Vous êtes sur la page 1sur 15

Disusun Oleh :

Kukuh Heru Subagyo, S.Kep.Ns

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


( STIKES )
HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Tulungagung
REVIEW ANATOMI SISTEM PERNAFASAN

Pengertian Kebutuhan Oksigenasi:


Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme dan aktivitas
sel tubuh.

Tujuan Pernafasan:
Tujuan pernafasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi sel
dan mengeluarkan karbondioksida dari sel tubuh.

Fungsi Sistem Pernafasan:


1. Pendistribusi dan penukar gas
2. Menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara
3. Menjaga homeostasis pH tubuh.

Saluran Pernafasan Atas:


1. HIDUNG
Lapisan mukosa hidung adalah sel epitel bersilia dengan sel
goblet yang menghasilkan lendir. Bakteri dan partikel polutan
yang terhirup akan terjebak dalam lendir, kemudian silia secara
kontinyu menyapu lendir ke arah faring, sebagian lendir
tertelan dan bakteri akan dihancurkan oleh asam hidroklorida
( HCl ) dalam getah lambung.
2. FARING
a. Nasofaring  terletak dibelakang rongga nasal, terdapat
adenoid atau tonsil faringeal / nodulus limfe yang
mengandung makrofag
b. Orofaring  terletak dibelakang mulut, terdapat tonsil
palatin yang dapat menghancurkan pathogen yang masuk
dalam mukosa
c. Laringofaring  terletak pada bagian inferior, kontraksi
dinding muscular orofaring dan laringofaring merupakan
bagian reflek menelan.
3. LARING
Adalah saluran pendek yang menghubungkan faring dengan
trakhea
a. Kartilago Tiroid  adalah kartilago laring terbesar, pada pria
disebut buah jakun
b. Kartilago Epiglotik /Eepiglotis  adalah kartilago yang
paling atas, selama menelan laring bergerak ke atas dan
epiglotis menutup agar tidak tersedak.

Saluran Pernafasan Bawah:


1. TRAKHEA

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


2
Panjang 10-30 cm dan lebar 2,5 cm terletak didepan esofagus,
bagian dalamnya membran mukosa bersilia
2. BRONKUS
Ujung distal trakea  membagi menjadi bronkus primer kanan
dan kiri  dan cabang selanjutnya disebut bronkhiolus 
bronkhiolus terminalis  bronkhiolus respiratorik
dan akhirnya merupakan kumpulan alveoli
3 ALVEOLI
 Jumlahnya 300 – 500 juta pada orang dewasa
 Satu satunya tempat pertukaran gas
 Dikelilingi kapiler
 Makrofag  memakan mikroba
 Dilapisi sel epitel skuamosa  produksi surfaktan ( Surfactan
secreting Cell ) yang merupakan campuran fosfolipid &
lipoprotein memungkinkan alveoli mengembang dengan
cepat / tidak kolaps. Tanpa surfaktan tekanan permukaan
alveoli lebih besar sehingga membutuhkan upaya muscular
besar untuk mengembangkan alveoli  kasus bayi prematur
bulan ketujuh tidak bisa bernafas spontan /baik.
4. PLEURA DAN PARU
Tiap paru dilapisi 2 membrane serosa yang disebut pleura:
a. Visceral pleura  membungkus permukaan paru
b. Parietal pleura  membentang sepanjang mediastinum,
diafragma superior dan dinding torak.
c. Cavum pleura  ruang sempit antar pleura
Bagian dasar paru terletak diatas difragma dan apeks terletak
setinggi klavikula, bagian tengah terdapat hilus tempat
bronkus primer serta masuknya arteri & vena pulmonary.
Bagian kanan & kiri Paru merupakan percabangan pohon
bronchial.
Paru kanan  3 lobus dan Paru kiri  2 lobus

Lihat Gambar : 1-1. ( Sketsa Struktur Pernafasan ) / 1-5.


