Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Referensi utama untuk SAP berbasis akrual ini adalah International Public Sector Accounting
Standards (IPSAS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Terdapat kerangka konseptual dan
13 PSAP untuk SAP berbasis akrual ini, yaitu:
KSAP juga telah menerbitkan IPSAP (Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan)
yang merupakan klarifikasi, penjelasan dan uraian lebih lanjut atas PSAP. Interpretasi Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna
menghindari salah tafsir penggunaan PSAP, yaitu terdiri dari:
Selain itu, KSAP juga telah menerbitkan beberapa Buletin Teknis yang merupakan informasi
yang berisi penjelasan teknis akuntansi sebagai pedoman bagi pengguna. Buletin Teknis SAP
dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara teknis
penerapan PSAP dan/atau IPSAP. Buletin Teknis SAP terdiri dari:
Dengan SAP berbasis kas menuju akrual, laporan keuangan yang dibuat oleh entitas pelaporan
hanya empat laporan, yaitu: Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Namun pada SAP berbasis akrual, laporan keuangan yang harus
dibuat ada tujuh, yaitu:
1. Neraca
2. Laporan Realisasi Anggaran
3. Laporan Operasional
4. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Sumber: www.ksap.org
Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16, dapat
dilihat bahwa definisi pendapatan dan belanja negara/daerah berbasis akrual karena disana
disebutkan bahwa : Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Namun kita diperkenankan
untuk transisi karena saat itu praktik yang ada adalah dengan menggunakan basis kas, dimana
pendapatan dan belanja diakui saat uang masuk/keluar ke/dari kas umum negara/daerah.
Dispensasi ini tercantum dalam Pasal 36 ayat 1 UU 17 Tahun 2003 yang intinya ketentuan
mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun, artinya sampai dengan tahun 2008. Untuk masa
transisi itulah PP 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah terbit, dimana kita
memakai basis Kas Menuju Akrual (Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas, Neraca
berdasarkan basis Akrual). Dalam pelaksanaan PP 24 Tahun 2005 tersebut hingga Laporan
Keuangan Pemerintah tahun 2008 selesai diaudit di tahun 2009, ternyata opini yang didapat
pemerintah saat itu masih menyedihkan. Untuk itulah, Pemerintah akhirnya berkonsultasi dengan
Pimpinan DPR, dan disepakati bahwa basis akrual akan dilaksanakan secara penuh mulai tahun
2014.
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai
pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti dengan aturan-
aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun
Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang berbeda antara PP 71 tahun
2010 ini dengan PP-PP lain. Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I
merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-
lambatnya mulai tahun 2014, sedangkan Lampiran II merupakan Standar Akuntansi Pemerintah
berbasis Kas Menuju Akrual yang hanya berlaku hingga tahun 2014. Lampiran I berlaku sejak
tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas (strategi pentahapan
pemberlakuan akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri),
sedangkan Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk
menerapkan SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II merupakan lampiran yang
memuat kembali seluruh aturan yang ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit pun.
Perbedaan mendasar dari sisi jenis laporan keuangan antara Lampiran I dan Lampiran II adalah
sebagai berikut:
Lampiran I
Lampiran II
Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan
Dengan perbedaan jenis Laporan Keuangan yang akan dihasilkan, otomatis penjelasan pada
setiap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang terkait dengan masing-masing
Laporan Keuangan akan mengalami perubahan.
Perbedaan daftar isi pada Lampiran I dan Lampiran II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
Lampiran II
Kedua daftar isi hampir serupa karena memang kebijakan yang diambil oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual ini
adalah dengan beranjak dari PP 24 tahun 2005 yang kemudian dilakukan penyesuaian-
penyesuaian terhadap PP 24 tahun 2005 itu sendiri. Dengan strategi ini diharapkan pembaca PP
71 tahun 2010 nantinya tidak mengalami kebingungan atas perubahan-perubahan tersebut karena
lebih mudah memahami perubahannya dibandingkan jika langsung beranjak dari penyesuaian
atas International Public Sector of Accounting Standards (IPSAS) yang diacu oleh KSAP.
PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan selanjutnya dapat anda download dari
halaman Daftar Peraturan
Salah satu unsur dari kerangka konseptual akuntansi sektor publik adalah Karakteristik Kualitatif
Laporan Keuangan Sektor Publik. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas informasi dalam
laporan keuangan yang dapat berguna bagi pemakai. Karakteristik kualitatif yang utama adalah
dapat diperbandingkan. Untuk lebih lanjutnya, simak artikel yang akan dibahas oleh Mas
Software Akuntansi dibawah ini,
1.Dapat diperbandingkan
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif yang dapat dibandingkan adalah pemakai harus
mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan sektor publik, perubahan kebijakan, serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai
dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta
peristiwa lain yang sama dari satu periode ke periode lainnya dalam organisasi yang berbeda.
Ketaatan pada standar akuntansi keuangan sektor publik, termasuk pengungkapan kebijakan
akuntansi yang digunakan oleh organisasi, akan membantu pencapaian daya banding.
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman semata-mata dan
tidak boleh menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansi sektor publik yang
lebih baik. Organisasi tidak perlu meneruskan kebijakan akuntansi yang tidak selaras dengan
karakteristik kualitatif yang relevan dari keandalan. Organisasi juga tidak perlu mempertahankan
suatu kebijakan akuntansi kalau ada alternative lain yang lebih relevan dan lebih andal.
Apabila pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan antar periode, maka organisasi perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam
laporan keuangan.
Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relative
antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi yang andal. Penyediaan informasi yang
tepat waktu akan meningkatkan keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai
seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang
bermanfaat bagi pengambil keputusan. Karena itu, penggunaan software akuntansi di perusahaan
sangat membantu dalam penyajian laporan-laporan tersebut secara tepat waktu tanpa harus
disusun dulu secara manual.
Dalam prakteknya, keseimbangan atau trade off diantara berbagai karakteristik kualitatif sering
kali diperlukan. Tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara
berbagai karakteristik guna memenuhi tujuan laporan keuangan sektor publik dan kepentingan
relative dari berbagai karakteristik pada sejumlah kasus yang berbeda.
5.Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap sebagai sarana menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi publik. Kerangka konseptual ini tidak
menangani secara langsung konsep tersebut dan juga penerapan karakteristik kualitatif pokok.
Selain itu, standar akuntansi keuangan sektor publik juga memberikan panduan tentang batasan
laporan keuangan yang dianggap wajar.
Penganggaran public : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran,, penetaaan anggaran
Realisasi anggaran public : pelaksanaan anggaran
Pelaporan keuangan sector public proses pelaporan keuangan
Audit sector public : mekanisme audit
Pertanggungjawaban public : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabannya. 2. Pemerintah
Daerah
Perencanaan public : musyawarah perencanaan pembangunan ( musrenbang jangka menengah
daerah, musrenbang penyusunan rencana kerja pemerintah, musrenbang provinsi, musrenbang
kabupaten, musrenbang kecamatan, musrenbang desa.
Penganggaran public : Penyusunan anggaran pembahasan anggaran, penetaan anggaran
Realisasi anggaran public :pelaksanaan anggaran
Pengadaan barang dan jasa public : proses pengadaan barang dan jasa
Pelaporan keuangan sector public : proses pelaporan keuangan
Audit sector public : mekanisme audit
Pertanggungjawaban public : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabannya