Vous êtes sur la page 1sur 6

PENGARUH KOMPRES HANGAT AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP

PENURUNAN SKALA NYERI PASIEN REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA


LANSIA DI PANTI KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR TAHUN 2016
Afdaleli*, Wiwit Fetrisia*, Nikmatullah Wahida*, Fauzi Ashra*
ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lanjut usia adalah rematik (osteoartritis).
Osteoartritis merupakan kelainan sendi progresif ditandai dengan rasa nyeri yang mengakibatkan penurunan
kualitas hidup lansia.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kompres hangat aromaterapi lavender
terhadap penurunan skala nyeri pasien rematik (osteoarthritis) pada lansia di Panti Sosial Kasih Sayang Ibu di
Batusangkar tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode
PreExperiment dengan pendekatan One Group Pretest Postest.Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah Total Sampling dengan sampel sebesar 21orang. Pengumpulan data dilakukan dengan alat ukur skala
nyeri Visual Analog Scale (VAS) lalu dicatat dalam lembaran observasi dan dianalisis menggunakan uji T-test
dua sampel dengan α = 0,05.
Hasil penelitian ini didapatkan skala nyeri responden rematik (osteoartritis) sebelum (Pretest) diberi
intervensi kompres hangat aromaterapi lavender memiliki rata-rata (Mean) skala nyeri 5,50 dan sesudah
(Posttest) diberi intervensi kompres hangat aromaterapi lavender memiliki rata-rata (Mean) skala nyeri 2,56.
Hasil uji statistik menggunakan paired t-test diperoleh p value= 0.000.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh kompres hangat aromaterapi lavender terhadap
penurunan skala nyeri pasien rematik (osteoartritis) pada lansia. Disarankan untuk diaplikasikan sebagai salah
satu tindakan manajemen nyeri untuk menerapkan dalam pengontrolan nyeri pada rematik (osteoartritis).

Kata Kunci: Kompres Hangat Aromaterapi Lavender, Lansia, Nyeri

INFLUENCE OF WARM LAVENDER AROMATHERAPY COMPRESSES AGAINST A


DECLINE IN THE SCALE OF PAIN PATIENTS ARTHRITIS (OSTEOARTHRITIS)
OF THE ELDERLY IN AN AFFECTIONATE MOTHER BATUSANGKAR 2016

Afdaleli *, Wiwit Fetrisia*, Nikmatullah Wahida*, Fauzi Ashra*

ABSTRACT
One of the health problems that often occur in elderly are arthritis (osteoarthritis). Osteoarthritis is a
disorder characterized by progressive joint pain which resulted in a decrease in the quality of life of the
elderly. This research aims to look at the influence of warm lavender aromatherapy compresses against a
decline in the scale of painpatients arthritis (osteoarthritis) of the elderly in Workhouses Compassion Mother in
Batusangkar 2015.
This research is the use of quantitative research methods Pr eExperiment with the approach
of One Group Pretest Postest. sampling Technique used is the Total Sampling with a sample of 21orang. Data
collection is done by measuring the Visual Analog pain scale Scale (VAS) and noted in the observation sheet
and analyzed using T-test test two samples with α = 0.05.
The results of this research obtained the respondent's pain scale rheumatism (osteoarthritis) before
(Pretest) was given a warm compress lavender aromatherapy interventions have an average (Mean) 5.50 pain
scale and after (Posttest) was given a warm compress lavender aromatherapy interventions have an average
(Mean) pain scale 2.56. The results of statistical tests using paired t-test obtained p value = 0000.
Conclusion of this research is the influence of warm lavender aromatherapy compresses against a
decline in the scale of pain patients arthritis (osteoarthritis) of the elderly. It is recommended to be applied as
one of action pain management to implement in controlling pain in arthritis (osteoarthritis).

