Vous êtes sur la page 1sur 12

Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

VARIABILITAS DAN KETIDAKTENTUAN DALAM PENENTUAN DAKTILITAS,


DEFORMASI DAN KINERJA KOLOM BETON BERTULANG

Abdul Kadir
Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Haluoleo

ABSTRACT

Column will deform when it receives earthquake loads, wind or a combination thereof. Influenced by the
ability of deforms the material ductility and its interaction with other materials. In a performance-based
approach to planning or displacement (Performance-based design / Displacement based design) deformation
and ductility are the parameters that can be used as an indicator of the performance of the column. Efforts to
determine the deformation field has been done by many researchers either deterministic approach (micro-
macro model checkers) and the probabilistic approach. Determination of the deformation field in the plastic
hinge models (macro model) involves defining the look, characteristics of materials (concrete and
reinforcement), the value of the material boundary, curvature, and length of plastic hinge. The diversity of
models and boundary value materials, materials curvature and length plastic hinge berkonsekwensi the
variability and uncertainty in the determination of deformation, ductility and performance elements. This
paper describes range / variety of material models, boundary value, curvature and plastic hinge length
proposed by many researchers that have an impact on the variability and uncertainty in the determination of
the value of ductility, deformation and performance elements.
Keywords: Reinforced concrete, columns, variability models, ductility, deformation and performance of the
column.

ABSTRAK

Kolom akan mengalami deformasi ketika menerima beban gempa, angin atau kombinasinya.
Kemampuan berdeformasi dipengaruhi oleh daktilitas bahan dan interaksinya terhadap bahan lainnya. Dalam
pendekatan perencanaan berbasis kinerja atau perpindahan (Performance based design/Displacement based
design) deformasi dan daktilitas adalah parameter-parameter yang dapat dijadikan sebagai indikator kinerja
kolom. Upaya untuk menentukan deformasi kolom telah dilakukan oleh banyak peneliti baik dengan
pendekatan deterministik (model makro dam mikro) maupun dengan pendekatan probabilistik. Penentuan
deformasi kolom dalam model sendi plastis (model makro) melibatkan pendefinisian tampang, karateristik
bahan (beton dan tulangan), nilai batas bahan, kelengkungan, dan panjang sendi plastis. Beragamnya model
dan nilai batas bahan, kelengkungan bahan dan panjang sendi plastis berkonsekwensi pada variabilitas dan
ketidaktentuan dalam penetuan deformasi, daktilitas dan kinerja elemen. Tulisan ini memaparkan
ragam/variasi model-model bahan, nilai batas, kelengkungan dan panjang sendi plastis yang dikemukakan
oleh banyak peneliti yang berdampak pada variabilitas dan ketidaktentuan dalam penentuan nilai daktilitas,
deformasi dan kinerja elemen.
Kata kunci: Beton bertulang, kolom, variabilitas model, daktilitas, deformasi dan kinerja kolom.

PENDAHULUAN probabilistik. Pendekatan deterministik dilakukan


Daktilitas dan deformasi merupakan salah satu melalui metode makro (elemen hingga dan serat)
indikator kinerja dalam pendekatan berbasis kinerja dan metode makro (model sendi plastis satu
atau perpindahan. Pengetahuan mengenai elemen). Pendekatan probablistik dilakukan melalui
parameter-parameter yang berpengaruh terhadap metode statistik dari hasil-hasil uji. Estimasi
deformasi dan estimasinya akan menjadikan deformasi kolom dengan pendekatan statistik telah
pentunjuk awal dan warning bagi perencana agar diakukan oleh Ferdis dan Biskinis (2003); dan Zhan
dapat merencanakan elemen/kolom pada level dkk. (2007). Banyaknya ketidakpastian pada
kinerja yang dikehendaki. Upaya-upaya untuk elemen baik ketidakpastian perilaku (bahan, model
memprediksi dan mengestimasi daktilitas dan beban dan bentuk benda uji) maupun ketidakpastian
deformasi telah banyak dilakukan banyak peneliti. pemodelan mengakibatkan beragamnya model-
Berbagai pendekatanpun telah dikemukakan baik model dan perbedaan-perbedaan dalam
pendekatan deterministik maupun pendekatan merumuskan pengaruh atau kontribusi setiap

