal
Kawasan Perkotaan
Kawasan Budidaya Perdesaan
Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pengaturan Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan

upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui


upaya untuk pelaksanaan perencanaan tata ruang, upaya agar
upaya pembentukan pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
meningkatkan kinerja penyelenggaraan
landasan hukum bagi
penataan ruang penataan ruang
Pemerintah, pemerintah
yang diselenggarakan dapat diwujudkan
daerah, dan
oleh Pemerintah, sesuai dengan
masyarakat dalam Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
pemerintah daerah, ketentuan peraturan
penataan ruang Tata Ruang Ruang Pemanfaatan Ruang
dan masyarakat perundang-undangan

suatu proses upaya untuk


untuk mewujudkan
menentukan struktur ruang
penetapan ketentuan  Pemerintah kepada  Pemantauan
struktur ruang dan pola ruang
peraturan perundang- pemerintah daerah sesuai dengan upaya untuk  Evaluasi
dan pola
undangan bidang dan masyarakat RTR melalui mewujudkan
ruang yang  Pelaporan
penataan ruang  Pemerintah provinsi meliputi penyusunan dan tertib tata ruang
termasuk pedoman kepada pemerintah penyusunan pelaksanaan
dan penetapan program
bidang penataan ruang. kabupaten/kota dan
RTR beserta
masyarakat pembiayaannya
 Pemerintah
kabupaten/kota
kepada masyarakat  Peraturan
pelaksanaan zonasi
penyusunan
program  Perizinan
rencana tata
ruang pemanfaatan  Insentif –
ruang beserta disinsentif
pembiayaannya  Pengenaan
Sanksi
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG

PELAKSANAAN
upaya pencapaian tujuan
penataan ruang melalui
pelaksanaan:

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian


Tata Ruang Ruang Pemanfaatan Ruang

suatu proses untuk menentukan upaya untuk mewujudkan struktur ruang


struktur ruang & pola ruang yang & pola ruang sesuai dengan RTR
meliputi penyusunan & penetapan melalui penyusunan & pelaksanaan
RTR program beserta pembiayaannya

upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan


pola ruang sesuai dengan RTR melalui
penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya
PERENCANAAN TATA RUANG
Menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang

RENCANA UMUM TATA RUANG sebagai perangkat operasional


RENCANA RINCI TATA RUANG rencana umum tata ruang
disusun
RTR PULAU / KEPULAUAN apabila:
RTRW NASIONAL RTR KWS STRA. NASIONAL a. rencana umum tata ruang
belum dapat dijadikan dasar
WILAYAH

RTR KWS STRA. PROVINSI dalam pelaksanaan


RTRW PROVINSI
pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan
RTR KWS STRA KABUPATEN ruang; dan/atau
RTRW KABUPATEN b. rencana umum tata ruang
RDTR WIL KABUPATEN mencakup wilayah
perencanaan yang luas dan
skala peta dalam rencana
RTR KWS METROPOLITAN umum tata ruang tersebut
memerlukan perincian
PERKOTAA

RTR KWS PERKOTAAN DLM sebelum dioperasionalkan


WIL KABUPATEN

RTR BAGIAN WIL KOTA Sebagai dasar penyusunan


peraturan zonasi
RTRW KOTA
RTR KWS STRA KOTA
N

RDTR WIL KOTA


RENCANA TATA RUANG

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

Rencana Rencana Peruntukan Peruntukan


Sistem Pusat Sistem Jaringan Kawasan Kawasan
Permukiman Prasarana Lindung Budidaya
Sistem Wilayah Sistem Jaringan Kegiatan
Transportasi Pelestarian
Sistem internal Lingkungan Hidup
Perkotaan Sistem Jaringan
Energi & Kelistrikan Kegiatan Sosial

Sistem Jaringan Kegiatan Budaya


Telekomunikasi
Kegiatan Ekonomi
Sistem
Persampahan & Kegiatan
Sanitasi Pertahanan &
Keamanan
Sistem Jaringan
SDA, dll.
dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan
paling sedikit 30 %dari luas DAS
KOMPLEMENTARITAS
RENCANA TATA RUANG

Dilengkapi
peraturan zonasi
(Zoning Regulation)

BHK-
BHK-DJPR/Presentasi/DR
28
Rencana Struktur Ruang

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem


jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.