( Percabangan Bronchial dan Alveoli ) / 1-6. ( Struktur
Paru Paru ) / 4.11. ( Skema Struktur Membrane
Pernafasan )

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


3
REVIEW PHYSIOLOGI SISTEM PERNAFASAN

Karena berhubungan dengan dunia luar maka sistem pernafasan


dilengkapi dengan mekanisme pertahan yaitu:
1. Bulu hidung untuk menyaring kotoran berukuran besar
2. Mukosa saluran nafas untuk melembabkan udara
3. Plexus pembuluh darah di hidung untuk menghangatkan
udara
4. Reflek batuk
5. Cillia untuk menyapu kotoran dalam saluran nafas
6. Sel macrophage untuk mencerna kotoran kecil atau
microbakteri yang masuk alveoli.

Volume dan Kapasitas paru dipengaruhi oleh:


1. Jenis kelamin
2. Berat badan / tinggi badan
3. Umur.

Waktu inspirasi 2 detik dan ekspirasi 3 detik.

Secara fungsional sistem pernafasan merupakan serangkaian


proses terintegrasi yang meliputi tahap:
1. Ventilasi Pulmonal
2. Pertukaran gas / Difusi gas
3. Transportasi gas
4. dan Regulasi pernafasan.

Ventilasi:
Merupakan proses masuknya udara dari atmosfer ke paru dan
keluarnya udara meninggalkan paru , atau disebut juga bernafas.

Mekanisme Ventilasi:
Dalam kondisi standar udara atmosfer mengeluarkan tekanan
760 mmHg.

1. Inspirasi
Diafragama & otot intercosta eksterna kontraksi

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


4
Volume cavum torak meningkat

Tekanan intrapulmonal menurun

Paru inflasi / mengembang

Aliran udara masuk / inhalasi

Pada latihan nafas dalam diperlukan kontraksi lebih kuat


dari otot otot pernafasan ( m. intercosta interna &
eksterna, m.abdominalis anterior, m. sternokleido
mastoideus, dll) untuk mengembangkan paru.
2. Ekspirasi
Diafragma & otot intercosta rilek

Volume cavum torak menurun

Paru deflasi / mengempis

Tekanan intrpulmonal meningkat

Aliran udara keluar

Lihat Gambar : 1-7. ( Mekanisme Ventilasi (A) Inspirasi (B)


Ekspirasi )

Proses ventilasi udara dalam saluran pernafasan berpengaruh


pada perubahan volume & kapasitas paru. Metode untuk
memeriksa funsi paru adalah dengan mengukur volume
pernafasan dalam kondisi berbeda dan hasilnya dibandingkan
dengan nilai rata rata normal.
Alat yg digunakan Spirometer dan hasilnya spirogram.

Pengukuran Volume dan Kapasitas Pulmonal  Lihat Tabel : 1-


1( Volume dan Kapasitas Pulmonal ) / Lihat Gambar : 4.9. (
Grafik Normal Perubahan Volume Paru )

Pertukaran Gas / Difusi Gas:


Adalah perpindahan gas dari tempat konsentrasi ( kepekatan )
tinggi ke konsentrasi rendah atau dari tekanan gas ( tekanan
parsial ) tinggi ke rendah.

Pertukaran gas mencakup dua proses :


1. Pernafasan internal  yaitu pertukaran gas antara alveoli
dan aliran darah
2. Pernafasan eksternal  yaitu pertukaran gas antara kapiler
dalam tubuh dengan sel sel tubuh

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


5
Lihat Gambar : 1-11 ( Pernafasan Internal dan
Eksternal ) / 4-12 ( Proses Pertukaran Gas CO2 dan O2 di
Sel dan Kapiler Paru )

Udara yang kita hirup  21 % oksigen, 0,04 % carbon dioksida,


78 % nitrogen.
Tekanan parsial adalah tekanan yang dikeluarkan salah satu gas
dari suatu campuran gas gas, mempunyai symbol P (pressure /
tension ), satuan mm Hg . dihitung dengan mengalikan
persentase gas dimaksud dengan tekanan total atmosfer standar
( 760 mm Hg ).  contoh tekanan parsial oksigen ( PO 2 ) adalah
21 % x 760 mm Hg = 159,6 mm Hg.

