Vous êtes sur la page 1sur 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Perkembangan Keperawatan Jiwa di Dunia” ini dengan baik. Kami sangat berharap makalah

ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan. Semoga makalah sederhana ini dapat

dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat

berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf

apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai semua usaha kita. Amin.

Terimakasih.

Februari, 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1
B. Tujuan2

BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI
DUNIA ....................................................................... 3
I. Zaman Mesir Kuno .................................................... 3
II. Zaman Yunani (Hypocrates) ...................................... 4
III. Zaman Vasalius .......................................................... 4
IV. Revolusi Prancis I ...................................................... 5
V. Revolusi Kesehatan Jiwa II ........................................ 6
VI. Revolusi Kesehatan Jiwa III ...................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................ 7
B. Saran........................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu keperawatan, berbentuk

pelayanan bio-psiko-sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada

individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup

seluruh daur kehidupan manusia. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang

menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan

interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien

untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.

Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan

jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu

hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat

dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain

sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan

orang lain.

Pada zaman dahulu masyarakat didunia menggangap penderita gangguan

jiwa dikaitkan dengan roh jahat yang masuk dalam tubuh manusia. Banyak orang

yang memperlakukan penderita gangguan jiwa dengan tidak manusiawi karena

ketidak tahuan orang dimasa itu bawah gangguan jiwa merupakan sebuah

penyakit. Hal ini membuat para ahli terus mempelajari dan mengembangkan

1
ilmunya hingga sehingga penderita gangguan jiwa sudah dapat terima sebagai

penyakit dan dapat memperlakukan penderita gangguan jiwa seperti halnya

manusia yang sedang sakit pada umumnya.

Sedangkan perkembangan keperawatan jiwa diindonesia berawal dari saat

penjajahan Hindia Belanda, karena semakian lama penderita gangguan jiwa

semakin banyak akhirnya pemerintah mengambil tindakan untuk membangun

rumah sakit jiwa pertama kali agar para penderita gangguan jiwa diseluruh

indonesia mendapat pelayanan kesehatan gangguan jiwa hingga abad ke 20

pelayanan kesehatan jiwa terus dikembangkan diindonesia. Puncaknya pada

perang dunia II pemerintah indonesia membuat undang- undang tetang

gangguan jiwa dan memfasilitasi semua pelayanan kesehatan gangguan jiwa

serta memberikan pendidikan kepada tenaga kesehatan dibidang kejiwaan.

Dalam makalah ini dapat kita lihat bagimana perkembangan sejarah dalam

keperawatan jiwa di Dunia maupun di Indonesia sehingga kita dapat

membandingkan ilmu yang diterapkan sekarang dan dahulu terhadap penderita

gangguan jiwa

B. Tujuan

a. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perkembangan keperawatan jiwa

di Dunia

b. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja upaya yang dilakukan pada

perkembangan keperawatan jiwa di Dunia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN

JIWA DI DUNIA

I. Zaman Mesir Kuno


Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya

roh jahat yang bersarang diotak. Oleh karena itu, cara menyembuhkannya

dengan membuat lubang pada tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh

jahat yang bersarang diotak tersebut. Hal ini terbukti dengan ditemukannya

lubang dikepala pada orang yang pernah mengalami gangguan jiwa. Selain

itu, ditemukan pada tulisan Mesir Kuno tentang siapa saja yang pernah

kena roh jahat dan sudah dilubangi kepalanya.

Tahun-tahun berikutnya, pasien yang mengalami gangguan jiwa

diobati dengan dibakar, dipukuli, atau dimasukkan dalam air dingin dengan

cara diajak jalan melewati sebuah jembatan lalu diceburkan dalam air

dingin dengan maksud agar terkejut, yakni semacam syok terapi dengan

harapan agar gangguannya menghilang.

Hasil pengamatan berikutnya diketahui ternyata orang yang menderita

skizofrenia tidak ada yang mengalami epilepsi (kejang atau hyperplasia).

Padahal penderita epilepsi setelah kejangnya hilang dapat pulih kembali.

Oleh karenanya, pada orang skizofrenia dicoba buat hyperplasia dengan

membuat terapi kejang listrik (elektro convulsive theraphy).

3
II. Zaman Yunani (Hypocrates)

Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit. Upaya

pengobatannya dilakukan oleh dokter dan orang yang berdoa untuk

mengeluarkan roh jahat. Pada waktu itu, orang sakit jiwa yang miskin

dikumpulkan dan dimasukkan dalam rumah sakit jiwa. Jadi, rumah sakit

jiwa lebih banyak digunakan sebagai tempat penampungan orang gangguan

jiwa yang miskin, sehingga keadaannya sangat kotor dan jorok. Sementara

orang kaya yang mengalami gangguan jiwa dirawat dirumah sendiri.

Pada tahun 1841, Dorothea Line Dick melihat keadaan perawatan

gangguan jiwa. Ia tersentuh hatinya, sehingga berusaha memperbaiki

pelayanan kesehatan jiwa. Bersamaan dengan itu, Herophillus dan

Erasitratus memikirkan apa yang ada dalam otak, sehingga ia mempelajari

anatomi otak pada bintang. Khale kurang puas hanya mempelajari otak,

sehingga ia berusaha mempelajari seluruh system utuh hewan

(Notosoedirjo, 2001).