Keywords: Warm Compress Aromatherapy Lavender, Elderly, Pain

*
Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 69


PENDAHULUAN Barat (12,7%) yang berada diurutan keenam sesudah
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, dimana Kalimantan Barat (13,3%). Pada survey pendahuluan yang
tercantum dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang peneliti di Panti Kasih Sayanh Ibu Batusangkar jumlah
kesehatan, yang dimaksud kesehatan adalah keadaan lansia 70 orang. Lansia yang mengalami rematik 21 orang
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial Osteoarthritis merupakan bentuk paling umum dari
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif radang sendi. Osteoarthritis disebut juga penyakit
secara sosial dan ekonomis. Pada pasal 3 disebutkan degeneratif karena biasanya menyerang orang berusia 60
bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk tahun keatas, tapi kadang-kadang juga dapat menyerang
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan orang muda (Davies, 2007). Osteoarthritis termasuk
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat penyakit gangguan homeostatis dari metabolisme
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang kartilago yang penyebabnya belum jelas
produktif secara sosial dan ekonomis (Komisi Nasional diketahui.Keluhan yang biasa dirasakan pasien OA
Lanjut Usia, 2010). berupa rasa nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau
Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan jika ada pembebanan pada sendi yang terkena.Pada
kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada derajat yang lebih berat nyeri dapat dirasakan terus
peningkatan usia harapan hidup (UHH) di Indonesia. menerus sehingga sangat mengganggu mobilitas
Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pasien.Di Indonesia diperkirakan 1 sampai 2 juta orang
pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan usia lanjut menderita cacat karena OA (Sudoyo, 2007).
persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), Metode penatalaksanaan nyeri yang
angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang nonfarmakologik merupakan unsur yang penting,
diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase khususnya menggunakan kompres hangat atau dingin dan
populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula perlindungan sendi dengan menggunakan alat seperti
dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi bidai pergelangan tangan atau tongkat penompang
peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia (Smeltzer, 2001).Menurut Potter (2005) kompres dingin
adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia dan kompres hangat dapat menghilangkan
adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun nyeri.Intervensi stimulasi subkutan merupakan metode
pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia noninvasif dalam mengatasi nyeri pada lansia.Berbagai
adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun modalitas pengobatan yang berbeda telah tersedia, seperti
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) agens suhu (aplikasi sensasi panas dan dingin),
(Kemenkes, 2013). transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan
Peningkatan usia harapan hidup pada lansia tidak masase (masase sederhana dan akupuntur).Semua
terlepas dari masalah kesehatan pada setiap individu, baik modalitas ini sangat efektif dalam mengatasi nyeri dan
secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. mudah dilakukan, tidak mahal, dan tidak menyebabkan
Angka kesakitan pada penyakit tidak menular, penyakit injuri jika digunakan dengan benar (Mass, 2011).
kardiovaskuler dan penyakit degeneratif lainnya Berdasarkan penelitian Mery Fanada tahun 2012
memperlihatkan kecenderungan yang semakin meningkat kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri pada lansia
(Price, 2005).Menurut data dan informasi kesehatan tahun yang mengalami nyeri rematik.Sedangkan penelitian Ana
2013 penyakit tidak menular pada lansia di antaranya Wisdanora tahun 2012 (dalam Fanada, 2012), dimana
hipertensi, stroke, diabete penurunan nyeri dengan menggunakan kompres dingin
s mellitus dan radang sendi atau rematik tidak berpengaruh.
(Kemenkes, 2013). Kompres merupakan salah satu upaya dalam
Penyakit gangguan sendi/rematik yang paling mengatasi kondisi fisik dengan cara memanipulasi suhu
banyak ditemukan pada golongan usia lanjut di Indonesia tubuh atau dengan memblokir efek rasa sakit (Jailani,
adalah osteoartritis (OA) (50-60%). Kedua adalah 2009). Pemberian kompres menggunakan aromaterapi
kelompok rematik luar sendi (gangguan pada komponen dapat membantu mengobati nyeri arthritis (Setyoadi,
penunjang sendi, peradangan, penggunaan berlebihan, dan 2011). Aromaterapi sudah dipakai sejak 500 tahun yang
sebagainya).Ketiga adalah asam urat (gout) sekitar 6- lalu, bangsa Mesir dan Cina untuk perawatan tubuh, dupa
7%.Sementara penyakit rematoid arthritis (RA) di pengharum ruangan maupun obat berbagai penyakit
Indonesia hanya 0,1% (1 diantara 1000-5000 orang) (Jaelani, 2009). Menurut Craig Hospital (2013) Kompres
(Nainggolan, 2009). yang berisi minyak esensial dapat digunakan untuk sakit
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) tulang dan nyeri, memar atau sakit kepala. Sedangkan
prevalensi penyakit sendi berdasar diagnosis nakes di Mehmet Oz MD, seorang profesor bedah di Universitas
Indonesia 11,9% dan berdasar diagnosis atau gejala Colombia mengatakan aromaterapi efektif untuk
24,7%. Prevalensi penyakit sendi tertinggi terjadi pada mengatasi nyeri karena dia bekerja secara langsung di
umur ≥75 tahun (33%), diiringi umur 65-74 tahun amygdale dan pusat emosi otak (Chappell, 2013).
(30,6%) dan 55-64 tahun (25,2%) . Prevalensi Aromaterapi merupakan terapi modalitas atau
berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Bali (19,3%), pengobatan alternatif menggunakan sari tumbuhan
diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua aromatik murni dimana sistem penyembuhan yang
(15,4%). Sedangkan jumlah penderita sendi di Sumatera melibatkan pemakaian minyak atsiri murni. Minyak yang