Rencana Struktur Ruang:


Struktur pusat-pusat kegiatan dalam kawasan, dilengkapi
dengan fungsi masing-masing pusat kegiatan,
Rencana jaringan transpotrasi, dan
Rencana jaringan prasarana dan sarana kawasan lainnya.
Struktur Ruang Kota Baubau
Contoh Struktur Ruang: Pusat Kegiatan, SWP, dan Sist. Pergerakan
PETA
STRUKTUR TATA RUANG

Nusantara Kalimantan, Jawa, &


LN: Jepang, Korea Provinsi Lain di Sulawesi

Anggrek Kwandang Angkutan Udara Orde I


Ke Manado
Orde II
Angkutan Darat Ke
Sulut via Kwandang Orde III

Angkutan Darat
Isimu Limboto
Ke Sulteng

Kota Gorontalo

Angkutan Udara Ke
Palu & Makassar
Rencana Pola Ruang

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam


suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

– Kawasan lindung (non-budidaya)


– Kawasan budidaya.

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi


utama melindungikelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi


utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.
Pola Ruang (Kawasan Lindung & Budidaya)
UU. No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang dan Permen PU No. 16/2009

Kawasan lindung:
• Kawasan suaka alam, pelestarian alam, & cagar
o Kawasan hutan lindung budaya, meliputi: Kawasan suaka alam; Kawasan
o Kawasan yang memberikan perlindungan suaka alam laut dan perairan lainnya; Suaka
terhadap kawasan bawahannya, meliputi: margasatwa dan suaka margasatwa laut; Cagar
Kawasan bergambut, dan Kawasan resapan alam dan cagar alam laut; Kawasan pantai berhutan
air bakau; Taman nasional dan taman nasional laut;
Taman hutan raya; Taman wisata alam dan taman
wisata alam laut; Kawasan cagar budaya dan ilmu
o Kawasan perlindungan setempat, meliputi: pengetahuan.
Sempadan pantai; Sempadan sungai;
Kawasan sekitar danau atau waduk; Kawasan • Kawasan lindung geologi, meliputi: Kawasan cagar
sekitar mata air alam geologi; Kawasan rawan bencana alam geologi
dan kawasan yang memberikan perlindungan
o Kawasan lindung spiritual dan kearifan terhadap air tanah
lokal lainnya
• Kawasan lindung lainnya, meliputi: Cagar biosfer;
Ramsar; Taman buru; Kawasan perlindungan
o Kawasan rawan bencana alam, meliputi: plasma-nutfah; Kawasan pengungsian satwa,
Kawasan rawan tanah longsor; Kawasan terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis
rawan gelombang pasang dan kawasan rawan satwa atau biota laut yang dilindungi.
banjir
Pola Ruang Kota Baubau
Contoh Rencana Pola Ruang Detail:
Kawasan Industri Perikanan & Pariwisata Terpadu (KIPPT) BAUBAU

POLA RUANG:
Peta Pola Ruang Kab. Gorontalo
Kawasan Lindung dan Budidaya
Kawasan Rawan Bencana: Gempa & Tsunami
Lanjutan …….
Kawasan Budidaya

1. Kawasan Hutan Produksi


Kawasan Hutan Produksi Terbatas
Kawasan Hutan Produksi Tetap
Kawasan Hutan Produksi Konversi
2. Kawasan Pertanian
Kawasan Tanaman Pangan Lahan Basah
Kawasan Tanaman Pangan Lahan Kering
Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan
Kawasan Peternakan
Kawasan Perikanan
3. Kawasan Pertambangan
4. Kawasan Perindustrian
5. Kawasan Pariwisata
6. Kawasan Pemukiman
Kawasan Budidaya Kehutanan
Peta Kawasan Budidaya Pertanian &
Pewilayahan Komoditas

Pewilayahan Komoditas
Peta Pengembangan Kaw. Permukiman
(Residential & House Lots)
Kota Kwandang

RePPProT (1989)