III. Zaman Vasalius

Vasalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja,

sehingga ia ingin mempelajari otak dan system tubuh manusia. Namun,

membelah kepala manusia untuk dipelajari merupakan hal yang mustahil,

apalagi mempelajari system tubuh manusia. Akhirnya, ia berusaha mencuri

mayat manusia untuk dipelajari. Sayangnya kegiatannya tersebut diketahui

4
masyarakat, sehingga ia ditangkap, diadili, dan diancam hukuman mati

(pancung).

Namun, ia bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu untuk

kepentingan keilmuan, maka akhirnya ia dibebaskan. Varsalius bahkan

dapat penghargaan karena bisa menunjukan adanya perbedaan antara

manusia dan binatang. Sejak saat itu dapat diterima bahwa gangguan jiwa

adalah suatu penyakit. Namun kenyataannya, pelayanan dirumah sakit jiwa

tidak pernah berubah. Orang yang mengalami gangguan jiwa dirantai,

karena petugasnya khawatir dengan keadaan pasien.

IV. Revolusi Prancis I

Philipe Pinel, seorang direktur RS Bicetri Prancis, berusaha

memanfaatkan revolusi perancis untuk membebaskan belenggu pada

pasien jiwa. Revolusi Prancis ini dikenal dengan revolusi humanism

dengan semboyan utamanya “Liberty, Equality, Fraternity”. Ia meminta

kepada walikota agar melepaskan belenggu untuk pasien gangguan jiwa.

Pada awalnya, walikota menolak. Namun, pinel menggunakan alasan

revolusi, yaitu “jika tidak, kita harus siap diterkam binatang buas yang

berwajah manusia”. Perjuangan ini diteruskan oleh murid-murid pinel

sampai Revolusi ke 2.

5
V. Revolusi Kesehatan Jiwa II

Dengan diterimanya gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, maka

terjadilah perubahan orientasi pada argono biologis. Pada saat ini, Qubius

menuntut agar gangguan jiwa masuk dalam bidang kedokteran. Oleh

karena itu, gangguan jiwa dituntut mengikuti paradigma natural sciences,

yaitu adalah taksonomi (penggolongan penyakit) dan nosologi (ada tanda

atau gejala penyakit). Akhirnya, Emil Craepelee mampu membuat

penggolongan dari tanda-tanda gangguan jiwa. Sejak saat itu, kesehatan

jiwa terus berkembang dengan berbagai tokoh dan spesfikasinya masing-

masing.

VI. Revolusi Kesehatan Jiwa III

Pola perkembangan pada Revolusi Kesehatan Jiwa II masih

berorientasi pada berbasis rumah sakit (hospital base), maka pada

perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis komunitas (community

base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas (community

mental health centre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy pada saat inilah

disebut revolusi kesehatan jiwa III.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan jiwa di dunia dimulai pada zaman mesir kuno, dimana

gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya roh jahat yang bersarang

diotak. Perkembangan keperawatan jiwa didunia terus berkembang dengan

menggali dari beberbagai teori dasar yang telah dibuat oleh ilmuan dibidang

psikologi dan lebih menerapkan pelayanan prefentif. Dimasa ini juga ditemukan

kencenderungan seorang anak yang terlahir dari orang tua mengalami gangguan

jiwa cenderung akan untuk mengalami gangguan jiwa pula dimasa mendatang.

Perkembangan keperwatan jiwa di Indonesia tidak diketahui secara pasti

diperlakukan seperti apa. Namun, pada masa jaman kolonial Belanda, para

penderita ganguan jiwa ditampung di rumah sakit-rumah sakit sipil atau militer.

Semakin tahun penderita gangguan jiwa terus bertambah sehingga

mengharuskan untuk pemerintah membangun rumah sakit jiwa yang pertama di

Bogor pada tanggal 1 Juli 1882 (sekarang RSJ Marzoeki Mahdi). Selanjutnya di

Lawang (23 Juni 1902), RSJ Magelang (1923), RSJ Sabang (1927).Namun

sangat disayangkan, setelah Jepang menduduki Indonesia perkembangan

kesehatan jiwa sempat mengalami kemunduran. Pemerintah Indonesia terus

memperbaiki pelayanan penderita gangguan jiwa terbukti dengan adanya UU

Kesehatan Mental dan memberi dukungan dengan memberikan pendidikan bagi

tenaga kesehatan jiwa.

7
B. Saran

Dengan adanya makalah ini penyusun berharap agar pembaca khususnya tenaga

kesehatan lebih memahami Sejarah Keperawatan Jiwa baik di dunia maupun di

Indonesia sendiri. Selain itu diharapkan dengan adanya makalah ini dapat

membantu teman-teman sejawat dalam mengenal dan memahami keperawatan

jiwa secara menyeluruh.

8
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa:
Achir Yani edisi III. Jakarta : EGC

Stuart, GW, Laraia, M.T., 2001, Principle and Practice of Pshychiatric Nursing,
Edisi 7, Mosby, Philadelpia.

Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan


Keperawatan, Jakarta : Depkes RI.

Keliat, B. A., 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Vous aimerez peut-être aussi