Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi


klinis dari kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah
satu akibat dari kejadian atau trauma kasus tersebut ialah seseorang akan
mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera di tangani, karena jika
dibiarkan begitu saja akan mengganggu system lain yang ada di tubuh dan juga
sangan merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat.
Terkadang dengan klien vertigo itu sulit untuk membuka mata karena rasa pusing
seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau
gangguan orientasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami angkat untuk makalah ini yaitu :

1. Apa definisi vertigo ?


2. Apa saja jenis vertigo ?
3. Apa penyebab vertigo ?
4. Apa tanda dan gejala vertigo ?
5. Bagaimana patofisiologi vertigo ?
6. Apa pemeriksaan penunjang pada vertigo ?
7. Apa penatalaksanaan pada vertigo ?
8. Apa saja komplikasi dari vertigo ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada vertigo ?
10. Bagaimana EBP vertigo ?

1
C. Tujuan

Tujuan Umum : Untuk mengetahui asuhan keperawatan vertigo

Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui definisi vertigo


2. Untuk mengetahui jenis-jenis vertigo
3. Untuk mengetahui penyebab vertigo
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala vertigo
5. Untuk mengetahui patofisiologi vertigo
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada vertigo
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada vertigo
8. Untuk mengetahui komplikasi pada vertigo
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada vertigo
10. Untuk mengetahui EBP vertigo

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau


seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung
hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari.
Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali. (Israr, 2008).

Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan
gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan
sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya,
asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati
(CDK, 2009)

B. JENIS-JENIS

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular


yang mengalami kerusakan, yaitu

1. Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang
disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan
dengan vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign
parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman
pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali
menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada
sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam
pendengaran).
2. Vertigo Sentral

3
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang
senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk
menjaga keseimbangan. Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang
tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan,
yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).

C. ETIOLOGI

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ


keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf
yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh
kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan
otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan
kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba.
Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)

1. Keadaan lingkungan
 Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
 Alkohol
 Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
 Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
 Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
 Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
 Herpes zoster
 Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
 Peradangan saraf vestibuler
 Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
 Sklerosis multiple
 Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya
 Tumor otak
 Tumor yang menekan saraf vestibularis.

4
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia,
paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien
mengeluh lemah, gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi
dan pronasi tanyanye secara berturut-turut (dysdiadochokinesia),
gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari
pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan
dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada pasien
dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara
normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup
insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral
(batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo
adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.
2. Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional
berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala
misalnya berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil
barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik
kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah
trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular
prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati
berulang. Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman
pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia penderita
biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan
dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem
yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak
tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk
garis lurus kedepan. Sedangkan
pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa
terdapat penurunan fungsi vertibular perifer.

5
Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat
kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi.
Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak
kambuh lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan
cacat pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita
mengalami disekuilibrium (gangguan keseimbangan) namun bukan
vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami
gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus
memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi
penyakit meniere.
c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai
pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang
menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari
sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun
tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu
kemungkinannya disebabkan oleh virus.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi lebih
basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga
yang terkena penyakit ini akan mereda secara gradual dalam waktu
beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan
penyembuhan total pada beberapa penyakit namun pada sebagian
besar penderita didapatkan gangguan vertibular berbagai tingkatan.
Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna.
Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus
ditelusuri kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat
sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi visual yaitu mata
memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat
berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus
perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan
kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan
system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma

NO VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL

6
(VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)

1 Pandangan gelap Penglihatan ganda


2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang dan Suara
11 Berkeringat

E. PATOFISIOLOGI

Dalam kondisi fisiologi / normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propio
septik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar
akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul
beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction)
dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/tidak fisiologis dari fungsi alat
keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak
berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala
dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi
tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.

Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere,
parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga
tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi

7
karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis media). Selain dari segi otologi,
vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti gangguan visus, multiple
sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik lainnya. Selain saraf ke
VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan
VI yang menyebabkan terganggunya penglihatan sehingga mata menjadi kabur
dan menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam
mempertahankan keseimbangan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang
romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak
50 langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak
lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat

8
3. Salah Tunjuk (post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi
(sampai fertikal) kemudian kembali ke semula
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai
kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala
ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan
pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual,
vestibular dan somatosensorik.

