Vous êtes sur la page 1sur 2

HERNIA DIAFRAGHMATIKA

a. Konsep Dasar

Hernia diafraghmatika adalah masuknya bagian atas lambung kedalam lubang


diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Kelainan ini
sering di jumpai dalam kehamilan, kira – kira 17%, terutama dalam kehamilan TM 3 dan lebih
sering pada multipara dalam usia lanjut. Kelainan ini akan sembuh sendiri, setelah anak lahir.
Penderita mungkin mengeluh tentang gangguan pencernaan bewrupa pirosis, muntah, kadang –
kadang hematesis, berat badan menurun, atau kadang – kadang tak ada keluhan sama sekali.
Jika keluhan meningkat, mungkin ada hubungan dengan 2 faktor, yaitu wanita tersebut telah
menderita hernia hiatus dan isi lambung yang bertambah besar sering dokter mengira gejala –
gejala tersebut disebabkan oleh karena hamil biasa, sedangkan kalau diperiksa dengan foto
rongsen mungkin di jumpai adanya hernia. Hernia hiatus jarang mengalami strangulasi hernia
dalam kehamilan, dan kalau ada biasanya penderita mengeluh sesak nafas sianotik, kadang –
kadang jatuh dalam syok.

Pada neonatus ini disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Seperti diketahui
diafragma dibentuk dari 3 unsur, yaitu membrane pleuroperitonei, septum transverum dan
pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot – otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu
dapat berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma, gangguan fungsi ketiga unsure dan
gangguan pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fungsi akan terjadi lubang
hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan
menimbulkan eventerasi. Lubang hernia dapat terjadi posterorateral ( tipe Bochdalek ) yang
tersering ditemukan, anterolateral ( tipe Morgagni ) atau esophageal hiatus hernia. Ditemukan
pada 1 diantara 2200 – 5000 kelahiran dan 80 – 90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.

Gejalanya berupa :

1. Gangguan pernafasan yang berat, anak sesak terutama saat tidur datar, dada tampak
menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut kempis dan menunjukan gambaran
scafoid, pulsasi apeks jantung bergeser sehingga kadang – kadang terletak di hemitorak
kanan. Bila anak di dudukan dan diberi oksigen, maka sianosis akan berkurang. Sianosis (
warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen ). Takipneu ( laju pernafasan yang cepat )
bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama ( asimetris ). Takikardia ( denyut jantung
yang cepat ).
2. Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernianya besar,
biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi
akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk masa yang
mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindrom gawat pernafasan.
b. Penanganannya
Penanganannya bersifat simtomatik( sesuai dengan gejala yang timbul ). Penderita ini
ditidurkan setngah duduk, makanan yang diberikan porsi kecil-kecil. Kalau hernia tersebut telah
diketahui sebelum hamil, sebaiknya penderita tidak hamil, atau dilakukan oprasi terlebihdahulu.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik, yaitu gerakan dada
pada saat bernafas tidak simetris, tidak terdengar suara pernafasaan pada sisi hernia, bising usus
terdengar di dada, perut teraba kosong.

c. Pemeriksaan Penunjang

Photo toraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus didaerah toraks, kadang-
kadang di perlukan fluoroskopi untuk membedakan antara paralysis diafragmatika dengan
eventerasi, bila perlu dapat pula dil;akukan untuk membuktikan apakah kelainan itu eventerasi
atau hernia biasa. Rontgen dada menunjukan adanya organ perut dirongga dada.

Herania Diafraghmatika diatasi dengan pembedahan darurat. Organ perut harus dikembalikan ke
rongga perut dan lubang pada dafragma diperbaiki.

Vous aimerez peut-être aussi