Transportasi Gas :
Sebagian besar oksigen dalam darah berikatan dengan
hemoglobin.
Hemoglobin adalah protein quarterner yang terbentuk dari 4
rantai polipeptida ( 2 alfa  dan 2 beta  ) yang masing masing
berikatan dengan kelompok ‘ heme ‘ yang mengandung zat besi.
Ikatan oksigen-hemoglobin dibentuk di paru dimana PO 2 tinggi.
Ikatan ini tak setabil dan ketika darah melewati jaringan dengan
PO2 rendah maka ikatan resebut pecah dan oksigen dilepaskan
kedalam jaringan.
Makin banyak CO2 dalam plasma maka makin banyak CO 2 yang
akan diubah menjadi asam karbonat akibatnya pembentukan
bikarbonat meningkat  hasil akirnya molekul molekul CO2 yang
berdifusi ke dalam plasma meningkat dan akirnya dibuang terus
menerus dari larutan.  Lihat Gambar : 1-12 ( Pembentukan
Bikarbonat )

Pengaturan Pernafasan :
Homeostasis gas darah PO2 dan PCO2 dipertahankan oleh
perubahan ventilasi yaitu frkuensi dan kedalaman pernafasan.
Pusat pernafasan dalam batang otak ( Ponds dan Medulla
Oblongata ) mengontrol syaraf untuk otot otot inspirasi dan
ekspirasi.
Kontrol pernafasan secara kimiawi dipengaruhi oleh pH darah,
kadar O2 dan CO2 darah.

Alkalosis dan Asidosis Respiratorik :


Asidosis respiratorik terjadi jika frekuensi nafas menurun
sehingga terjadi penumpukan CO2 dalam cairan tubuh  ion
hidrogrn meningkat  pH menurun.

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


6
Penyebab asidosis respiratorik ; pneumonia, emfisema, asma
berat yang merusak pertukaran gas.
Alkalosis respiratorik terjadi jika frekuensi nafas meningkat dan
CO2 dihembuskan sangat cepat  ion hydrogen menurun  pH
meningkat  contoh terlalu lama menangis, bernafas lebih
cepat.

MASALAH KEBUTUHAN OKSIGEN

Hipoksia:
Adalah defisiensi oksigen yang ditandai adanya warna kebiruan
pada kulit ( sianosis )  umumnya disebabkan karena :
1. Kadar Hb menurun
2. Difusi O2 dari alveoli ke dalam darah menurun
3. Perfusi jaringan menurun
4. Gangguan ventilasi

Perubahan Pola Nafas:


1. Tachypnea  frekuensi nafas  24 kali permenit ( misal
atelektasis )
2. Bradypnea frekuensi nafas  10 kali permenit ( misal
penggunaan narkotik & sedative )
3. Hiperventilasi  pernafasan cepat dan dalam disebabkan
oleh adanya infeksi, ketidakseimbangan asam basa,
gangguan psikologis  ditandai denyut nadi meningkat,
nafas pendek, nyeri dada, konsentrasi CO2 menurun
4. Kusmaul  pernafasan cepat, dalam dan teratur
5. Hipoventilasi  upaya tubuh untuk mengeluarkan lebih
banyak CO2 pada saat ventilasi alveolar / tidak cukupnya
penggunaan O2  disebabkan karena atelektasis,

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


7
lumpuhnya otot pernafasan, depresi pusat pernafasan 
ditandai dengan nyeri kepala, penurunan kesadaran,
ketidakseimbangan elektrolit
6. Dispnea  perasaan sesak & berat saat nafas  karena
kadar gas darah berubah , kerja berat, pengaruh psikis
7. Orthopnea  sulit bernafas kecuali posisi duduk / berdiri 
karena kongesti paru
8. Cheyne stokes  siklus nafas yang amplitudonya mula
mula naik – turun – henti – kemudian mulai suklus baru
9. Paradoksial  pergerakan dinding paru berlawanan arah
dengan keadaan normal  karena adanya atelektasis
10. Biot  mirip cheyne stokes tapi amplitude tidak
teratur  karena adanya TIK meningkat , rangsangan
selaput otak
11. Stridor  pernafasan bising karena penyempitan
saluran nafas  karena adanya spasme trachea, obstruksi
laring