G. PENATALAKSANAAN
1. Vertigo posisional Benigna (VPB)
 Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi
pada sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi
hari dan merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita
duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada
posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah
vertigo mereda ia kembali keposisi duduk/semula. Gerakan ini
diulang kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya
sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi
respon vertigo.
 Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau
fenergen dapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu
melakukan latihan atau jika muncul eksaserbasi atau serangan akut.
Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada
penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya
sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak
berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi
perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian
anti biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis
vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga
yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual
pada suatu tempat atau benda.

9
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere.
Tujuan dari terapi medik yang diberi adalah:
 Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat
dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan
anti vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak
membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat
penderita tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
 Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh
menjadi lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa
ahli ada yang menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic.
Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan efek
tambahan yang baik.
 Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat
diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi
infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan
pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat
supresan vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan
mobilisasi. Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita
ini latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri
tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh
dikurangi.
5. Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi
karena terdapat ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual
yang diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
 TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala
klinisnya pulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam
 RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan
sempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau
penanganan yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan
jika kambuh bisa meninggalkan cacat.

Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:

10
Tujuannya:

1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium


untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun
2. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
Contoh latihan:
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup
2. Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak
miring)
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan
mata tertutup
4. Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata
tertutup
5. Berjalan “tandem”
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga
menfiksasi pada objek yang diam
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati

11
H. KOMPLIKASI

12
1. Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan sistem
syaraf dalam telinga. salah seorang dokter menyampaikan bahwa ini
adalah masalah kronis yang sangat fatal yang mana akan menimbulkan
beberapa gejala seperti vertigo, telinga berdengung, gangguan
pendengaran dan bisa juga ada rasa tekanan dalam telinga.
2. Trauma Telinga dan Labirintitis
Trauma telinga atau labirintitis adalah masalah pendengaran berupa
tuli mendadak yang terjadi karena hal lain seperti ledakan atau suara yang
menggangu telinga dalam waktu yang lama misalnya saat anda dalam
perjalanan panjang. Hal ini juga bisa menimbulkan komplikasi vertigo bila
sampai menimbulkan gangguan pada syaraf telinga yang akhirnya akan
merasakan sensasi berputar pada pandangan mata.
3. Epidemic Atau Akibat Otitis Media Kronika
Adalah masalah serius yang terjadi karena ada peradangan pada
telinga bagian tengah. Masalah peradangan telinga ada 2 level mulai dari
akut sampai kronik. Yang jelas peradangan telinga bisa menimbulkan
komplikasi vertigo pada diri anda. Penyebabnya adalah bakteri yang
merusak telinga bagian dalam dan tengah seperti streptococcus pneumonia
dan ditambah haemophilus influenzae serta moraxella cattarhalis. Insya
Allah anda bisa hubungi saya untuk pemesanan black cummin untuk
mengatasinya.
4. Penyakit Saraf Akustikus Serebelum Atau Sistem Kardiovaskuler.
Penyebab komplikasi vertigo terakhir masih berhubungan dengan
syaraf. Penyakit syaraf akustikus serebelum dan sistem kordiovaskuler
jarang terjadi namun perlu anda lakukan pencegahan berupa menghindari
suara keras, musik rock dan hindari sesuatu yang merusak telinga. Sering
periksa ke dokter bila perlu.

I. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada
pasien vertigotanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap
terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo.

13
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan
penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal
antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain
atau riwayat penyakit lain baik
e. Aktivitas / Istirahat
 Letih, lemah, malaise
 Keterbatasan gerak
 Ketegangan mata, kesulitan membaca
 Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
 Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas
(kerja) atau karena perubahan cuaca.
f. Sirkulasi
 Riwayat hypertensi
 Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
 Pucat, wajah tampak kemerahan.
g. Integritas Ego
 Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan
depresi
 Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
 Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
h. Makanan dan cairan
 Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat,
bawang,keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak,
jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
 Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
 Penurunan berat badan

