Vous êtes sur la page 1sur 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pergerakan populasi sangat mempengaruhi proses dinamika dari

epidemi penyakit. Hal ini dapat ditunjukkan oleh beberapa penyakit menular.

SARS pertama kali dilaporkan terjadi di Propinsi Guandong Cina pada

November 2002. Penyebarannya sangat cepat yaitu dengan kontak orang yang

bepergian dengan menggunakan pesawat terbang, kereta api dan bus. Akhir Juni

2003 penyebarannya telah mencapai 32 negara dan mengakibatkan 800 orang

meninggal dan lebih dari 8000 orang terinfeksi. Untuk campak, Bartlett (1957)

menemukan bahwa ukuran populasi adalah faktor yang menentukan dari suatu

penyakit yang menahun .

Di kota-kota besar, dulunya cacar air adalah adalah endemik dengan

kemunculan yang berbeda. Di kota – kota di bawah batas ukuran populasi, cacar

air menunjukkan suatu pola epidemik dengan kemusnahan penyakit yang

lengkap antar wabah. Hal ini menunjukkan bahwa struktur ruang dan pergerakan

populasi yang meningkatkan variasi spatio-temporal dari populasi yang dinamis

dapat berupa faktor penting terhadap meratanya penyakit. Oleh karena itu

penting untuk mempelajari bagaimana pengaruh pergerakan populasi, struktur

ruang, dan transmisi penyakit untuk menentukan evolusi penyakit. Dalam tesis

1
2

yang akan diamati adalah Basic Reproduction Number dari pengaruh komponen-

komponen tersebut. Basic Reproduction Number didefinisikan sebagai jumlah

infeksi yang dihasilkan dalam populasi yang sangat rentan terhadap perseorangan

yang terinfeksi secara individual. Dalam beberapa kasus, hal ini merupakan awal

dari transmisi penyakit yang mempunyai pengaruh besar terhadap kontrol

penyakit.

Dalam tesis ini menggunakan skala ruang sehingga bisa menyajikan

ruang tersebut dengan cara terdiskrit, dengan kata lain ruang tersebut terbagi

menjadi dua daerah diskrit. Suatu daerah menggambarkan suatu kota atau desa

dan pergerakan populasi dapat disimulasikan dengan penyebaran penyakit pada

daerah tersebut. Kajian tentang pengaruh dari penyebaran populasi pada penyakit

menular dengan pengaturan daerah ruang telah dilakukan pada penyakit SARS,

influenza, cacar air, TBC dan malaria. Penelitian ini menyelidiki pengaruh

penyebaran populasi dengan menggunakan simulasi komputer. Untuk

mensimulasikan evolusi dari wabah dalam ruang dan menghitung Basic

Reproduction Number, Arino dan Van den Driessche merumuskan model

epidemi dengan perpindahan populasi antar kota yang tempat tinggal dari

individu dijaga. Brauer dan van denDriessche,Castillo-Chaves dan Yakubu,

Wang dan Mulone adalah kajian lain dari model epidemi dari meta populasi.

Asumsi secara matematis samadengan anggapan bahwa kesempatan dari

penyembuhan dengan suatu interval waktu adalah tetap dengan pengabaian

waktu terinfeksi. Secara epidemiologi hal ini memang tidak realistik,


3

sebagaimana ditunjukkan dengan kajian statistik dari transmisi penyakit menular.

Pada prakteknya waktu infeksi untuk beberapa penyakit termasuk myxomatosis

tampak terdistribusi dengan baik mendekati rata-rata waktu bertahan hidup.

1.2 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan untuk menambah wawasan dalam

terapan matematika, khususnya model matematika dengan penyebaran populasi

dan periode infeksi.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah

1. Membentuk model matematika dengan perpindahan populasi dan periode

infeksi.