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 70


digunakan dalam terapi komplementer meliputi minyak Skala Nyeri Pasien Rematik (Osteoartritis) Sebelum
atsiri, bunga lavender, chamomile, jeruk yang dapat (Pretest) Diberi Intervensi Kompres Hangat
menimbulkan aroma sedatif, minyak ylang-ylang yang
Aromaterapi Lavender
memberikan efek menenangkan, serta minyak melati yang
memberikan efek relaksasi (Setyoadi, 2011).
Manfaat aromaterapi lavender untuk mengurangi Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Rata-
nyeri diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan Rata Skala Nyeri Rematik (Osteoartritis)
penelitian oleh Argi Virgona Bangun &Susi Nur’aeni Sebelum (Pretest) Diberi Intervensi
(2013) tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap Kompres Hangat Aromaterapi Lavender
intensitas nyeri pada pasien pasca operasi di rumah sakit
dustira Cimahi, pada penelitian diperoleh bahwa adanya Variabel Mean SD Min – Max 95% Cl
keefektifan dari aromaterapi lavender terhadap penurunan
Skala nyeri
skala nyeri karena berpengaruh secara langsung terhadap 5,50 1,033 4–7 4,95 - 6,05
Pretest
otak seperti obat analgesik dan mencium lavender maka
akan meningkatkan gelombang alfa didalam otak dan
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa hasil
membantu untuk merasa rileks.
analisa univariat variabel skala nyeri pasien rematik
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti merasa
(osteoartritis) sebelum (Pretest) diberi intervensi kompres
perlu melakukan penelitian mengenai pengobatan
hangat aromaterapi lavender memiliki rata-
komplementer atau alternatif yang efektif dalam
rata (Mean) skala nyeri 5,50, standar deviasi 1,033,
mengatasi nyeri rematik (osteoartritis) dan untuk
confidence interval 4,95 – 6,05 serta skala nyeri terendah
menghindari resiko komplikasi obat yang mempengaruhi
4 (sedang) dan skala nyeri tertinggi 7 (berat).
organ vital pada penderita rematik dengan melakukan
Menurut teori Potter (2010) nyeri rematik
penelitian tentang pengaruh kompres hangat aromaterapi
(osteoartritis) merupakan nyeri kronik, dimana nyeri yang
lavender terhadap penurunan skala nyeri pasien rematik
berlangsung lebih lama dari yang diharapkan, tidak selalu
(osteoartritis) pada lansia.
memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi, dan dapat
memicu penderitaan yang teramat sangat bagi seseorang.
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Tanda dan gejala umum osteoartritis yaitu kekakuan pada
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pagi hari dan setelah latihan, nyeri hebat selama
kuantitatif. Metode yang digunakan yaitu penelitian perubahan cuaca, pergerakan terbatas, nyeri tekan, serta
pra eksperimen (Pre Exsperimental designs) dengan abnormalitas gaya berjalan (Stockslager, 2007).
pendekatan One Group Pretest Postest, suatu Pada awalnya nyeri terjadi bersama gerakan,
penelitian untuk menyelidiki kemungkinan kemudian nyeri dapat juga terjadi pada saat istirahat.
Pemeriksaan menunjukkan adanya daerah nyeri tekan
hubungan sebab akibat dengan cara memberikan krepitus, berkurangnya rentang gerak, seringnya
satu perlakuan (intervensi) kompres hangat pembesaran tulang, dan tanda-tanda inflamasi pada saat-
aromaterapi lavender kepada satu kelompok saat tertentu. Peningkatan rasa nyeri diiringi oleh
eksperimental dan membandingkan hasil sebelum kehilangan fungsi secara progresif. Keseluruhan
diberikan perlakuan kompres hangat aromaterapi koordinasi dan postur tubuh mungkin terpengaruh sebagai
lavender dan sesudah diberikan perlakuan kompres hasil dari nyeri dan hilangnya mobilitas (Stanley, 2006).
Menurut Kowalak (2011) hilangnya mobilitas
hangat aromaterapi lavender. Pengukuran merupakan komplikasi dari osteoarthritis berupa rasa
dilakukan pada responden, sebelum dan sesudah nyeri (yang pada stadium lanjut dapat menimbulkan
perlakuan sehingga diperoleh dua hasil pengukuran. disabilitas). Sedangkan menurut Stanley (2006) nyeri
dilakukan di Panti Kasih Sayang Ibu memiliki dampak yang besar terhadap kualitas hidup
Batusangkar.Penelitian dilakukan pada bulan April – pasien lansia. Efek nyeri dapat menyebabkan penurunan
aktivitas, isolasi sosial, gangguan tidur, dan depresi. Hal
Juni 2016.
ini diperkuat oleh hasil penelitian Cici Chintyawati tahun
Populasi penelitian ini adalah semua lansia 2014, dimana semakin tinggi nyeri maka tingkat
yang mengalami rematik (osteoartitis) di Panti Kasih kemandirian lansia akan berkurang dalam melakukan
Sayang Ibu Batusangkar sebanyak 21 Orang. Jumlah aktivitas sehari-hari pada lansia.
Sampel Pada penelitian ini adalah 21 Orang diaman Menurut teori Potter (2010) nyeri dapat
seluruh populasi dijadikan subjek penelitian. dipengaruhi oleh usia, terutama pada dewasa akhir. Nyeri
bukanlah suatu hal yang tidak dapat dielakkan dari proses
penuaan. Nyeri memiliki potensial terhadap penurunan
HASIL DAN PEMBAHASAN mobilisasi, aktivitas harian, aktivitas sosial di luar rumah,
Analisa Univariat dan toleransi aktivitas (Potter, 2010). Selain itu menurut
Sudoyo (2007) prevalensi dan beratnya osteoartritis
semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini
diperkuat oleh penelitian Amalia Dwi Susanti tahun 2008