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 192


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

parameter dalam satu model. Beragamnya perilaku, mensimulasikan dan merepresentasikan perilaku
model, maupun beragamnya pengaruh suatu deformasi kolom.
parameter dalam suatu model berkonsekwensi pada
variabilitas dan ketidaktentuan pada prediksi Deformasi dan daktilitas kolom dapat
daktilitas, deformasi dan kinerja elemen. diestimasi dengan mengidealisasikan distribusi
kelengkungan menjadi kurva elastis dan plastis
LANDASAN TEORI sebagaimana Gambar 1 dan 8. Jika kurva
A. Model sendi plastis satu elemen. kelengkungan diidealisasikan menjadi segmen-
Prediksi deformasi pada model sendi plastis segmen linier segitiga dan jajaran genjang (Gambar
didasarkan pada hasil-hasil uji siklik (quasi static) 1(c)) maka menurut Park dan Paulay (1975)
kolom. Berbagai model dan kondisi batas benda uji deformasi kolom dan daktilitas dapat dihitung
kolom (Gambar 1) telah dikemukakan untuk dengan persamaan (1) dan (2).

P
Δy Δp
V linier sampai leleh
Δ
L aktual
Perpindah
an
Lp
θy θp
(a) (c) (d)
bata
(b) Per Per
ng pind pind
aha aha
n n
Gambar 1 (a) Kolom kantilever; (b) Distribusi momen; (c) Idealisasi distribusi kelengkungan; (d)
Perpindahan (Paulay dan Priestley, 1992)

dimana θy = rotasi leleh, θp = rotasi plastis, Lp = panjang sendi plastis.

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 193


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

P P P

F Δ F Δ

Lmeas L L
L

Δ
F

(a) Kantilever (b) Kantilever (c) Kantilever


dasar jepit dasar rol-sendi dasar sendi
(Taylor dkk., 1997) (Park dan Paulay, 2002) (Ghosh dan Sheikh,
2007)
P P P

F Δ

L F L 2Δ L

L F L
Lbeam

(d) Kantilever (e) Lengkung (f) Lengkung


dasar fleksibel ganda ganda
beban atas beban tengah
(Berry dkk., 2004) (Taylor dkk., 1997) (Taylor dkk., 1997)
P
P
L
P1 e P2
L
Δ Δ F
F L
L’ 2L
2F Δ
L
F
L

(g) Kepala palu (h) Stub (i) Stub ganda


(Berry dkk., 2004) tunggal
(Berry dkk., 2004) (Sezen, 2002)

Gambar 2 Model-model dan kondisi batas pengujian kolom

B. Kinerja elemen Near Collapse dan menurut tiga dokumen terakhir


Pendekatan perencanaan berbasis kinerja mulai diatas adalah; Operasional, Immediate occupancy,
dikenalkan sejak diterbitkannya dokumen Vision Live safety dan Collapse prevention. Terdapat
2000 (SEAOC 1995) kemudian disusul dengan perbedaan pada dokumen-dokumen tersebut diatas
kemunculan dokumen ATC (1996), FEMA 273 dalam menentukan kriteria batas dan selang kinerja
(1997), FEMA 356 (2000), ASCE/SEI (2006). sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3 dan
Level atau sasaran kinerja menurut Vision 2000 Tabel l.
adalah: Fully Functional, Opersional, Life safety,

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 194


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

V 2 M LS CP
IO C+
1 B+
Vy My
a b D+ E+
d3 Δ AS θ
o g e
(a) (b)

Gambar 3 Grafik kriteria level kinerja dominasi lentur: (a) Gaya-perpindahan; (b) Momen-rotasi (FEMA 356, 2000).

Tabel 1 Level kriteria komponen (ATC 40, 1996)


Kolom Parameter Kriteria rotasi plastis θp (radian)
Rotasi plastis θp (radian) Rasio kekuatan sisa Tingkat kinerja

a b c IO LS CP

≤ 0,1 ≤3 0,020 0,030 0,200 0,005 0,010 0,020


≤ 0,1 ≥6 0,015 0,025 0,200 0,005 0,010 0,015
≥ 0,4 ≤3 0,015 0,025 0,200 0,000 0,005 0,015
≥ 0,4 ≥6 0,010 0,015 0,200 0,000 0,005 0,010

Tabel 2 Level kriteria komponen (FEMA 356, 2000)


Kolom Parameter Kriteria rotasi plastis θp (radian)
Rotasi plastis θp (radian) Rasio kekuatan sisa Tingkat kinerja
a b c IO LS CP
≤ 0,1 ≤3 0,020 0,030 0,200 0,005 0,015 0,020
≤ 0,1 ≥6 0,016 0,024 0,200 0,005 0,012 0,016
≥ 0,4 ≤3 0,015 0,025 0,200 0,003 0,012 0,015
≥ 0,4 ≥6 0,012 0,020 0,200 0,003 0,01 0.012

Tabel 3 Level kriteria komponen (ASCE/SEI, 2007)


Kolom Parameter Kriteria rotasi plastis θp (radian)
Rotasi plastis θp (radian) Rasio kekuatan sisa Tingkat kinerja
Kondisi runtuh lentur
a b c IO LS CP

≤ 0,1 ≥ 0,006 0,035 0,060 0,200 0,005 0,026 0,035


≥ 0,6 ≥ 0,006 0,010 0,010 0,000 0,003 0,008 0,009
≤ 0,1 = 0,002 0,027 0,034 0,200 0,005 0,002 0,027
≥ 0,6 = 0,002 0,005 0,005 0,000 0,003 0,003 0,004

Tabel 4 Level kriteria komponen (ASCE/SEI, 2006) (Lanjutan)


Kolom Parameter Kriteria rotasi plastis θp (radian)

Rotasi plastis θp (radian) Rasio kuat Tingkat kinerja


sisa
Kondisi runtuh geser lentur

a b c IO LS CP

≤ 0,1 ≥ 0,006 ≤3 0,032 0,060 0,200 0,005 0,024 0,032


≤ 0,1 ≥ 0,006 ≥6 0,025 0,060 0,200 0,005 0,019 0,025
≥ 0,6 ≥ 0,006 ≤3 0,010 0,010 0,200 0,003 0,008 0,009
≥ 0,6 ≥ 0,006 ≥6 0,008 0,008 0,200 0,003 0,006 0,007
≤ 0,1 ≤ 0,005 ≤3 0,012 0,012 0,000 0,005 0,009 0,010
≤ 0,1 ≤ 0,005 ≥6 0,006 0,006 0,000 0,004 0,005 0,005
≥ 0,6 ≤ 0,005 ≤3 0,004 0,004 0,000 0,003 0,003 0,003
≥ 0,6 ≤ 0,005 ≥6 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 195


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

C. Prosedur estimasi daktilitas dan deformasi Gambar 4 dibawah. Dengan skema prosedur
kolom tersebut dapat diidentifikasi tahapan dimana
Prosedur dan tahapan penentuan daktilitas, terjadinya variabilitas-variablitas tersebut.
deformasi dan kinerja elemen diilustrasikan dalam

Data: Input data:


 Bahan  Propertis geometri, propertis bahan, propertis kekangan
 Geometri  Beban
 Beban

fs tarik
fc
terkekang
Pemodelan c
tidak
bahan su s terkekang
tekan
u cu c
Tulangan Beton

fcc M
Analisis Beton
terkekang Beton tidak
tampang terkekang N
s fs
Tampang Regangan A
Tegangan
Analisis tampang
s

 Analisis M
kelengkungan
 Idealisasasi L
distribusi
kelengkungan
 Panjang sendi
plastis
Lp
y u 
Kurva M- Idealisasi distribusi
Hitung: kelengkungan
 Daktilitas
 Deformasi
 Kinerja kolom

Penentuan deformasi; Persamaan (1); Penentuan daktilitas: Persamaan (2) dan


Penentuan kinerja elemen: Tabel 1 - 4

Gambar 4 Skema dan prosedur penentuan daktilitas, deformasi dan kinerja elemen

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 196


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

D. Variabilitas dan ketidaktentuan elemen mapun kinerja elemen dengan model sendi plastis,
kolom kurva tegangan-regangan bahan yang digunakan
Variabilitas dan ketidaktentuan dalam adalah kurva tegangan-regangan monotonik.
mengestimasi daktilitas, deformasi dan kinerja a. Pemodelan kurva tegangan-regangan tulangan
elemen meliputi: variabilitas pemodelan bahan dan dan nilai batasnya
nilai batasnya, variabilitas model distribusi 1) Kurva tegangan-regangan tulangan dalam
kelengkungan dan nilai-nilai kelengkungan leleh keadaan tarik.
dan ultimitnya serta variabilitas dalam penentuan Model kurva tegangan-regangan tulangan
panjang sendi plastis. dalam keadaan tarik dapat dikelompokkan dalam
1. Variabilitas dalam pemodelan bahan dan dua bentuk yaitu model dengan garis-garis linier
nilai batasnya dan model kombinasi garis linier dan parabolis.
Karateristik bahan umumnya diwakili oleh Model dengan garis-garis linier tediri dari bilinier
perilaku kurva tegangan-regangan bahan tersebut. dan multilinier. Variasi model-model bilinier,
Terdapat perbedaan karatersitik kurva tegangan- multilinier dan kombinasinya ditunjukkan dalam
regangan baja maupun beton dalam keadaan tarik Gambar 5.
maupun tekan. Penentuan daktilitas, deformasi

f
f fu
fy fy

εy εu ε εy εu ε

(a)

f f
f
fu fu fu
fy fy fy

εy εu ε εy εy εu
εu ε ε

(b)
f f
fu fu
fy fy

εy εu ε (c) εy εu ε
Gambar 5 Variasi bentuk kurva hubungan tegangan-regangan dalam tarik. (a) Bilinier; (b)
Multilinier; (c) Kombinasi linier-parabolis

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 197


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

2) Tulangan dalam keadaan tekan tegangan-regangan mulai mengalami softening.


Pemodelan tulangan tekan umumnya identik Menurut Mander. dkk (1998) dan Dhakal (2002)
dengan pemodelan tulangan tarik. Pada tulangan softening terjadi saat mulai leleh sedangkan Potger
yang berpotensi mengalami tekuk, terdapat (2001) softening mulai terjadi dizona strain
perbedaan dalam penentuan zona dimana kurva hardening.

selimut tarik
(εi,
Tegangan fs

selimut tarik
(εy,

Tegangan fs
fit)
fy) selimut tekan fs,lb
(εi, fi)
selimut
0.02 fs,ps tekan
0.2f
Es Es Es
y
εi Regangan εs εy εs,lb Regangan εs
(a) (b)

Gambar 6 Kurva tegangan-regangan tulangan tekan : (a) Dhakal (2002); dan (b) Potger (2001).

3) Variabilitas nilai-nilai batas regangan (b) Variabilitas nilai-nilai batas regangan tekan
(a) Variabilitas nilai-nilai batas regangan tarik Nilai-nilai batas regangan tekan dipengaruhi oleh
Dua kondisi regangan baja yang kerap penetapan nilai regangan saat mengalami softening
menjadi parameter utama dalam analisis elemen dan kemiringan kurva softening.
beton bertulang yaitu regangan leleh dan regangan
ultimit. Regangan leleh dan ultimit diperoleh dari b. Pemodelan kurva tegangan-regangan beton dan
hasil uji tarik baja yang nilai-nilainya dipengaruhi nilai batasnya
oleh jenis dan mutu tulangan. Regangan leleh Kurva tegangan-regangan beton tidak terkekang
umumnya diambil pada saat baja mulai mengalami maupun terkekang dapat diperoleh dari hasil-hasil
pelelehan atau sebagai ambang batas regangan pengujian monotonik uniaksial, biaksial maupun
linier. Hampir tidak ada variabilitas dalam triaksial. Akan tetapi penerapan model tegangan-
penetapan regangan leleh karena regangan ini regangan pada model sendi plastis umumnya
ditentukan dari karakter linieritasnya. Pada menggunakan kurva tegangan-regangan dari hasil
regangan ultimit, tulangan telah mengalami pengujian uniaksial.
plastisasi sehingga nilai-nilainya berada pada selang 1) Kurva tegangan-regangan beton tekan
tertentu. Terdapat variabilitas terhadap nilai a) Beton tidak terkekang
regangan ultimit yang direkomendasikan oleh Tidak banyak variasi dalam pemodelan kurva
beberapa peneliti dan aturan bangunan (Code) tegangan-regangan beton tidak terkekang. Paling
seperti tersaji pada Tabel 5. tidak ada tiga model kurva tegangan-regangan
beton tidak terkekang yang sering digunakan yakni
Tabel 5 Variasi/sebaran nilai regangan ultimit dari 1) Model Sargin dkk. (1971); Model Kent dan Park
beberapa peneliti dan Code (1971); dan Model Popovics (1973).
Peneliti/Code Regangan ultimit (u) b) Beton terkekang.
Priestley dkk. (2007) 0,10 – 0,12 Model kurva tegangan-regangan beton terkekang
Kappos, dkk (1999) 0,08 – 0,10
berevoluasi dengan cepat dan terdapat cukup
Dhakal dan Fenwick ≤ 0,01
(2008) banyak variasi. Variasi model yang kini ada baik
Kowalsky (2000) 0,06 (Damage control) beton mutu normal maupun mutu tinggi menurut
Eurocode 8 (EC8) 6% (untuk daktilitas menengah) Lokuge dkk. (2005) merupakan modifikasi salah
9% (untuk daktilitas satu dari tiga model diatas sebagaimana tersaji pada
khusus/tinggi)
Tabel 5.2-5.4.