Semakin Baik
Permukiman Ibukota
Kecamatan

Desa Padengo: 505 ha


Desa Pone: 652,2 ha
Kel Bongohulawa: 381,25 ha

Kel. Dutulanaa & Hutuo: 37,5 ha


Pengelolaan Kawasan Perikanan

Zona I: 3 mil Zona II: 3-7 mil Zona III: Zona IV: >12 mil
(Tradisional) 7-12 mil

Pergerakan Ikan Tuna


Zonasi ruang tingkat lokal
Kawasan Strategis …

Kawasan strategis kota adalah kawasan yang


secara lokal mempunyai nilai strategis yang
penataan ruangnya diprioritaskan.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan:


1. Pertahanan dan keamanan,
2. Pertumbuhan ekonomi,
3. Sosial dan budaya,
4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi,
5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan Strategis Kota Baubau
Contoh Perencanaan Detail KIPPT Kota Baubau
Zona Persawahan
(Salah Satu Kawasan Strategis)
Zona Perkebunan Rakyat
Zona Konservasi
Stadion Budidaya Terbatas Waliabuku

Kalialia

Lowulowu Kawasan Rekreasi

Kolese
Kawasan Strategis Kab Jeneponto

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem


jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.

Rencana Struktur Ruang:


Struktur pusat-pusat kegiatan dalam kawasan, dilengkapi
dengan fungsi masing-masing pusat kegiatan,
Rencana jaringan transpotrasi, dan
Rencana jaringan prasarana dan sarana kawasan lainnya.

Kaw Industri Tanjung Mallasoro


Peta Rencana Pola Ruang
Rencana Pola Ruang
RUANG TERBUKA

RUANG TERBUKA NON HIJAU


RUANG TERBUKA
NON HIJAU PRIVAT
RUANG TERBUKA
NON HIJAU PUBLIK

RUANG TERBUKA HIJAU


(MIN 30% LUAS KOTA)
RTH PUBLIK
Ps. 29 ayat (2) Ps. 29 ayat (1) (20% LUAS KOTA)
RTH PRIVAT Ps. 29 ayat (3)

TIPOLOGI RTH
Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan
Ekologis
Pola
R RTH Sosial/ RTH Publik
Ekologis
T Alami Budaya
H
RTH Non- Arsitektural Pola
RTH Privat
alami Planologis
Ekonomi
BHK-DJPR/Presentasi/DR
29
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

sebagai
pedoman upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang

Penetapan Pemberian
Perizinan Pengenaan
Peraturan Insentif &
Sanksi
Zonasi Disinsentif
diatur oleh Pemerintah &
pemda (menurut
disusun sebagai dasar kewenangan masing-masing) tindakan penertiban yg
berdasarkan dilakukan terhadap
pemanfaatan ruang yang
Izin Pemanfaatan Ruang tidak sesuai dengan RTR
Rencana Rinci Tata
& peraturan zonasi
Ruang apabila tidak sesuai RTRW

ditetapkan
dengan dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn batal demi hukum
tidak melalui prosedur yg benar
PP untuk arahan peraturan
zonasi sistem nasional diperoleh melalui prosedur yang
Perda provinsi untuk arahan benar tetapi kemudian terbukti tidak dapat dibatalkan
peraturan zonasi sistem provinsi
sesuai dengan RTRW
Perda kabupaten/kota untuk
peraturan zonasi akibat adanya perubahan RTRWN penggantian / ganti
kerugian yg layak
Peraturan Zonasi (Zoning
Map
4A ) 4A
4A 5A 5A 5A 5A
4A

5A
4A

4A 5A
4A
5A
4A 4A 5A 5A
5A

5A
5A
4B 4
B 5A 6A

4B
5A 5B
4B
4A 4B 5A
5A 5A

4B
4B

4A
5B
5B
4B
4B 3B
4A 3
4A 3B B 5B
3B
4A

ZONA 3B : RUANG TERBUKA/ ZONA 4B : PERUMAHAN KOTA ZONA 5B : KAWASAN PERKANTORAN


TAMAN KOTA

ZONA 4A : PERUMAHAN TERBATAS ZONA 5A : KAWASAN KOMERSIAL ZONA 6A : KAWASAN KHUSUS


Contoh Peraturan Zonasi
Pembagian BLOK
Kawasan Pusat PemerintahanKota
Sofifi (BWK 2)