Obstruksi Jalan Nafas:


Dapat disebabkan karena sekresi berlebihan karena infeksi,
imobilisasi, stasis sekresi, batuk tidak efektif karena CVA, efek
pemberian sedative dll dengan tanda klinis :
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan nafas
3. Suara nafas berubah karena sumbatan
4. Jumlah , irama dan kedalaman pernafasan tidak normal

Pertukaran Gas:
Gangguan pertukaran gas / penurunan gas CO2 & O2 dapat
desebabkan sekresi berlebih, imobilisasi , penyakit radang paru
dll dengan tanda klinis:
1. Dispnea
2. Agitasi
3. Lelah / letargi
4. Menurunya Saturasi O2 & meningkatnya pCO2
5. Sianosis

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


8
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH KEBUTUHAN OKSIGENASI

Pengkajian Keperawatan:
1. Riwayat keperawatan  dikaji ada & tidaknya riwayat
gangguan pernafasan seperti : epitaksis, obstruksi nasal,
infeksi kronis
2. Batuk  diskripsi batuk berdasarkan waktunya ( akut, kronis
dan parosismal )  berdasarkan kualitasnya ( produktif-non
produktif, batuk menggonggong , serak, basah-kering )
3. Prododuksi spurum  ekskresi sputum 90 ml per hari adalah
normal  kaji warna sputum ( kuning = suatu infeksi, hijau =
pus yang tergenang  kaji kuantitas sputum, kualitas
sputum , bau
4. Nyeri dada
5. Pengkajian fisik :

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


9
 Inspeksi  mengkaji status pernafasan ( spiontan melalui
mulut/nasal/endotrakhel )  status bersihan kalan nafas 
frekuensi nafas ( dewasa = 10-20 , anak anak = 20-30,
bayi = 30-50 )  irama nafas ( keteraturan, perbandingan
panjang-pendeknya inspirasi/ekspirasi = ½ ) dll
 Palpasi  vocal fremitus dll
 Perkusi  suara perkusi ( sonor = normal / berbunyi “dug-
dug”, redup = pada infiltrat / kosolidsi paru /effusi pleura,
pekak = ronggapleura terisi cairan nanah, tumor
permukaan paru , hipersonor = pada pneumothorak,
timpani = bunyi “ dang-dang” karena penimbunan udara ,
peneumothorak/kavitas paru )
 Auskultasi  mengkaji suara nafas – suara nafas tambahan
– suara ucapan

Lihat Gambar : 2-2. ( Urutan Palpasi Toraks ) / 2-3.


( Urutan Perkusi dan Auskultasi Toraks )

6. Pemeriksaan laboratorium
7. Pemeriksaan diagnostik:
 Rontgen dada  mendeteksi tumor, tbc , penyakit jantung
 Fluoroskopi  mengethui mekanisme kerja jantung /
kontraksi paru
 Angiografi  mendeteksi emboli paru, emfisema
 Endoskopi  mendeteksi tumor, mencari letak
pendarahan, biopsy jaringan
 Radio isotop  observasi lobus paru, emboli, emfisema
 Mediastinoskopi  merupakan endoskopi mediastinum,
mendeteksi penyebaran tumor

Diagnosis Keperawatan :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :
 Produksi sekresi kental/berlebihan akibat penyakit infeksi
 Imobilisasi, stasis sekresi, batuk tidak efektif akibat
penyakit system syaraf
 Efek sedative obat, trauma, nyeri
 Depresi reflek batuk
 Berkurangnya mekanisme pembersihan silia dan respon
peradangan

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan :


 Penyakit infeksi pada paru
 Depresi pusat pernafasan
 Lemahnya otot pernafasan
 Turunya ekspansi paru

3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan:

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


10
 Obstruksi saluran pernafasan
 Penumpukan cairan dalam paru
 Atelektasis
 Bronkospasme, edema paru

4. Gangguan perfusi jaringanber hubungan dengan


 Adanya perdarhan , edema
 Imobiisasi
 Mnurunya aliran darah
 Vasokontriksi
 Hipovolemik