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 198


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

Tabel 6 Kurva tegangan-regangan beton terkekang modifikasi Sargin dkk. (1971)


Peneliti Y=[AX + (D-1)X2]/[1+(A-2)X + DX2
A D
Sargin dkk. (1971) Ecco/kfc 0.65 – 7.25fcx10-3
Wang dkk. (1978) Parameter berbeda antara kurva naik dan turun
Ahmad dan Shah (1982) E/Ep 1.111+0.876A – 4.0883(oct/fc)
El-Dash dan Ahmad (1995) Ec/Ep (16.5/ ) [fl/(s/dsp)]0.033
Attard dan Satunge (1996) Eticc/fcc (A-1)2/[1-(fpl/fcc)]+A2(1-)/2(fpl/fcc)[1-(fpl/fcc)]
Assa dkk. (2001) Eccc/fcc [(80/cc)2-(0.2A+1.6)(80/cc)+0.8]/0.2(80/cc)2

Tabel 7 Kurva tegangan-regangan modifikasi Kent dan Park. (1971)


Peneliti Kurva naik Kurva turun
Kent dan Park (1971) fcc[2(1/0.002)-(1/0.002)2] fcc[1-Zm(1-0.002)]
Sheikh dan Uzumeri (1982) Kfc[2(1/cc)- (1/cc)2] fcc[1-Zm(1-cc)]
2
Park dkk. (1982) Kfc[2(1/0.002K)-(1/0.002K) ] Kfc[1-Zm(1-0.002K)]
Scott dkk (1982) Sama dengan Park dkk. (1982)
Samra (1990) Sama dengan Kent dan Park (1971)
Saatcioglu dan Razvi (1992) fcc[2(1/cc)- (1/cc)2]1/(1+2K) fcc[1-Zm(1-cc)]
Saatcioglu dkk. (1995) Sama dengan Saatcioglu dan Razvi (1992)
Razvi dan Saatcioglu (1999) Fccxr/(r-1-xr) fcc[1-Zm(1-cc)]
Mendis dkk. (2000) Kfc[2(1/cc)- (1/cc)2] Kfc[1-Zm(1-cc)]
Shah dkk. (1983) fcc{1-[1-(1/cc)]A}

Tabel 8 Kurva tegangan-regangan modifikasi Popovics (1973)


Peneliti Kurva naik Kurva turun
Popovics (1973) fc(1/co)[n/n-1+(1/cc)n]
Carreira dan Chu (1985) fcc x /(-1-x)
Mander dkk. (1988) fcc x r/(r-1-xr)
Hsu dan Hsu (1994) fccn x /(n-1-xn)
Cusson dan Paultre (1995) fcc{k(1/cc)/[k-1-(1/cc)k]}
Wee dkk. (1996) fcc x /(-1-x) k1fcc x /(k1-1-xk2)
Hoshikuma (1997) E11[1-(1/n)(1/cc)n-1] Fcc-Edes(u-cc)

2) Kurva tegangan-regangan beton tarik. regangan batas, selain dari hasil tekan selinder
Penentuan deformasi dan daktilitas dari pemodelan terkekang juga terdapat usulan yang menggunakan
makro atau sendi plastis umumnya mengabaikan uji tekan kolom dengan variasi ukuran, tinggi dan
perilaku beton dalam keadaan tarik. rasio volumetrik tulangan memanjang. Terdapat
3) Nilai regangan batas variabilitas kondisi batas yang sering dijadikan
a) Regangan batas beton tidak terkekang sebagai kriteria batas regangan ultimit pada beton
Kriteria batas regangan ultimit pada beton tidak terkekang yaitu 1) regangan pada saat 0,85f’c; 2)
terkekangan umumnya dikaitkan dengan kondisi regangan pada saat sengkang mengalami kegagalan
dimana tegangan mengalami degradasi kapasitas dan 3) regangan pada saat tulangan memanjang
sebesar 15% – 20% dari kuat puncaknya atau mengalami tekuk. Beberapa usulan persamaan
regangan yang bersesuaian dengan 0,8f’c – 0,85f’c. dalam menentukan regangan ultimit terkait dengan
Regangan pada kondisi tersebut berada pada selang tiga kondisi batas diatas telah dikemukakan oleh
0,0035 – 0,004. beberapa peneliti sebagaiman tersaji dalam Tabel 9.
b) Regangan batas beton terkekang Dengan demikian reabilitas regangan batas ultimit
Bebeda dengan beton tidak terkekang, dimana tidak hanya terjadi pada penentuan nilai
regangan batasnya hanya diperoleh dari hasil uji regangannya akan tetapi juga metode penentuan
tekan silinder. Pada beton terkekang usulan dan kondisi batasnya.

