Vous êtes sur la page 1sur 2

ANALISA KASUS

An.FA, perempuan, usia 9 tahun, dengan diagnosis Asma bronkiale. Diagnosis pada pasien
ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien
datang dengan sesak nafas setiap hari SMRS. Sesak nafas biasanya muncul saat menjelang malam
sampai dini hari dan apabila terpapar udara dingin. Diagnosis banding pada pasien yaitu
Bronkopneumonia. Dari anamnesis pasien didapatkan sesak yang biasanya muncul menjelang
malam sampai dini hari, kemudian pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya wheezing dan
retraksi sela iga yang minimal, namun tidak ditemukan adanya ronki. Pasien juga masih mampu
makan dan minum walaupun sedikit kurang nafsu makan. Maka diagnosis lebih terarah ke Asma
bronkiale dikarenakan gejala nya yang datang secara episodik saat menjelang malam sampai dini
hari dan pada pemeriksaan fisik auskultasi paru ditemukan adanya wheezing.

Pasien diberi penatalaksanaan rawat jalan dengan pemberian nebulizer ventolin dan obat
makan berupa cetirizine
Anjuran pemeriksaan lanjutan pada pasien ini adalah pemeriksaan faal paru, pengukuran
faal paru sangat berguna untuk meningkatkan nilai diagnostik. Ini disebabkan karena penderita
asma sering tidak mengenal gejala dan kadar keparahannya, demikian pula diagnosa oleh dokter
tidak selalu akurat. Faal paru menilai derajat keparahan hambatan aliran udara, reversibilitasnya,
dan membantu kita menegakkan diagnosis asma.
Prognosis pada pasien dengan asma umumnya baik, karena asma sifatnya tidak progresif
walaupun dapat terjadi perubahan fungsi paru yang irreversible. Penting hukumnya untuk
melakukan edukasi terhadap pasien dengan asma untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Global Initiative for Asthma (GINA). Pocket guide management and prevention asthma in
children. 2011

2. Supriyanto, B. Diagnosis dan penatalaksanaan terkini asma pada anak. Majalah


Kedokteran Indonesia, Volume: 55, Nomor: 3, Maret 2005. FKUI

3. Asma Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru


Indonesia. 2003.

4. Supriyatno B. Tatalaksana Serangan Asma Pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM, Jakarta.

5. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrhman RE. Nelson ilmu kesehatan anak
esensial. Singapore: Elsevier; 2011. 339-49.

6. Rahajoe N, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku ajar respirologi anak. Edisi pertama. Jakarta:
ikatan dokter anak Indonesia; 2012. 71- 158.

7. Hendarto A, Trihono P, Oswari H, Gunardi H. State of art:common problems in


hospitalized children. Jakarta: Ikatan dokter anak Indonesia cabang DKI Jakarta; 2011.32-
9.

8. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Dapertemen Kesehatan RI. 2009.

9. Matondang MA, Lubis HM, Daulay RMpe. Peran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
pada Asma Anak. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 10, Nomor:5, 5 Februari. Sari
Pediatri.

10. Rengganis I. Diagnosis dan Tatalaksana Asma Bronkial. Jakarta: FKUI, RSCM; 2008.

Vous aimerez peut-être aussi