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 71


yang membuktikan adanya hubungan usia dan durasi melewati gerbang ketika gerbang dalam posisi terbuka
penyakit dengan derajat nyeri penderita osteoartritis. dan akan dihentikan ketika gerbang ditutup. Penutupan
Pada penelitian ini ditemukan semua responden gerbang merupakan dasar terhadap intervensi
mengeluh nyeri pada pagi hari, sesudah aktivitas, dan nonfarmakologis dalam penanganan nyeri (Potter, 2010).
nyeri tekan. Serta didapatkan 12 responden mengeluh Dalam penanganan nyeri rematik (osteoartritis)
susah berjalan yang merupakan dampak dari nyeri yang dapat dilakukan teknik farmakologi dan nonfarmakologi.
dirasakan terutama pada responden yang mengalami nyeri Banyak teknik nonfarmakologis yang dapat dilakukan
dengan skala 7. untuk menghilangkan nyeri ini berupa terapi modalitas
Responden yang dijadfikan dalam penelitian ini seperti agens suhu (aplikasi sensasi panas dan dingin),
berada pada rentang umur 70-80 tahun yang didapatkan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan
sebagian besar (62,5%) dengan golongan usia lanjut 70- masase (masase sederhana dan akupuntur) (Mass, 2011).
75 tahun (young old) dan sebanyak (37,5%) golongan usia Kompres merupakan salah satu upaya dalam
lanjut 75-80 tahun (old). Penelitian ini sebagian besar mengatasi kondisi fisik dengan cara memanipulasi suhu
responden rematik (osteoartritis) didominasi oleh tubuh atau dengan memblokir efek rasa sakit (Jailani,
perempuan sebanyak 9 responden (56,2%). Hal ini sesuai 2009). Hal ini sesuai dengan penelitian Mery Fanada
dengan teori Sudoyo (2007) faktor-faktor penyebab (2012) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
osteoartritis yang tak jelas, istilah faktor risiko adalah kompres hangat dalam menurunkan skala nyeri pada
lebih tepat. Salah satu faktor resiko berupa faktor jenis lansia yang mengalami nyeri rematik dengan hasil adanya
kelamin dimana secara keseluruhan, di bawah 45 tahun perbedaan skala nyeri yang signifikan antara sebelum
frekuensi OA kurang lebih sama pada laki-laki dan dikompres hangat dengan sesudah dikompres hangat.
wanita, tetapi diatas 50 tahun (setelah monopouse) Pemberian kompres menggunakan aromaterapi
frekuensi OA lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal dapat membantu mengobati nyeri arthritis khususnya
ini menunjukkan adanya peran hormonal pada minyak esensial lavender (Setyoadi, 2011). Minyak
patogenesis OA. esensial lavender bersifat anti inflamasi, antiseptik yang
Berdasarkan analisa peneliti, sebelum dilakukan kuat, antivirus, dan anti jamur yang dapat menurunkan
intervensi kompres hangat aromaterapi lavender terlihat emosional, sedatif, relaksasi dan mengurangi rasa sakit
bahwa skala nyeri klien berkisar antara 4 – 7 yang (Gaware, 2013).
merupakan nyeri sedang hingga berat. Hal ini disebabkan Mekanisme kerja aromaterapi di dalam tubuh