Intervensi / Rencana Keperawatan


Tujuan :
1. Mempertahankan jalan nafas agar efektif
2. Mempertahankan pola nafas agar efektif
3. Mempertahankan pertukaran gas
4. Memperbaiki perfusi jaringan

Rencana Tindakan:
1. Mempertahankan jalan nafas agar efektif
 Monitor jumlah, bunyi dan status bersihan jalan nafasnya
 Berikan humidifier ( pelembab )
 Lakukan pembersihan jalan nafas dengan : fibrasi,
clapping, postural drainase dan jika perlu lakukan suction
 Pertahankan jalan nafas tetap terbuka ( dengan
pemasangan nasopharengeal air way, itubasi endotrakhea
jika perlu )
 Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
bronkhidilator
2. Mempertahankan pola nafas agar efektif
 Awasi perubahan pola nafas
 Atur posisi ( semi fowler )
 Berikan oksigenasi
 Ajarkan teknik nafas dalam
3. Mempertahankan pertukaran gas
 Awasi perubahan status pernafasan
 Atur posisi ( semi fowler )
 Berikan oksigenasi
 Ajarkan teknik nafas dalam
4. Mempertahankan perfusi jaringan
 Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan ( capillary refill
time )
 Berikan oksigenasi
 Pertahankan asupan dan pengeluaran
 Hindari terjadinya valsava maneuver (ex. :mengedan,
batuk, menahan nafas)

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


11
 Pertahankan perfusi dengan tranfusi

Implementasi / Tindakan Keperawatan :


Prosedur kerja :
1. Persiapan alat
2. Persipan klien
3. Persiapan lingkungan
4. Pelaksanaan

1. Latihan Nafas Dalam :


Bertujuan untuk memperbaiki ventilasi, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi
batuk
a. Cuci tangan
b. Bantu klien pada posisi fowler di tepi tempat tidur
c. Anjurkan klien menghirup nafas dalam melalui hidung dan
kaji ekspansi dadanya
d. Anjurkan klien menahan nafas 1 – 1,5 detik kemudian
hembuskan nafas melalui mulut seperti meniup
e. Ulangi sebanyak 10 – 20 kali dengan melihat kondisi klien
f. Catat respon yang terjadi
g. Cuci tangan
2. Latihan Batuk Efektif :
Bertujuan untuk membersihkan laring, trakhea, bronkiolus
dari secret atau benda asing.
1. Persiapan alat :
a. Tisu wajah
b. Basin emisis
c. Stetoskop
d. Bantal untuk membebat abdomen dan dada
2. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Pakai alat pelindung diri ( masker, handschun, skohort )
jika diperlukan
c. Kaji status pernafasan
d. Atur posisi duduk di tepi tempat tidur
e. Anjurkan 3 kali nafas dalam ( Pernafasan diafragma )
f. Instruksikan tahan nafas 2 detik
g. Batukkan dengan mengkontraksikan otot abdomen /
dada yang dibebat bantal
h. Sekresi dahak pada tisu
i. Catat respon yang terjadi
j. Cuci tangan

Lihat Gambar : 3-4 ( Membantu Klien Batuk )

3. Pemberian Oksigen :

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


12
Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksia.
1. Persiapan alat :
a. Tabung oksigen dan kelengkapanya ( flowmeter,
humidifier, manometer, adapter, handwheel )
b. Jeli, tisu
c. Plester, gunting
d. Selang kanula nasal / masker oksigen / masker
nonrebreathing
e. Air steril untuk isi humidifier
f. Kapas lidi, kom berisi air hangat
g. Bengkok
h. Handschun
2. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Pakai Handschun
c. Kaji system pernafasan, bersihkan cavum nasal
dengan kapas lidi jika perlu
d. Atur posisi semi fowler dan berikan oksigen melalui
kanula nasal / masker oksigen /masker
nonrebreathing sesuai program
e. Observasi respon klien
f. Cuci tangan

Lihat Gambar : 3-8 ( Kanula Nasal, Masker Wajah Standar,


Masker Nonrebreathing )

