Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu terdapat tujuan umum dan tujuan khusus
yaitu
1. Tujuan Umum
Mengetahui dampak yang disebabkan akibat korupsi pada bidang hukum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tersangka tindak pidana suap yang dilakukan oleh ketua
MK Akil Mochtar
b. Mengetahui masalah suap yang dilakukan oleh Akil Mochtar
c. Mengetahui tentang uraian kasus suap yang dilakukan oleh Akil
Mochtar
d. Mengetahui personil atau anggota yang terlibat serta fungsi pada
masalah korupsi Akil Mochtar
e. Mengetahui kronologi kejadian kasus suap Akil Mochtar
f. Mengetahui norma, moral, etik, agama yang dilanggar atau diabaikan
terkait kasuus suap yang dilakukan oleh Akil Mochtar
g. Mengetahui akibat suap yang terjadi pada orang lain atau masyarakat
h. Mengetahui langkah mencegah kejadian korupsi dan suap dibidang
hukum
BAB II
URAIAN KASUS
B. Kronologis Kejadian
Pada 22 September 2013, di lobi Hotel JW Marriot Singapura, Wawan
mengikuti pertemuan Ratu Atut dan Akil Mochar. Dalam pertemuan tersebut
Atut meminta Akil untuk membantu memenangkan Amir Hamzah dan Kasmin
dalam perkara terkait Pilkada Lebak. Pada tanggal 26 September 2013 sekitar
jam 17.30 WIB bertempat di kantor Gubernur Banten dilakukan pertemuan
antara Ratu Atut Chosiyah, Amir Hamzah-Kasmin dan Susi Tur Andayani. Amir
Hamzah melaporkan kepada Atut bahwa peluang dikabulkannya perkara Lebab
dengan pengumutan ulang. Pada tanggal 28 September 2013, Susi Tur memberi
tahu Akil Mochtar melalui telepon mengenai pertemuan dengan Ratu Atut. Akil
kemudian meminta Susi Tur menyampaikan ke Ratu Atut untuk menyiapkan
uang Rp 3 miliar. Pada tanggal 30 September 2013, Amir Hamzah melalui
telepon memberi tahu Susi Tur bahwa Wawan sudah menyetujui membantu
menyediakan dana untuk diberikan kepada Akil Mochtar. Pada tanggal 30
September 2013, Amir Hamzah melalui telepon memberi tahu Susi Tur bahwa
Wawan sudah menyetujui membantu menyediakan dana untuk diberikan kepada
Akil Mochtar.
Akil marah mengenai ketidakjelasan pemberian uang 3 milyar atas kasus
Lebak. Untuk memenuhi permintaan uang Akil, Wawan di kantornya, PT BPP
gedung The East Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jaksel, meminta stafnya di
bagian keuangan bernama Ahmad Farid Asyari mengambil uang Rp 1 miliar
dari Muhammad Awaluddin yang diambil dari kas PT BPP Serang melalui
Yayah Rodiah.
Susi Tur ditangkap petugas KPK di rumah Amir Hamzah, sedangkan tas
warna biru berisi uang Rp 1 miliar disita petugas KPK dari rumah orangtua Susi
Tur di Jalan Tebet Barat Nomor 30 Jaksel. Pada tanggal 3 Oktober, Wawan juga
ditangkap petugas KPK di rumahnya di Jalan Denpasar IV, Jaksel
2. Norma Etik
Sebagai penegak hukum Akil sudah menyalahgunakan kekuasaannya.
Dengan kasus Akil dan pengacara Susi telah membuat jelek penegak hukum
dengan melanggar segala aturan. Tidak menjalankan tugas sesuai aturan.
3. Norma Hukum
Akil tentu melanggar norma hukum karena dengan sengaja memperkaya
diri sendiri yang merugikan keuangan negara, menyalahgunkaan
kewenangan, kesempatan atau sarana karena jabatan atau kedudukan yang
merugikan keuangan. Harusnya Akil tidak membeda-bedakan orang dimata
hukum.
4. Norma Agama
Sebagai penegak hukum atau wakil tuhan, Akil telah berperilaku tidak
adil yang seharusnya Akil tidak boleh membeda-bedakan orang dalam
memutuskan hukum. Mencari keuntungan lebih secara agama tidak boleh
karena merugikan orang lain. Dalam jabatannya sudah disumpah akan
berkerja secara profesional dibawa kitab suci masing-masing agama, secara
moril harusnya menjalankan pekerjaannya dengan bertanggung jawab dan
profesional.
A. Kesimpulan
Kasus suap yang dilakukan oleh Akil Mochtar terkait dengan sengketa
Pilkada Lebak agar membatalkan putusan KPU pada tanggal 8 Septembe 2013
memang sepantasnya mendapatkan hukuman yang berat yaitu hukuman seumur
hidup. Kasus tersebut melibatkan Ratu Atut Chisiyah dan adiknya yaitu Tubagus
Chaeri Wardana. Mengingat kejahatan yang dilakukan Akil Mochtar sendiri
dapat mengakibatkan berbagai macam pandangan negatif kepada penegak
hukum di Indonesia.
Gubernur Banten nonaktif Ratu Atut Chosiyah menyuap terkait
penanganan gugatan hasil penghitungan suara Pilkada Kabupaten Lebak,
Banten. Atut memberikan 1 milyar ke pada Akil dan melakukan penyuapan
bersama adiknya yang sekaligus Komisaris PT Bali Pasific Pragama, Tubagus
Chaeri Wardhana alias Wawan. Penyuapan dilakukan karena motif Atut dan
Wawan sebagai tim sukses dari pasangan Amir Hamzah dan Kasmin yang
diususng oleh partai Golkar.
Dampakyang diakibatkan oleh kass suap tersebut yaitu menimbulkan
semakin lemahnya penagak hukum di Indnesia, hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap institusi hukum, semakin kecinya masyarakat dimata
hukum.
Pencegahan yang dapat dilakukan terkait dengan kasus suap yang terjadi
yaitu dengan membentuk Dewan Etik Mahkamah Konstitusi sebagai pihak yang
mengawasi kinerja Hakim Konstitusi, memperbaiki sistem informasi publik
dengan mengoptimalkan transparasi Mahkamah Konstitusi melalui website,
serta memperkuat UU tentang hukuman bagi pelaku suap dan korupsi.
B. Saran
Dari uraian diatas, diharapkan para generasi muda hendaknya memiliki
kesadaran untuk tidak melakukan korupsi, karena selain melanggar hukum,
korupsi juga dapat merugikan banyak orang. Selain itu, masyarakat serta
pemerintah dan instansi yang terkait perlu melakukan kerja sama secara
sinergis untuk dapat mengimplementasikan dan menerapkan pendidikan anti
korupsi sejak dini di segala aspek kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.kompas.com/read/2014/12/27/15533261/kasus.suap.penanganan.sengk
eta.pilkada.akil.mochtar.yang.Menggurita
https://nasional.kompas.com/read/2014/03/06/1131563/Ini.Kronologi.Suap.kepada.Ak
il.Mochtar
http://news.liputan6.com/read/2049256/pengacara-calon-bupati-lebak-beberkan-
alasan-menyuap-akil-mochtar
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/10/04/akil-mochtar-dari-tukang-semir-
ketua-mk-hingga-tahanan-kpk?page=2
https://www.google.com/amp/s/mankaney.wordpress.com/2015/04/27/makalah-
pendidikan-anti-korupsi/amp/#ampshare
https://mankaney.wordpress.com/2015/04/27//makalah-pendidikan-anti-korupsi/