Vous êtes sur la page 1sur 14

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DAMPAK KORUPSI DI BIDANG HUKUM

Dosen pembimbing : Ni Ketut Mendri, S.Kep.Ns.M.Sc

DISUSUN OLEH :

1. ANGGITA NURLITASARI (P07120216038)


2. TUNING SETIOWATI (P07120216039)
3. MAHSUN MAHNANI BURNAGI (P07120216040)
4. HANIFA FARADITA (P07120216081)

D4 KEPERAWATAN REG A SMT 4

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di zaman modern seperti sekarang kita semua pasti tidak asing lagi
mendengar kata korupsi dan suap yang sering terjadi di tatanan politik di
Indonesia. Korupsi seakan-akan sudah mendarah daging dan menjadi budaya
bagi orang-orang yang memiliki kewenangan penuh diatas kepentingan rakyat.
Para tokoh politik seakan telah memasang topeng untuk melakukan segala cara
agar tindakan korupsi yang dilakukan berjalan mulus serta tidak diketahui
jejaknya oleh KPK.
Kebanyakan pegawai pemerintahan telah terbukti melakukan tindak pidana
korupsi ataupun suap mulai dari badan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Kondisi inilah yang menyebabkan Indonesia berada dalam kondisi yang masih
terpuruk serta belum mampu mensejahterakan rakyatnya.
Segala upaya yang telah dilakukan untuk memberantas koruptor seakan-akan
hanya sebuah wacana yang tidak membuahkan hasil yang nyata untuk membuat
koruptor semakin jera. Badan yudikatif yang berwenang membuat undang-
undang seakan hanya membuat undang-undang untuk melindungi dirinya saja
tanpa mengutakan kepentingan masyarakat luas. Bahkan sang badan yang
semestinya berwenang untuk memberikan keadilan kepada rakyatnya banyak
yang melakukan perbuatan yang sangat-sangat tidak berkeadilan dan
menimbulkan dampak yang sangat luas bagi rakyat. Korupsi, suap gratifikasi
seakan sudah membudaya dan sudah mendarah daging dalam tatanan badan
negara.
Korupsi sudah dianggap sebagai extra ordinary xrime namun para petinggi
politik seakan menganggap remeh kata kejahatan luar biasa tersebut dan
menganggap sebagai sesuatu hal yang biasa saja tanpa memikirkan dampak
yang begitu luas bagi rakyat Indonesia.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu terdapat tujuan umum dan tujuan khusus
yaitu
1. Tujuan Umum
Mengetahui dampak yang disebabkan akibat korupsi pada bidang hukum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tersangka tindak pidana suap yang dilakukan oleh ketua
MK Akil Mochtar
b. Mengetahui masalah suap yang dilakukan oleh Akil Mochtar
c. Mengetahui tentang uraian kasus suap yang dilakukan oleh Akil
Mochtar
d. Mengetahui personil atau anggota yang terlibat serta fungsi pada
masalah korupsi Akil Mochtar
e. Mengetahui kronologi kejadian kasus suap Akil Mochtar
f. Mengetahui norma, moral, etik, agama yang dilanggar atau diabaikan
terkait kasuus suap yang dilakukan oleh Akil Mochtar
g. Mengetahui akibat suap yang terjadi pada orang lain atau masyarakat
h. Mengetahui langkah mencegah kejadian korupsi dan suap dibidang
hukum
BAB II
URAIAN KASUS

A. Identitas dan Karakteristik Akil Mochtar


Akil Mocthar seorang wakil Ketua Mahkamah Konstitusi yang lahir di
Putussibau, sebuah daerah terpencil di Kalimantan Barat, 53 tahun silam.
Kesulitan hidup dan kemiskinan, telah menimbulkan tekad kuat di hati Akil
untuk bisa maju dan mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Akil
menghabiskan masa kecil di sebuah daerah terpencil, sebuah wilayah perbatasan
antara Indonesia dan Malaysia. Daerah itu dulu menjadi wilayah konflik antara
Indonesia dengan Malaysia. Untuk melanjutkan SMA Akil hijrah ke Pontianak
dan membiayai kebutuhan sekolahnya sendiri dengan berkerja dari menjadi
loper koran, tukang semir, supir, hingga calo. Usahanya tak sia-sia. Akil pun
lulus dan bisa melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum di Universitas Panca
Bhakti Pontianak. Untuk menyambung kelangsungan kuliah, Akil menyambi
menjadi sopir video shooting.
Setelah lulus Akil memilih menjadi pengacara. Singkat cerita, sukses
sebagai pengacara, Akil diajak bergabung ke Partai Golkar oleh salah seorang
gurunya. Saat itu reformasi 1998 baru terjadi. Dari partai beringin itu, Akil
berhasil duduk menjadi anggota DPR RI selama 2 periode, dari 1999 hingga
2008. Tidak cukup menjadi wakil rakyat, Akil mencoba menjaddi hakim
konstitusi. Karier Akil rupanya tak hanya sebatas menjadi hakim MK. Awal
April 2013, dalam rapat permusyawaratan hakim, Akil terpilih menjadi orang
nomor satu di Mahkamah Konstitusi, menggantikan Mahfud MD yang pensiun.
Dalam perbincangan itu, Akil sempat menyatakan tekadnya menjadikan
Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang bersih dan berperan dalam
pengembangan demokrasasi di Indonesia. Akil mengatakan, peradilan dan
proses hukum di MK seharusnya bisa dijaga, dan harus steril dari segala hal
yang tidak benar, misalnya suap atau sogok.

B. Masalah Korupsi yang Dilakukan


Akil Mochtar yang baru menjabat menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi
selama 6 bulan harus dipenjara selama seumur hidup karena tindak korupsi yang
dilakukan. Kasus korupsi yang di lakukan oleh Akil. Terdakwa Tubagus Chaeri
Wardana dan Gubernur Ratu Atut Chosiyah terbukti menyuap Akil sebesar 1
milyar melalui pengacara Susi Tur Andayani. Dengan maksud pasangan Amir
Hamzah-Kasmin yang mengajukan permohonan ke MK agar membatalkan
keputusan KPU tanggal 8 September 2013 tentang rekapitulasi hasil perhitungan
perolehan suara tingkat kabupaten. Mereka juga memerintahkan KPU Lebak
melaksanakan pemungutan suara ulang di semua TPS.
Gubernur Atut melobi Akil agar dapat memenangkan kasus Amir Hamzah-
Kasmin dalam perkara terikait pilkada Lebak. Kasus pilkada Lebak menyeret
pasang calon. Amir dan Kasmin diduga bersama-sama Atut dan Wawan
menyuap Akil untuk mempengaruhinya dalam memutus permohionan keberatan
hasil Pilkada Lebak yang diajukan pasngan tersebut. Dalam Pilkada Lebak,
Amir-Kasmin kalah suara dengan pesaingnya, pasangan Iti Oktavia Jayabaya-
Ade Sumardi. Atas kekalahan itu, Amir mengajukan keberatan hasil Pilkada
Lebak ke MK. Adapun Susi Tur Andayani merupakan kuasa hukum Amir-
Kasmin.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

A. Jenis Kasus Akil Mochtar


Kasus suap yang di lakukan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar
terkait dengan kasus korupsi sengketa Pilkada melibatkan Ratu Atut Chisiyah
dan adiknya yaitu Tubagus Chaeri Wardana. Terdakwa Tubagus Chaeri
Wardana dan Gubernur Ratu Atut Chosiyah terbukti menyuap Akil sebesar 1
milyar melalui pengacara Susi Tur Andayani. Dengan maksud pasangan Amir
Hamzah-Kasmin yang mengajukan permohonan ke MK agar membatalkan
keputusan KPU tanggal 8 September 2013 tentang rekapitulasi hasil perhitungan
perolehan suara tingkat kabupaten. Mereka juga memerintahkan KPU Lebak
melaksanakan pemungutan suara ulang di semua TPS.
Gubernur Banten nonaktif Ratu Atut Chosiyah menyuap terkait penanganan
gugatan hasil penghitungan suara Pilkada Kabupaten Lebak, Banten. Atut
memberikan 1 milyar ke pada Akil dan melakukan penyuapan bersama adiknya
yang sekaligus Komisaris PT Bali Pasific Pragama, Tubagus Chaeri Wardhana
alias Wawan. Penyuapan dilakukan karena motif Atut dan Wawan sebagai tim
sukses dari pasangan Amir Hamzah dan Kasmin yang diususng oleh partai
Golkar. Atut ingin Akil memenangkan kasus Amir Hamzah dan Kasmin yang
saat itu sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Lebak Banten. Atut memberikan
uang 1 milyar kepada Akil melalui perantara pengacara bernama Susi Tur
Andayani.