2. Menentukan titik-titik ekuibrium model.

3. Menentukan Basic Reproduction Number (R0).

4. Menentukan kestabilan titik ekuilibrium.

1.4 TINJAUAN PUSTAKA

Model SIR ( Susceptible-Infected-Recovered ) diperkenalkan pertama kali oleh

Kermack dan Mc.Kendrick (1927) ( dalam Zhang, dkk (2008)) dengan laju

insidensi bilinear. Cooke (1979) ( dalam Zhang,dkk (2008)) memperkenalkan


4

penggunaan waktu inkubasi 𝜏 > 0 sebagai waktu tundaan dan dimasukkan

kedalam laju insidensi sehingga berbentuk 𝛽𝑆 𝑡 𝐼 𝑡 − 𝜏 . Dalam model SIR

populasi dibagi menjadi tiga klas yaitu : individu yang rentan, individu yang

terinfeksi dan individu yang sembuh. Individu yang rentan menjadi terinfeksi

setelah kontak dengan individu yang terinfeksi. Individu yang terinfeksi menjadi

sembuh ketika usia infeksi telah melampaui periode infeksi. Campak, Rubella,

cacar dan SARS adalah penyakit dengan model SIR. Jika jumlah individu yang

rentan dalam populasi pada saat i dinyatakan dengan Si , Jumlah individu yang

terinfeksi dalam populasi pada saat i dinyatakan dengan I i , jumlah individu

yang sembuh dalam populasi pada saat i dinyatakan dengan Ri dan jumlah

populasi dinyatakan dengan N i maka akan didapat bahwa : 𝑁𝑖 = 𝑆𝑖 + 𝐼𝑖 + 𝑅𝑖

𝑑𝑁 𝑖
dan = 𝐵𝑖 𝑁𝑖 𝑡 𝑁𝑖 𝑡 − 𝜇𝑖 𝑁𝑖 (𝑡), dengan Bi adalah rata-rata kelahiran per
𝑑𝑡

kapita dan i adalah rata-rata kematian perkapita.

Anton dan Rorres (2005) memberikan definisi tentang nilai eigen suatu

matriks. Kocak dan Hale (1991) memberikan definisi tentang matriks jacobian.

Perko (1991) menjelaskan tentang eksistensi dan ketunggalan solusi sistem

persamaan diferensial biasa, kestabilan titik ekuilibrium sistem persamaan

diferensial biasa nonlinear yang diselidiki melalui sistem linearisasi dengan

mempertimbangkan matriks jacobiannya serta kriteria stabil, stabil asimtotik dan

tidak stabil. Kestabilan titik ekuilibrium sistem persamaan diferensial linear


5

berdasarkan nilai eigen dijelaskan oleh Olsder (1994). Peter J olver and Chehrzad

Shakiban (2006) menjelaskan bahwa radius spektral dari matriks didefinisikan

sebagai maksimal modulus dari semua nilai eigen dan memberikan definisi dari

matriks konvergen.

1.5 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur dengan membentuk

model epidemi penyakit dengan perpindahan populasi dan periode infeksi serta

menganalisa kestabilan titik keseimbangannya berdasarkan referensi-referensi

yang sudah ada. Penelitian didasarkan pada jurnal karya Wendi Wang dan Xiao-

Qiang Zhao, kontribusi penulis dalam jurnal tersebut adalah menambahkan

diagram transfer pembentukan model, menambahkan Lemma 3.3.2 , Teorema

3.4.1, melengkapi bukti teorema, memberikan langkah-langkah dalam

menentukan titik ekuilibrium model, memberikan algoritma dalam mencari

gambar untuk simulasi model dan menggambar potret fase.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Tesis ini disusun dalam empat bab. Bab I. Pendahuluan, memuat latar

belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan, dan metode penelitian. Bab II.

Landasan Teori, menguraikan tentang konsep dasar dan teori-teori yang

mendukung untuk pembentukan model SIR. Bab III. Pembahasan memuat tentang
6

pembentukan model dan Basic Reproduction Number dari suatu penyakit serta

contoh sebagai gambaran dari pengaruh penyebaran populasi pada suatu

penyakit. Bab V. Merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

Vous aimerez peut-être aussi