Vous êtes sur la page 1sur 6

AKUNTANSI KEPRILAKUAN EKA450 C2

RMK SAP 2

OLEH

KELOMPOK 4

Ni Wayan Sudiarti (1607531044) / 9


Nyimas Shafira Ramadhanty (1607531075) / 15
Putu Mas Diarsi Untari (1607531076) / 16
Dewa Ayu Sri Adnya Dewi (1607531075) / 25

Disampaikan kepada:

Luh Gede Krisna Dewi, S.E.,M.Si.,Ak.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
1. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi
Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa
tujuan akhir jasa akuntansi organisasi bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas
dari pelaksanaan segala prosedur akuntansi, tetapi juga bergantung pada bagaimana perilaku
orang-orang di dalam perusahaan, baik sebagai pemakai maupun pelaksana, dipengaruhi oleh
informasi yang dihasilkannya.
1) Akuntansi adalah Tentang Manusia
Harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan pada berbagai
kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan terkadang sampai menyebabkan
penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi menjadi meragukan. Dengan
menganalisis secara sistematis hubungan antara sistem akuntansi, bentuk
pengendalian, sikap manusia dalam pengambilan keputusan, serta tingkatan sosial dan
perilaku, akuntan dapat memusatkan perhatiannya keluar. Dengan demikian, hal
tersebut tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan pertentangan dari banyaknya
permasalahan akuntansi, serta tidak menyebabkan potensi organisasi dan akuntansi
sosial itu sendiri diragukan.
2) Akuntansi adalah Tindakan
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan
guna mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, keselarasan tujuan (good congruence)
antara individu dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara
individu dan organisasi. Keselarasan tersebut dapat diwujudkan dengan lebih baik
ketika individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam
anggaran. Lewat akuntansi, berbagai realisasi dalam anggaran dapat diwujudkan dan
informasi yang dihasilkannya terus berdampak pada pola tindakan individu yang ada
dalam organisasi tersebut.
3) Akuntansi Tentang Ekonomi dan Politik (Political Economy Of Accounting-
PEA)
Cooper dan Sherer (1994) mengatakan bahwa studi akuntansi harus mengenali
kekuatan yang ada dalam masyarakat sehingga dampak pelaporan akuntansi atas
disribusi pendapatan, kekayaan, dan kekuasaan di masyarakat harus menjadi fokus
penyelidikan. Sementara, Hoogvelt dan Tinker (1978) melakukan penelitian yang
mengawali pemikiran tentang Political Economy of Accounting (PEA) menemukan
bahwa kinerja keuangan perusahaan multinasional itu pada setiap periodisasi di
Afrika yang notabene sebuah Negara miskin sangat dipengaruhi oleh pengaturan
politik dan aturan lain negara tersebut. Penelitian tentang PEA juga dilakukan
Muhamad Yamin Noch, (2013) dengan mengambil topic analisis Political Economy
of Accounting atas Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua menyimpulkan: Pertama,
bahwa regulasi terkait DOK belum memadai untuk menyejahterakan rakyat Papua.
Kedua, potensi penerimaan dari SDA dan penerimaan/pendapatan DOK dipandang
masih bermasalah.
McLeod dan Harun (2009) meyakini kalau masyarakat sebagai stakeholder
memiliki keterbatasan untuk memahami informasi akuntansi. Melalui keterbatasan
tersebut elit berusaha memanfaatkan peluang untuk menciptakan laporan akuntansi
yang sulit untuk dipahami dan diakses oleh publik. Disisi lain ketidakpahaman public
justru menjadi konflik karena elit dianggap dengan sengaja menyembunyikan
informasi yang harus diketahui dan bahkan terjadi karena ketidakjelasan regulasi.

2. Dimensi Akuntansi Keperilakuan


Informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data keuangan,
melainkan juga data non-keuangan yang terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan kondisi ini, wajar jika akuntansi sebaiknya memasukkan dimensi keperilakuan
dari berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi.
1) Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga
bidang dasar sebagai berikut: (1) Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain,
kontruksi dan penggunaan sistem akuntansi; (2) Pengaruh sistem akuntansi terhadap
perilaku manusia; (3) Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah
perilaku manusia.
2) Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan
Akuntan keperilakuan akan mendukung strategi untuk mengubah keadaan
perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi organisasi yang diinginkan. Dalam
situasi ini, tugas akuntan keperilakuan adalah menyelidiki bagaimana perilaku orang
saat ini dan bagaimana mereka memandang pekerjaan, perusahaan, dan para rekan
kerja mereka. Selanjutnya, informasi keperilakuan tersebut dapat digunakan untuk
membuat penilaian sendiri tentang bagaimana kemungkinan orang akan berperilaku di
masa mendatang dan bagaimana pola perilaku ini akan mempengaruhi potensi relatif
laba masa mendatang suatu perusahaan. Untuk tujuan internal, akuntan keperilakuan
tidak hanya menyediakan informasi mengenai sikap karyawan kepada manajemen,
melainkan juga alasan mereka bersikap demikian dan rekomendasi untuk
memperbaiki perilaku yang menyimpang.

