Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Rangkaian kegiatan penelitian secara garis besar dapat dilihat pada diagram alir
(gambar 3.1)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Penelitian ini dilakukan pada sistem penyudutan sway burner di area boiler unit 1
PLTU Banten 3 Lontar. Sway Burner berfungsi sebagai pengarah laluan batubara
masuk untuk optimasi pembakaran di furnace.
Pada dasarnya metode pembakaran pada PLTU terbagi 3, yaitu pembakaran lapisan
tetap (fixed bed combustion), pembakaran batubara serbuk (pulverized coal
combustion /PCC), dan pembakaran lapisan mengambang (fluidized bed combustion /
FBC). Gambar 3 di bawah ini menampilkan jenis – jenis boiler yang digunakan untuk
masing – masing metode pembakaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Pada PCC, batubara diremuk dulu dengan menggunakan coal pulverizer (coal
mill) sampai berukuran 200 mesh (diameter 74μm), kemudian bersama – sama dengan
udara pembakaran disemprotkan ke boiler untuk dibakar. Pembakaran metode ini
sensitif terhadap kualitas batubara yang digunakan, terutama sifat ketergerusan
(grindability), sifat slagging, sifat fauling, dan kadar air (moisture content). Batubara
yang disukai untuk boiler PCC adalah yang memiliki sifat ketergerusan dengan HGI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
(Hardgrove Grindability Index) di atas 40 dan kadar air kurang dari 30%, serta rasio
bahan bakar (fuel ratio) kurang dari 2. Pembakaran dengan metode PCC ini akan
menghasilkan abu yang terdiri diri dari clinker ash sebanyak 15% dan sisanya
berupa fly ash.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Selain itu, sebagaimana terlihat pada gambar 6 di atas, bahan bakar tidak
semuanya dimasukkan ke zona pembakaran utama, tapi sebagian dimasukkan ke
bagian di sebelah atas burner utama. NOx yang dihasilkan dari pembakara utama
selanjutnya dibakar melalui 2 tingkat. Di zona reduksi yang merupakan pembakaran
tingkat pertama atau disebut pula pembakaran reduksi (reducing combustion),
kandungan Nitrogen dalam bahan bakar akan diubah menjadi N2. Selanjutnya,
dilakukan pembakaran tingkat kedua atau pembakaran oksidasi (oxidizing
combustion), berupa pembakaran sempurna di zona pembakaran sempurna. Dengan
tindakan ini, NOx dalam gas buang dapat ditekan hingga mencapai 150 – 200 ppm.
Sedangkan untuk desulfurisasi masih memerlukan peralatan tambahan yaitu alat
desulfurisasi gas buang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data dari laporan produksi mengenai
pengoperasian pembangkit dengan pola pembakaran boiler yang telah di
dokumentasikan dari data sehari-hari sesuai hasil pengamatan dan pencatatan secara
langsung oleh pihak operasi pada periode tertentu terkait jumlah penggunaan bahan
bakar batubara.
Data yang dikumpulkan akan digunakan dalam pengolahan data, data yang
dikumpulkan antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Data konsumsi batubara dinyatakan dalam bentuk ton/jam, dan untuk mengetahui
setiap nilai kalor maka pada divisi coal handling melakukan uji sampling nilai kalor
batubara menurut tempat penambangannya. Untuk mengetahui jumlah batubara yang
dipakai menggunakan penghitungan counter coalfeeder sebelum masuk ke pulverizer
(gambar 3.7) , sehingga setiap batubara yang masuk dapat diketahui.
Dengan pembacaan batubara yang masuk setiap burnernya serta tipe batubara
kita dapat menghitung nilai kalor batubara yang masuk dengan rumus:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Data panas diserap superheat adalah data air yang masuk kedalam boiler dengan nilai
tertentu setelah itu menghasilkan steam superheat sehingga sebelum masuk kedalam
boiler air umpan feed water memiliki enthalpy sebelum akhirnya keluar boiler sebagai
uap kering dengan enthalpy untuk memutar HP Turbin.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Dari data diatas maka enthalpy dapat diketahui menggunakan steam table.
Data panas diserap spray superheat adalah data dimana panas yang masuk kedalam
spray superheat yang bergabung dengan uap superheat dapat diketahui sehingga
batubara diserap spray ini termasuk energi yang harus diperhitungkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Dari data diatas maka enthalpy dapat diketahui menggunakan steam table.
Data panas yang diserap reheat adalah data panas yang masuk ke uap reheat karena
sebelumnya uap reheat telah memutar HP Turbin setelah itu dipanaskan kembali di
boiler untuk memutar IP Turbin maupun LP Turbin. Pada HP Turbin terdapat
extraction 1 dan extraction 2 yang berfungsi sebagai pemanas/Heater untuk
memanaskan air penambah/feed water sebelum masuk boiler.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Dari data diatas maka enthalpy dapat diketahui menggunakan steam table.
ṁ3 = ṁ1 + ṁ2 - ṁex1 - ṁex2
Qin = Qout
ṁFW (hout heater – hin heater) = ṁex (hin extraction – hout extraction)
maka
ṁex = ṁFW (hout heater – hin heater) / (hin extraction – hout extraction)
Dari rumus diatas maka diasumsikan tidak ada losses pada extraction yang
masuk ke heater karena losses sangat kecil. Losses kecil karena setiap tube-tube pada
pembangkit telah ditutup oleh isolasi sehingga panas yang keluar tube sangat kecil.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Data panas diserap spray reheat adalah data dimana panas yang masuk kedalam spray
reheat yang bergabung dengan uap reheat dapat diketahui sehingga batubara diserap
spray ini termasuk energy yang harus diperhitungkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Dari data diatas maka enthalpy dapat diketahui menggunakan steam table.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/