Vous êtes sur la page 1sur 4

Hukum Faraday

Michael Faraday ialah ahli fisika dan kimia berkebangsaan Inggris, bekerja
di Royal Institution. Pada tahun 1831 ia mengungkapkan gejala induksi
elektromagnetik, pada tahun 1845 mengungkap gejala diamagnetic yang kemutian
disebut efek Faraday. Sebagai ahli kimia, antara lain mengungkapkan bahan
bensena, menemukan bilangan oksidasi, menemukan bentuk awal dari Bunsen
burner, menemukan hukum elektrolisis dan mempopulerkan beberapa istilah antara
lain: elektrode, katode, anode, dan ion (Wiyanto, 2008, p. 123).
Faraday menyadari bahwa ggl dan arus dapat diinduksikan dalam sebuah loop
dengan mengubah jumlah medan magnet yang melalui loop. Dia lebih menyadari
bahwa “jumlah medan magnet” dapat divisualisasikan dalam bentuk garis medan
magnet melalui loop. Jumlah sebenarnya dari garis-garis medan yang melalui loop
tidak berpengaruh. Yang menentukan nilai-nilai ggl induksi dan arus induksi adalah
laju perubahan jumlah garis medan magnet (Halliday, Resnick, & Walker, 2010, p.
258).
Fenomena memproduksi kelistrikan dari peristiwa kemagnetan diterangkan
oleh hukum Faraday. Hukum ini menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan fluks
dalam suatu kumparan konduktor (loop) maka dihasilkan gaya gerak listrik
(tegangan listrik) induksi yang berbanding lurus dengan laju perubahan fluks
(Abdullah, 2017, p. 416). Apabila fluks induksi magnet yang menembus suatu loop
gaya gerak listrik yang menyebabkan aliran arus listrik. Gaya gerak listrik ini
disebut gaya gerak listrik terinduksi atau imbas. Peristiwa ini dinyatakan secara
kuantitatif dengan hukum induksi Faraday (Sutrisno & Gie, 1983, p. 116).
Gambar 6.5 mengilusrtasikan proses munculnya gaya gerak litrik akibat
perubahan fluks magnetik. Sebuah batang magnet didorong/ditarik maju/mundur
ke/dari suatu kumparan. Berdasarkan Gambar 6.5 kita dapatkan informasi berikut
ini.
a) Ketika batang magnet didorong mendekati kumparan maka kuat medan
magnet yang yang ada dalam rongga kumparan bertambah. Akibatnya fluks
magnetik yang dikandung kumparan bertambah yang mengakibatkan muncul
ggl induksi. Ini direpresentasikan oleh adanya arus yang diukur oleh
amperemeter.
b) Ketika batang magnet didiamkan maka tidak ada perubahan kuat medan
dalam rongga kumparan, walaupun medan itu sendiri ada di dalam kumparan.
Akibatnya fluks magnetik yang dikandung kumparan tidak berubah sehingga
tidak ada ggl induksi yang muncul. Tidak ada arus yang diukur amperemeter.
c) Ketika batang magnet ditarik keluar dari kumparan maka kuat medan magnet
yang ada dalam rongga kumparan berkurang. Akibatnya fluks magnetik yang
dikandung kumparan berkurang sehingga muncul ggl induksi. Ini
direpresentaikan oleh adanya arus yang diukur oleh amperemeter.
(Abdullah, 2017, p. 416)
Sudah diketahui bahwa untuk menghasilkan GGL induksi pada ujung-ujung
kumparan, maka fluks magnetic yang memotong kumparan harus berubah. Anda
juga telah mempelajari konsep fluks magnetik. Lalu bagaimana hubungan ggl
induksi ε dengan perubahan fluks magnetic?. Mari tinjau kebali pada gambar 6.5
yang memberikan persamaan (5) seperti berikut.
𝜀 = −𝑙𝐵𝑣
Kalikan kedua ruas dengan ∆t, kita peroleh hubungan beriku.
𝜀∆t = −𝑙𝐵𝑣∆t … … . . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (∗)
Sudah diketahui bahwa ggl induksi ε disebabkan oleh perubahan fluks
magnetik ∆Փ. Oleh karena itu, persamaan (*) kita ubah sehingga perubahan fluks
magnetik terdapat dalam persamaan tersebut. Perhatikan, loop kita gerakan ke kiri
dengan laju v. Dalam selang waktu ∆t, loop telah menempu jarak x = v∆t (gambar
6.12). Perubahan luas bidang loop yang melingkupi medan magnetik adalah sebagai
berikut.
∆𝐴 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑃′ 𝑄 ′ 𝑄 = 𝑃𝑄 𝑥 𝑃𝑃′
Nilai PQ = l dan PP’ = x sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut.
∆𝐴 = 𝑙𝑥 = 𝑙𝑣∆𝑡
Dari persamaan (1), perubahan fluks magnetik selama loop digerakkan
adalah sebagai berikut.
∆Փ = 𝐵∆𝐴
∆Փ = 𝐵𝑙𝑣∆𝑡
Substitusikan nilai ∆Փ ini ke dalam persamaan (*) sehingga diperoleh persamaan
berikut (Kanginan, 2013, p. 238).
𝜀∆t = −𝑙𝐵𝑣∆𝑡
𝜀∆t = −∆Փ
∆Փ
𝜀=− … … . . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (7)
∆t
Jika kita mengubah fluks magnet yang melalui kumparan dengan N lilitan, ggl
induksi muncul dalam setiap lilitan dan total ggl induksi dalam kumparan adalah
jumlah dari masing-masing ggl induksi individu. Jika kumparan dililitkan secara
rapat (dikemas secara rapat), sehingga fluks magnet Փ yang melalui sama lilitan,
total ggl yang diinduksikan dalam kumparan (Halliday, Resnick, & Walker, 2010,
p. 259). Jika banyak lilitan kumparan = N, GGL induksi pada ujung-ujung
kumparan diberikan oleh persamaan berikut.
∆Փ Փ2 − Փ1
𝜀 = −𝑁 = 𝜀 = −𝑁 … … . . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (8)
∆𝑡 ∆𝑡
Dengan Փ1 dan Փ2 berturut-turut adalah fluks magnetic pada keadaan awal dan
akhir.
Jika perubahan fluks magnetic terjadi dalam selang waktu singkat (∆t → 0),
GGL induksi pada ujung-ujung kumparan diberikan oleh persamaan berikut.
∆Փ
𝜀 = −𝑁 lim
∆𝑡→0 ∆𝑡

𝑑Փ
𝜀 = −𝑁 … … . . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (9)
𝑑𝑡
Persamaan (8) atau (9) diturunkan pertama kali oleh Michael Faraday
sehingga persamaan-persamaan ini dikenal sebagai persamaan Faraday atau hukum
Faraday, yang berbunyi “GGL induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu
penghantar atau kumparan adalah sebanding dengan laju perubahan fluks magnetic
yang dilingkupi oleh loop penghantar atau kumparan tersebut”.
Tanda negative pada persamaan Faraday (persamaan (8) dan persamaan (9))
berasal dari hukum Lenz yang merupakan konsekuensi dari hukum kekekalan
energi. Laju perubahan fluks magnetic dapat disebabkan oleh salah satu perubahan
berikut.
1) Perubahan luas bidang kumparan A (B dan 𝛳 tetap)
2) Perubahan besar induksi magnetik B (A dan 𝛳 tetap)
3) Perubahan sudut 𝛳 antara arah B dengan arah normal bidang (Kanginan,
2013, p. 239).

Vous aimerez peut-être aussi