3. Akuntansi Keperilakuan: Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional


Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure), mengharuskan dicantumkannya
penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai pengganti dan penambah informasi yang
mendukung laporan terhadap data keuangan perusahaan, melainkan juga sebagai laporan
yang menjelaskan kritik terhadap kejadian non-keuangan. Para akuntan berkualitas akan
memperhitungkan gejala keperilakuan dalam melakukan penyelidikan karena mereka
mengetahui data keperilakuan yang sangat berarti untuk melengkapi data keuangan. Para
akuntan menjadi satu-satunya kelompok yang secara logis mampu mengikutsertakan
informasi keperilakuan ke dalam laporan keuangan binis yang ada.

4. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keprilakuan

Ruang lingkup riset di bidang akuntansi keprilakuan sangat luas, bukan hanya meliputi
bidang akuntansi manajemen, tetapi juga menyangkut bidang etika, audit, system informasi
akuntansi, bahkan akuntansi keuangan.

1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontinjensi

5. Lingkup dan Sasaran

Pada masa lalu akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendaapatan dan biayan
dan mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksikan masa
depan. Mereka mengabaikan dakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari
perilaku manusia dan kinerja masa lalu tersebut merupakan suatu faktor yang akan
mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian
secara penuh dari suatu organisasi. Para akuntan keprilakuan memusatkan perhatian mereka
pada hubungan antara perilaku dan sistem akuntansi. Mereka menyadari proses akuntansi
melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku
manusia dan akuntansi itu sendiri, serta dari faktor yang dapat memengaruhi perilaku, yang
pada gilirannya secara bersama-sama akan menentukan semua keberhasilan peristiwa
ekonomi. Akuntansi keprilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah
memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan.
Pengenalan hubungan timbal balik anatar alat akuntansi dan perilaku telah memunculkan
modifikasi atas definisi akuntansi konvensional. Definisi akuntansi terbaru dalan lingkaran
profesional akademis menyiratkan komunikasi dan pengukuran data ekonomi untuk berbagai
pengambilan keputusan serta sasaran hasil keperilakuan lainnya.
6. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keprilakuan dan Akuntansi Keprilakuan

Perbedaan Akuntan Keprilakuan Ilmu Keprilakuan


Area keahlian Keutamaan akuntansi: Keutamaan ilmu social: tidak
pengetahuan dasar dalam ada pengetahuan akuntansi
ilmu social
Kemampuan mendesain dan Bukan merupakan elemen Elemen kunci dalam
melaksanakan perencanaan utama dalam pelatihan pelatihan
proyek keprilakuan
Pengetahuan dan pemahaman Elemen kunci dalam Bukan elemen utama dalam
terhadap perkerjaan pelatihan pelatihan
organisasi bisnis secara
umum dan system akuntansi
secara khusus
Orientasi Professional Ilmiah
Pendekatan masalah Praktik Teoritis dan Praktik
Fungsi Melayani klien, menasihati Ilmu lanjutan dan pemecahan
manajemen masalah
Kepentingan dalam ilmu Terbatas terhadap akuntansi Terbatas terhadap disiplin
keprilakuan – terkait bidang yang luas dalam ilmu
keprilakuan

7. Pengaruh Organisasi terhadap Perilaku

Manusia berkerja dengan dibatasi oleh organisasi. Perilakunya dipengaruhi oleh banyak
faktor, termasuk ukuran organisasional dan struktur. Gaya kepemimpinan atau filosofi
manajemen, otoritas/ hubungan pertanggungjawaban, hubungan status, dan norma-norma
kelompok juga turut memengaruhi perilaku dan fungsi organisasi. Orang dalam organisasi
bertuka informasi di dalam kantor atau di luar kantor. Informasi tersebut mungkin saja akurat,
atau palsu. Berdasarkan informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang,
keputusan-keputusan diambil dan sikap dibentuk. Keputusan yang diambil berdasarkan
informasi yang sudah disimpangkan atau informasi palsu dapat mengarah padda terbentuknya
sikap perkerjaan dan sikap organisasi serta kepemimpinan yang tidak kondusif lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, A. I. (2010). Akuntansi Keprilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Vous aimerez peut-être aussi