karena faktor usia yang lebih tua memiliki durasi penyakit berlangsung melalui dua sistem fisiologis yaitu sistem
yang lebih lama. sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Bila diminum atau
dioleskan pada permukaan kulit, minyak esensial akan
Skala Nyeri Pasien Rematik (Osteoartritis) Sesudah diserap tubuh melalui proses pencernaan dan penyerapan
(Postest) Diberi Intervensi Kompres Hangat kulit oleh pembuluh kapiler dan selanjutnya akan dibawa
oleh sistem sirkulasi, baik sirkulasi darah maupun
Aromaterapi Lavender
sirkulasi limfatik. Pembuluh kapiler mengantarkan
minyak esensial kesusunan saraf pusat, kemudian otak
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Rata- mengirimkan pesan (respons) ke organ tubuh yang
Rata Skala Nyeri Rematik (Osteoartritis) mengalami gangguan atau ketidakseimbangan.
Sesudah (Postest) Diberi Intervensi Bau merupakan suatu molekul yang mudah
Kompres Hangat Aromaterapi Lavender menguap ke udara dan akan masuk ke rongga hidung
melalui penghirupan sehingga akan direkam oleh otak
Variabel Mean SD Min - Max 95% CI sebagai proses penciuman. Proses penciuman terbagi
Skala nyeri dalam tiga tingkatan, dimulai dengan penerimaan molekul
2,56 1,711 0–6 1,65 - 3,47 bau pada epitelium olfaktorin yang merupakan suatu
Posttest
reseptor berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil tersebut akan ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat
analisa univariat variabel skala nyeri pasien rematik penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung.
(osteoartritis) sesudah (Posttest) diberi intervensi kompres Pada tempat ini, sel neuron menginterpretasikan bau
hangat aromaterapi lavender memiliki rata- tersebut dan mengantarnya ke sistem limbik. Selanjutnya
rata (Mean) skala nyeri 2,56 standar deviasi 1,711, pesan dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Melalui
confidence interval 1,65 – 3,47 serta skala nyeri terendah penghantar respons yang dilakukan oleh hipotalamus,
0 (tidak nyeri) dan skala nyeri tertinggi 6 (sedang). seluruh minyak esensial tersebut akan diantar oleh sistem
Penurunan skala nyeri postest dalam penelitian ini sirkulasi dan agen kimia kepada organ tubuh yang
sesuai dengan teori gate-kontrol Melzack dan Wall (1965) membutuhkan. Secara fisiologis, kandungan unsur-unsur
mengungkapkan bahwa nyeri memiliki komponen terapeutik dari bahan aromatik tersebut akan memperbaiki
emosional dan kognitif serta sensasi secara fisik. Mereka ketidakseimbangan yang terjadi dalam sistem tubuh. Bau
juga mengusulkan bahwa mekanisme “gerbang” yang yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah
berlokasi di sepanjang sistem saraf pusat dapat mengatur di otak yang disebut nukleus rafe untuk mengeluarkan
atau bahkan menghambat impuls-impuls nyeri. Teori sekresi serotonin yang menghantarkan kita untuk tidur.
tersebut mengatakan bahwa impuls-impuls nyeri akan Menurut Mehmet Oz MD, seorang profesor bedah di