B. Kronologis Kejadian
Pada 22 September 2013, di lobi Hotel JW Marriot Singapura, Wawan
mengikuti pertemuan Ratu Atut dan Akil Mochar. Dalam pertemuan tersebut
Atut meminta Akil untuk membantu memenangkan Amir Hamzah dan Kasmin
dalam perkara terkait Pilkada Lebak. Pada tanggal 26 September 2013 sekitar
jam 17.30 WIB bertempat di kantor Gubernur Banten dilakukan pertemuan
antara Ratu Atut Chosiyah, Amir Hamzah-Kasmin dan Susi Tur Andayani. Amir
Hamzah melaporkan kepada Atut bahwa peluang dikabulkannya perkara Lebab
dengan pengumutan ulang. Pada tanggal 28 September 2013, Susi Tur memberi
tahu Akil Mochtar melalui telepon mengenai pertemuan dengan Ratu Atut. Akil
kemudian meminta Susi Tur menyampaikan ke Ratu Atut untuk menyiapkan
uang Rp 3 miliar. Pada tanggal 30 September 2013, Amir Hamzah melalui
telepon memberi tahu Susi Tur bahwa Wawan sudah menyetujui membantu
menyediakan dana untuk diberikan kepada Akil Mochtar. Pada tanggal 30
September 2013, Amir Hamzah melalui telepon memberi tahu Susi Tur bahwa
Wawan sudah menyetujui membantu menyediakan dana untuk diberikan kepada
Akil Mochtar.
Akil marah mengenai ketidakjelasan pemberian uang 3 milyar atas kasus
Lebak. Untuk memenuhi permintaan uang Akil, Wawan di kantornya, PT BPP
gedung The East Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jaksel, meminta stafnya di
bagian keuangan bernama Ahmad Farid Asyari mengambil uang Rp 1 miliar
dari Muhammad Awaluddin yang diambil dari kas PT BPP Serang melalui
Yayah Rodiah.
Susi Tur ditangkap petugas KPK di rumah Amir Hamzah, sedangkan tas
warna biru berisi uang Rp 1 miliar disita petugas KPK dari rumah orangtua Susi
Tur di Jalan Tebet Barat Nomor 30 Jaksel. Pada tanggal 3 Oktober, Wawan juga
ditangkap petugas KPK di rumahnya di Jalan Denpasar IV, Jaksel

C. Norma Moral, Etik Hukum, Agama yang Dilanggar


1. Norma moral
Akil sebagai penegak hukum sudah tidak jujur dengan tindakan yang
dilakukannya, sebagai seorang individu Akil tidak bersyukur atas apa yang
sudah diperoleh (merasa tidak cukup/puas). Sebagai orang yang
berpendidikan Akil telah mencermikan begitu mudah orang memuaskan
keinginannya tanpa berpikir seperti orang yang tidak berpendidikan. Sikap
tidak profesional Akil telah mengakibatkan hak-hak orang mendapatkan
keadilan terhambat.

2. Norma Etik
Sebagai penegak hukum Akil sudah menyalahgunakan kekuasaannya.
Dengan kasus Akil dan pengacara Susi telah membuat jelek penegak hukum
dengan melanggar segala aturan. Tidak menjalankan tugas sesuai aturan.

3. Norma Hukum
Akil tentu melanggar norma hukum karena dengan sengaja memperkaya
diri sendiri yang merugikan keuangan negara, menyalahgunkaan
kewenangan, kesempatan atau sarana karena jabatan atau kedudukan yang
merugikan keuangan. Harusnya Akil tidak membeda-bedakan orang dimata
hukum.

4. Norma Agama
Sebagai penegak hukum atau wakil tuhan, Akil telah berperilaku tidak
adil yang seharusnya Akil tidak boleh membeda-bedakan orang dalam
memutuskan hukum. Mencari keuntungan lebih secara agama tidak boleh
karena merugikan orang lain. Dalam jabatannya sudah disumpah akan
berkerja secara profesional dibawa kitab suci masing-masing agama, secara
moril harusnya menjalankan pekerjaannya dengan bertanggung jawab dan
profesional.

D. Akibat Kasus Korupsi Terhadap Masyarakat Luas’


1. Semakin lemahnya institusi penegak hukum.
Bagaimana tidak lembaga yang seharusnya membuat keadilan dan
menegakkan hukum di Indonesia menjadi pelaku utama kasus pelanggaran
hukum. Hal tersebut menunjukkan begitu lemahnya sistem peradilan yang
ada di Indonesia saat ini. Para anggota peradilan membuat keputusan yang
hanya menguntungkan pribadi atau golongan tertentu saja tanpa memikirkan
kepentingan rakyat Indonesia, hal tersebut semakin menghilangkan citra
kekuatan hukum yang ada.

2. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum.


Kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum di Indonesia semakin
hilang akibat petinggi hukum yang ada sudah mengingkari janjinya sebagai
wakil rakyat yang seharusnya dapat mewakili keputusan rakyat banyak.
Kepercayaan rakyat merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
mendukung keberlangsungan hukum. Rakyat juga tidak suka akan
keingkaran terhadap kepercayaan yang telah dibaerikan kepada wakilnya di
jajaran tinggi peradilan. Hal tersebut mengakibatkan kepercayaan masyarakat
semakin pudar terhadap lembaga hukum di Indonesia.
Kasus Suap oleh ketua MK Akil Mochtar terhadap kasus Lebak
menyebabkan pandangan masyarakat terhadap penegak hukum jelek. Timbul
ketidakpercayaan masyarakat terhadap penegak hukum. Penegak hukum
yang seharusnya menjadi wakil tuhan malah dengan mudah membalikan
fakta dengan uang. Seharusnya pilkada Lebak sudah mendapatkan pasangan
pemimpin malah diperkarakan oleh pasangan lain karena tidak terima
dengan hasil rekapitulasi KPU. Moral buruk yang dimiliki oleh penegak
hukum menandakan hukum di Indonesia bisa dibeli dan tajam kebawah
tumpul keatas.

3. Semakin tersisihnya masyarakat kecil diamata hukum.


Keberadaan masyarakat kecil semakin tidak diakui oleh hukum. Hukum
seakan hanya melindungi orang-orang yang memiliki kekayaan dan
kekuasaan saja tanpa melihat masyarakat kecil didalam tonggak kehidupan.
Kasus ini juga melibatkan Gubernur Atu, efeknya masyarakat tentu
tidak akan percaya dengan penjabat daerah atau wakil rakyat yang
seharusnya berkerja untuk rakyat namun menggelapkan uang milik
rakyat. Terjadi pembangunan tidak merata dan sarana prasarana yang
ditujukan untuk kesejahteraan rakyat tidak terpenuhi.

E. Pencegahan dalam Mengatasi Kasus


1. Membentuk Dewan Etik Mahkamah Konstitusi sebagai pihak yang
mengawasi kinerja Hakim Konstitusi
Dibentuknya dewan etik ini memberikan batasan terhadap segala
perilaku yang dilakukan oleh hakim konstitusi yang bertugas. Pembatasan
perilaku tersebut terkait dengan penerapan etika dalam menjunjung tinggi
sikap dan moral agar terhindar dari sifat tamak dan sifat yang menjatuhkan
kehormatan bagi para anggota mahkamah konstitusi.
Selain memberikan etika yang baik pada para anggota Mahkamah
Konstitusi etika ini juga dapat memberikan kesadaran pada para pejabat
hukum tentang dampak yang dapat ditimbulkan terhadap orang banyak jika
melakukan kejahatan korupsi. Kesadaran akan banyaknya orang-orang yang
hidup sengsara dan sangat jauh berbeda dengan kehidupan para pejabat
negara. Kesadaran itu juga dapat membentuk etika yang baik dalam anggota
peradilan di Indonesia untuk menjunjung tinggi keadilan bangsa Indonesia.
Pembentuka Dewan Etik Konstitusi tersebut dituangkan dalam Peraturan
Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 2 Tahun 2013 tentang Dewan Etik
Hakim Konstitusi. Terkait dikeluarkannya perpu Nomor 1 tahun 2013 (Perpu
MK), pembentukan dewan etik ini adalah dalam rangka mengisi kekosongan
sebelum aturan-aturan detail mengenai Majelis Kehormatan Mahkamah
Konstitusiyang sebelumnya belum bersifat permanen. Untuk itu Dewan Etik
juga bertugas memeriksa hakim terlapor atau hakim yang diduga melakukan
pelanggaran.
2. Memperbaiki sistem informasi publik dengan mengoptimalkan transparasi
Mahkamah Konstitusi melalui website
Melalui transparasi dalam memberikan informasi secara terbuka tanpa
adanya hal yang ditutupi oleh seluruh anggota MK maka akan memberikan
kemudahan akan adanya penyelewengan terkait jabatan yang dimiliknya.
Keterbukaan informasi yang diberikan melalui website lebih memudahkan
publik dalam mengetahui segala macam bentuk nyata sistem peradilan yang
sedang berjalan.
Demi mempertahankan citra Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu
pelaku kekuasaan kehakiman yang modern dan terpercaya, Mahkamah
Konstitusi melakukan adaptive Change Strategy, dimana penerapan strategi
tersebut Mahkamah Konstitusi melakukan perbaikan sistem informasi di
website, Mahkamah Konstitusi menerapkan sistem peradilan berbasis pada
informasi, komunikasi dan teknologi.