14
i. Neurosensoris
 Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
 Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
 Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
 Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras,
epitaksis.
 Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
 Perubahan pada pola bicara/pola pikir
 Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
 Penurunan refleks tendon dalam
 Papiledema.
j. Nyeri/ kenyamanan
 Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal
migrain,ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma,
sinusitis.
 Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
 Fokus menyempit
 Fokus pada diri sendiri
 Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
 Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
k. Keamanan
 Riwayat alergi atau reaksi alergi
 Demam (sakit kepala)
 Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
 Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)
l. Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit.
m. Penyuluhan / pembelajaran
 Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

15
 Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsioral /
hormone, menopause.
n. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
 Pemeriksaan Persistem
 Sistem persepsi sensori. Adakah rasa tidak stabil, disrientasi,
osilopsiayaitu suatu ilusi bahwa benda yang diam tampak
bergerak maju mundur.
 Sistem Persarafan. Adakah nistagmus berdasarkan beberapa
pemeriksaan baik manual maupun dengan alat.
 Sistem Pernafasan. Adakah gangguan pernafasan.
 Sistem Kardiovaskuler. Adakah terjadi gangguan jantung.
 Sistem Gastrointestinal. Adakah Nausea dan muntah
 Sistem integument
 Sistem Reproduksi
 Sistem Perkemihan
o. Pola Fungsi Kesehatan
 Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman
pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
 Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya
vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.
 Pola nutrisi metabolism
Adakah nausea dan muntah
 Pola eliminasi
 Pola tidur dan istirahat
 Pola Kognitif dan perseptua
 Adakah disorientasi dan asilopsia
 Persepsi diri atau konsep diri

16
 Pola toleransi dan koping stress
 Pola sexual reproduksi
 Pola hubungan dan peran
 Pola nilai dan kenyakinan

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko cedera b.d kerusakan keseimbangan (N. VIII)
2. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak adekuatnya
input makanan

III. INTERVENSI KEPERWATAN


 DX 1 : Resiko cedera b.d kerusakan keseimbangan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x24 jam
masalah risiko cedera dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
a. Klien dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya
b. Klien dapat mengantisipasi resiko terjadinya cedera
Intervensi:

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat energi yang 1. Energi yang besar dapat


dimiliki klien memberikan keseimbangan pada
2. Berikan terapi ringan untuk tubuh saat istirahat
mempertahankan 2. Salah satu terapi ringan adalah
kesimbangan menggerakan bola mata, jika
3. Ajarkan penggunaan alat-alat sudah terbiasa dilakukan, pusing
alternatif dan atau alat-alat akan berkurang.
bantu untuk aktivitas klien. 3. Mengantisipasi dan
4. Berikan pengobatan nyeri meminimalkan resiko jatuh.
(pusing) sebelum aktivitas 4. Nyeri yang berkurang dapat
meminimalisasi terjadinya cedera.

 DX 2 : Intoleransi aktivitas b.d tirah baring


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x24 jam
masalah intoleransi aktivitas dapat teratasi.

17
Kriteria Hasil :
a. Meyadari keterbatasan energy
b. Klien dapat termotivasi dalam melakukan aktivitas
c. Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
d. Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas
Intervensi:

Intervensi Rasional

1. Kaji respon emosi, sosial, 1. Respon emosi, sosial, dan spiritual


dan spiritual terhadap mempengaruhi kehendak klien
aktivitas dalam melakukan aktivitas
2. Berikan motivasi pada klien 2. Klien dapat bersemangat untuk
untuk melakukan aktivitas melakukan aktivitas
3. Ajarkan tentang pengaturan 3. Energi yang tidak stabil dapat
aktivitas dan teknik menghambat dalam melakukan
manajemen waktu untuk aktivitas, sehingga perlu dilakukan
mencegah kelelahan. manajemen waktu
4. Kolaborasi dengan ahli terapi 4. Terapi okupasi dapat menentukan
okupasi tindakan alternatif dalam
melakukan aktivitas.

 DX 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak


adekuatnya input makanan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x24 jam
masalah perubahan nutrisi dapat sedikit teratasi.
Kriteria Hasil :
a. Klien tidak merasa mual muntah
b. Nafsu makan meningkat
c. BB stabil atau bertahan
Intervensi:

Intervensi Rasional

1. Kaji kebiasaan makan yang 1. Kebiasaan makan yang disukai


disukai klien dapat meningkatkan nafsu makan
2. Pantau input dan output pada 2. Untuk memantau status nutrisi
klien pada klien
3. Ajarkan untuk makan sedikit 3. Mempertahankan status nutisi
tapi sering pada klien agar dapat meningkat

18
4. Kolaborasi dengan ahli gizi atau stabil.
4. Ahli gizi dapat menentukan
makanan yang tepat untuk
meningkatkan kebutuhan nutrisi
pada klien.