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 72


Universitas Colombia mengatakan aromaterapi efektif Varia Mea
95% CI Stand t
untuk mengatasi nyeri karena bekerja secara langsung di SD Low Upp ar hitu df p
bel n
er er Error ng
amygdale dan pusat emosi otak (Chappell, 2013). Skala
Penelitian Kim MJ, Nam ES & Paik SI (2005) nyeri
2,93 0,92 2,44 3,43 12,6 0.
tentang “The effects of aromatherapy on pain, depression, pretest
8 9 3 2
0,232
52
15
00
and life satisfaction of arthritis patients” ini membuktikan -
postest
bahwa aromaterapi memiliki efek besar pada penurunan
rasa sakit dan depresi pasien arthritis salah satunya
aromaterapi lavender. Pengaruh kompres hangat Berdasarkan tabel 4 menunjukkan rata-
aromaterapi diteliti Teguh Wahju Sardjono, dkk (2011) rata (Mean) skala nyeri sebesar 2,938, standar deviasi
dengan hasil aromaterapi dengan kompres hangat lebih 0,929, dan confidence interval 2,443 - 3,432. Hasil uji
efektif dalam menurunkan intensitas nyeri dibandingkan statistik menggunakan paired t-test diperoleh p
dengan masase dan kompres hangat, serta yang hanya value= 0.000 (α = 0,05), yang berarti p lebih kecil dari α,
diberi kompres hangat saja. secara statistik adalah Ho ditolak atau Ha diterima dimana
Responden yang mendapatkan terapi kompres ada perbedaan rata-rata (Mean) yang bermakna skala
hangat aromaterapi lavender selama 7 hari, tidak ada nyeri pada sebelum dan sesudah diberikan intervensi
keluhan yang disampaikan dan semua responden kompres hangat aromaterapi lavender. Dengan kata lain
mengatakan suka dengan bau aromaterapi lavender karena ada pengaruh kompres hangat aromaterapi lavender
baunya menyenangkan dan menenangkan. Disamping itu pasien rematik (osteoartritis) pada lansia.
kompres hangat aromaterapi lavender memberikan Aromaterapi bekerja sebagai liniments dengan
sensasi hangat pada kulit yang membuat responden cara dikompreskan. Minyak tersebut bekerja dengan
merasa nyaman, dibuktikan dengan 13 responden tertidur memanaskan kulit dan otot kemudian mengurangi nyeri
selama pemberian terapi kompres hangat aromaterapi sendi. Otot yang dirangsang dengan kompres panas
lavender. minyak esensial lavender akan melemaskan sehinggga
Menurut teori Setyoadi (2011) bau aromaterapi stimulus menuju ujung saraf akan berkurang. Akibatnya,
yang khas dan menenangkan dapat mengurangi saraf akan sedikit menghantarkan implus nyeri ke saraf
kecemasan, ketegangan, serta menurunkan emosi klien. pusat (Setyoadi, 2011). Menurut Koesoemardiyah (2009)
Dengan demikian, intensitas nyeri dapat menurun. Hal ini pemberian kompres hangat dapat meningkatkan absorbsi
didukung penelitian Prima Dewi tahun 2013 tentang molekul minyak atsiri dalam kulit karena oklusi yang
aromaterapi sebagai media relaksasi, dengan hasil ada disebabkan oleh penutupan permukaan kulit yang akan
perbedaan intensitas nyeri antara sebelum dan sesudah mengurangi penguapan minyak atsiri sekaligus
diberikan aromaterapi lavender. Disimpulkan bahwa menghangatkan kulit sehingga meningkatkan penetrasi.
minyak esensial dari bunga lavender dapat memberikan Aromaterapi juga bekerja pada saraf penciuman
manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi (nervus olfaktorius) adalah satu-satunya saluran terbuka
tingkat kecemasan, dan mampu memperbaiki mood yang menuju otak. Melalui saraf ini, aroma akan mengalir
seseorang. kebagian otak sehingga mampu memicu memori
Berdasarkan analisa penelitian, setelah dilakukan terpendam dan memengaruhi tingkah laku emosional
intervensi kompres hangat aromaterapi lavender terlihat yang bersangkutan. Hal ini bisa terjadi karena aroma
bahwa skala nyeri pada umumnya mengalami penurunan. tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan kemudian
Penurunan skala nyeri pada responden ini dikarenakan bertugas menyeimbangkan kondisi emosional. Selain itu
mendapat intervensi berupa pemberian terapi kompres cara kerja aromaterapi amat spesifik dan berbeda dengan
hangat aromaterapi lavender yang masuk dalam sistem tipe stimulasi sensorik jenis lain. Seperti halnya setiap
limbik dalam tubuh sehingga dapat menghambat sensasi kenikmatan, bau atau aroma akan melepaskan zat
terjadinya nyeri. seperti endorphin yang digunakan untuk memerangi stress
(Setyoadi, 2011).
Manfaat dari aromaterapi lavender untuk
mengurangi nyeri diperkuat dengan adanya penelitian
Analisa Bivariat
yang dilakukan penelitian oleh Argi Virgona Bangun &
Susi Nur’aeni (2013) yang membuktikan pengaruh
Perbedaan Skala Nyeri Pasien Rematik aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri
(Osteoartritis) Sebelum (Pretest) dan Sesudah karena aromaterapi bermanfaat mengurangi ketegangan
(Postest) Diberi Intervensi Kompres Hangat otot yang akan mengurangi tingkat nyeri, relaksasi,
Aromaterapi Lavender kecemasan, mood, dan terjadinya peningkatan gelombang
alpha dan beta yang menunjukkan peningkatan relaksasi.
Penelitian Yuli Widya Astuti (2013) membuktikan
Tabel 4. Perbedaan Rata-Rata Skala Nyeri adanya pengaruh aromaterapi lavender terhadap nyeri dan
Responden Rematik (Osteoartritis) Sebelum kecemasan pada sebelum dan sesudah pemberian
(Pretest) dan Sesudah (Postest) Diberi Intervensi aromaterapi lavender karena menghirup aroma lavender
Kompres Hangat Aromaterapi Lavender membantu merasa rileks dan menciptakan keseimbangan
tubuh dan fikiran.

