Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lanjut usia yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna
Lanjut usia (lansia) adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari
kejadiannya (Depkes RI, 2005) . Biasanya bila suatu negara makin maju,
Saat ini diseluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari
629 juta jiwa ( 1 dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun
melaporkan, jika tahun 1980 usia harapan hidup (UHH) 52,2 tahun dan
1
jumlah lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun 2006 menjadi 19
juta orang (8,90%) dan UHH juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun
2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau
9,77 % dan UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada
sebanyak 37, 17 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar yaitu
agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar.
2
pelayanan geriatrik/gerontologik, pengembangan lembaga perawatan
pemulihan.
masing.
3
masyarakat posyandu lansia, pelayanan kesehatan di tingkat dasar
RI, 2005) Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat
B. Rumusan Masalah
lansia?
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
yaitu bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang
majemuk ’budi-daya’ yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta,
karsa, dan rasa. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam
seluruh total pikiran, karya, dan hasil manusia yang tidak berakar kepada
nalurinya, dan hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar.
adat istiadat, dan kebiasaan lain yang didapat oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
5
Kebudayaan menurut Kroeber dan Kluckhohn adalah manifestasi
alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan
hasil karya manusia, dan kebiasaan yang didapat oleh seseorang sebagai
hanya dapat dirasakan, tetapi tidak dapat dilihat dan diraba. Widyosiswoyo
budaya atau culture system, contohnya adalah adat istiadat dan ilmu
pengetahuan.
masyarakat yang mempunyai sifat dapat dirasakan dan dilihat tetapi tidak
6
dapat diraba. Widyosiswoyo (2004) mengatakan wujud ini sebagai Sistem
Sosial atau social system, contohnya adalah gotong royong dan kerja sama.
manusia yang bersifat dapat dilihat, dirasa, dan diraba. Wujud ini paling
keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang
7
mencukupi kebutuhanya, (8) Memeriksakan kesehatan secara teratur, (9)
lansia.
8
dalam penggunaan pelayanan kesehatan: meliputi variabel demografi
penyakit; oleh keluarga yang berbeda menurut struktur dan gaya hidup,
fisik, lingkungan sosial dan pola perilaku; dan oleh variasi kepercayaan
mereka akan segera mencari jenis pertolongan tersebut dan lebih sering
memanfaatkannya)
9
menentukan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sub komponen
terhadap penyakit.
pada usia produktif, sebagai akibatnya pada usia lanjut bisa berdikari dan
nir tergantung dalam pihak lain. Pada golongan kurang mantap lanjut usia
10
mampu menaruh bekal yang cukup kepada anaknya sehingga ketika purna
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
bersama lansia.
B. Saran
mengatasi persoalan – persoalan hidup lanjut usia agar mereka dapat hidup
12
DAFTAR PUSTAKA
Kartika NPRD & Sudibia IK (2014) Pengaruh variabel sosial demografi dan
sosial ekonomi terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia. E-Jurnal EP
UNUD 3 (6): 247-256.
N.N (2013) Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data
dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI
13