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 199


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

Tabel 9 Reabilitas regangan batas ultimit versi beberapa peneliti


Peneliti Regangan ultimit
Priestley dkk. (2007)

Legeron dan Paultre (2003)


Li, Park dan Tanaka (2001)

Razvi dan Saatcioglu (1999)

Azizinamini (1994)

Scott dkk. (1982)

2. Variabilitas dan ketidaktentuan dalam


kelengkungan leleh dan ultimit b. Variabilitas kelengkungan ultimit
a. Variabilitas kelengkungan leleh Definisi kelengkungan ultimit juga memiliki
Beberapa definisi atau metode yang dikemukakan variabilitas atau beberapa metode dalam
para peneliti dalam menentukan nilai kelengkungan menentulan nilai kelengkungan ultimit. Beberapa
leleh adalah: 1) berdasarkan persamaan luas energi definisi kelengkungan ultimit adalah: 1) persentasi
(Lam dkk., 2003), 2) leleh pertama tulangan degradasi dari kapasitas momen ultimit. Kappos
longitudinal (Priestley, 2000), 3) kriteria regangan dkk., (1999) merekomendasikan degradsi 15%. Inel
beton terluar, 4) ekstrapolasi linier dari titik asal (M dan Ozmen (2006) menggunakan degradasi 20%
=  = 0) melalui titik leleh tertentu dan dan Priestlay dkk. (2007) mengatakan nilai
menyinggung garis horisontal dari punggung kurva. degradasi dapat sampai 50%. 2) Kapasitas regangan
Watson dkk., (1994) mendefiniskan titik leleh ultimit, 3) reduksi regangan tulangan tarik ultimit
tertentu adalah titik leleh pertama tulangan dari kurva monotonik. Innel dan Ozmen (2006)
longitudinal atau serat beton terluar. Kuang dan Ho menggunakan reduksi regangan tarik sebesar 50%.
(2005) mendefinisikan titik tertentu sama dengan Penentuan kelengkungan ultimit yang berbasis
0,75 dari titik ultimitnya. kapasitas regangan beton terkekang ultimit, selain
dapat diperoleh dari metode pengujian silinder atau
M kolom sentris sebagaimana nilai-nilai usulan dalam
Mu Tabel 9, juga terdapat usulan dari metode pengujian
My balok dan kolom siklik (quasi static) sebagaiman
tersaji dalam Tabel 10.

’y y u 

Gambar 7. Kurva momen kelengkungan ( M-)

Tabel 10 Variabilitas regangan batas ultimit beberapa peneliti dari pengujian siklik
Peneliti Regangan ultimit
Corley (1966)
(Balok)
Baker (1964)
(Balok)
Russel dkk. (2004)
(kolom)

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 200


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

c. Variabilitas model idealisasi kelengkungan dan banyak model dan variasi. Model-model idealisasi
panjang sendi plastis distribusi kelengkungan dan panjang sendi plastis
Idealisasi kelengkungan dan panjang sendi plastis dapat dikelompokkan menurut Gambar 8 dan Tabel
yang telah dikemukakan para peneliti memiliki 11.

L L L

Lp
Lp Lsp
Lp

(a) (b) (c)

L L
L
Ltrans
Lp Lpc
Lp
Lcons Lpy

(d) (e) (f)

Gambar 8 Model-model idealisasi kelengkungan: (a) Park dan Paulay (1990), Bae (2008); (b) Paulay dan
Priestley (1992), Phan dkk. (2007), Hachem dkk., (2003), Priestley dkk., (2007); (c) Beyer dkk., (2011); (d)
Esmaeily dan Xiao (2002); (e) Esmaeily dan Xiao (2002); dan (f) Mander (1983).

Tabel 11 Usulan model dan panjang sendi plastis


Peneliti (Gambar) Persamaan
Park dan Paulay (1990) (8(a)) 0.08 L + 6db
Bae (2008) 8(a) {[0.3(P/Po) + 3(As/Ag) – 0.1](L/h) + 0.25}h ≥0.25
Paulay dan Priestley (1992); Phan dkk 0.08L + 0.022fyedbl ≥ 0.044fyedbl
(2007); Hachem dkk. (2007) (8(b))
Priestley dkk (2007) (8(b)) kLc + Lsp ≥ 2Lsp
Beyer dkk. (2011) (8(c)) < L/3
Esmaeily dan Xiao 2002) (8(d)) L(1 - My/Mu)
Esmaeily dan Xiao 2002) (8(e)) Ltrans + Lcons. Ltrans = 0.022 fyd; Lcons = D untuk L/D <
12.5 dan = 0.08L untuk L/D > 12.5.
Mander (1983) (8(f)) Lpc+Lpy; ;

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 201


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

KESIMPULAN ournal of Structural Engineering, ASCE,


Ketidaktentuan dan variabilitas dalam penentuan 128(10), 1253-1262.
daktilitas, deformasi dan kinerja kolom dipengaruhi 12. Esmaeily, A.G., and Xiao, Y., 2002, Seismic
oleh banyaknya sumber-sumber ketidakpastian Behavior of Bridge Subjected to Various
perilaku bahan dan interaksi bahan satu dengan Loading Patterns, PEER Report 2002/15,
laninnya, bentuk benda uji dan cara pengujiannya. University of California, Berkeley.
Variabilitas juga dapat terjadi akibat perbedaan 13. FEMA 356, 2000, Prestandard and
persepsi peneliti dalam merumuskan kontribusi dan commentary for the seismic rehabilitation of
pengaruh suatu parameter dalam satu model. buildings, Federal Emergency Management
Pemilihan model dan kondisi-kondisi batas yang Agency, Washington D.C.
sesuai akan sangat diperlukan untuk memperoleh 14. FEMA 273, 1997, NEHRP Guidelines for the
nilai dengan akurasi dan tingkat presisi yang Seismic Rehabilitation of Building Federal
dikehendaki. Emergency Management Agency, Washington
D.C.
DAFTAR PUSTAKA 15. Hachem, M., Mahin, S.A., and Moehle, J.P.,
1. Azizinamini, A., Kuska, A.S.S., Brungard, P., 2003, Performance of Circular Reinforced
and Hatfield, E., 1994, ” Seismic Behavior of Concrete Bridge Columns under Biderectional
Square High-Strength Concrete Column” ACI Earthquake Loading, Report No. PEER
Structural Journal, May-June, pp.336-346. 2003/06, Pacific Earthquake Research Center,
2. ATC 40, 1996, ”Seismic Evaluation and University of California at Berkeley, 490 pp.
Retrofit of Concrete Building, “Redwood 16. Inel, M., and Ozmen, H.B., 2006,” Effect of
City, California, USA Plastic Hinge Properties in Nonlinier Analysis
3. ASCE/SEI-41, 2006, Seismic Rehabilitation of of Reinforced Concrete Building,”
Existing Buildings, American Society of Civil Engineering Structures, pp.1494-1502.
Engineers, Reston, Virgia, USA. 17. Kappos, A.J., Chryssanthopoulos, M.K., and
4. Bae, S., and Bayrak, O., 2008, “Plastic Hinge Dymiotis, C., 1999, “Uncertainty Analysis of
Length of Reinforced Concrete Columns”, Strength and Ductility of Confined Reinforced
ACI Structural Journal, May-June, pp290-300. Concrete Members”, Engineering Structures,
5. Baker, A.L.L., and Amarakone, A.M.N., 1964, pp.195-208.
“Inelastic Hyperstatic Frame Analysis,” 18. Kowalsky, M.J., 2000, “Deformation Limits
Proceedings of the International Sysmposium States for Circular Reinforced Concrete
on the Flexural Mechanic of Reinforced Bridge Columns”, Journal of Structural
Concrete, ASCE-ACI, Miami, Nov, pp85-142. Engineering ASCE, pp.869-878.
6. Berry, M., Parrish, M., and Eberhard, M., 19. Kuang, J.S., and Wong, H.F., 2005,”
2004, PEER Structural Performance Improving Ductility of Non-Seismically
DatabaseUser’s Manual (Version 1.0). Designed RC Columns,” Proceeding of the
7. Beyer, K., Dazio, A., and Priestley, M.J.N., Institution of Civil Engineers Structures and
2011, Shear Deformation of Slender Reinfoced Building.
Concrete Walls under Seismic Loading, ACI 20. Lam, S.S.E., Wu., B., Wong, Y.L., Wang,
Structural Journal, Mach-April, 167-177pp. Z.Y., Liu, Z.Q., and Li, C.S., 2003,” Drift
8. Chung, Y.S., Lee, D.H., Park, C.K., and Capacity of Rectangular Concrete Columns
Song,H.W., 2004, “Curvature variation of with Low Lateral Confinement and High axial
Earthquake-Experienced RC Bridges Pier in Load,” Journal of Structural Engineering,
the Plastic Hinge Region”, 13th WCEE, ASCE, Vol.129, June, pp733-741.
Vancouver, Canada, No. 2097. 21. Legeron, F., dan Paultre, P. (2003), “Uniaxial
9. CorleyW.G., 1966, “Rotational Capacity of Confinement Model for Normal and High-
Reinforced Concrete Beam.” Journal of Strength Concrete Columns, “ Journal of
Structural Division, ASCE, Vol.92, Oct., Structural Engineering, ASCE, V.129, No.2,
pp121-146. February, pp.241-252.
10. Dhakal, P.R., and Maekawa, K., 2002, 22. Li, B., Park, R., and Tanaka, H., 2001,
Modeling for Postyield Buckling of “Stress-Strain Behavior of High Strength
Reinforcement, Journal of Structural Concrete Confined by Ultra-High and Normal
Engineering ©ASCE, Sept, 1139 – 1147pp. Strength Transverse Reinforcements”, ACI
11. Dhakal, P.R., and Maekawa, K., 2002, Structural Journal, May-June, pp.395-406.
Reinforcement Stability and Fracture of Cover 23. Lokuge, W.P., Sanjayan, J.G., and Satunge,
Concrete in Reinforced Concrete Members, S., 2005, “Stress-Strain Model for Laterally