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 73


Pada hasil penelitian penurunan skala nyeri pada DAFTAR PUSTAKA
masing-masing responden setelah diberikan terapi Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
kompres hangat aromaterapi berbeda-beda. Setelah Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
diberikan terapi kompres hangat aromaterapi lavender Davies, K. (2007). Nyeri Tulangdan Otot. Jakarta:
didapatkan 1 responden tidak merasakan nyeri, 11 Erlangga
responden merasakan nyeri ringan (1-3), dan 4 responden Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode
merasakan nyeri sedang (4-6). Hal ini disebabkan enelitianKeperawatan dan Teknik Analisa
pemberian terapi kompres hangat aromaterapi lavender. Data. Jakarta: Salemba Medika
Berdasarkan analisa peneliti, terdapatnya ________. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
perbedaan rata-rata skala nyeri pada sebelum dan sesudah Jakarta: Salemba Medika
diberikan intervensi yang dikarenakan pada saat kompres Husatama, Iftia Putri. (2013). Pengaruh Pijat
hangat tubuh mengeluarkan senyawa endorphin yang Aromaterapi Terhadap Respon
merupakan pereda sakit alami tubuh dan melemaskan Adaptasi Nyeri Persalinan Pada Klien Inpartu
otot. Selain itu, endorphin juga dapat menciptakan Kala I di BPS Bunda Bukittinggi Tahun
perasaan nyaman dan enak. Oleh karena itu, aromaterapi 2073.Skripsi. Tidak dipublikasikan
ini lebih dapat bekerja maksimal jika dikombinasikan Jaelani.(2009). Aroma 7erapz'.Jakarta: Pustaka Populer
dengan kompres hangat. Obor
Koesoemardiyah.(2009). Aromaterapi Untuk Kesehatan,
KESIMPULAN DAN SARAN Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Andi
KESIMPULAN Kowalak, Jennifer P, dkk. (2011). Buku Ajar
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Patofisiologi. Jakarta: EGC
dapat diambil simpulan terdapat perubahan yang Kumar, Contran, & Robbins. (2007). Buku Ajar Patologi
bermakna pada tingkat skala nyeri pasien rematik (Brahm U. Pendit, Penerjemah). Jakarta: EGC
(osteoartritis) sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) Lukman & Ningsih, N. (2011). Asuhan Keperawatanpada
diberi kompres hangat aromaterapi lavender dan adanya Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskletal.
pengaruh kompres hangat aromaterapi lavender terhadap Jakarta : Salemba Medika Maharani,
penurunan skala nyeri pasien rematik (osteoartritis) pada Maryam,R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut
lansia dengan p= 0,00 (p < 0,05). Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Mass,
Meridaen L, dkk. (2011). Asuhan Keperawatan Geriatrik:
Diagnosis NANDA, Kriteria Hasil NOC &
SARAN Intervensi NIC (Renata Komala Sari,Ana
Berdasarkan dari kesimpulan penelitian, maka Lusyana,& Yuyun Yuningsih, Penerjemah).
dapat diberikan saran sebagai berikut: Jakarta : EGC
a. Bagi Peneliti Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Keperawatan
Peneliti yang akan datang lebih baik jika Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi Dalam
menggunakan rancangan dengan menggunakan Praktik. Jakarta: EGC
kelompok kontrol sehingga penurunan nyeri dapat Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Keperawatan Klien
lebih terlihat. Gangguan Sistem Muskuloskeletal. J akarta:
b. Bagi Institusi Pendidikan EGC Nainggolan,
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu serta Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian
wawasan yang lebih luas bagi para pendidik dan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
mahasiswa tentang penggunaan terapi kompres hangat Nursalam.(2009). Konsep dan Penerapan Metodologi
aromaterapi lavender, dan juga diharapkan hasil Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta:
penelitian ini dapat menjadi referensi untuk Salemba Medika
melengkapi penelitian yang sudah ada. Potter, perry A. (2005).Fundamental Keperawatan.
c. Bagi Lahan Penelitian Jakarta: EGC
Metode ini dapat digunakan untuk diaplikasikan ________. (2010). Fundamental Keperawatan (Diah Nur
sebagai salah satu tindakan manajemen nyeri untuk Fitriani, Onny Tampubolon, & Farah Diba,
menerapkan dalam pengontrolan nyeri pada rematik Penerjemah) Jakarta : Salemba Medika
(osteoartritis). Price, Sylvia A. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis
d. Bagi Masyarakat Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Klien dapat menambah wawasan mengenai bahwa Sastroasmoro & Ismael.(2010). Dasar - Dasar Metode
adanya teknik pengontrolan nyeri rematik Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
(osteoartritis) dengan cara kompres hangat Setyoadi, Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas
aromaterapi lavender untuk dapat mempermudah klien Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta
dalam mengontrol dan mengurangi nyeri. : Salemba Medika
Smeltzer.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner &Suddarth.isk&rXa : ECG

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.8 No 1 Januari 2017 74

Vous aimerez peut-être aussi