3. Fisioterapi Dada :
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara
: postural drainase, clapping, vibrating yang tujuanya
membersihkan jalan nafas
Persiapan alat :
a. Pot sputum
b. Tisu
c. Balok tempat tidur untuk postural drinase, bantal
d. Handschun, masker, skort ( jika ada indikasi )

1) Pelaksanaan Postural Drainase :


a. Cuci tangan
b. Miringkan tubuh pasien kearah kiri ( untuk
membersihkan paru bagian kanan ), atau atur posisi
pasien sesuai dengan dengan kebutuhan
c. Lakukan postural drainase 10 sampai dengan 15
menit
d. Lakukan observasi tanda vital selama postural
drainase

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


13
e. Setelah pelaksanaan postural drainase lakukan
calapping, vibrating dan suction jika perlu
f. Catat respon pasien
g. Cuci tangan

Lihat Gambar : 3-7 ( Berbagai Posisi Untuk Drainase


Segmen Paru )

2) Clapping :
a. Cuci tangan
b. Atur posisi pasien
c. Lakukan clapping dengan cara menepuk punggung
pasien dengan kedua tangan bergantian untuk
merangsang batuk
d. Catat respon pasien
e. Cuci tangan

3) Vibrating :
a. Cuci tangan
b. Atur posisi pasien
c. Lakukan vibrating dengan cara anjurkan pasien nafas
dalam. Kedua tangan perawat diletakkan di bagian
atas samping depan cekungan iga kemudian
getarkan hingga pasien terbatuk
d. Lakukan hingga lender bersih
e. Catat respon pasien
f. Cuci tangan

4) Penghisapan lendir :
Persiapan alat :
a. Alat penhisap lendir
b. Kateter penghisap lender
c. Pinset steril
d. Sarung tangan steril
e. Kasa steril
f. Tissue
g. Dua buah kom berisi larutan aquades / NaCl 0,9 %
dan larutan desinfektan
h. Kasa steril

Pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Atur posisi pasien telentang , kepala kearah perawat
c. Gunakan handschun
d. Hubungkan kateter penghisap dengan selang penghisap
e. Lakukan penghisapan lender dengan memasukkan
kateter penghisap kedalam kom berisi NaCl 0,9 % untuk
mencegah trauma mukosa

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


14
f. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak
menhisap
g. Tarik penghisap kurang dari 3-5 detik
h. Bilas kateter denganNaCl 0,9 %
i. Catat respon pasien
j. Cuci tangan

Lihat Gambar : 14.7 ( Cara Membilas Kateter Suction


) / 14.8 ( Cara Penghisapan Lendir )

Evaluasi Keperawatan :
1. Mempertahankan jalan nafas secara efektif ditandai
dengan :
a. Jalan nafas bersih
b. Frekuensi, kedalaman dan irama nafas normal
c. Tidak ada tanda hopoksia
2. Mempertahankan pola nafas secara efektif ditandai dengan
:
a. Frekuensi, kedalaman dan irama nafas normal
b. Tidak ada hipoksia
c. Ekspansi Paru optimal
3. Mempertahankan pertukaran gas secara efektif ditandai
dengan :
a. Tidak terjadi dispnea
b. Frekuensi, kedalaman dan irama nafas normal
c. Saturasi oksigen ( Sa O2 ) normal
4. Meningkatkan perfusi jaringan ditandai dengan :
a. Pengisian kapiler, frekuensi, irama dan kekutan nadi
normal
b. Status hidrasi normal

Lihat Tabel : 2-5 ( Gas Darah Arteri )

DAFTAR PUSTAKA

1. A.Aziz Alimul Hidayat, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia: Aplikasi dan Konsep Proses Keperawatan, Jakarta,
Salemba Medika.
2. Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,
Jakarta, EGC
3. Ibnu Mas’ud, 2000, Sinopsis Faal Sistem: Pengantar Faal
Psikologi, Malang, LPUB.

MATERI ASKEP OKSIGENASI KUKUH@HAH..........................................................................................................................................


15

Vous aimerez peut-être aussi