Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB V
1. Geografis
wilayah Kota Makassar 175,77 km2 dengan jumlah penduduk 1,6 juta
2. Lokasi
43
44
3. Gedung
Labolatorium )
4. Visi Misi
a. Visi
stanndar dunia.
b. Misi
masyarakat.
kedokteran mutakhir.
RS.
modern.
45
5. Ruang pelayanan
6. Tempat Tidur
PERAWATAN INTERNA:
PERAWATAN ANAK:
PERAWATAN BEDAH:
PERAWATAN NIFAS:
PERAWATAN GSR:
KAMAR BERSALIN/PERINATOLOGI
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
RSUD Kota Makassar
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 17 56,7
Perempuan 13 43,3
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden
b. Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan
RSUD Kota Makassar
Pendidikan n %
Tidak Tamat SD 2 6,7
SD 5 16,7
SMP 6 20,0
SMA 12 40,0
Perguruan Tinggi 5 16,7
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden
paling banyak.
c. Umur
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur
RSUD Kota Makassar
Umur n %
>20 Tahun 9 30,0
<20 Tahun 21 70,0
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden
d. Pekerjaan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan
RSUD Kota Makassar
Pekerjaan n %
Tidak Bekerja 3 10,0
Pelajar 14 46,7
Mahasiswa 4 13,3
Wiraswasta 7 23,3
PNS 2 6,7
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden
2. Analisa Univariat
a. Perawatan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perawatan
RSUD Kota Makassar
Perawatan n %
Kurang 12 40,0
Baik 18 60,0
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden
b. Kepatuhan Diit
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepatuhan Diit
RSUD Kota Makassar
Kepatuhan Diit n %
Tidak Patuh 8 26,7
Patuh 22 73,3
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden
c. Status Nutrisi
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Nutrisi
RSUD Kota Makassar
Status Nutrisi n %
Kurang 6 20,0
Baik 24 80,0
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa dari 30 jumlah responden
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Hari Rawat
RSUD Kota Makassar
Lama Hari Rawat n %
Lama 10 33,3
Tidak Lama 20 66,7
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
51
e. Analisa Bivariat
Tabel 5.9
Hubungan Antara Umur Dengan Lama Hari Rawat
di RSUD Kota Makassar
Lama Hari Rawat
Umur
Lama Tidak Lama Jumlah
n % n % n % Nilai p
>20 Tahun 9 100,0 0 0,0 9 100,0
<20 Tahun 1 4,8 20 95,2 21 100,0 0,000
Total 10 33,7 20 66,7 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
(100,0%) responden yang lama hari rawat lama dan sebanyak (0,0%)
lama hari rawat lama dan sebanyak 20 (95,2%) responden yang lama
Exact Test antara variabel umur dengan variabel lama hari rawat,
Tabel 5.10
Hubungan Antara Perawatan Dengan Lama Hari Rawat
di RSUD Kota Makassar
Lama Hari Rawat
Perawatan
Lama Tidak Lama Jumlah
n % n % n % Nilai p
Kurang 8 66,7 4 33,3 12 100,0
Baik 2 11,1 16 88,9 18 100,0 0,04
Total 10 33,7 20 66,7 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
(33,3%) responden yang lama hari rawat tidak lama. Sedangkan dari
yang lama hari rawat lama dan sebanyak 16 (88,9/%) responden yang
Exact Test antara variabel perawatan dengan variabel lama hari rawat,
Tabel 5.11
Hubungan Antara Kepatuhan Diit Dengan Lama Hari Rawat
di RSUD Kota Makassar
Lama Hari Rawat
Kepatuhan
Diit Lama Tidak Lama Jumlah
n % n % n % Nilai p
Tidak Patuh 8 100,0 0 0,0 8 100,0
Patuh 2 9,1 20 90,9 22 100,0 0,000
Total 10 33,7 20 66,7 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Exact Test antara variabel kepatuhan diit dengan variabel lama hari
Tabel 5.12
Hubungan Antara Status Nutrisi Dengan Lama Hari Rawat
di RSUD Kota Makassar
Lama Hari Rawat
Status
Nutrisi Lama Tidak Lama Jumlah
n % n % n % Nilai p
Kurang 5 83,3 1 16,7 6 100,0
Baik 5 20,8 19 79,2 24 100,0 0,009
Total 10 33,7 20 66,7 30 100,0
Sumber : Data Primer 2017
(16,7%) responden yang lama hari rawat tidak lama. Sedangkan dari
Exact Test antara variabel status nutrisi dengan variabel lama hari
C. Pembahasan
Dari hasil analisa data dengan menggunakan hasil uji statistik chi-
square dengan koreksi Fisher’s Exact Test antara variabel umur dengan
variabel lama hari rawat, diperoleh p = 0,000 (α=0,05) yang artinya ada
hubungan antara umur dengan lama hari rawat. Hal ini sejalan dengan
teori Anies (2010) dikutip oleh Notoamdjo (2011) usia merupakan salah
Semua usia dapat diserang, meskipun baru berumur beberapa hari setelah
rumah sakit.
responden yang lama hari rawat lama. Hal ini disebabkan karena usia
responden yang umur <20 tahun, sebanyak 1 (4,8%) responden yang lama
hari rawat lama, hal ini disebabkan karena kurang perhatian dalam
hari rawat terlihat lama, dan sebanyak 20 (95,2%) responden yang lama
hari rawat tidak lama, hal ini disebabkan karena umur responden masih
terhadap lama hari rawat inap pasien DBD hasil penelitiannya menunjukan
bahwa ada pengaruh usia dengan lama hari rawat inap pasien DBD.
rawat inap.