J. Evidence Based Practice Vertigo


Cara mencegah vertigo :
1. Memiliki pola hidup yang sehat
2. Menghindari kondisi anemia
3. Menghindari konsumsi minuman beralkohol
4. Mengelola stress dengan baik
5. Memposisikan kepela yang lebih tinggi saat tidur
6. Menghindari posisi secara mendadak
7. Menjaga kesehatan jantung
8. Menjaga kesehatan telinga
9. Menghindari konsumsi obat-obatan kimia berlebihan
10. Menghindari cedera pada bagian kepala
11. Menghindari cedera pada bagian tulang belakang
12. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi baik
Pertolongan pertama vertigo pada diri sendiri :

1. Bila vertigo kambuh di saat anda sedang duduk atau merebahkan tubuh,
usahakan untuk tidak segera bangkit dari posisi anda. Lakukan
penenangan saraf dengan menarik nafas dalam-dalam agar peredaran
darah kembali lancar. Tahan nafas selama kurang lebih 3 detik, sebelum
kemudian dilepaskan secara perlahan-lahan. Posisikan kepala anda
senyaman mungkin, dan usahakan tidak melakukan pergerakan yang
berlebihan, seperti bergeleng misalnya. Lakukan hal tersebut antara 5-6
kali pernafasan dalam hingga anda merasa sudah lebih baik.
2. Pertolongan pertama vertigo apabila vertigo kambuh di saat anda sedang
berjalan atau berdiri, terutama di tempat-tempat umum, jangan sungkan
untuk berhenti sejenak sambil segera menundukan kepala, atau bahkan
berjongkok. Sandarkan kepala anda di bangku atau setidaknya di dinding
terdekat, dan segera melakukan relaksasi seperti tips no. 1
3. Bila vertigo kambuh anda sedang berkendara, usahakan untuk segera
menepikan diri di pinggir jalan, dan beristirahat sejenak untuk melakukan
penanganan vertigo seperti tips no. 1 apabila sudah sedikit mereda,

19
jangan segera melanjutkan perjalanan, tapi usahakan untuk beristirahat
minimal 20-30 menit sebelum kembali berkemudi.

Berdasarkan jurnal Melly Setiawati dan Susianti (2016), yang berjudul


“Diagnosis dan Tatalaksana Vertigo”, dapat disimpulkan tatalaksana vertigo
terbagi dalam non farmakologi, farmakologi dan operasi. Tatalaksana non
farmakologi terdapat 5 jenis maneuver yang dapat dilakukan sendiri di rumah.
Manuver-manuver tersebut diantaranya maneuver Epley, maneuver Semont,
maneuver Lempert, Forced Prolonged Position, dan Brandt-Daroff exercise.

Berdasarkan jurnal Andika Herlina, dkk (2017), yang berjudul “Efektifitas


Latihan Brandt Daroff Terhadap Kejadian Vertigo Pada Subjek Penderita
Vertigo”, dapat disimpulkan latihan Brandt Daroff yang dilakukan berulang dan
teratur memberi pengaruh dalam proses adaptasi pada tingkat integrasi sensorik.
Integrasi sensorik. Gerakan latihan Brandt Daroff mendispersikan gumpalan otolit
menjadi partikel yang kecil sehingga menurunkan keluhan vertigo dan kejadian
nistagmus.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

20
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa disebabkan karena
adanya gangguan fungsi, atau bisa juga akibat kerusakan alat keseimbangan
tersebut, gangguan fungsi saraf dalam telinga dalam, saraf keseimbangan, bahkan
gangguan pada pusat keseimbangan di susunan saraf pusat (otak) kecil di bagian
belakang. Gejala vertigo bisa hilang sendiri. Tapi beberapa orang bisa mengalami
kondisi yang parah. Jadi perawatan untuk vertigo tetap dibutuhkan.

B. SARAN
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat baik untuk penulis maupun untuk pembaca.

21

Vous aimerez peut-être aussi