Pembagian Luas
No.
Blok (Ha)

1 BLOK A 107,13
2 BLOK B 68,18
3 BLOK C 112,76
4 BLOK D 58,24
5 BLOK E 123,78
6 BLOK F 110,01

Fungsi lahan yang akan dikembangkan di Kota


Sofifi adalah:
• Kawasan Pemerintahan
• Kawasan Niaga/ perdagangan
• Kawasan Perumahan dan Pemukiman
• Kawasan Fasiltas Umum dan Sosial
• Kawasan Rekreasi
• Kawasan Pelabuhan (transportasi)
• Ruang Terbuka Hijau
BHK_DJPR_Dep.
PEMBERIAN INSENTIF & DISINSENTIF
agar pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW
Ps. 38 ayat (1)

Pemberian Insentif Pemberian Disinsentif


perangkat/upaya utk memberikan imbalan thd perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan,
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dgn RTR /mengurangi kegiatan yg tidak sejalan dengan RTR

keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi pengenaan pajak yang tinggi yg disesuaikan
silang, imbalan, sewa ruang, & urun saham dengan besarnya biaya yg dibutuhkan untuk
pembangunan serta pengadaan infrastruktur mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat
pemanfaatan ruang
kemudahan prosedur perizinan
pembatasan penyediaan infrastruktur,
pemberian penghargaan kepada masyarakat, pengenaan kompensasi, dan penalti
swasta dan/atau pemerintah daerah

diberikan oleh: kepada:


Subsidi
Pemerintah Pemerintah Daerah
(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang) (dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang)
Dukungan
Perwujudan RTR
kompensasi
Pemerintah Daerah 1 Pemerintah Daerah 2
(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang) (mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
Dukungan
Perwujudan RTR
Dispensasi
Pemerintah & Pemerintah Daerah Swasta / Masyarakat
Dukungan
Perwujudan RTR
PENGAWASAN PENATAAN RUANG

PENGAWASAN PENATAAN
RUANG dilakukan terhadap
Ps. 58 ayat (1)

Kinerja Kinerja Kinerja kinerja fungsi kinerja pemenuhan


Pengaturan pembinaan Pelaksanaan dan manfaat standar pelayanan
Penataan Penataan Penataan penyelenggaraan minimal bidang
Ruang Ruang Ruang penataan ruang penataan ruang
dilakukan dengan terdiri atas

mengamati & memeriksa


Pemantauan
Pelaporan
kesesuaian antara Evaluasi
penyelenggaraan
penataan ruang dgn dilaksanakan oleh
ketentuan peraturan
per-UU-an Pemerintah dan
pemerintah daerah Masyarakat
melibatkan
dilakukan dengan
terbukti terjadi
penyimpangan menyampaikan laporan dan/atau
administratif pengaduan kepada Pemerintah
dan pemerintah daerah

Menteri, Gubernur, &


Bupati/Walikota mengambil Gubernur mengambil langkah Menteri mengambil langkah
langkah penyelesaian sesuai penyelesaian yang tidak penyelesaian yang tidak
dengan kewenangannya dilaksanakan Bupati/Walikota dilaksanakan Gubernur

dalam hal Bupati/Walikota dalam hal Gubernur tidak


tidak melaksanakan melaksanakan langkah
langkah penyelesaian penyelesaian
PENYELESAIAN SENGKETA

Tahap pertama diupayakan


berdasarkan prinsip musyawarah
untuk mufakat

Penyelesaian
Sengketa
Tidak dicapai
mufakat
Penyelesaian /kesepakatan
di Luar Pengadilan
Sengketa
Melalui Pengadilan - Mediasi
- Konsiliasi
- Negosiasi
PERSPEKTIF TATA RUANG
dalam Kajian AMDAL

Keterkaitan Tata Ruang dengan AMDAL:


Tata ruang sebagai sumber dampak
Tata ruang sebagai penerima dampak
Tata ruang sebagai pencegah dampak
Tata ruang (rencana) sebagai wahana
penanggulangan dampak
AMDAL