3. Memperkuat UU tentang hukuman tindak pidana korupsi


Dengan dikuatkannya UU tentang hukuman bagi para tindak pidana
korupsi maka anggota kelembagaan negara khususnya lembaga hukum yang
membuat UU sendiri dapat lebih patuh terhadap hukum akibat hukuman bagi
pelanggar kasus korupsi yang hukumannya semakin berat bagi para
pelakunya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus suap yang dilakukan oleh Akil Mochtar terkait dengan sengketa
Pilkada Lebak agar membatalkan putusan KPU pada tanggal 8 Septembe 2013
memang sepantasnya mendapatkan hukuman yang berat yaitu hukuman seumur
hidup. Kasus tersebut melibatkan Ratu Atut Chisiyah dan adiknya yaitu Tubagus
Chaeri Wardana. Mengingat kejahatan yang dilakukan Akil Mochtar sendiri
dapat mengakibatkan berbagai macam pandangan negatif kepada penegak
hukum di Indonesia.
Gubernur Banten nonaktif Ratu Atut Chosiyah menyuap terkait
penanganan gugatan hasil penghitungan suara Pilkada Kabupaten Lebak,
Banten. Atut memberikan 1 milyar ke pada Akil dan melakukan penyuapan
bersama adiknya yang sekaligus Komisaris PT Bali Pasific Pragama, Tubagus
Chaeri Wardhana alias Wawan. Penyuapan dilakukan karena motif Atut dan
Wawan sebagai tim sukses dari pasangan Amir Hamzah dan Kasmin yang
diususng oleh partai Golkar.
Dampakyang diakibatkan oleh kass suap tersebut yaitu menimbulkan
semakin lemahnya penagak hukum di Indnesia, hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap institusi hukum, semakin kecinya masyarakat dimata
hukum.
Pencegahan yang dapat dilakukan terkait dengan kasus suap yang terjadi
yaitu dengan membentuk Dewan Etik Mahkamah Konstitusi sebagai pihak yang
mengawasi kinerja Hakim Konstitusi, memperbaiki sistem informasi publik
dengan mengoptimalkan transparasi Mahkamah Konstitusi melalui website,
serta memperkuat UU tentang hukuman bagi pelaku suap dan korupsi.
B. Saran
Dari uraian diatas, diharapkan para generasi muda hendaknya memiliki
kesadaran untuk tidak melakukan korupsi, karena selain melanggar hukum,
korupsi juga dapat merugikan banyak orang. Selain itu, masyarakat serta
pemerintah dan instansi yang terkait perlu melakukan kerja sama secara
sinergis untuk dapat mengimplementasikan dan menerapkan pendidikan anti
korupsi sejak dini di segala aspek kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.kompas.com/read/2014/12/27/15533261/kasus.suap.penanganan.sengk
eta.pilkada.akil.mochtar.yang.Menggurita

https://nasional.kompas.com/read/2014/03/06/1131563/Ini.Kronologi.Suap.kepada.Ak
il.Mochtar

http://news.liputan6.com/read/2049256/pengacara-calon-bupati-lebak-beberkan-
alasan-menyuap-akil-mochtar

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/10/04/akil-mochtar-dari-tukang-semir-
ketua-mk-hingga-tahanan-kpk?page=2

https://www.google.com/amp/s/mankaney.wordpress.com/2015/04/27/makalah-
pendidikan-anti-korupsi/amp/#ampshare
https://mankaney.wordpress.com/2015/04/27//makalah-pendidikan-anti-korupsi/

Vous aimerez peut-être aussi