Dari hasil analisa data dengan menggunakan hasil uji statistik chi-
dengan variabel lama hari rawat, diperoleh p=0,004 (α=0,05) yang artinya
ada hubungan antara perawatan dengan lama hari rawat. Hal ini sejalan
pengurangan berat badan dan respon pada terapi klien. Nutrisi adalah
57
pasien demam tifoid berupa bubur dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat
pemberian makanan tingkat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah
lama hari rawat lama. Hal ini disebabkan karena pasien tidak patuh
menyukai bubur karena tidak sesuai dengan selera mereka yang akan
mempengaruhi keadaan umum dan status gizi pasien yang mana dapat
oleh pasien dirumah sakit akan berdampak kepada status gizi pasien
dimana status gizi ditentukan oleh tingkat konsumsi, baik kualitas maupun
kuantitas. Kualitas berarti adanya semua zat gizi yang diperlukan dalam
lama hari rawat tidak lama, hal ini disebabkan karena pasien teratur
mengkonsumsi obat sehingga lama hari rawat tidak lama. Sedangkan dari
lama hari rawat lama. Hal ini disebabkan karena penyakit yang diderita
(88,9/%) responden yang lama hari rawat tidak lama, hal ini disebabkan
baik dan sesuai dengan jadwal perawatan yang diberikan kepada pasien
demam atau kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah baring adalah
usus. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya
tranfusi bila ada komplikasi perdarahan. Pasien demam tifoid perlu dirawat
yang baik dan seimbang menurut keadaan penyakit dan status gizi
2010).
yang diderita oleh pasien sehingga pasien jarang mengalami lama harin
Dari hasil analisa data dengan menggunakan hasil uji statistik chi-
square dengan koreksi Fisher’s Exact Test antara variabel kepatuhan diit
dengan variabel lama hari rawat, diperoleh p=0,000 (α=0,05) yang artinya
ada hubungan antara kepatuhan diit dengan lama hari rawat. Hal ini
60
sejalan dengan teori Hartono, (2010) diit adalah pengaturan jenis makanan
responden yang lama hari rawat lama. Hal ini disebabkan karena
kepatuhan diit pada pasien demam tifoid berupa bubur dan akhirnya nasi
lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat
diberikan dengan aman. Juga perlu diberikan vitamin dan mineral untuk
mendukung keadaan umum pasien serta lama hari rawat pasien tersebut
(Hartono, 2010) dan sebanyak 0 (0,0%) responden yang lama hari rawat
sebanyak 2 (9,1%) responden yang lama hari rawat lama, hal ini
disebabkan karena faktor yang lain berupa tirah baring pasien kurang baik
responden yang lama hari rawat tidak lama, hal ini disebabkan karena
dimakan agar dapat ketahui masukan makanan yang baru maupun yang
seseorang meliputi catatan makanan dan food recall 24 jam, yang dapat
dan kualitas makanan dan juga frekuensi dimana makanan tertentu harus
dimakan agar dapat diketahui masukan makanan yang baru maupun yang
selama kurun waktu tertentu, bervariasi dari 3-7 hari (Brunner & Sunddart,
2012)
nutrient yang baik dan seimbang menurut keadaan penyakit dan status gizi
Dari hasil analisa data dengan menggunakan hasil uji statistik chi-
square dengan koreksi Fisher’s Exact Test antara variabel status nutrisi
dengan variabel lama hari rawat, diperoleh p=0,009 (α=0,05) yang artinya
ada hubungan antara status nutrisi dengan lama hari rawat, hal ini sejalan
fisik, energi dan zat-zat gizi lainnya yang diperoleh dari pangan dan
responden yang lama hari rawat lama. Hal ini disebabkan karena nutrisi
nutrisi jauh lebih luas dibandingkan dengan terapi farmakologis atau terapi
dengan obat yang hanya terbatas pada proses defenisi dan imunitas dengan
ini masa perawatan menjadi singkat, sebagian dalam proses enzimatik, lagi
pula terapi farmakologis hanya efektif bila nutrisi tercukupi, karena proses
A. 2010), dan sebanyak 1 (16,7%) responden yang lama hari rawat tidak
lama, hal ini disebabkan karena pasien selalu diberikan perawatan yang
lama hari rawat. Sedangkan dari 24 responden yang status nutrisi baik,
sebanyak 5 (20,8%) responden yang lama hari rawat lama. Hal ini
19 (79,2/%) responden yang lama hari rawat tidak lama, hal ini disebabkan
karena nutrisi yang berikan kepada pasien berupa makanan minuman dan
kualitas maupun kuantitas. Kualitas berarti adanya semua zat gizi yang
diperlukan dalam tubuh pada makanan dan ada dalam keadaan seimbang,
64
Hal ini disebabkan karena semakin baik status nutrisi pasien yang
penyakit demam thypoid yang diderita oleh pasien serta lama hari rawat
pasien tersebut.
D. Keterbatasan Penelitian
biaya yang tersedia. Hasil penelitian ini masih menjadi kekrurangan bagi
penelitian.