Pengikat antara Rencana dan


Aksi Pemanfaatan Ruang

Perencanaan Pemanfaatan Implementasi:


Ruang Pemanfaatan Ruang
AMDAL

Pengendalian
PENATAAN RUANG:
Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian
Pemanfaatan

Sasaran
Penataan
AMDAL
Ruang
Komponen Tata Ruang dalam Kajian
AMDAL

Perubahan tataguna tanah


Ketimpangan spasial
Konflik spasial
Daya dukung lahan
Perubahan bentang lahan
Perubahan kawasan yang mempunyai nilai historis
Komponen Tata Ruang dalam Kajian AMDAL
Perubahan Deskripsi Indikator
ruang
Landuse change Perubahan penggunaan ruang; misal Prosentase built up area; tingkat
dari sawah ke perumahan konversi hutan atau sawah pertahun

Spatial inequity Ketimpangan spasial, dimana satuan Dukungan infrastruktur dasar;


kawasan mempunyai kualitas kualitas landscape;kepadatan
lingkungan yang lebih dari yang lain bangunan; ketersediaan public
space
Landuse conflict Konflik antar penggunaan ruang yang Kebisingan; polusi; kualitas
saling mengganggu; industri landscape
mengganggu perumahan
Intensitas penggunaan Tingkat pemanfaatan ruang yang Kerusakan lingkungan; kualitas
ruang cenderung melampaui daya lingkungan yang menurun
dukungnya
Landscape Bentang lahan: dapat alam maupun Perubahan/rusaknya elemen alami
buatan atau gabungan diantara (pantai, sungai, danau);
keduanya berkurangnya vegetasi
Historic areas Daerah-daerah yang mempunyai nilai Bangunan budaya, situs budaya
warisan budaya/heritages properties
Metode Kajian Komponen Tata Ruang
Aspek Metode/teknik
Perubahan tata Data sekunder; observasi lapangan; GIS/LIS
ruang/landuse change
Ketimpangan tata Data sekunder; observasi lapangan; wawancara;
ruang/spatial inequity GIS/LIS
Konflik ruang/benturan tata Data sekunder; content analysis; observasi
ruang lapangan; wawancara; penilaian ahli; behavioural
mapping
Intensitas ruang/daya Data sekunder; observasi lapangan; penilaian
dukung ruang ahli;delphi; argument by analogy, GIS/LIS
Kualitas visual observasi lapangan; penilaian ahli; computer
ruang/landscape simulation
Tekanan terhadap kawasan
observasi lapangan; wawancara; penilaian ahli;
bersejarah/historic
behavioural mapping
conservation/ preservation
KESIMPULAN

1. PENATAAN RUANG dibutuhkan untuk mewujudkan ruang


Nusantara yang AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF dan
BERKELANJUTAN.
2. Perwujudan Tujuan Penataan Ruang dilakukan dengan
STRATEGI UMUM seperti Penyiapan Kerangka Strategis
Pengembangan Penataan Ruang Nasional dan STRATEGI
KHUSUS berupa Penyiapan Peraturan Zonasi, Pemberian
Insentif dan Disinsentif, Pengenaan Sanksi, dan lain-lain.
3. Produk perencanaan tata ruang tidak hanya bersifat
ADMINISTRATIF akan tetapi juga mengatur perencanaan tata
ruang yang bersifat FUNGSIONAL dan di klasifikasikan ke
dalam RENCANA UMUM dan RENCANA RINCI TATA RUANG.
4. Penataan Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/
Kota dilakukan secara BERJENJANG dan KOMPLEMENTER
sehingga saling melengkapi satu dengan yang lain, bersinergi,
dan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dalam
penyelenggaraannya.
5. Undang-undang Penataan Ruang telah mengakomodasi
perkembangan lingkungan strategis seperti pengaturan
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) di Perkotaan dan Daerah
Aliran Sungai (DAS), STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM),
integrasi penataan ruang DARAT, LAUT, dan UDARA,
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG, Penataan Ruang
Kawasan PERKOTAAN dan PERDESAAN, dan Aspek Pelestarian
LINGKUNGAN HIDUP.

BHK-DJPR/Presentasi/DR
47
Thank You

Vous aimerez peut-être aussi