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 202


Metropilar Volume 11 Nomor 3 Juli 2013

Confined Concrete, “Journal of Materials in 33. Scot, B.D., Park, R. and Priestley, M.J.N.,
Civil Engineering, ASCE, November- 1982,”Stress-Strain Behavior of Concrete
December, pp.607-616. Confined by Overlapping Hoops at Low and
24. Mander, J.B., 1983, Seismic Design of Gigh Strain Rates” ACI Structurl Journal,
Bridges, Dissertation Doctor in Civil January-February, pp.13-27.
Engineering at the University of Cantenbury, 34. SEAOC, Vision 2000, 1995, “A Framework
Christchurch, New Zealand. for Performance Based Earthquake
25. Park, R., and Paulay, T., 1975, ”Reinforced Engineering, “Vol.1, Structural Engineers
Concrete Structures, ”John Wiley & Sons, Association of California.
USA. 35. Sezen, H., 2002, “Seismic Behavior and
26. Park, R., and Paulay, T., 1990, “Bridge Design Modeling of Reinforced Concrete Building
and Research Seminar 1990, “RRU Bulletin Columns, “Dissertation Doctor of Philosophy,
84, Volume 1: Strength and Ductility of University of California, Berkeley, USA.
Concrete Substructures of Bridges, Transit 36. Syntzirma, D.V., Pantazopoulou, S.J., and
New Zealand Aschheim, M., 2008, “Load History Effects on
27. Paulay, T., and Priestley, M.J.N., 1992, Deformation Capacity of Flexural Members
Seismic Design of Reinforced Concrete and Limited by Bar Buckling”, 14th WCEE,
Masonry Structures, John Wiley & Sons, Inc. Beijing, China.
28. Phan, V., Saiidi, M.S., Anderson, J., and 37. Taylor, A.W., Kuo, C., Wellenius, K. And
Ghasemi, H., 2007, Near-Fault Ground Chung, D., 1997, A Summary of Cyclic
Motion Effect on Reinforced Concrete Bridge Lateral- Load Test on Rectangular Reinforced
Columns, ASEC, Journal of Structural Concrete Columns, National Institute of
Engineering, July, 982-989pp. Standars and Technology, Report NISTITR
29. Potger, G.M., Kawano, A., Griffith, M.C., and 5984.
Warner, R.F., 2001, Dynamic Analysis of RC 38. Walker, A.F., and Dhakal, R.P., 2008,
Frames Including Buckling of Longitudinal “Assesment of Material Strain Limits for
Steel Reinforcement, Proccedings of the Defining Plastic Regions in Reinforced
NZSEE. Paper No. 4.12.01. Structures”, NZSS Conferemce, No. 09.
30. Priestley, M.J.N., Calvi, G.M., and Kowalsky, 39. Yong, L. and Xiaoming, G., 2004,
M.J., 2007, “Displacement-Based Seismic “Probability Analysis of RC Member
Design of Sreuctures,” IUSS Press, Pavia, Deformation Limits for Different Performance
Italy. Levels and Reability of Their Deterministic
31. Razvi, S., dan Saatcioglu, M. (1999),” Calculations” ,ScinceDirect, Structural safety,
Confinement Model for High-Strength pp.367-389.
Concrete,” Journal of Structural Engineering, 40. Zhao, X., Wu, Y.F., Leung, A.Yt., and Lam,
ASCE, V.125, No.3,March, pp.281-289. H.F., 2011, ”Plastic Hinge Length in
32. Russel, R., Matamoros, A., and Browning, J., Reinforced Concrete Fluxural Members”,
2004, “Strain Limits for Plastic Hinge Regions ScinceDirect, Procedia Engineering, pp.1266-
of Concrete Reinforced Columns”, 13 WCEE, 1274.
Vancouver, B.C., No.589.

Fakultas Teknik – Universitas Haluoleo 203

Vous aimerez peut-être aussi