Vous êtes sur la page 1sur 2

ANGKA anak yang mengalami stunting di Indonesia masih cukup tinggi.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, 37,2% anak di Indonesia


mengalami stunting.
Stunting adalah kondisi di mana anak-anak memiliki tinggi badan yang
lebih rendah dari tinggi badan standar usianya. Kondisi ini disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya gizi buruk, kurangnya kontrol frekuensi
makan kepada bayi, hingga kurangnya pelayanan kesehatan di daerah
tersebut.

BERITA TERKAIT+
 Ini Penyebab Dua Kabupaten/Kota di Kalbar Kurang Tenaga Kesehatan
 12 Traveler Dunia Akan Explore Wisata di Kayong Utara Kalbar
 Ringau, Ikan Pembawa Berkah Warga Kubu Raya yang Sedang Hits
Untuk masalah stunting, Indonesia masih jauh di bawah Singapura dan
Malaysia yang masing-masing prevalensi stuntingnya hanya 4% dan 10%.
Indonesia juga berada di bawah Thailand (16%), Vietnam (23%), dan
Myanmar (35%).
BACA JUGA:
Dokter Ini Buktikan Manfaat Berpuasa 3 Kali Seminggu, Apa Saja?
Indonesia sendiri berada di urutan ke-5 dunia dengan masalah stunting
yang paling banyak. Jika ditilik dari daftar, 10 daerah dengan angka
stunting tertinggi di Indonesia, Kalimantan Barat (Kalbar) berada di urutan
pertama. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalbar, angka stunting di
daerah ini sebanyak 34% atau dialami oleh 139.884 anak.
Sementara kabupaten dengan prevalensi stunting terbanyak di Kalbar
berada di Ketapang. Kurangnya pengetahuan ibu akan kebutuhan gizi
anak disebut sebagai salah satu penyebabnya.
ADVERTISEMENT

"Kalau berdasarkan hasil penelitian terakhir, stunting itu terjadi akibat


kurangnya pengetahuan ibu. Jadi pola asuh menjadi hal penting dalam
upaya kita memerangi stunting," ujar Karolin Margret Natasa, Calon
Gubernur Kalbar nomor urut 2, di Ketapang, Kalbar, Sabtu 24 Maret 2018.
Mantan anggota Komisi IX DPR RI itu mengatakan, ada dua hal yang
harus ditingkatkan oleh pemerintah provinsi untuk memerangi stunting.
Salah satunya adalah pendampingan kepada masyarakat untuk
memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan gizi.
BACA JUGA
Remaja 19 Tahun Idap Penyakit Langka, Mentalnya Jadi seperti Anak 18
Bulan
"Dalam perannya sebagai pemerintah provinsi, tugasnya adalah
pendampingan kepada pemerintah kabupaten dalam penyusunan
program-program pemberantasan stunting kemudian juga untuk
meningkatkan tata laksana rujukan pasien dengan gizi buruk," jelas
Karolin.
Untuk keluarga, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan
memperhatikan gizi dan asupan makanan selama 1.000 hari pertama
kehidupan anak. Selama 270 hari kehamilan dan 730 hari setelah
kelahiran, atau sekira 2 tahun pertama setelah bayi lahir. Pencegahan bisa
dilakukan dengan memberi ASI eksklusif kepada bayi selama enam bulan,
dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas.

Vous aimerez peut-être aussi